Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

World Rabies Day 2020: Kolaborasi Berkualitas dan Vaksinasi Tuntas untuk Kalimantan Barat Bebas Rabies Khariri Khariri; Sri Wahyuni
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2022): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v4i1.70

Abstract

Rabies is a zoonotic disease that has been known for a long time. This infection attacks the central nervous system with the main sign of progressive paralysis and ending in death. Transmission can occur when humans are bitten by animals infected with rabies. Some animals can transmit rabies, especially dogs and cats. In commemoration of World Rabies Day, the Food, Animal Husbandry and Animal Health Office of West Kalimantan Province provides free services in the form of rabies vaccination and dog and cat sterilization. This activity is not only aimed at providing rabies vaccination services for dogs and cats in the vicinity of Pontianak and Kubu Raya, but also at the same time educating pet owners about rabies. Data collection was carried out by observing and documenting activities. Data analysis was carried out in descriptions that describe the process of activities. This activity was carried out in the Hall of the Food, Animal Husbandry and Animal Health Service of West Kalimantan Province on September 26, 2020. Of the target 100 doses can only be given as many as 71 doses consisting of 54 doses for cats and 17 doses for dogs, while sterilization was successfully carried out on 15 individuals. Cats and 15 dogs. Vaccination, which is usually given to rabies-infected animals, is a very effective preventive measure. Through the sterilization program, it is hoped that it can reduce the overpopulation of dogs and dogs.
Bakteri patogen penyebab foodborne disease Fauzul Muna; Khariri Khariri
Prosiding Seminar Biologi Vol 6 No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID-19 (OKTOBER 2020)
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v6i1.15374

Abstract

Kasus foodborne diseases di dunia mencapai sampai 250 kasus yang berbeda dan didominasi oleh penyakit infeksi. Foodborne diseases merupakan penyakit yang biasanya bersifat infeksi atau racun yang diakibatkan oleh sumber infeksi yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dicerna. Makanan menjadi media penularan penyakit yang baik dalam menghantarkan mikroorganisme patogen sampai ke tempat kolonisasi di dalam tubuh. Foodborne diseases menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting dan mendapat perhatian serius di negara berkembang maupun negara maju. Tulisan ini merupakan studi literatur dengan mengumpulkan data dari hasil penelusuran berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, laporan penelitian maupun media online. Gejala foodborne diseases antara lain sakit pada saluran gastrointestinal, neurological, gynaecological, immunological dan gejala lain. Selain itu juga dapat mengakibatkan kegagalan berbagai organ, kanker sampai kematian. Foodborne diseases dibedakan menjadi yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi oleh bakteri, virus atau parasit dan penyakit karena intoksifikasi. Beberapa bakteri penyebab foodborne diseases antara lain Salmonella spp., Shigella spp., Shiga toxin-producing Eschericia coli (STEC), Listeria monocytogenes, Vibrio spp., Brucella spp., Clostridium spp., Campylobacter spp., Yersinia spp. dan lainnya. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar. Upaya pencegahan merupakan suatu langkah positif untuk menekan penularan penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
PENERAPAN TEKNIK LABRATORIUM SEDERHANA DENGAN PEWARNAAN GRAM UNTUK DETEKSI CEPAT INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE PADA WANITA PENJAJA SEKS (WPS) Khariri Khariri; Kambang Sariadji
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3444

Abstract

Latar belakang: Infeksi menular seksual (IMS) masih menjadi masalah kesehatan yang ditemukan di banyak negara dengan jumlah kasus yang terus meningkat cukup cepat dari waktu ke waktu. Gonore merupakan salah satu jenis IMS yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Infeksi ini dapat dengan mudah menular apabila terjadi kontak fisik terutama melalui hubungan seksual. Diagnosis gonore dapat dilakukan dari hasil anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.Infeksi gonore umumnya tidak bergejala sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk penegakkan diagnosis. Teknik laboratorium sederhana dapat dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk melihat adanya diplokokus Gram negatif intraseluler leukosit polimorfonuklear (PMN). Tujuan: Melakukan deteksi infeksi gonore pada wanita penjaja seks (WPS) dengan metode pewarnaan Gram. Metode: Gejala dan tanda klinis didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik kemudian dilanjutkan dengan pengambilan spesimen swab endoserviks. Specimen dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk melihat diplokokus Gram negatif intraseluler leukosit polimorfonuklear (PMN). Hasil: Dari pemeriksaan mikroskopis terhadap 880 spesimen yang dilakukan pewarnaan Gram ditemukan diplokokus Gram negatif intraseluler leukosit polimorfonuklear (PMN) sebesar 10,8%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, jumlah WPS yang terinfeksi gonore sebesar 10,8%.
Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.
Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan di Kelurahan Panjunan Kota Cirebon Khariri Khariri; Elly Yanah Arwanih; Amanah Amanah; Manggiasih Dwiayu Larasati; Ungke Antonjaya; Rebecca Noerjani Angka; Nining Handayani; Angelina Riadi Alim Saputro; Angelica Riadi Alim Saputro; Aurelia Demtari Tuah; Clara Riski Amanda; Mega Putri Utami; Shafilla Yunilma Andriany; Melva Louisa; Anom Bowo Laksono
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i1.4398

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan selalu menduduki 10 besar penyakit yang dilaporkan puskesmas di Indonesia. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat diharapkan dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan. Lingkungan rumah tangga merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS sehingga sosialisasi kepada masyarakat, terutama ibu rumah tangga terhadap pentingnya PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kelurahan Panjunan Kota Cirebon dipilih untuk kegiatan sosialisasi karena masalah kesehatan lingkungan yang cukup kompleks. Kelurahan panjunan mempunyai kasus penyakit berbasis lingkungan terutama diare, TB paru, dan DBD yang tinggi. Hal ini karena sebagian wilayahnya terdampak banjir rob. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengunggah kesadaran masyarakat terutama para ibu rumah tangga akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, pemutaran video, poster, booklet tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta praktik mencuci tangan yang baik. Peserta yang hadir dalam kegiatan sebagian besar merupakan ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Panjunan. Hasil penilaian pengetahuan peserta sebelum kegiatan sosialisasi adalah 39% berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 63% setelah sosialisasi. Dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari semoga hal ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan.