Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Genetic Relationship of Banana at Bandarlampung City Based on The Number of Chromosome and Genom Type Eti Ernawiati; Martha L. Lande
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v6i2.46

Abstract

A banana was rank 4th as food consumed by the world community after rice, wheat, and corn. Identification and characterization were important steps to explore the potential and important value of this plant. This study aims to obtain the kinship profile of banana germplasm in Bandarlampung City based on the number of chromosomes and their genome types. Characterization of banana accession is done by observing the morphological characteristics referring to 15 characters from Simmonds and Shepherd with the expected score of genomic determinants modified by Silayoi and Camchalow. The results of dendrogram analysis showed that on a scale of 20-23 obtained 2 groups of banana accessions. The first group consisted of 7 accessions of bananas, namely Kepok Kapas, Kepok Manado, Kepok Kuning, Rabig, Kepok Batu, Raja Sajen, and Pisang Batu. The second group consisted of 15 accessions, namely Kepok Abu, Horn, Thousand, Janten, Mas Kuning, Mas, Muli, Rejang, Ambon Lumut, Papan, Cavendish, Ambon Kuning, Morosebo, Rajah Sereh, and Raja Nangka. Whereas 4 accessions, namely Ambon Australia, Kepok Lebanon, Kidang and Raja Bakar, could not be analyzed for their kinship because the data collection of the banana generative phase had passed or had not yet entered the generative phase. Whereas 1 accession, namely Musa ornate, is believed to be included in the Rhodhoclamys section so that the genome type cannot be determined. Based on group analysis obtained 2 large groups at a scale distance of 20-23. At a smaller scale distance of 10 obtained a subgroup with a large number of members.
PEMANFAATAN ONGGOK SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF USAHA PETERNAKAN DAN PERIKANAN DI DESA TAMBAH DADI, KECAMATAN PURBOLINGGO, LAMPUNG TIMUR Mahfut - Mahfut; Tundjung Tripeni Handayani; Sri Wahyuningsih; Eti Ernawiati
JURNAL PengaMAS Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v3i2.1827

Abstract

Tambah Dadi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur dengan salah satu keunggulan pertanian tanaman ubi kayu. Dalam proses pengolahannya, keberadaan limbah onggok yang menumpuk dan menjadi masalah lingkungan belum dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat. Limbah tanaman ini sebenarnya sangat potensial sebagai pakan ternak alternatif dalam usaha peternakan dan pertanian, karena tersedia dalam jumlah yang besar dan murah. Keuntungan lain pemanfaatan onggok yaitu dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan menghemat devisa. Meskipun limbah, onggok memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga masih mencukupi kebutuhan gizi sebagai pakan alternatif. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “Pemanfaatan Onggok Sebagai Pakan Alternatif Usaha Peternakan dan Perikanan di Desa Tambah Dadi, Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur” ini perlu dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menghemat biaya produksi dan memperoleh tambahan penghasilan.
Efek Pemberian Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa superba L.) Pada Pembentukan Planlet Pisang (Musa paradisiaca L.) Kultivar Kepok Kunig Secara In Vitro Julaiha Wahyu; Eti Ernawiati; Tundjung Tripeni Handayani; Sri Wahyuningsih
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 3 No 4 (2021): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2021.3.4.4377

Abstract

The world community, including Indonesia much like bananas because it has a relatively low price and good nutritional content. Banana kepok is a type of banana favored by the public because it tastes good and sweet. However, the obstacle that is often faced in kepok bananas is the difficulty in providing quality banana seeds quickly. Therefore, alternative technology is needed through tissue culture techniques. The purpose of this study was to determine the effect of adding breech flower tuber extract in culture media on the formation of banana plantlets of yellow kepok cultivar and to obtain scientific information about the growth profile of yellow kepok plantlets due to the addition of breech flower tuber extract to culture media. This research was conducted at the MTC Laboratory, PT. Great Giant Pineapple PG 4 Labuhan Ratu, East Lampung from December 2019 - April 2020 using a Completely Randomized Design (CRD) with ten replications consisting of the addition of 10% breech flower tuber extract as the primary treatment, 0.1% pure colchicine as a positive control, and without addition as a negative control. The results showed that the addition of 10% breech flower tuber extract in the culture media caused the growth of yellow kepok banana plantlets to be slower than the addition of 0.1% colchicine. Then in the media, with the addition of 10% breech flower tuber extract, the number of shoots, shoot height, number of better root and leaf area than the media without expansion, but 0.1% colchicine still showed the best results.
Relative Water Content and Peroxidase Enzyme Activity Lampung Local Rice in the Germination Phase Induced by Polyethylene Glycol 6000 Ayu Sasqia Putri; Lili Chrisnawati; Rochmah Agustrina; Priyambodo Priyambodo; Eti Ernawiati
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 10 No 2 (2023)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2023.v10.i02.p04

