Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pertumbuhan dan Produktivitas Beberapa Varietas Kedelai di Bawah Tegakan Kelapa Bayu Suwitono; Himawan Bayu Aji; Yayat Hidayat; Hermawati Cahyaningrum; Fredy Lala; Kisey Bina Habehaan
Buletin Palawija Vol 19, No 1 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 1, 2021
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v19n1.2021.p31-40

Abstract

Di Maluku Utara, perkebunan kelapa umumnya ditanam secara monokultur. Menanam kedelai di antara tegakan kelapa diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pemanfaatan lahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi beberapa varietas unggul kedelai pada sistem tanam tumpangsari di antara tegakan kelapa. Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan kelapa umur 10-15 tahun, jenis tanah inceptisols, Desa Bumi Restu, Kecamatan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur mulai bulan Juni hingga September 2018. Penelitian menggunakan RAK Faktorial, dengan lima ulangan. Faktor pertama adalah empat varietas kedelai (Dering 1, Demas 1, Devon 1 dan Burangrang). Faktor kedua adalah jenis pemupukan (pupuk organik, pupuk organik + pupuk NPK phonska, dan pupuk organik + pupuk NPK phonska + pupuk Urea). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai dengan populasi  80% dapat ditanam secara monokultur di bawah tegakan kelapa dengan intensitas cahaya hingga 40%. Kombinasi perlakukan varietas Dering 1 dengan pupuk organik 2 t/ha mampu menghasilkan biji 1,52 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan varietas kedelai lainnya. Jumlah polong tertinggi dihasilkan oleh varietas Demas 1 yaitu 114 polong/tanaman. Varietas Dering 1 dan Demas 1 berpotensi untuk dikembangkan di lorong-lorong lahan perkebunan kelapa umur 10-15 tahun dengan intensitas cahaya hingga 40%. Penanaman kedelai tersebut layak untuk dikembangkan, karena petani kelapa dapat tambahan  keuntungan sebesar Rp. 4.402.000/panen kedelai dengan nilai R/C 1,55. 
Pertumbuhan dan Produktivitas Beberapa Varietas Kedelai di Bawah Tegakan Kelapa Bayu Suwitono; Himawan Bayu Aji; Yayat Hidayat; Hermawati Cahyaningrum; Fredy Lala; Kisey Bina Habehaan
Buletin Palawija Vol 19, No 1 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 1, 2021
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v19n1.2021.p31-40

Abstract

Di Maluku Utara, perkebunan kelapa umumnya ditanam secara monokultur. Menanam kedelai di antara tegakan kelapa diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pemanfaatan lahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat adaptasi beberapa varietas unggul kedelai pada sistem tanam tumpangsari di antara tegakan kelapa. Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan kelapa umur 10-15 tahun, jenis tanah inceptisols, Desa Bumi Restu, Kecamatan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur mulai bulan Juni hingga September 2018. Penelitian menggunakan RAK Faktorial, dengan lima ulangan. Faktor pertama adalah empat varietas kedelai (Dering 1, Demas 1, Devon 1 dan Burangrang). Faktor kedua adalah jenis pemupukan (pupuk organik, pupuk organik + pupuk NPK phonska, dan pupuk organik + pupuk NPK phonska + pupuk Urea). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai dengan populasi  80% dapat ditanam secara monokultur di bawah tegakan kelapa dengan intensitas cahaya hingga 40%. Kombinasi perlakukan varietas Dering 1 dengan pupuk organik 2 t/ha mampu menghasilkan biji 1,52 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan varietas kedelai lainnya. Jumlah polong tertinggi dihasilkan oleh varietas Demas 1 yaitu 114 polong/tanaman. Varietas Dering 1 dan Demas 1 berpotensi untuk dikembangkan di lorong-lorong lahan perkebunan kelapa umur 10-15 tahun dengan intensitas cahaya hingga 40%. Penanaman kedelai tersebut layak untuk dikembangkan, karena petani kelapa dapat tambahan  keuntungan sebesar Rp. 4.402.000/panen kedelai dengan nilai R/C 1,55. 
KEBERADAAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR (JMA) PADA BEBERAPA JENIS AKAR TANAMAN Hermawati Cahyaningrum; Himawan Bayu Aji; Winda Zainiyah
Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol 6 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mycorrhiza is a form of mutualism collaboration between fungi and plant roots, most commonly found in nature is the association of plant roots with arbuscular mycorrhizal fungi (AMF). This study intentions to determine the presence of arbuscular mycorrhizal fungi in roots. Observations were made on the roots of chili, melon, corn, papaya, soursop, snake fruit, bamboo, cruciferae, eggplant, and tomatoes. The results showed that there were mycorrhizal associations in plant roots observed which were indicated by the presence of arbuscular forms and external hyphae of fungi that were present in plant roots. Kata kunci: akar, isolasi, jamur mikoriza arbuskular, pewarnaan Abstrak Mikoriza merupakan bentuk kerjasama mutualisme antara jamur dengan akar tanaman, paling banyak ditemukan di alam adalah asosiasi perakaran tanaman dengan jamur mikoriza arbuskula (JMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan jamur mikoriza arbuskular pada akar tanaman. Pengamatan dilakukan pada akar tanaman cabai, melon, jagung, pepaya, sirsak, salak, bambu, cruciferae, terung, dan tomat secara mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat asosiasi mikoriza pada akar tanaman yang diamati yang ditunjukkan dengan adanya bentuk arbuskula dan hifa eksternal jamur yang ada di dalam akar tanaman.
ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN Sri Wahyuni Budiarti; Hermawati Cahyaningrum; Endah Ratnaningsih; Rahayu Widowati; Janu Riyanto; I Made Pika Adiwijaya
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2469

