Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH PERIODE PENCAHAYAAN TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN KOMPONEN MINYAK TANAMAN MENTHA (Mentha piperita L.) ROSIHAN ROSMAN; SRI SETYATI HARJADI; SUGENG SUDIATSO; SUDIRMAN YAHYA; BAMBANG SAPTA PURWOKO; nFN CHAIRUL
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 1 (2004): Maret 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n1.2004.12-20

Abstract

Penelitian yang betujuan mcngkaji pengaruh periode pcncahayaan terhadap petumbuhan, hasil dan komponen minyak tanaman M. piperita L, telah dilakukan di Instalasi Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Lembang, Jawa Barat, dai bulan Januari 2000 hingga Juli 2000. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama membuat variasi lingkungan cahaya dan tahap kedua penyulingan dan analisis komponen minyak dengan kromatograi gas spektrometer massa. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok 5 perlakuan, yaitu I^> (panjang hari normal sebagai kontrol), L, (pemutusan periode gelap 1 jam, pukul 21.00-22.00 mulai umur 30 hari), Lj (pemutusan peiode gelap 1 jam, pukul 21.00-22.00 mulai umur 60 hai), Lj (penambahan cahaya 4 jam, pukul 18.00-22.00 mulai umur 30 hai), dan U (penambahan cahaya 4 jam, pukul 18.00-22.00 mulai umur 60 hari). Hasil penelitian menunjuk¬ kan bahwa perubahan lingkungan mengubah fcnologi tanaman M. piperita L, meliputi petumbuhan vegetatif dan reproduktif, yang selanjutnya mempengaruhi sintesis menthol. Penambahan cahaya 4 jam mulai umur 30 hari setelah tanam (Li) memberikan petumbuhan vegetatif dan reproduktif paling baik, dengan ciri-ciri morfologi tanaman sebagai berikut tanaman berbunga, batang tegak (tidak rebah), tanaman tinggi, diameter batang besar, jumlah ruas banyak, stolon sedikit, jumlah daun banyak dan lebar. Fcnologi tanaman yang mcmiliki petumbuhan vegetatif dan reproduktif yang baik dapat menghasilkan produksi tema dan minyak yang tinggi. Perubahan fcnologi tanaman akibat manipulasi lingkungan mengubah komponen minyak dan mutu menthol. Fcnologi tanaman yang memiliki petumbuhan vegetatif maupun reproduktif yang baik menghasil¬ kan menthol tinggi dan menthofuran rendah. Penambahan cahaya 4 jam mulai umur 30 hari setelah tanam menghasilkan minyak dengan kadar menthol paling tinggi yaitu 54.89% dan menthofuran paling rendah yaitu 7.83%.Kata kunci: Hasil, komponen, minyak peppermint, Mentha piperita L., peiode pcncahayaan ABSTRACTEffect ofphotoperiod on the growth, yield and component ofpeppermint oilResearch on the effect of photoperiod on the growth, yield and component of peppermints oil of M. piperita, was carried out in the expeimental garden of the Institute for Spice and Medicinal Crops, Lembang West Java, from January to July, 2000. The study was conducted in two steps, i.e. The irst step was manipulation of photo peiod using TL lamps and the second step was distillation and analisis of peppermint oil from their products with gas chromatography and mass spectromctry. The experiment used ive treatments, i.e. (1) control or normal light peiod, (2) four hours light supplement at the age of 30 days and 60 days ater planting, and (3) one hour interruption of dark peiod at the age of 30 days and 60 days. The result showed that the changes in light peiod affected the phenology of the crop. Four hours light supplement at the age of 30 days gave the best vegetative and reproductive growth (morphology of Mentha piperita i.e. flowering, erect stem, tall, wide, large stem, more internodes, leafy, and developed only few stolons). This morphology also resulted in the highest resh mateial and oil product. The change of phenology as the effect of light peiode manipulation could change oil component and inally the quality of menthol. Four hours light supplement at 30 days ater planting showed (he highest menthol content (54.89%) and the lowest menthofuran (7.83%).Keywords: Mentha piperita L., component, photoperiod, yield, peppermint oil
PENGARUH PEMUPUKAN N DAN P TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KADAR PIPERIN TANAMAN KAMANDRAH Rosihan Rosman; Agus S. Tjokrowardojo; Diah Iswantini Pradono; U. Kesumawati Hadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n2.2012.%p

