Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

EVALUASI KINERJA SISTEM IRIGASI Chandra Setyawan; Sahid Susanto; dan Sukirno
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Instrumen evaluasi kinerja sistem irigasi secara kuantitatif dikembangkan dengan pendekatan sistem dan berbasis keluaran telah diaplikasikan di wilayah sistem Irigasi Serayu, Jawa Tengah. Keluaran sistem dipakai sebagai indikator utama (main indikator) mencerminkan tingkat kecukupan dan ketepatan pemberian air, efisiensi irigasi, kondisi dan fungsi sistem drainase, luas tanam dan produktivitas. Komponen sistem irigasi dalam bentuk input, proses, dampak dan keberlanjutan sistem irigasi dimasukkan sebagai indikator tambahan (auxiliary indicator). UPT Jeruk Legi. UPT Kroya dan UPT Sumpiuh dipakai sebagai daerah irigasi sampel yang masing-masing mewakili daerah atas, tengah dan bawah. Dengan menggunakan rentang skor 1-4, hasil penilaian kinerja sistem irigasi berada dalam posisi baik.  Daerah irigasi yang berada di daerah atas dan tengah mempunyai total skor 2,87 dan 2,20  dan daerah bawah mempunyai total skor 2,13. Berbasis pada luaran, komponen evaluasi dipakai sebagai dasar dalam menilai kinerja Operasi dan Pemelihataan (O&P). Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja O&P daerah irigasi bagian atas termasuk kategori sangat baik (skor 3,05) dan bagian tengah dan bawah termasuk kategori baik (skor 2,50 dan 2,42). Dengan menempatkan posisi kinerja sistem Irigasi dalam bentuk kuadranisasi menunjukan untuk UPT Jeruk Legi dan Kroya berada pada kuadran I yang mengindikasikan prasyarat kinerja sistem irigasi terpenuhi untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan, sedangkan untuk UPT Sumpiuh berada pada kuadran II yang berarti prasyarat kinerja sistem irigasi masih memerlukan peningkatan untuk memenuhi keluaran yang diinginkan. Kata kunci: evaluasi kinerja sistem irigasi, O&P sistem irigasi, indikator dasar, indikator                     tambahan 
Studi Komparasi Prediksi Curah Hujan Metode Fast Fourier Transformation (FFT), Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Artificial Neural Network (ANN) Dyah Susilokarti; Sigit Supadmo Arif; Sahid Susanto; Lilik Sutiarso
agriTECH Vol 35, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (944.795 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9412

Abstract

Optimum climate condition and water availability are essential to support strategic venue and time for plants to grow and produce.  Precipitation prediction is needed to determine how much precipitation will provide water for plants on each stage of growth. Nowadays, the high variability of precipitation calls for a prediction model that will accurately foresee the precipitation condition in the future. The prediction conducted is based on time-series data analysis. The research aims to comparethe effectiveness of three precipitation prediction methods, which are Fast Forier Transformation (FFT), Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) and Artificial Neural Network (ANN). Their respective performances are determined by their Mean Square Error (MSE) values. Methods with highest correlation values and lowest MSE shows the best performance. The MSE result for FFT is 14,92; ARIMA is 17,49; and  ANN is 0,07. This research concluded that Artificial Neural Network (ANN) method showed best performance compare to the other two because it had produced a prediction with the lowest MSE value.ABSTRAKKondisi iklim dan ketersediaan air yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat diperlukan dalam upaya mendukung strategi budidaya tanaman sesuai ruang dan waktu. Prediksi curah hujan sangat diperlukan untuk untuk mengetahui sejauh mana curah hujan dapat memenuhi kebutuhan air pada setiap tahap pertumbuhan tanaman. Variabilitas curah hujan yang tinggi saat ini, membutuhkan pemodelan yang dapat memprediksi secara akurat bagaimana kondisi curah hujan dimasa yang akan datang. Prediksi yang dilakukan adalah prediksi berdasarkan urutan waktu (time-series).  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan akurasi prediksi curah hujan antara metode Fast Farier Transformation (FFT), Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Artificial Neural Network (ANN). Kinerja ketiga metode yang digunakan dilihat dari nilai Mean Square Error (MSE). Metode dengan nilai korelasi tertinggi dan nilai MSE terkecil menunjukkan kinerja terbaik. Hasil penelitan untuk FFT diperoleh nilai MSE = 14,92, ARIMA = 17,49 sedangkan ANN = 0,07. Ini menunjukkan bahwa metode Artificial Neural Network (ANN) menunjukkan kinerja yang paling baik diantara dua metode lainnya karena menghasilkan prediksi yang mempunyai nilai MSE terkecil.
Penilaian Kinerja Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Model Hidrologi Elementer Kasus: Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica Lukman Hidayat; Sahid Susanto; Putu Sudira; Rachmad Jayadi
agriTECH Vol 34, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.683 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9463

