Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Quality and Longevity of Local Ram’s Sexed Sperm with Albumin Colums Nurcholidah Solihati; Siti Darodjah Rasad; Annisaa Yusrina; Kikin Winangun; Toha .
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 2 (2019): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.025 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i2.25632

Abstract

Sperm sexing applications can support the effectiveness of artificial insemination (AI) programs in sheep. The albumin column method is one method of sperm sexing that is relatively easy and inexpensive compared to other methods, but research needs to be done to obtain a method that results in the quality and longevity of sexed sperm that is feasible to use for AI programs, one of which is by searching for incubation or sexing time. This study used 10 ejaculate semen from two local sheep around 2-3 years old. We used bovine serume albumin (BSA) as the albumin column with two fractions which is 5% in the upper fraction and 10% in the lower fraction. The treatment given was three lengths of incubation/sexing time (45, 60 and 75 minutes) which were repeated 10 times. Parameters consist of the quality of semen (motility, abnormalities, intact plasma membrane, intact acrosome cup) and longevity. Data were analyzed by analysis of variance and Duncan's advanced test. The results showed that the length of sexing time had a very significant effect on the quality of semen, but the length of incubation/sexing time up to 75 minutes still produced the quality of semen that was qualify for AI. The result also showed that incubation/sexing time does not affect the longevity of sexed sperm. It was concluded that the quality of sexed sperm of local ram that sexing with albumin colums fulfilled the quality for artificial insemination and the incubation/sexing time for 45-75 minutes can be used to obtain the qualify sexed sperm for artificial insemination with chilled semen.
RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR NUTRISI HYDROPHONIC DEEP FLOW TECHNIQUE (DFT) BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) Dendin Supriadi; Toha .
Jurnal TEDC Vol 15 No 2 (2021): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.485 KB)

Abstract

Perkembangan penduduk semakin hari semakin bertambah, pertambahan jumlah penduduk berbanding terbalik dengan lahan tanah tempat bercocok tanam. Ataupun terkadang penduduk kota ingin bercocok tanam tetapi tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Maka munculah metoda cocok tanam dengan system Hidroponik yang memanfaat halaman rumah sebagai lahan dan media paralalon sebagai media tanam. Banyak metoda dalam system hidroponik digunakan sepeti system sumbu (wick), system Irigasi (Fertigasi), system pasang surut (EEB & Flow), system NFT (Nutrient Film Technique) dan system Rakit Apung (water culture) serta system Deep Flow Technique (DFT). Perkembangan system hidroponik dengan cara manual membuat kendala bagi sebagian petani, akhirnya digunakan beberapa metoda otomatisi pada system pemberian air dan hara. Pada penelitian ini penulis akan membuat system DFT (deep flow technique) yang dibantu dengan perangkat otomatis dalam pengaturan jumlah air dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Kelebihan dari metode Deep Flow Technique (DFT) ini adalah tanaman tidak mudah mati dikarenakan aliran air yang tinggi sehingga akar tetap terendam air dalam kondisi apapun, baik saat listrik padam atau pompa tidak dapat menyuplai air dengan optimal. Salah satu parameter terpenting dari metode ini adalah menjaga kadar pH agar selalu diposisi ideal di 5,5 hingga 6,5 dan kadar nutisi yang ada pada air sebagai media tanamnya. Pada penelitian kali ini sistem pengontrolan pH nutrisi otomatis dibuat menggunakan Arduino UNO dan sensor pH air. Ditambah modul wifi yang mampu mengirim informasi pH nutrisi ke smartphone Android pengguna. Tanaman yang digunakan sebagai uji coba adalah Kangkung. Berdasarkan hasil uji manual maka penentuan PH pada alat dibuat dalam jangkauan 4 s.d 7 sedangkan kebutuhan akan nutrisi dibuat dalam jangkauan antara 600 s.d 1000 ppm. Hasil akhir menunjukkan bahwa tanaman kangkung dengan sistem DFT yang ditopang dengan sistem pengatur PH dan Nutrisi hasilnya 2 kali lebih baik daripada menggunakan sistem DFT manual. Kata kunci: hidroponik, deep flow technique, arduino uno, android