Abstract

Kamandrah (Croton tiglium) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida, terutama bijinya. Untuk mendapatkan dosis pupuk N dan P optimal pada tanaman kamandrah, telah dilakukan penelitian sejak April 2008 sampai April 2009 di Tamianglayang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Bahan yang digunakan adalah benih kamandrah yang ditanam dengan jarak 3 m x 3 m. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sapi (satu kilogram pohon-1 untuk seluruh perlakuan), N (Urea), P (SP-36), dan K (KCl). Dosis K adalah 25 kg KCl ha-1 untuk seluruh perlakuan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sembilan perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari (a) 50 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (b) 75 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (c) 100 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (d) 75 kg Urea + 125 kg SP-36 ha-1; (e) 75 kg Urea + 100 kg SP-36 ha-1; (f) 75 kg Urea + 75 kg SP-36 ha-1; (g) 125 kg SP-36 ha-1; (h) 75 kg Urea ha-1; dan (i) kontrol. Parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, jumlah tandan bunga, hasil buah pohon-1, kadar minyak, dan kadar bahan aktif (piperine). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 75 kg Urea + 125 kg SP-36 adalah yang terbaik, didapatkan produksi berat basah pada tahun pertama sebesar 1.133,33 g enam tanaman-1 atau 188,88 g tanaman-1. Rendemen tertinggi dihasilkan pada perlakuan 75 kg Urea + 100 kg SP-36 yaitu 13,10%, sedangkan kadar piperin tertinggi pada perlakuan 75 kg Urea yaitu 0,0693%.
PENGARUH POLA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN USAHATANI NILAM Rosihan Rosman; Rudi Suryadi; Muhamad Djazuli; Agus Sudiman; NFN Setiawan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n1.2016.19-25

Abstract

Upaya meningkatkan produktivitas dan mendukung upaya budidaya menetap diperlukan suatu pola tanam dengan berbagai jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola tanam nilam yang tepat dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug sejak Mei sampai November 2011. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan enam perlakuan dan enam ulangan. Petak utama adalah dua tingkat intensitas cahaya (naungan), yaitu tanpa naungan (intensitas cahaya 100%) dan di bawah tegakan pohon pala (intesitas cahaya sekitar 80%). Anak petak adalah tiga perlakuan pola tanam nilam yaitu nilam monokultur, nilam + jagung, nilam + kacang hijau. Ukuran petak setiap perlakuan 5 m x 6 m. Pengamatan dilakukan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, kadar minyak dan nilai PA serta nilai ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilam dapat dipola tanamkan diantara tanaman pala. Tidak terdapat interaksi antara intesitas cahaya dan pola tanam pada parameter tinggi tanaman nilam, jumlah cabang, kandungan minyak, kadar PA. Tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi tanaman nilam ditunjukkan oleh intensitas cahaya 80% (94,77 cm dan 12,12 cabang) dan nilam monokultur (80,00 cm dan 13,25 cabang). Interaksi terjadi pada jumlah daun dan bobot segar terna yaitu tertinggi pada perlakuan nilam monokultur intensitas cahaya 100% yaitu 683 helai tanaman-1 dan 764,5 g tanaman-1. Kandungan minyak dan kadar PA semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata, kadar PA semua perlakuan lebih dari 31%. Pendapatan tertinggi pada pola tanam nilam monokultur yaitu sebesar Rp. 15.290.000,- per hektar. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu Rp. 7.159.900,- per hektar.
Status of Research and Improvement Efforts of Alcohol Patchouli Content In Oil Patchouli SETIAWAN .; ROSIHAN ROSMAN
Perspektif Vol 12, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v12n2.2013.%p