Abstract

Land conversionfromforest tocultivation ofvegetablecropsthat did notfollow the rules ofconservation practices, increased therate ofsedimententeringthe reservoirof Mrica. The reservoir which have been operated since 1989, will be full of sediment in 2021. Complexity of managing watershed areas still require an innovative approach to improve the hydrological situation, particularly to conserve water resources. The phenomenon of land use change and performance impacts caused, an event in nature that are necessary to determine the action that needs to be done in the future. Hydrologica lmodels is an extrapolation tool that can help understanding the phenomenon. This study aims at optimizing the performance-related watershed management, using a quantitative approach based on elementery hydrological models. This paper, using the method of literature review, was focused on revealing conception, as the approach in achieving the goal. The conception ofthe study wasthe assembly-serialsequence of hydrological models and watershed management-related quantitative assessment performance. The concept of the assembly will apply the role of hydrological models as a basis for quantitative assessment of performance-related watershed. The results of assembly, will provide an overview of the role of hydrological models, to produce information relating to the performance of output-based watershed management. Information obtained from such a role can be used as an alternative input in policy of water resources management and the basis for the development of specifi c hydrological models for Mrica reservoirs.ABSTRAK Alih fungsi lahan  dari hutan menjadi lahan budidaya tanaman sayuran yang belum sepenuhnya mengikuti kaidah konservasi semakin menambah laju sedimentasi yang masuk ke waduk Mrica. Waduk yang mulai beroperasi tahun 1989, akan dipenuhi sedimenpada tahun 2021. Kompleksitas pengelolaan kawasan DAS masih membutuhkan suatu inovasi pendekatan hidrologi untuk memperbaiki situasi,terutama untuk melestarikan sumberdaya air. Fenomena perubahan dan alih fungsi lahan dan dampak kinerja yang ditimbulkan,  merupakan kejadian di alam yang perlu dipahami untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan di waktu yang akan datang. Model hidrologi dipandang sebagai alat ekstrapolasi yang dapat membantu memahami fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan DAS, menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis model hidrologi elementer. Tulisan ini, menggunakan metode kajian pustaka,difokuskan untuk mengungkapkan konsepsi penelitian,sebagai metode pendekatan dalam mencapai tujuan. Konsepsi penelitian yang dimaksud yaitu perakitan-rangkaian serial model hidrologi dan penilaian kuantitatif pengelolaan DAS terkait kinerjanya. Dalam konsep perakitan tersebut akan diaplikasikan model hidrologi sebagai basis penilaian kuantitatif  kinerja DAS. Hasil perakitan akan memberikan gambaran peran model hidrologi dalam menghasilkan informasi yang berkaitan dengan kinerja pengelolaan DAS berbasis output. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai alternatif masukan dalam  kebijakan pengelolaan DAS-Sumberdaya air dan menjadi dasar pengembangan model hidrologi spesifi k daerah tangkapan air waduk Mrica.
Pengendalian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi: Konsep dan Pengembangan Model Nugroho Tri Waskitho; Sigit Supadmo Arif; Mochammad Maksum; Sahid Susanto
agriTECH Vol 33, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.267 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9573