Abstract

Pemanfaatan potensi padi lokal menjadi suatu upaya yang menjanjikan dalam pengembangan padi unggul tahan kekeringan. Salah satu padi lokal yang berasal dari Lampung adalah varietas Lumbung Sewu Cantik. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi respon fisiologi ketahanan kecambah padi lokal Lampung varietas Lumbung Sewu Cantik terhadap cekaman kekeringan yang diinduksi PEG 6000 melalui kadar air relatif dan aktivitas enzim peroksidase. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor 1 adalah varietas padi (INPAGO 8 (K+), IR 64 (K-), dan Lumbung Sewu Cantik). Faktor 2 adalah konsentrasi PEG 6000 (0% dan 20%). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis ragam dan analisis lanjut menggunakan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar air relatif kecambah padi, namun berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas enzim peroksidase kecambah padi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar air relatif (2%) pada kecambah padi varietas Lumbung Sewu Cantik setelah tercekam kekeringan, sedangkan kedua kontrol mengalami penurunan kadar air relatif. Kecambah padi varietas Lumbung Sewu Cantik juga mengalami peningkatan aktivitas enzim peroksidase yang paling besar (0,215 (U/mg)/menit) jika dibandingkan dengan kedua kontrol. Lebih lanjut hasil uji DMRT taraf 5%, menunjukkan bahwa aktivitas enzim peroksidase kecambah padi varietas Lumbung Sewu Cantik tidak berbeda nyata dengan K- tetapi berbeda nyata terhadap K+. Berdasarkan hasil uji kadar air relatif dan aktivitas enzim peroksidase dapat disimpulkan bahwa padi lokal Lampung varietas Lumbung Sewu Cantik menunjukkan sifat toleran kekeringan pada fase perkecambahan dan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi varietas padi unggul tahan kekeringan.
Effect Local Microorganisms Coconut Pulp in Increasing The Resistance of Red Chilli Plants To Fungus Colletotrichum acutatum J.H. Simmonds Asrul Rusadi, Raisa Rahmi Putri; Yulianty, Yulianty; Sri Wahyuningsih; Eti Ernawiati
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 2 (2024): April - Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i2.6803

Abstract

The fungus Colletotrichum acutatum which often attacks chili plants causes anthracnose disease. Farmers generally use fungicides to control this disease. Continuous use of synthetic fungicides will have negative impacts. Plant extracts as an alternative to natural fungicides can be an appropriate and environmentally friendly choice. One of them is the use of Local Microorganisms (MOL). This  research aims to determine the optimal concentration of coconut pulp MOL in increasing the resistance of red chilli plants to the fungus Colletotrichum acutatum that causes anthracnose disease. The study used a Totally Randomized Design (CRD) with 6 drugs, namely A (0 ml/water), B (5 ml/water), C (10 ml/water), D (15 ml/water), E (20 ml/water). ml/water), F (25 ml/water). There are four treatments each time. Information was broken down using ANOVA and continued with the Fair Genuine Contrast (BNJ) test at the 5% level (α = 5%). with a level of 5% (α = 5%). The results showed a significant effect on fungal colony diameter, germination period, plant height, plant incubation period, and disease severity. The best concentration of local coconut pulp microorganisms in inhibiting anthracnose disease was 25 ml/l water.
PENGARUH PEMBERIAN AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK TAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Nabila Ubaidah; Eti Ernawiati; Wawan Abdullah Setiawan; Suratman Suratman
Journal of People, Forest and Environment Vol. 3 No. 1 (2023): Mei
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jopfe.v3i1.5581

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas utama sayuran di Indonesia yang mempunyai banyak manfaat. Bawang merah termasuk ke dalam rempah kelompok yang dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga sebagai penyedap bumbu masakan dan bahan baku industri makanan serta bahan obat tradisional yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Meningkatnya permintaan bawang merah mendorong peningkatan produksi yang dalam prosesnya menggunakan pupuk kimia yang berdampak merusak lingkungan dalam masa panjang sehingga diperlukan alternatif pemupukan yang ramah lingkunan dengan hasil tanam yang juga lebih baik. Air cucian beras yang kebanyakan dibuang begitu saja masih memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan sebagai unsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga dapat dijadikan pupuk tambahan yang ramah lingkungan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan April hingga September 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Perlakuann volume air cucian beras yang terdiri dari empat taraf, yaitu; K0 = kontrol, K1 = 20 ml, K2 = 40 ml, K3 = 60 ml. Parameter meliputi pengamatan jumlah daun, jumlah umbi, berat umbi dan berat kering daun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Perlakuan volume 20 ml menghasilkan produksi rata-rata tertinggi dengan jumlah daun (25 helai), jumlah umbi (5 umbi), berat umbi (35,2 gram), dan berat kering daun (6,517 gram).Kata kunci: bawang merah, air cucian beras, pupuk tambahan