Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem

A SPATIAL MULTI CRITERIA EVALUATION DAN WEIGHTED LINEAR COMBINATION UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KAKAO: KASUS DESA NGLANGGERAN - DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Antonius Wahyu W; Ngadisih Ngadisih; Chandra Setyawan; Muhamad Khoiru Zaki
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.103 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v11i1.438

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah menerapkan dua metode untuk menetapkan kelas kesesuaian lahan Kakao di Desa Nglanggeran. Metode yang digunakan adalah Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) dan Weighted Linear Combination (WLC) dengan menggunakan parameter evaluasi lahan: curah hujan, kelerengan, temperatur, pH tanah, tekstur tanah, kandungan bahan organik tanah, dan parameter ekonomi (jarak dari jalan dan pasar). Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu seperangkat komputer, ArcGIS 10.3, kamera drone (DJI Phantom 4 Pro V2), peralatan laboratorium untuk menganalisis jenis tanah, dan sekop & ring sampler untuk pengambilan sampel tanah. Bahan yang diperlukan dalam penelitian yaitu sampel tanah dari 10 titik kebun kakao yang ada di Desa Nglanggeran untuk menentukan tekstur, kandungan bahan organik dan pH tanah. Selain itu, penelitian ini menggunakan shapefile peta Desa Nglanggeran, data DEMNAS, dan data iklim. Terdapat tiga penggunaan lahan yang dijadikan target evaluasi lahan yaitu agroforestri, semak, dan lahan tadah hujan seluas 518,66 Ha (64,6% dari total luas wilayah desa). Penelitian ini memodifikasi pembagian kelas, pembobotan, dan skoring dari setiap parameter yang digunakan. Validasi metode SMCE dan WLC dilakukan dengan ratio pixel kebun kakao dan kelas kesesuaian lahan. Penelitian ini menetapkan bahwa sebagian besar wilayah di Desa Nglanggeran merupakan daerah dengan kelas kesesuaian kurang baik untuk budidaya kakao. Lahan dengan kelas sangat sesuai (S1) seluas 14,9% dari total target area. Lahan dengan kategori marginal (S2 dan S3) 49,3% dari total luas wilayah desa. Sedangkan lahan dengan kelas kesesuaian tidak sesuai (N)  0,4% dari total luas wilayah desa. Faktor yang menjadi pembatas kesesuaian lahan Kakao di Nglanggeran (N) adalah kelerengan lahan yang curam, nilai pH tanah yang rendah, dan tekstur tanah yang kurang sesuai di daerah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mendorong untuk melakukan rekayasa/modifikasi kelerangan lahan dan sifat tanah dengan bahan pengkondisi tanah. Penelitian ini membuktikan bahwa metode SMCE dan WLC dapat diterima untuk menilai kesesuaian lahan kakao di Nglanggeran.
Pendekatan Komprehensif Kesesuaian Lahan Budidaya Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur Ngadisih, Ngadisih; Fitriana, Lely; Susanto, Sahid; Arief, Sigit Supadmo; Zaki, Muhamad Khoiru; Setyawan, Chandra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jrpb.v12i2.661

Abstract

This study aimed to present a comprehensive evaluation of land suitability for wetland paddy cultivation in Paser Regency, East Kalimantan Province using the Simple Additive Weighting (SAW) process and Geographic Information System (GIS) techniques. The ten factors determining land suitability selected were soil texture, soil depth, soil drainage, soil type, rainfall, temperature, slope, distance from roads, distance from rivers and land use. The factor weights were considered the same, for the suitability analysis of the use of rice development in the study area. Then, after carrying out a weighted sum analysis, Paser Regency was qualitatively categorized as very suitable, quite suitable, marginally suitable, not currently suitable for rice land development with values ​​of 20, 39, 28, 13% respectively. Meanwhile, taking into account land use, the very suitable category was 20% and quite suitable was reduced to 33% of the total research area. Based on the available land, the opportunity for developing rice plantations in Paser Regency was relatively large. The study revealed that the SAW approach technique was acceptable for identifying appropriate land for rice development in the study area.
Spatial Analysis of Landslide Potential in Agricultural Areas of Wadaslintang Catchment Area, Central Java Province Indonesia Nafisa, Gina Isna; Setyawan, Chandra; Ngadisih, Ngadisih; Susanto, Sahid; Pulungan, Nur Ainun Harlin Jennie
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jrpb.v13i1.678

Abstract

Landslides have occurred in several tropical regions of Indonesia and caused many losses in both upstream and downstream areas. This study aims to identify landslide prone areas in the Wadaslintang catchment area, Central Java Province Indonesia. Nine parameters were used to analyze landslide potential such as land use, land slope, rainfall, constituent rocks, soil type, soil permeability, population density, drainage density and runoff coefficient. Each parameter has five possibility scores ​​(1 to 5) determined based on certain criteria. The value of each parameter was presented in a raster map with 15 meters of resolution and analyzed in ArcGIS 10.8. The level of landslide susceptibility was classified into five categories.  The relationship between landslides and the triggered factor was analyzed using Frequency Ratio (FR). The result showed that the parameters with the highest FR values were land use, land slope, rainfall, and soil permeability, indicating a strong influence on landslides. Very high vulnerability areas were found in mixed farmland and settlements especially on steep slopes. Area with moderate and low categories of landslide vulnerability covers the largest area of the study site with an occupied area of 98.54 km2 (51.04% of the total area) and 57.91 km2 (29.99% of the total area), respectively. While the others i.e., areas with the very low, high and very high categories, occupy around of 3.74 km2 (1.94% of the total area), 30.94 km2 (16.02% of the total area), and 1.93 km2 (1% of the total area) respectively. Validation results indicated that landslides mostly occurred in areas with medium and high categories of landslide vulnerability.