Abstract

Irrigation was an important component of the agricultural development in Indonesia, but it had many problems. Irrigation management was inefficient, irrigation networks were damaged and farmers participation were poor. These problems were caused by poor of intangible assets. The research aimed at developing the concept and the model of controlling intangible assets in irrigation system management. The research method consisted of two stages. The first stage was developing the concept. The concept of controlling intangible assets in irrigation system management was developed based on principles of knowledge management. The concept stated that intangible assets in irrigation system can be controlled using knowledge management. The second stage was developing the model which consisted of model building and sensivity analysis. Model of controlling intangible assets in irrigation system management was build using neuro-fuzzy. The model had three submodels: knowledge management, intangible assets and performance of irrigation system. Evaluating the model was done in Sapon irrigation system in Kulon Progo, Yogyakarta. Data collecting was done using questionnaire on nine Water Use Associations. Data analysis was done using Adaptive Neuro Fuzzy Inference System. The model had been evaluated using correlation coefficient, Mean Absolute Percentage Error and Root Mean Square Error. Result of the study indicated that the concept of controlling intangible assets in irrigation system management had developed based on knowledge management. The concept stated that irrigation system management had to balance between tangible assets and intangible assets. Intangible assets which had amortization need be controlled. Controlling intangible assets can be done by knowledge management. The model of controlling intangible assets in irrigation system management could predict intangible assets and performance of irrigation system well. The model linked knowledge management, intangible assets and performance of irrigation system.  Knowledge management felt into four main components: learning organization, principle of organization, policy and strategy of organization and information and communication technology which controlling intangible assets in irrigation system. Intangible assets consisted of moral intelligence, emotional intelligence, creative attitude, institutional culture, and farmer participation which  controlling effectiveness of irrigation system. Learning organization was the most sensitive parameter in influencing moral intelligence and creative attitute.  Policy and strategy were the most sensitive parameter in influencing emotional intelligence, institutional cultura and farmer participation. Farmer participation was the most sensitive parameter in influencing effectiveness of irrigation system.ABSTRAKIrigasi merupakan komponen penting dalam pembangunan sektor pertanian di Indonesia namun masih mempunyai banyak permasalahan. Manajemen irigasi belum efisien, partisipasi petani yang menurun, jaringan irigasi yang rusak sehingga menurunkan kinerja sistem irigasi. Permasalahan tersebut disebabkan rendahnya kualitas aset nirwujud sistem irigasi. Tujuan penelitian adalah mengembangkan konsep dan model pengendalian aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengembangan konsep. Konsep pengendalian aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi dikembangkan dari prinsip manajemen pengetahuan. Tahap kedua adalah pengembangkan model yang terdiri dari pembangunan model dan analisis sensitivitas. Pembangunan model pengendalian aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi berbasis manajemen pengetahuan dengan prinsip neuro-fuzzy. Model mempunyai tiga submodel yaitu manajemen pengetahuan, aset nirwujud dan kinerja sistem irigasi. Pengujian model dilakukan di Daerah  Irigasi Sapon di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner terhadap sembilan Perkumpulan Petani Pemakai Air. Analisa data dilakukan dengan   Adaptive Neuro Fuzzy Inference System. Model dievaluasi dengan koefisien korelasi, Mean Absolute Percentage Error dan Root Mean Square Error. Penelitian menghasilkan bahwa konsep pengendalian aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi telah tersusun berbasis manajemen pengetahuan. Konsep menekankan bahwa manajemen sistem irigasi harus menyeimbangkan antara aset wujud dengan aset nirwujud. Aset nirwujud yang selama ini kurang diperhatikan mengalami penyusutan sehingga perlu dikendalikan. Upaya pengendalian aset nirwujud dilakukan dengan manajemen pengetahuan. Model pengendalian aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi yang menggunakan prinsip neuro-fuzzy dapat memprediksi aset nirwujud dan efektivitas sistem irigasi dengan cukup memadai. Model menghubungkan manajemen pengetahuan, aset nirwujud dan kinerja sistem irigasi.  Manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari kecerdasan moral, kecerdasan emosional, sikap kreatif, budaya lembaga, dan partisipasi petani mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Organisasi pembelajar merupakan parameter yang paling sensitif dalam mempengaruhi kecerdasan moral dan sikap kreatif.  Kebijakan dan strategi merupakan parameter yang paling sensitif dalam mempengaruhi kecerdasan emosional, budaya lembaga dan partisipasi petani. Partisipasi petani merupakan parameter yang paling sensitif dalam mempengaruhi efektivitas sistem irigasi.
Kajian Aset Nirwujud dalam Manajemen Sistem Irigasi Nugroho Tri Waskitho; Sigit Supadmo Arif; Moch Maksum; Sahid Susanto
agriTECH Vol 32, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.766 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9656

