Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

THE USE OF PRODUCTIVITY GAIN SHARING MODEL IN INCREASING PRODUCTIVITY OF MSMEs HERBAL PRODUCTS DURING THE COVID-19 PANDEMIC ERA TO ACHIEVE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) IN INDONESIA Dyah Lintang Trenggonowati; Kulsum Kulsum; Asep Ridwan; Sirajuddin Sirajuddin
AGROINTEK Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i4.11237

Abstract

During the COVID-19 pandemic, industrial product exports rose by 41%, driven by herbal products. Micro, small, and medium-sized enterprises (MSMEs) significantly contribute to the growth in export value. The growth is consistent with the primary objective of MSMEs, which is to promote economic, social, and environmental development. Exports rose due to improved production, which aided in the sustainability of MSMEs producing herbal goods. Increased MSME production results in increased community welfare, an objective of the Sustainable Development Goals (SDGs). However, there is a shortage of research on how to improve the productivity of MSMEs substantially. There is no reference for MSMEs to use the productivity profit-sharing model to monitor, forecast, and assess their productivity level. This research will undertake a more detailed examination of productivity benefit-sharing, examining the role and contribution of productivity to the sustainability of MSMEs in Indonesia's pursuit of the SDGs. The approach used in this research is quantitative. Increased productivity is associated with an increase in total factor productivity (TFP). TFP seeks to deliver products effectively and efficiently via the use of the output-to-input ratio. By and large, productivity gains sharing for MSME herbal goods boosted added value (NT) by 500 percent between 2019 and 2020, or fivefold between 2018 and 2019.
MODEL PEMANFAATAN BIODIESEL TERHADAP KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK PADA SEKTOR TRANSPORTASI UMUM DI DKI JAKARTA Sirajuddin Sirajuddin
Jurnal Teknika Vol 7, No 2 (2011): Edisi November 2011
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v8i2.6717

Abstract

Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk subtitusi bahan bakar diesel/solar pada sektor transportasi di DKI Jakarta merupakan salah satu alternatif solusi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar khususnya pada sektor transportasi yang berbahan bakar diesel. Dengan pemanfaatan biodiesel ini, diharapkan adanya kesinambungan persediaan BBM terhadap pemenuhan kebutuhan BBM di DKI Jakarta. Oleh karena itu, dalam menunjang kelancaran distribusi BBM dan Biodiesel sebagai subtitusi Solar, dibutuhkan sebuah sistem perencanaan yang secara integralistik dengan mengacu kepada program ketersediaan energi dan udara bersih secara berkelanjutan di DKI Jakarta.Model perencanaan yang dibuat menggunakan alat bantu perangkat lunak Powersim 2005, yang merupakan tools pembuatan model pemanfaatan biodiesel di DKI Jakarta. Dengan model ini, kebutuhan BBM dan pemanfaatan biodiesel terhadap ketersediaan BBM dan CPO nasional di DKI Jakarta sampai tahun 2015 dapat diketahui. Peran transportasi dan energi sebagai motor penggerak aktivitas perekonomian di DKI Jakarta sangat signifikan. Pemakaian energi oleh transportasi selain memberikan dampak terhadap persediaan BBM juga berdampak terhadap lingkungan di DKI Jakarta yang semakin memperhatinkan. Simulasi model menunjukkan pada tahun 2015 transportasi di DKI Jakarta mencapai 15.318.592 unit dengan jumlah transportasi yang berbahan bakar diesel sebesar 801.120 unit. Bahan Bakar Diesel yang dibutuhkan sebesar 25.763.860 barrel, sedangkan rasio kebutuhan BBM dengan kebutuhan BBM nasional -255%. Dengan pencampuran biodiesel sebesar 15%, pada tahun 2015 Biodiesel yang dibutuhkan sebesar 8.140.068 Barrel, CPO yang dibutuhkan mencapai 575.875 Ton sedangkan Rasio Kebutuhan CPO dengan Produksi CPO 3,21% dan Rasio dengan kebutuhan BBM nasional berkurang menjadi -221 %. Dengan adanya pemanfaatan biodiesel ini, diharapkan mampu menjadi alternatif solusi yang efektif dalam pemenuhan bahan bakarkhususnya transportasi berbahan bakar diesel di DKI Jakarta.
ANALISIS KEBIJAKAN TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sirajuddin Sirajuddin; Nurul Ummi; Putro Ferro Ferdinant
Jurnal Teknika Vol 10, No 1 (2014): Edisi Juni 2014
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v10i1.6631