Abstract

Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) as the oil-producing plant is known through patchouli oil. Patchouli oil is one of natural ingredient that has a very important role in the industry of cosmetics and perfumes. Patchoulol (patchouli alcohol/PA) is the most important compound which secretes aroma and are often used as an indicator of the quality of patchouli oil. But this time, the PA content of Indonesian patchouli oil mostly <31%, whereas the ISO standard requires over 31%. Therefor, efforts to increase the patcouli alcohol content is higher indispensable either through improved crop and post harvest. Various studies have been conducted from land suitability and climate, varieties and post-harvest. The results showed that the content of PA can be improved more than 50% Key words : Patchouli, patchouli alcohol, technology, improvements
STRATEGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MENGHADAPI DINAMIKA PERKEMBANGAN LADA DUNIA / Research and Development Strategy to Face World Dynamics of Development of Pepper Rosihan Rosman
Perspektif Vol 15, No 1 (2016): Juni, 2016
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v15n1.2016.11-17

Abstract

Indonesia is one of the world’s main - pepper producers. Now days, Indonesian pepper experienced a fairly strong competition from other countries. Problem arising to day is low productivity and quality. Productivity of Indonesia pepper below 1000 kg/ha, whereas other countries have more than 2000 kg/ha. Low quality due to processing methods are still tradisional. Low productivity because many older plants, damaged, pests, and diseases, and lack of maintenance. To face the dynamic development of the world pepper, needed efforts to increase production, productivity and quality, so that Indonesia can improve the competitiveness in the international market. Increasing of production and quality can do the improvement of cultivation technology and post harvest. As for the necessary policy are (1) establish of research and development programs of a more site-specific and based on agro-ecological conditions, especially physical, chemical and biological characterization of soil and climate of development region, and (2) socialization result of the research and inform pepper dynamic development in the field.
PENGARUH PERIODE PENCAHAYAAN TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN KOMPONEN MINYAK TANAMAN MENTHA (Mentha piperita L.) ROSIHAN ROSMAN; SRI SETYATI HARJADI; SUGENG SUDIATSO; SUDIRMAN YAHYA; BAMBANG SAPTA PURWOKO; nFN CHAIRUL
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 10, No 1 (2004): Maret 2004
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v10n1.2004.12-20