Abstract

The research aimed at studying on intangible assets at irrigation system management. The research method consisted oftwo stages. The first stage was data collecting which was done by questionnaire and interview on management of Water Use Associations (WUA) in Mejing irrigation system in Bantul, Sapon irrigation system in Kulon Progo, Yogyakarta, and Molek irrigation system in Malang, East Java. The second stage was data analysis which was done using ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).The research result indicated that knowledge management falls into four main components: (i) learning organization, (ii) principle of organization, (iii) policy and strategy of organization, and (iv) information and communication technology which are integrated for controlling intangible assets in irrigation system. Intangible assets consisted of human capital, structural capital, and relation capital which are integrated for controlling performance of irrigation system. Knowledge management in Mejing and Sapon irrigation systems were in moderate-good condition (3.81 in1-5 scale) and in Molek irrigation system was poor (2.37). Intangible assets in Mejing, Sapon, and Molek irrigation systems were in moderate-good condition (3.61). Effectiveness of performance in Sapon, Mejing, and Molek irrigation systems were very good (0.89-0.95) and were very potential to develop. Each irrigation system had different prioritiesABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi aset nirwujud dalam manajemen sistem irigasi ditinjau dari manajemenpengetahuan. Metode penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan wawancara dengan pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi (DI) Mejing di kabupaten Bantul, dan DI Sapon di kabupaten Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DI Molek di kabupaten Malang, Jawa Timur. Tahap kedua adalah analisa data yang dilakukan dengan ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy Inference System).Penelitian menghasilkan bahwa manajemen pengetahuan yang terdiri dari organisasi pembelajar, prinsip organisasi, kebijakan dan strategi organisasi, teknologi informasi dan komunikasi secara terpadu mempengaruhi aset nirwujud sistem irigasi. Aset nirwujud yang terdiri dari modal manusia, modal struktural dan modal hubungan secara terpadu mempengaruhi efektivitas sistem irigasi. Manajemen pengetahuan dalam sistem irigasi Mejing dan Sapon tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,81 dalam skala 1-5) sedangkan dalam sistem irigasi Molek kondisinya jelek (2,37). Aset nirwujud dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek tingkat tersier dalam kondisi cukup baik (3,61). Kinerja sistem irigasi yang ditunjukkan dengan nilai efektivitas dalam sistem irigasi Mejing, Sapon dan Molek sudah sangat baik (0,89-0,95) namun masih berpotensi untuk ditingkatkan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda dalam upaya peningkatan aset nirwujudnya. Dalam upaya peningkatan modal manusia sistem irigasi Molek, organisasi pembelajar merupakan prioritas pertama. Dalam upaya peningkatan modal struktural dan modal hubungan, kebijakan dan strategi organisasi mendapat prioritas pertama. Dalam sistem irigasi Sapon, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal manusia, modal struktural dan modal hubungan. Dalam sistem irigasi Mejing, prinsip organisasi merupakan prioritas pertama dalam upaya meningkatkan modal hubungan. Sistem irigasi mempunyai prioritas yang berbeda pula dalam upaya peningkatan kinerja sistem irigasi. Dalam upaya peningkatan efektivitas sistem irigasi Mejing dan Molek, modal hubungan merupakan prioritas pertama, sedangkan dalam sistem irigasi Sapon, modal struktural merupakan prioritas yang pertama.
Penilaian Status Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus Sub Das Serang) Mahmud Mahmud; Heru Joko; Sahid Susanto
agriTECH Vol 29, No 4 (2009)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.416 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9697