Abstract

Permasalahan Transportasi khususnya transportasi darat di kota-kota besar di Indonesia selalu saja menyisahkan masalah. Kemacetan ada dimana-mana, tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor, ditambah lagi polusi udara yang semakin tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengalisis penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota serang dan mencoba untuk memberikan alternatif kebijakan yang dapat diambil oleh Pemerintah Daerah Kota Serang dalam memecahkan persoalan transportasi di di Kota Serang. Dalam proses pengolahan data dan analisis pemecahan masalah, peneliti menggunakan metode analitic hirarcy process dengan alat bantu sofware expert choice 11. Metode ini digunakan untuk mencari prioritas masalah dan prioritas kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam memecahkan persoalan transportasi di Kota serang. Dari hasil olahan AHP, didapatkan bahwa Sumber utama dari kepadatan dan kemacetan lalu lintas di Kota Serang adalah masih terbatasnya Sarana dan Prasarana Lalu lintas di Kota Serang. Kendala utama kemacetan di Kota Serang dari faktor terbatasnya sarana dan prasarana adalah sumber keuangan daerah yang terbatas. Prioritas utama untuk mengatasi persoalan transportasi dan kemacetan di Kota Serang adalah Peningkatan Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dengan nilai 0,224, penataan kawasan penting dengan nilai 0,185, pengaturan trayek/penggantian moda dengan nilai 0,171, penegakan disiplin dengan nilai 0,164, transportasi massal/bussway dengan nilai 0,153, dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Serang dengan nilai 0,103.
Mengukur tingkat kepuasan karyawan pada perusahaan reparasi mesin industri dengan menggunakan metode importance performance analysis (IPA) Sirajuddin Sirajuddin; Candra Annisa Sari; Hasanuddin Hasanuddin
Jurnal Teknika Vol 16, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v16i1.8042

Abstract

Karyawan pada perusahaan adalah aset yang perlu diperhatikan. Perusahaan harus terus menjaga kualitas kerja dari karyawan agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk menjaga kinerja karyawan, perusahaan perlu melakukan pembinaan secara kontinu dan memberikan fasilitas untuk kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja, agar SDM yang ada dapat memberikan kontribusi secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan menggunakan metode importance performance analysis (IPA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa reparasi mesin untuk keperluan khusus. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 24 atribut untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan perusahan reparasi mesin industri. Dari 24 atribut tersebut, prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja adalah melakukan perbaikan terhadap ketersediaan alat kelengkapan kerja yang layak, kondisi lingkungan kerja yang nyaman, pemberian insentif sesuai hasil produksi, dan suasana kerja yang nyaman. Employees at the company are assets that need attention. The company must continue to maintain employees' quality of work so that the targets set can be achieved. To maintain employee performance, companies need to conduct continuous coaching and provide facilities for comfort and satisfaction at work, so that existing human resources can contribute optimally to achieve company goals. The purpose of this research is to measure the level of employee satisfaction using the Importance Performance Analysis (IPA) method. This research was conducted at a machine repair service company for special needs. The results of this study found that there are 24 attributes to increase job satisfaction of industrial machine repair company employees. Of the 24 attributes, the main priority that must be done by the company to improve employee satisfaction at work is to make improvements to the availability of adequate work equipment, comfortable working environment conditions, providing incentives according to production results, and a comfortable working atmosphere.
Usulan peningkatan kualitas kinerja layanan kesehatan menggunakan integrasi metode balance scorecard, AHP, dan Omax (studi kasus: Puskesmas Ciwandan) Sirajuddin Sirajuddin; Annihlah Annihlah; Shanti Kirana Anggraeni
Journal Industrial Servicess Vol 7, No 1 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v7i1.13002