Abstract

Introduksi teknologi budidaya bawang merah kepada petani memiliki tantangan yang berbeda di setiap wilayah. Percontohan merupakan salah satu metode untuk mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi baru. Percontohan diharapkan dapat merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi petani terhadap penerapan teknologi budidaya bawang merah di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Parameter yang diamati adalah karakteristik, tingkat pengetahuan, dan persepsi petani terhadap paket teknologi budidaya bawang merah. Data diperoleh melalui metode survei dengan instrumen kuesioner. Responden adalah peserta temu lapang yang dipilih secara purposive. Tingkat pengetahuan dan persepsi petani dianalisis berdasarkan persentase, skala Likert, dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden mayoritas berjenis kelamin laki-laki (86,67%) usia 46–60 (50,00%) dengan pendidikan SMA/SMK (40,00%), dan memiliki pekerjaan sebagai petani (80,00%) dengan pengalaman bertani >10 tahun (53,33%). Persentase tingkat pengetahuan petani terhadap penerapan teknologi budidaya bawang merah sebesar 83,33%. Karakteristik petani berhubungan erat secara signifikan dengan penerapan teknologi penggunaan varietas unggul dan pemupukan berimbang. Tingkat pengetahuan petani terhadap persepsi penerapan teknologi budidaya bawang merah berhubungan erat dengan nilai signifikansi sebesar 0,53. Persepsi petani terhadap penerapan komponen teknologi budidaya bawang merah mendapatkan respon positif yang dinyatakan mudah dengan rerata skor 2,74.
Penyakit Moler Pada Bawang Merah Hermawati Cahyaningrum; Nurhayati Nurhayati; Nurmili Nurmili; Risma F Suneth; Sirajuddin Sirajuddin; Imam Gazali; Agus Hafid; Ismon Lenin; Araz Meilin
Jurnal Media Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v8i2.213

Abstract

Penyakit Moler merupakan salah satu ancaman serius bagi budidaya bawang merah (Allium sp.) di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan dalam produksi bawang merah dan dapat menyebar dengan cepat dalam kondisi yang sesuai. Tulisan ini bertujuan memberikan informasi terkait  aspek-aspek utama penyakit Moler, penyebab penyakit moler, gejala dan pengendaliannya. Penyebab penyakit Moler adalah cendawan atau jamur Fusarium oxypsporum. Gejala awal penyakit ini meliputi penurunan pertumbuhan tanaman, daun yang menguning, dan akhirnya pembusukan pada umbi. Upaya pengendalian penyakit Moler melibatkan praktik-praktik budidaya yang baik, penggunaan varietas tahan, pengendalian mekanis, pengendalian hayati menggunakan Trichoderma. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang penyakit Moler pada bawang merah dan tindakan pencegahan yang efektif menjadi kunci dalam meminimalkan dampak negatifnya terhadap produksi bawang merah secara global.