Abstract

Utilization of natural resources which does not consider the conservation of natural resources of the watershed will increase natural disasters such as landslides, erosion and sedimentation, flooding, and drought. To overcome the prob­ lem, government and communities have to manage the watershed so natural resources can be sustained. This research aims at studying the condition of the watershed hydrology and land use and socio­economic of parameters, as well as determining the status of Serang sub watershed.  The data collected were: hydrology (coefficient of river regime, coefficient of debit variance, the actual sediment, water quality and ground water), land (erosion and land use) and socio-economic (institutional and socio-economic). Results showed that coefficient of river regime of 69 represented the average category, coefficient of debit variance of 0.48 represented the bad category, the index utilization of water of 0.07 represented the good category, sedimentation of 0.03 mm/years represented the good category, water quality in term of physical as well as of chemical and biological represented the good category, and the fluctuation of groundwa­ ter represented the average category. The type of erosion based on the slope, soil solum, morfoerosion, quality of soil, and water conservation was categorized as normal. Based on socio­economic factors with land dependency indicator was categorized as average; with the status of land ownership, watershed institution, norms, and the level of adoption of conservation technique indicators was categorized as good; with income population indicator was categorized as bad. To sum up, based on those parameters i.e. hydrology, land and socio­economic parameters, status of Serang sub watershed was categorized as good.ABSTRAKPemanfaatan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan konservasi sumberdaya alam DAS akan meningkatkan bencana alam seperti: tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Untuk mencegahnya pemerin­ tah dan masyarakat perlu mengelola kawasan DAS sehingga sumberdaya alam bisa lestari. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi pengelolaan DAS dari parameter hidrologi, lahan dan sosial ekonomi dan menentukan status DAS sub DAS Serang. Data yang dikumpulkan adalah data hidrologi (koefesien regim sungai, koefesien variasi debit, kandungan sedimen, kualitas air permukaan dan air tanah), lahan (erosi dan tata guna lahan) serta sosial ekonomi (kelembagaan dan sosial ekonomi). Berdasarkan hasil penelitian dari parameter hidrologi, lahan dan sosial ekonomi bahwa sub DAS Serang memiliki koefisien regim sungai (69) termasuk kategori sedang dan koefisien variasi debit air (0,48) termasuk kategori buruk, indeks penggunaan air (0,07) termasuk kategori baik, laju sedimentasi (0,03 mm/th) termasuk kategori baik, kualitas air dari segi fisik termasuk kategori sedang sampai baik, kualitas air dari segi kimia dan biologi termasuk kategori baik serta fluktuasi muka air termasuk kategori sedang. Erosi dengan memperhatikan kelas lereng, solum tanah, morfoerosi dan kualitas konservasi tanah termasuk kategori normal. Sedangkan faktor so­ sial ekonomi dengan indikator ketergantungan lahan termasuk kategori sedang, status pemilikan lahan, kelembagaan DAS, norma dan adopsi konservasi termasuk kategori baik serta pendapatan penduduk termasuk kategori buruk. Dengan memperhatikan faktor hidrologi, lahan dan sosial ekonomi maka status Sub DAS Serang dengan nilai 2,705 adalah masuk kategori baik.
Manajemen Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Sekampung di Antara Bendungan Batutegi dan Bendung Argoguruh, Propinsi Lampung: Kerangka Analitis Penyusunan Pola Operasional Waduk Harian Ridwan Ridwan; Putu Sudira; Sahid Susanto; Lilik Sutiarso
agriTECH Vol 33, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1985.62 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9801