Abstract

Pelayanan kesehatan sedang menghadapi pandemi Covid-19 sehingga mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan jumlah dana APBD. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengukuran kinerja secara keseluruhan untuk mengetahui seberapa efektif kinerja pelayanan kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tujuan Penelitian ini yaitu merancang indikator penilaian kinerja pelayanan kesehatan di era pandemi Covid-19 dengan pendekatan Balanced Scorecard, mengetahui hasil pembobotan indikator penilaian kinerja pelayanan kesehatan dengan menggunakan AHP, mengetahui hasil penilaian kinerja pelayanan kesehatan menggunakan OMAX, dan menentukan usulan perbaikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan di era pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode Balanced Scorecard, AHP, dan OMAX. Hasil penelitian ini ialah skor global kinerja Puskesmas Ciwandan sebesar 4.4539 berada pada indikator kuning. Sembilan indikator berwarna merah ialah rasio efektivitas dan efisiensi, IKM, BTO, BOR, visit rate, kegiatan manajemen puskesmas, retensi dan akuisisi pasien. Dua indikator berwarna kuning ialah realisasi UKM dan UKP. Tiga indikator berwarna hijau ialah rasio ekonomis, retensi dan kepuasan pegawai. Usulan perbaikan untuk meningkatkan kinerja yaitu evaluasi sistem pengelolaan pendapatan, menekan biaya belanja operasional, melakukan promosi kesehatan, menambah program kesehatan Covid-19, menerapkan protokol kesehatan, modifikasi tata letak pelayanan, menerima keluhan pasien, menambah jumlah tempat tidur, meningkatkan fasilitas rawat inap, dan evaluasi mengenai kegiatan program puskesmas.
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PADA INDUSTRI TRANSPORTASI KERETA MASS RAPID TRANSIT JAKARTA Sirajuddin Sirajuddin; Akbar Gunawan; Fani Rahma Damayanti
Journal Industrial Servicess Vol 6, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/62017

Abstract

The Jakarta Mass Rapid Transit merupakan transportasi massal berupa kereta yang dibangun untuk mengurangi angka kemacetan di DKI Jakarta. MRT Jakarta mampu mengangkut penumpang sebanyak ±250.000 penumpang. MRT Jakarta mempunyai target penumpang pada tahun 2021 sebesar 130.000 orang setiap harinya. Namun, berdasarkan data penumpang yang didapatkan dari PT. MRT Jakarta hal tersebut belum dapat tercapai, Selain karena pandemi juga karena ada beberapa faktor yang berpengaruh. Menurut pelanggan MRT, salah yang penyebab menurunnya penumpang karena pelayanan yang masih belum maksimal seperti pemeriksaan barang bawaan oleh petugas yang dirasa oleh penumpang menyebabkan antrian yang panjang, dan masih sangat minim adanya penandaan yang memberikan informasi dan edukasi pada penumpang, baik penandaan di stasiun dan kabin kereta serta sempat terjadi keterlambatan kereta yang tidak sesuai dengan jadwal. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah penelitian tentang peningkatan layanan MRT termasuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap layanan MRT Jakarta, dan merekomendaskan usulan perbaikan perbaikan layanan. Dengan menggunakan metode integrasi Servqual, KANO, dan Quality Function Deployment diperoleh bahwa ada 33 atribut yang berpengaruh terhadap kualitas layanan, sedangkan atribut yang menjadi prioritas untuk perbaikan layanan ada 20 atribut yang masing-masing terbagi menjadi 3 kategori yaitu kategori attractive sebanyak 8 atribut, untuk kategori one -dimensional sebanyak 6 atribut dan untuk kategori must-be sebanyak 6 atribut.  
Model sistem dinamis industri ayam pedaging dalam memenuhi kebutuhan daging ayam Sirajuddin Sirajuddin; Galih Bhaswara; Akbar Gunawan
Journal Industrial Servicess Vol 8, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v8i1.14184

