This Author published in this journals
All Journal Farmaka
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

REVIEW: UJI AKTIVITAS TUMBUHAN SEBAGAI ANTI-TUBERKULOSIS ESTHER APRILLIA; AMI TJITRARESMI
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3294.56 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17597

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan penyakit TB menggunakan antibiotik dapat menyebabkan resistensi atau dikenal dengan Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) sehingga diperlukan penemuan obat baru anti-tuberkulosis. Obat dari bahan alam dapat menjadi alternatif untuk pengobatan TB. Aktivitas tumbuhan sebagai anti-TB dapat diketahui dengan melihat nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration). Terdapat 15 tumbuhan yang dilaporkan memiliki aktivitas anti-TB yang diklasifikasikan berdasarkan nilai MIC, yaitu  8 tumbuhan sangat aktif, 4 tumbuhan aktif, dan 3 tumbuhan memiliki aktivitas sedang hingga rendah.
Aktivitas Repelen Kombinasi Minyak Atsiri Rimpang Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan Daun Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) terhadap Nyamuk Aedes aegypti FERRY FERDIANSYAH SOFIAN; DUDI RUNADI; AMI TJITRARESMI; ARWA ARWA; GUSTYAN PRATAMA; ANTI PEBRIANTI MENTARI; SRIWIDODO SRIWIDODO; ZELIKA MEGA RAMADHANIA
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.518 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9294

Abstract

Tingginya tingkat penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk, terutama pada daerah-daerah dengan endemik nyamuk yang tinggi, terdorong untuk melakukan pencegahan terbaik dalam penanggulangannya dengan cara pengendalian nyamuk dan menghindari gigitannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas repelen terhadap beberapa kombinasi komposisi minyak atsiri rimpang bengle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan minyak sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah. Penelitian dilakukan dengan mengamati nyamuk yang hinggap di tangan relawan yang sebelumnya telah diberi sediaan uji. Analisis statistik menunjukkan bahwa masing-masing kombinasi minyak atsiri dari bahan uji yaitu bengle 10%; bengle 7,5% + sereh wangi 2,5%; bengle 5% + sereh wangi 5%; bengle 2,5% + sereh wangi 7,5%; dan sereh wangi 10% memiliki daya repelen tetapi masih memiliki perbedaan daya repelensi yang signifikan terhedap DEET 15%. Masing-masing kombinasi bahan uji tersebut tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan sebagai repelen dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan hal tersebut, hasilnya dapat disimpulkan bahwa kelima kombinasi bahan uji tersebut tidak memberikan perbedaan pengaruh yang signifikan sebagai repelen. Hal ini berarti kelima kelompok kombinasi uji tersebut memiliki daya tolak yang sama terhadap nyamuk Aedes aegypti dan potensial untuk dikembangkan menjadi obat herbal penolak nyamuk untuk mencegah demam berdarah.
AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK KULIT BATANG MATOA (Pometia pinnata J.R. Forster & J.G. Forster) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR DENGAN METODE TOLERANSI SUKROSA Devi Rahmawati; Ellin Febrina; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.192 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.9060

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) karena tidak terdapatnya insulin dalam tubuh, terjadi penurunan sekresinya, dan/atau fungsi insulin tersebut terganggu. Matoa (Pometia pinnata J.R.Forster & J.G. Forster) merupakan tanaman yang telah dimanfaatkan oleh Bangsa Asia sebagai salah satu tanaman obat tradisional. Kulit batang matoa juga merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Tobelo dalam mengobati diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang matoa memiliki aktivitas dalam menghambat enzim α-glukosidase, yang berperan dalam memecah mono/disakarida menjadi glukosa. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas hipoglikemik dari ekstrak kulit batang matoa secara in vivo pada tikus putih jantan galur Wistar dengan metode toleransi sukrosa. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, penyiapan simplisia, ekstraksi, penapisan fitokimia, pengujian parameter ekstrak serta pengujian aktivitas hipoglikemik dengan metode toleransi sukrosa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan taraf kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pemberian ekstrak etanol kulit batang matoa dengan dosis 150 mg/200g BB, 300 mg/200g BB, serta 600 mg/200g BB tidak memberikan perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Namun, pada kelompok uji 2, pada menit ke-120, terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang signifikan dari perlakuan yang diberikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Aktivitas Antiinflamasi dari Berbagai Tanaman : Sebuah Review Alicia Ima Dara; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.702 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10947