Abstract

This paper present a technical analysis for obtaining an operating procedure of reservoir referred  to water level reservoir and daily water availability at stream flows.  Reservoir water level conditions Batutegi since starting operations in 2004 has never reached the normal elevation (+274 m), allegedly as a result of the decline in reservoir inflow discharge Batutegi on one side and on the other hand an increase in outflow discharge to meet the demand (demand) irrigation water by the dam Argoguruh. The increasing demand for water in the dam due to declining Argoguruh Sekampung river discharge from the dam catchment Argoguruh.  Management of water resources between the two buildings is not optimal water resources to meet a variety of needs, especially irrigation.  The objectives were to  promote a watershed resources management system analysis which has two water buildings connected functionally and  formulating reservoir daily operational pattern based on the consideration of the water availability at reservoir and river as one integrated water resources management system.  Technical analisys which were proposed is the combination of empiric formula approach and SWAT model utilization calibrated to predict water yield of the basin.  Technical analysis is done by stages in the process of succession, namely (1) caliberation SWAT model, (2) Analysis of Water Yield, (3) analysis of streamflow (river routing), (4) analysis of river water availability (supply), (5) Analysis of water demand, (6) analysis of water supply reservoirs, and (7) analysis of needs release. Results of the analysis technique was tested by studying the behavior of water supply reservoirs (reservoir routing) test the accuracy of water allocation and use of test reliability with a minimum target of 80%. This analysis method will acquire water availability at reservoir, daily discharge of stream flow, daily release from reservoir, and a new concept for arrange of Standard Operating Procedure (SOP) of reservoir.ABSTRAKMakalah ini menyajikan suatu teknis analisis yang baru dalam penentuan pola operasi (SOP: Standar Operasi Prosedur) waduk Batutegi harian. Elevasi muka air waduk Batutegi sejak mulai beroperasi pada tahun 2004 belum pernah mencapai posisi elevasi normal (+274 m),   diduga sebagai akibat semakin menurunnya debit inflow waduk Batutegi pada satu sisi dan di sisi lain terjadi peningkatan debit outflow untuk memenuhi permintaan (demand) air irigasi oleh Bendung Argoguruh.  Meningkatnya permintaan air di Bendung Argoguruh akibat menurunnya debit Sungai Sekampung yang berasal dari daerah tangkapan hujan Bendung Argoguruh.  Manajemen sumberdaya air di antara kedua bangunan sumberdaya air tersebut belum optimal untuk memenuhi berbagai kebutuhan, terutama irigasi. Tujuan penulisan makalah adalah untuk mempromosikan satu teknik analisis sistem sumberdaya air pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang memiliki dua bangunan air yang terhubung secara fungsional serta merumuskan pola operasional waduk harian berdasarkan ketersediaan air di waduk dan di sungai sebagai salah satu sistem pengelolaan sumberdaya air terpadu. Teknik analisis yang diusulkan menggunakan kombinasi dari penggunaan rumus empiris dan model SWAT yang sudah dikalibrasi untuk memprediksi produksi air DAS harian. Teknik analisis dilakukan dengan tahapan proses secara berturut-turut, yaitu (1) Kaliberasi Model SWAT, (2) Analisis Water Yield DAS, (3) Analisis penelusuran debit sungai (river routing), (4) Analisis ketersediaan air sungai (supply), (5) Analisis kebutuhan air (demand), (6) Analisis ketersediaan air waduk, dan (7) Analisis kebutuhan release. Hasil teknik analisis diuji dengan mempelajari perilaku ketersediaan air waduk (reservoir routing) dan uji ketepatan alokasi air menggunakan uji reliabilitas dengan target minimum 80%.  Teknik analisis yang diusulkan dapat digunakan untuk menghitung ketersediaan air pada waduk, debit aliran sungai harian sebagai informasi ketersediaan air di sungai, pelepasan debit harian dari reservoir, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) waduk harian.
Analisis Spektral dalam Penentuan Periodisitas Siklus Curah Hujan di Wilayah Selatan Jatiluhur, Kabupaten Subang, Jawa Barat Dyah Susilokarti; Sigit Supadmo Arif; Sahid Susanto; Lilik Sutiarso
agriTECH Vol 36, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.986 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10688

Abstract

Rainfall data was studied to know how rainfall in the region has a span of time to form a repetitive pattern. The cycle is a change or a wave up and down within a period and repeated at other periods. The cycle has a frequency that can be completed in one period of time. Fourier transform is an algorithm to convert the time domain X to the domain or the frequency spectrum Y, by breaking the signal into a sinusoidal component. This study used the Fast Fourier Transform (FFT) to find the nature of the trend recurrence of rainfall in the southern region of Jatiluhur Subang. Simulation model was done using monthly rainfall data 1975 - 2012. The results showed a trend of rainfall in the study area was repeated every 12 months (1 cycle). Rainfall prediction was done by using a 5-year rainfall data and used the data observation of the next 5 years as a comparison result predicted to see the performance. Performance prediction was resulted using the Mean Square Error (MSE) used to obtain the difference between the standard derivation calculation of observed data and data modeling. The results of the analysis at the time of validation of the model was MSE    14.92 with a 95% confidence level. FFT used to calculate the value of the error (the difference between the values calculated by the ANN model and observed data) resulted in the change cycle of rainfall occurs over a period of months or approximately 71.68 months or 5-6 years.ABSTRAKData curah hujan dipelajari salah satunya untuk mengetahui bagaimana curah hujan di suatu wilayah mempunyai rentang waktu untuk membentuk suatu pola berulang. Siklus merupakan suatu perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu periode serta berulang pada periode lain. Siklus mempunyai frekuensi yang dapat diselesaikan dalam 1 periode waktu. Transformasi Fourier merupakan algoritma untuk mengubah domain waktu X menjadi domain atau spectrum frekuensi Y, dengan cara menguraikan sinyal menjadi komponen sinusoidal.  Penelitian ini menggunakan metode Fast Fourier Trans!orm (FFT) untuk mencari sifat berulangnya trend curah hujan di wilayah selatan Jatiluhur Kabupaten Subang. Simulasi model menggunakan data curah hujan bulanan tahun 1975 - 2012. Hasilnya menunjukkan trend curah hujan di lokasi penelitian berulang setiap 12 bulan sekali (1 siklus). Prediksi curah hujan dilakukan dengan menggunakan data curah hujan 5 tahun dan menggunakan observasi data 5 tahun berikutnya sebagai pembanding hasil prediksi untuk melihat performa yang dihasilkan. Performa hasil prediksi menggunakan Mean Square Error (MSE) sebagai standar perhitungan derivasi perbedaaan antara data real dan data pemodelan. Hasil analisis pada saat validasi model didapatkan MSE    14,92 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan menggunakan analisis FFT untuk menghitung nilai error (perbedaan antara nilai perhitungan model ANN dengan data sebenarnya), diperoleh perubahan siklus curah hujan terjadi dalam kurun waktu 71,68 bulan atau sekitar 5-6 tahun.
Identifikasi Perubahan Iklim Berdasarkan Data Curah Hujan di Wilayah Selatan Jatiluhur Kabupaten Subang, Jawa Barat Dyah Susilokarti; Sigit Supadmo Arif; Sahid Susanto; Lilik Sutiarso
agriTECH Vol 35, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.405 KB) | DOI: 10.22146/agritech.13038

