Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.
Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.
The potential of short-chain fatty acids-producing probiotics as a treatment for liver disease: a systematic review Nur Azizah; Muhamad Rizqy Fadhillah; Nurul Gusti Khatimah; Rizky Clarinta Putri; Clara Riski Amanda; Fadilah, Fadilah; Oswari, Hanifah; Sjatha, Fithriyah
Indonesian Journal of Biomedicine and Clinical Sciences Vol 57 No 3 (2025)
Publisher : Published by Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/inajbcs.v57i3.20181

Abstract

Recent insights reveal that liver diseases influence not only hepatic function but also disrupt gut microbial balance through the gut–liver axis. The gut–liver axis establishes a bidirectional relationship between the intestines and the liver, allowing microbial by-products such as short-chain fatty acids (SCFAs) to influence liver function and health. Short-chain fatty acids are known to maintain intestinal epithelial integrity, reduce inflammation, and support liver function. Probiotic bacteria including Lactobacillus, Bifidobacterium, and Clostridium, are natural SCFA producers and may offer therapeutic potential for liver disease by targeting the gut-liver axis. This systematic review was conducted using the PRISMA 2020 methodology to identify and evaluate preclinical studies examining the impact of SCFA-producing probiotics on liver disease. We searched PubMed, Scopus, and Google Scholar from August to October 2023, using predefined inclusion criteria based on the PICO framework. The SYRCLE risk of bias tool was employed to evaluate potential biases. A total of 14 animal studies fulfilled the inclusion criteria and were incorporated into the final analysis. The included studies demonstrated that SCFA-producing probiotics improved liver function by reducing serum liver enzymes (ALT, AST), increasing tight junction proteins (occluding, ZO-1), modulating pro-inflammatory cytokines (IL-1β, IL-6, TNF-α,), and improving lipid metabolism. These outcomes were mediated by increases in SCFA levels and improved gut barrier integrity in models of NAFLD, ALD, NASH, and autoimmune hepatitis. These findings support the promising potential of SCFA-producing probiotics as adjunctive therapies for liver disease through modulation of the microbiota-gut-liver axis. Yet, continued research is needed to determine strain-specific efficacy, optimal dosage, long-term safety, and clinical applicability. Future research should also explore personalized probiotic strategies and the integration of probiotic therapy into standard liver disease management.