Abstract

Penelitian yang betujuan mcngkaji pengaruh periode pcncahayaan terhadap petumbuhan, hasil dan komponen minyak tanaman M. piperita L, telah dilakukan di Instalasi Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Lembang, Jawa Barat, dai bulan Januari 2000 hingga Juli 2000. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama membuat variasi lingkungan cahaya dan tahap kedua penyulingan dan analisis komponen minyak dengan kromatograi gas spektrometer massa. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok 5 perlakuan, yaitu I^> (panjang hari normal sebagai kontrol), L, (pemutusan periode gelap 1 jam, pukul 21.00-22.00 mulai umur 30 hari), Lj (pemutusan peiode gelap 1 jam, pukul 21.00-22.00 mulai umur 60 hai), Lj (penambahan cahaya 4 jam, pukul 18.00-22.00 mulai umur 30 hai), dan U (penambahan cahaya 4 jam, pukul 18.00-22.00 mulai umur 60 hari). Hasil penelitian menunjuk¬ kan bahwa perubahan lingkungan mengubah fcnologi tanaman M. piperita L, meliputi petumbuhan vegetatif dan reproduktif, yang selanjutnya mempengaruhi sintesis menthol. Penambahan cahaya 4 jam mulai umur 30 hari setelah tanam (Li) memberikan petumbuhan vegetatif dan reproduktif paling baik, dengan ciri-ciri morfologi tanaman sebagai berikut tanaman berbunga, batang tegak (tidak rebah), tanaman tinggi, diameter batang besar, jumlah ruas banyak, stolon sedikit, jumlah daun banyak dan lebar. Fcnologi tanaman yang mcmiliki petumbuhan vegetatif dan reproduktif yang baik dapat menghasilkan produksi tema dan minyak yang tinggi. Perubahan fcnologi tanaman akibat manipulasi lingkungan mengubah komponen minyak dan mutu menthol. Fcnologi tanaman yang memiliki petumbuhan vegetatif maupun reproduktif yang baik menghasil¬ kan menthol tinggi dan menthofuran rendah. Penambahan cahaya 4 jam mulai umur 30 hari setelah tanam menghasilkan minyak dengan kadar menthol paling tinggi yaitu 54.89% dan menthofuran paling rendah yaitu 7.83%.Kata kunci: Hasil, komponen, minyak peppermint, Mentha piperita L., peiode pcncahayaan ABSTRACTEffect ofphotoperiod on the growth, yield and component ofpeppermint oilResearch on the effect of photoperiod on the growth, yield and component of peppermints oil of M. piperita, was carried out in the expeimental garden of the Institute for Spice and Medicinal Crops, Lembang West Java, from January to July, 2000. The study was conducted in two steps, i.e. The irst step was manipulation of photo peiod using TL lamps and the second step was distillation and analisis of peppermint oil from their products with gas chromatography and mass spectromctry. The experiment used ive treatments, i.e. (1) control or normal light peiod, (2) four hours light supplement at the age of 30 days and 60 days ater planting, and (3) one hour interruption of dark peiod at the age of 30 days and 60 days. The result showed that the changes in light peiod affected the phenology of the crop. Four hours light supplement at the age of 30 days gave the best vegetative and reproductive growth (morphology of Mentha piperita i.e. flowering, erect stem, tall, wide, large stem, more internodes, leafy, and developed only few stolons). This morphology also resulted in the highest resh mateial and oil product. The change of phenology as the effect of light peiode manipulation could change oil component and inally the quality of menthol. Four hours light supplement at 30 days ater planting showed (he highest menthol content (54.89%) and the lowest menthofuran (7.83%).Keywords: Mentha piperita L., component, photoperiod, yield, peppermint oil
Status of Research and Improvement Efforts of Alcohol Patchouli Content In Oil Patchouli SETIAWAN .; ROSIHAN ROSMAN
Perspektif Vol 12, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v12n2.2013.%p

Abstract

Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) as the oil-producing plant is known through patchouli oil. Patchouli oil is one of natural ingredient that has a very important role in the industry of cosmetics and perfumes. Patchoulol (patchouli alcohol/PA) is the most important compound which secretes aroma and are often used as an indicator of the quality of patchouli oil. But this time, the PA content of Indonesian patchouli oil mostly <31%, whereas the ISO standard requires over 31%. Therefor, efforts to increase the patcouli alcohol content is higher indispensable either through improved crop and post harvest. Various studies have been conducted from land suitability and climate, varieties and post-harvest. The results showed that the content of PA can be improved more than 50% Key words : Patchouli, patchouli alcohol, technology, improvements
STRATEGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MENGHADAPI DINAMIKA PERKEMBANGAN LADA DUNIA / Research and Development Strategy to Face World Dynamics of Development of Pepper Rosihan Rosman
Perspektif Vol 15, No 1 (2016): Juni, 2016
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.428 KB) | DOI: 10.21082/psp.v15n1.2016.11-17

Abstract

Indonesia is one of the world’s main - pepper producers. Now days, Indonesian pepper experienced a fairly strong competition from other countries. Problem arising to day is low productivity and quality. Productivity of Indonesia pepper below 1000 kg/ha, whereas other countries have more than 2000 kg/ha. Low quality due to processing methods are still tradisional. Low productivity because many older plants, damaged, pests, and diseases, and lack of maintenance. To face the dynamic development of the world pepper, needed efforts to increase production, productivity and quality, so that Indonesia can improve the competitiveness in the international market. Increasing of production and quality can do the improvement of cultivation technology and post harvest. As for the necessary policy are (1) establish of research and development programs of a more site-specific and based on agro-ecological conditions, especially physical, chemical and biological characterization of soil and climate of development region, and (2) socialization result of the research and inform pepper dynamic development in the field.
PENGARUH PEMUPUKAN N DAN P TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KADAR PIPERIN TANAMAN KAMANDRAH Rosihan Rosman; Agus S. Tjokrowardojo; Diah Iswantini Pradono; U. Kesumawati Hadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n2.2012.%p