Abstract

Indonesian region is strongly influenced by the monsoon climatic conditions have obvious difference between wet season and dry season. Climate variability and extreme climate phenomenon that often happens lately caused climate change. Climate change is characterized by changes in rainfall patterns and its causes shifting early in the season that make it difficult to plan cultivation. It is therefore necessary to study the behavior of the climate through rainfall time series analysis. Statistical tests performed using the F test and t test. This study aims to identify climate change through pattern trends, distribution and similarity of rainfall data at different timescales, using rainfall data rainy season (October to March) and the dry season (April to September) year period from 1975 to 2012. Data obtained from 6 (six) graduated rainfall stations around the study site those are Kalijati, Curugagung, Cinangling, Dangdeur, Subang and Pegaden. Data are grouped in 10-year period with a 4-year timing differences in accordance with the rules of the moving average. The period 1975 -1984 was indicated as an initial period as a basis to look for changes in rainfall patterns that occur. F test shows there has been a change in the distribution of rainfall in every period than normal period. T test showed there has been a change in the pattern of rainfall in the dry season period from 1987 to 1996. While the rainy season is starting to look at the period from 1995 to 2004. Rainy season and the dry season period (1995-2004) shows a similar pattern with the normal period (1975 -1984) so that it is possible in a certain period of climate change on the location of the cycle is approaching normal conditions.ABSTRAKWilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim monsun yang mempunyai perbedaan yang jelas antara musim basah dan musim kering.Variabilitas iklim dan adanya fenomena iklim ekstrim yang sering terjadi akhir akhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim ditandai adanya perubahan pola curah hujan yang menyebabkan terjadinya pergeseran awal musim tanam sehingga sulit membuat perencanaan budidaya tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian prilaku iklim melalui analisis deret waktu curah hujan.Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya perubahan iklim melalui pola kecenderungan, distribusi dan kesamaan data curah hujan pada rentang waktu yang berbeda, menggunakan data curah hujan musim hujan (Oktober – Maret) dan musim kemarau (April – September) periode tahun 1975 – 2012. Data diperoleh dari 6 stasiun penakar curah hujan di sekitar lokasi penelitian yaitu stasiun Kalijati, Curug agung, Cinangling, Dangdeur, Subang dan Pegaden. Data dikelompokkan dalam periode 10 tahunan dengan beda waktu 4 tahun sesuai dengan aturanmovingaverage. Periode tahun 1975 -1984 menjadi periode awal sebagai dasar untuk melihat perubahan pola curah hujan yang terjadi. Uji F menunjukkan telah terjadi perubahan distribusi curah hujan disetiap periode dibanding periode normalnya. Uji t menunjukkan telah terjadi perubahan pola curah hujan musim kemarau sejak periode tahun 1987 – 1996. Sedangkan musim hujan mulai terlihat pada periode tahun 1995 – 2004. Musim hujan dan musim kemarau periode (1995-2004) menunjukkan pola yang sama dengan periode normal (1975-1984) sehingga dimungkinkan pada periode tertentu siklus perubahan iklim pada lokasi ini mendekati kondisi normal.
Aplikasi Model Hidrologi Mock untuk Memprediksi Ketersedian Air Setengah Bulanan (Studi Kasus di DAS Tilong dan Benain, Timor) Marten Luter Lano; Putu Sudira; Sahid Susanto
agriTECH Vol 20, No 3 (2000)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.151 KB) | DOI: 10.22146/agritech.13689

Abstract

-