Abstract

Inflamasi memiliki peran penting pada perkembangan penyakit dengan pravalensi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas anti-inflamasi dari berbagai family tanaman herbal. Model yang digunakan untuk mengetahui aktivitas inflamasi secara in vivo adalah induksi edema pada hewan uji. Sedangkan model in vitro yang digunakan adalah makrofag terstimulasi lipooksigenase. Ekstrak yang diuji berasal dari tanaman Aloe barbadensis, Curcuma longa, Mimosa tenuiflora, Lavandula angustifolia, Psidium guajava, Punica granatum, Pseudoptergorgia elisabethae, Solanum lycopersicum, Capsicum frutescens, dan Zingiber zerumbet. Aktivitas ekstrak dan komponen aktifnya dalam menghambat inflamasi antara lain melalui penurunan sitokin (IL)-6 atau (TNF)–α, penurunan prostaglandin dan nitric oxide, serta inaktivasi enzim MPO. Potensi anti-inflamasi tertinggi terdapat pada Capsicum frutescens dengan dosis rendah mampu memberikan efikasi yang besar. Kata kunci : anti-inflamasi, TNF-α, prostaglandin, myeloperoxidase, dan sitokin pro inflamasi
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dengan Metode Difusi Agar SULISTIYANINGSIH Tiyaningsih HADISOEBROTO; Ami Tjitraresmi; Firmansyah Firmansyah
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.742 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.8731

Abstract

Tumbuhan Bayam duri (Amarhantus spinosus L.) secara empiris digunakan untuk mengobati berbagai penyakit diantaranya eksim, disentri dan diare. Aktivitas antibakteri dari daun bayam duri ini masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri serta menentukan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari ekstrak etanol bayam duri (Amarhantus spinosus L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini meliputi ekstraksi daun bayam duri, penapisan fitokimia, kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak bayam duri, uji aktivitas antibakteri, penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dengan metode difusi agar dan uji banding dengan ekstrak daun sukun (Artocarpus communis Forst.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Bayam Duri (Amaranthus spinosus) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus , sedangkan pada Pseudomonas aeruginosa tidak memiliki aktivitas. Kosentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) ekstrak etanol daun Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)terhadap Staphylococcus aureus berada pada rentang 6000 – 7000 ppm. Hasil uji banding daun bayam duri (Amarhantus spinosus L.) dengan ekstrak daun sukun (Artocarpus communis Forst.) terhadap Staphylococcus aureus sebesar 1 : 54,075
AKTIVITAS GYNURA PROCUMBENS UNTUK TERAPI FARMAKOLOGI : SEBUAH REVIEW NUR SHABRINA EKA PUTRI; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.239 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.13303

Abstract

Gynura procumbens atau yang dikenal dengan tanaman sambung nyawa diketahui memiliki beberapa aktivitas farmakologi yang dapat digunakan masyakarat sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit. Berbagai aktivitas Gynura procumbens atau sambung nyawa antara lain sebagai anti-inflamasi dan diketahui flavonoid sebagai metabolit sekundernya. Selain itu sambung nyawa juga dapat digunakan sebagai antidiabetes dengan menurunkan gula darah, sebagai antiproliferasi, sebagai antikanker, antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah, antibakteri, organ protection, peningkatan fungsi seksual, antioksidan, dan dapat digunakan sebagai identifikasi hipoglikemik.Kata Kunci : Gynura procumbens, sambung nyawa, aktivitas Gynura procumbens
Potensi Aktivitas Antimalaria Berbagai Tumbuhan terhadap Plasmodium falciparum ARIFA HAMIDA; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1493.291 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.12946

Abstract

Malaria merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi di wilayah tropis dan subtropis. Malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, dengan salah satu spesiesnya, Plasmodium falciparum, merupakan penyebab malaria dengan tingkat keparahan yang tinggi. Terapi berbasis artemisinin yang selama ini digunakan sebagai pengobatan antimalaria telah berkurang efikasinya karena adanya resistensi artemisinin. Tumbuhan merupakan sumber berbagai senyawa metabolit sekunder yang berpotensi memiliki aktivitas antimalaria sehingga dapat dimanfaatkan dalam penelitian mengenai pengembangan obat antimalaria yang baru. Pada review ini, potensi aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium falciparum tertinggi terdapat pada ekstrak etanol Momordica charantia (IC50 0,0178 µg/ml) dan senyawa  alkaloid cassiarin A dari Cassia siamea (IC50 0,02 µg/ml).