Abstract

Kamandrah (Croton tiglium) merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida, terutama bijinya. Untuk mendapatkan dosis pupuk N dan P optimal pada tanaman kamandrah, telah dilakukan penelitian sejak April 2008 sampai April 2009 di Tamianglayang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Bahan yang digunakan adalah benih kamandrah yang ditanam dengan jarak 3 m x 3 m. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sapi (satu kilogram pohon-1 untuk seluruh perlakuan), N (Urea), P (SP-36), dan K (KCl). Dosis K adalah 25 kg KCl ha-1 untuk seluruh perlakuan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sembilan perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari (a) 50 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (b) 75 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (c) 100 kg Urea + 150 kg SP-36 ha-1; (d) 75 kg Urea + 125 kg SP-36 ha-1; (e) 75 kg Urea + 100 kg SP-36 ha-1; (f) 75 kg Urea + 75 kg SP-36 ha-1; (g) 125 kg SP-36 ha-1; (h) 75 kg Urea ha-1; dan (i) kontrol. Parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah cabang primer, jumlah cabang sekunder, jumlah tandan bunga, hasil buah pohon-1, kadar minyak, dan kadar bahan aktif (piperine). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 75 kg Urea + 125 kg SP-36 adalah yang terbaik, didapatkan produksi berat basah pada tahun pertama sebesar 1.133,33 g enam tanaman-1 atau 188,88 g tanaman-1. Rendemen tertinggi dihasilkan pada perlakuan 75 kg Urea + 100 kg SP-36 yaitu 13,10%, sedangkan kadar piperin tertinggi pada perlakuan 75 kg Urea yaitu 0,0693%.
PENGARUH POLA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN USAHATANI NILAM Rosihan Rosman; Rudi Suryadi; Muhamad Djazuli; Agus Sudiman; NFN Setiawan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n1.2016.19-25

Abstract

Upaya meningkatkan produktivitas dan mendukung upaya budidaya menetap diperlukan suatu pola tanam dengan berbagai jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola tanam nilam yang tepat dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug sejak Mei sampai November 2011. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan enam perlakuan dan enam ulangan. Petak utama adalah dua tingkat intensitas cahaya (naungan), yaitu tanpa naungan (intensitas cahaya 100%) dan di bawah tegakan pohon pala (intesitas cahaya sekitar 80%). Anak petak adalah tiga perlakuan pola tanam nilam yaitu nilam monokultur, nilam + jagung, nilam + kacang hijau. Ukuran petak setiap perlakuan 5 m x 6 m. Pengamatan dilakukan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, kadar minyak dan nilai PA serta nilai ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilam dapat dipola tanamkan diantara tanaman pala. Tidak terdapat interaksi antara intesitas cahaya dan pola tanam pada parameter tinggi tanaman nilam, jumlah cabang, kandungan minyak, kadar PA. Tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi tanaman nilam ditunjukkan oleh intensitas cahaya 80% (94,77 cm dan 12,12 cabang) dan nilam monokultur (80,00 cm dan 13,25 cabang). Interaksi terjadi pada jumlah daun dan bobot segar terna yaitu tertinggi pada perlakuan nilam monokultur intensitas cahaya 100% yaitu 683 helai tanaman-1 dan 764,5 g tanaman-1. Kandungan minyak dan kadar PA semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata, kadar PA semua perlakuan lebih dari 31%. Pendapatan tertinggi pada pola tanam nilam monokultur yaitu sebesar Rp. 15.290.000,- per hektar. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu Rp. 7.159.900,- per hektar.