Abstract

Forecasting broiler meat production is very important to avoid a deficit or lack of broiler meat availability so that the nutrition of the people of Cilegon city can be fulfilled. The Cilegon Livestock Service has a record of fluctuating chicken production every year. Data were obtained from the distribution of broiler production in the city of Cilegon. However, this does not guarantee that the amount of chicken production in Cilegon City follows the demand. For this reason, it is necessary to conduct research using the dynamic system method. The purpose of this study was to identify the factors that affect the availability of chickens, create a broiler availability system through a dynamic system, and calculate the level of chicken availability in the city of Cilegon. The results of the dynamic system simulation show that the research shows that in 2022-2026 the demand for broilers is experiencing an increasing trend, but the production of broilers is in deficit. In the years 2022-2026, the demand for chicken meat is increasing and the availability is insufficient with a very significant difference. Therefore, through this research, the Cilegon City Government must increase the production of broilers in Cilegon City by increasing the number of breeders and opening up import opportunities from other cities so that the needs of broilers in Cilegon City can be fulfilled.
Pemilihan Pemasok Bahan Baku Produksi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis Harry Darmawan; Hadi Setiawan; Sirajuddin Sirajuddin
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 2 Juli 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.006 KB)

Abstract

 Pemilihan pemasok, yakni dengan cara mengukur performansi pemasok adalah hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi pemasok. Ketergantungan yang semakin kuat kepada pemasok meningkatkan keingan perusahaan untuk dapat mengelola pemasoknya secara efektif. Permasalahan yang dialami perusahaan dalam pengadaan bahan baku di PT XYZ yaitu keterlambatan dalam pengiriman bahan baku sehingga proses produksi dapat terhambat, selain itu mutu dari bahan bahan baku yang dikirimkan pemasok tidak sesuai dengan standar perusahaan dan kondisi bahan baku dalam proses transportasi dan jika didapati ada bahan baku yang cacat/reject tentu akan dilakukan evaluasi terhadap pemasok. Perhitungan performansi pemasok menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), mampu mengevaluasi tingkat efisiensi relatif sebuah Decision Making Unit (DMU), yang bersifat non-parametrik dan multifaktor baik output maupun input. Penelitian ini dilakukan pada PT XYZ yang dalam proses produksi menggunakan bahan baku berupa plate. Bahan baku plate dipasok menggunakan jasa 4 perusahaan pemasok Atribut performansi yang akan digunakan didapatkan dari kriteria-kriteria yang digunakan PT XYZ dalam melakukan pemilihan pemasok, yang disusun menjadi 5 atribut yaitu harga, kualitas, delivery performance, garansi dan order fullfilment. Nilai dari kriteria output didapatkan melalui pembobotan yang dihitung dengan menggunakan metode Analitic Hierarchy Process (AHP), dimana nilai bobot prioritas akan dikali dengan nilai kusioner performansi yang diadapatkan dari hasil kuisioner yang diberikan pada pihak pengambil keputusan dalam pemilihan pemasok PT XYZ. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pemasok di PT XYZ yang memiliki nilai efisiensi relatif 100% adalah pemasok A dan pemasok B, kedua supplier ini adalah supplier yang efisien. Berdasarkan  target perusahaan maka untuk mencapai target perusahaan maka pemasok A harus meningkatkan kualitas sebesar 7%, delivery performance sebesar 0,7% dan order fullfilment sebesar 1,5%.
Rancang Bangun Aplikasi Instrumen Penilaian Akreditasi Penjaminan Mutu Berdasarkan BAN-PT Di Lingkungan FT. UNTIRTA Robby Bahar K; Hadi Setiawani; Sirajuddin Sirajuddin
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.597 KB)

