Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STATUS GIZI BALITA BGM BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI WILAYAH KERJA KECAMATAN SAWAH BESAR TAHUN 2018 Manggiasih Dwiayu Larasati
Jurnal JKFT Vol 4, No 1 (2019): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v4i1.2022

Abstract

Masalah tumbuh kembang balita di Bawah Garis Merah (BGM) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini perlu segera diatasi sebab balita tersebut merupakan sumber daya manusia yang akan menjadi aset utama dalam membangun bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik ibu dengan status gizi balita BGM. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu dan balita di Kecamatan Sawah Besar sedangkan sampel yang digunakan adalah balita BGM berjumlah 46 anak dengan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan paritas yang diukur dengan wawancara berdasarkan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Kartu Menuju Sehat (KMS), kohort dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai alat bantu pemantauan balita BGM. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman dengan derajat kepercayaan 5% (0.05). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara usia ibu (p value =0.016), pendidikan (p value =0.001) dan paritas (p value =0.048) terhadap status gizi balita BGM berdasarkan berat badan menurut usia (BB/U), tinggi badan menurut usia (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan(BB/TB).
Karakteristik Bayi Baru Lahir dari Ibu Terkonfirmasi COVID-19 Manggiasih Dwiayu Larasati; Titin Nurmaningsih
Jurnal Riset Hesti Medan Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34008/jurhesti.v6i1.233

Abstract

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is a pandemic that began in the city of Wuhan in December 2019 and spread rapidly globally and has not ended until now. The  COVID -19 infection is very deadly and no age is immune to the infection. Elderly people, pregnant women and newborns are the age group vulnerable to  COVID -19 infection. Studies conducted so far have not revealed anything about vertical transmission of  COVID -19 from mother to neonatus. The purpose of this study was to determine the characteristics of neonatus from mothers with confirmed  COVID -19. The research method uses a retrospective principle with a cross sectional approach, the number of samples is 59 newborns from mothers with confirmed  COVID -19. The results showed that there were only 4 babies (6.8%) who tested positive for mothers with confirmed  COVID -19. The characteristics of newborns from mothers with confirmed  COVID -19 are 31 neonatus (52.5%) are female, 46 neonatus (78%) have a normal weight between 2500-4000 grams, the majority of neonatus are born at a normal gestational age between 37-40 weeks, as many as 50 neonatus (84.7%) and most of them were born by cesarean section as many as 44 neonatus (74.6%). In general, newborns are able to adapt well, as indicated by the APGAR values in the first and fifth minutes including the normal category and no babies in the heavy category. However, almost all babies born to mothers with confirmed  COVID-19 were given formula milk, namely 58 neonatus (98.3%). Therefore, it is hoped that it can be taken into consideration for leaders at research sites and related to be able to facilitate exclusive breastfeeding for newborns from mothers with confirmed COVID-19 while still implementing health protocols and considering the clinical conditions of mothers and neonatus because until now there are no reports that prove that  COVID -19 can be transmitted through breastfeeding. The author also suggests that further research can be done to prove whether there is vertical transmission from mother to neonatus.
STUDI ANALISIS DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN 2019 STUDY ANALYSIS ON EARLY DETECTION OF PREGNANCY DANGER SIGNS IN THE PUSKESMAS SENEN REGENCY IN 2019 Manggiasih Dwiayu Larasati
JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Vol. 3 No. 2 (2020): JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR
Publisher : STIKes MERCUBAKTIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36984/jkm.v3i2.83

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dan masih dibawah dari target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Penyebab AKI dapat diturunkan dan dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang rutin dan berkualitas untuk mendeteksi dini adanya kelainan dan komplikasi. Selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan. Apabila ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan, ibu akan selalu waspada dan berhati-hati dengan cara selalu rutin memeriksakan kehamilannya. Tujuan penelitian untuk menganalisis tindakan deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan berdasarkan karakteristik responden yaitu usia, pendidikan dan pekerjaan. Selain itu, akan diamati juga dari faktor pengetahuan, sikap dan sumber informasi. Desain penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 42 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak melakukan deteksi dini tanda bahaya kehamilan paling banyak adalah usia ibu berisiko (< 20 tahun atau > 35 tahun), berpendidikan rendah (tamat SD, SMP), ibu hamil yang tidak bekerja, berpengetahuan kurang, bersikap negatif dan hanya mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Ada hubungan antara usia ibu (p 0,028 OR 4,267); pendidikan ibu (p 0,03 OR 5,939); pengetahuan (p 0,003 OR 4,413); dan sikap ibu hamil (p 0,012 OR 13,091) dengan tindakan deteksi dini tanda bahaya kehamilan. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still quite high and still below the achievement target of Sustainable Development Goals (SDGs). The causes of MMR can be reduced and prevented through the provision of qualified pregnancy routine upbringings to detect the early presence of abnormalities and complications. Besides, pregnant women also should be aware of the threat signs of pregnancy. If mothers know about these risk signs of pregnancy, mothers will always be on the alert and be cautious by doing regular checkups on their pregnancies. The purpose of the research was to analyse the actions of early detection on the danger signs of pregnancy based on the characteristics of respondents, such as age, education and work. Also, other factors of knowledge, attitude and sources of information were observed. The study design of an analytic observational used a cross-sectional approach, with a sample of 42 pregnant women. The results of the current study showed that the most respondents who did not perform early detection of danger signs of pregnancy were mothers at the risked age (< 20 years or > 35 years) and from low education (finished elementary and junior high school), pregnant women who are not working, mentally negative and less knowledgeable, and whose information only from health workers. The correlation of the age of mothers (p 0,028 OR 4,267), maternal education (p 0.03 OR 5,939), knowledge (p 0,003 OR 4,413), and attitude of pregnant women (p 0,012 OR 13,091) positively resulted in the early detection actions of pregnancy danger signs.
Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.
Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.
Differences in Gross Motor Development for Infants 6-12 Months Based on Exclusive Breastfeeding Manggiasih Dwiayu Larasati
Jurnal Kebidanan Vol 12, No 2 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jk.12.2.2023.125-136

Abstract

Gross motor and large muscle which are basic movement skills. The golden age of motor development is 6-12 months. The impact of basic motoric stages is not passed, namely not having basic motoric conceptions, the long-term effect will affect children's emotional and mental intelligence. One of the factors that influence the process of growth and development is offering breastfeeding exclusively. Breast milk contains taurine which functions as a neurotransmitter and the maturation process of brain cells.. This study aims to observe gross motoric development in infants 6-12 months between those who were exclusively breastfeeding and non-exclusively breast milk at the Sawah Besar Health Center in 2020. The method of this research is an analytic observational study with a cross-sectional approach. The study population was mothers and infants aged 6-12 months at the Sawah Besar Public Health Center in Jakarta. The number of samples was 39 respondents with purposive sampling technique. Data collection used KPSP, KMS and questioner. Statistical analysis using Chi Square test and Logistic Regression. The results of this study are maternal age (p = 0.015), maternal education (p = 0.023), exclusive breastfeeding (p = 0.001) and infant growth (p = 0.003) had an impact on gross motor development of infants aged 6-12 months. It indicates that exclusive breastfeeding is the main factor determining the gross motor development of infants aged 6-12 months. The difference in gross motor development of babies who are given exclusive breastfeeding will be 25,002 times earlier than babies who are non-exclusive breast milk.