Abstract

 Program studi merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat, serta mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang studi yang mengutamakan mutu pendidikan. Sebagai bukti bahwa sistem penjaminan mutu terhadap pendidikan telah dilaksanakan dengan baik dan benar, program studi harus di akreditasi oleh lembaga penjaminan mutu. Oleh karenanya dibutuhkan adanya sistem informasi. Dengan Sistem Informasi suatu instansi atau lembaga dapat menyampaikan informasi yang diinginkan kepada user atau obyek sasaran secara tepat dan akurat. Aliran informasi pada Universitas khususnya di bagian akreditasi penjaminan mutu masih adanya hambatan, proses penjaminan mutu berupa proses akreditasi masih dilakukan secara manual. Hal ini tentunya menjadikan terhambatnya aliran informasi yang tentunya akan merugikan setiap universitas terutama program studi dalam mempersiapkan dan melakukan simulasi agar hasil akreditasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang usulan sistem informasi instrumen penilaian akreditasi penjaminan mutu dengan menggunakan metode framework for the application of system technology (FAST). Metode FAST ini terdiri dari fase-fase Scope Definition, Problem Analysis, Requirements Analysis, Logical Design, dan Physical Design. Lalu sebagai dasar analisis perancangan digunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat). Dari hasil perancangan dan implementasi didapatkan hasil berupa meningkatnya efektifitas dan efesiensi proses penjaminan mutu, dimana terjadi perubahan kesiapan suatu program studi dalam menghadapi akreditasi, serta aplikasi ini memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada yang membutuhkan.
Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Ade Febri Setiawan; Hadi Setiawan; Sirajuddin Sirajuddin
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 3 No. 3 November 2015
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.438 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan peusahaan yang memproduksi pipa baja las spiral dan longitudinal dengan kegunaan sebagai pipa minyak, gas, pipa air dan pipa pancang. Untuk dapat meraih keunggulan di tengah kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah satu faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan jangka panjang adalah pengukuran kinerja perusahaan. Selama ini perusahaan mempunyai kinerja yang kurang baik, karena tidak terfokuskan sepenuhnya untuk mengukur informasi nonfinansial yakni perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Karena informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan  strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan PT. XYZ, yakni menentukan indikator-indikator kinerja pada ke-4 perspektif, mengukur kinerja ke-4 perspektif dengan menggunkan metode BSC (Balanced Scorecard) dan metode pembobotan AHP (Analytic Hierarchy Process), dan menyusun KPI (key performance indicator) untuk masing-masing kinerja. Oleh karena itu, maka diperoleh hasil indikator-indikator dari perspektif keuangan meliputi, jumlah penjualan produk sebesar 60%, jumlah investasi sebesar 30% dan ROI (return on investment) sebesar 10%, perspektif pelanggan meliputi jumlah pelanggan perusahaan sebesar 52%, jumlah mitra kerja sebesar 29% dan jumlah hubungan mitra dengan perusahaan sebesar 19%, perspektif proses bisnis internal meliputi jumlah mesin sebesar 47%, fasilitas perusahaan sebesar 43%, dan jumlah inovasi pada mesin sebesar 10%, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan meliputi jumlah karyawan 49,5%, jumlah karyawan training sebesar 25%, jumlah karyawan berdasarkan pendidikan sebesar 15,5% dan kecelakaan kerja sebesar 10%. Kemudian ini adalah hasil pengukuran kinerja ke-4 perspektif pada perspektif keuangan yaitu 0,34%, perspektif pelanggan 0,24%, perspektif proses bisnis internal 0,19%, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 0,20%.