Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM SENI KALIGRAFI DI LINGKUNGAN RW 04 DESA CIPACING, JATINANGOR, SUMEDANG Ikhwan, -; Sutirman, Maman; Putrisari, Nurina Dyah
Dharmakarya Vol 6, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2956.967 KB)

Abstract

Khalayak sasaran kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah para seniman kaligrafi, Pengurus RW, dan Kader Karang Taruna. Pemilihan khalayak sasaran tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa para kader tersebut merupakan penggerak dalam kegiatan kemasyarakatan. Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kelompok sasaran dalam memproduksi dan mengembangkan seni kaligrafi yang memenuhi kaidah-kaidah dasar kaligrafi yang diakui secara konvensional. Dalam jangka waktu pendek kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada khalayak sasaran tersebut mengenai cara memproduksi kaligrafi Arab standar-konvensional, sementara tujuan jangka panjangnya adalah mampu mengembangkannya menjadi produk unggulan masyarakat yang dapat dipasarkan secara lebih luas.
REGENERASI KEARIFAN LOKAL KESENIAN LEBON SEBAGAI BUDAYA LELUHUR PANGANDARAN, JAWA BARAT Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
Sosiohumaniora Vol 23, No 2 (2021): Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, JULY 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v23i2.24855

Abstract

Penelitian ini berjudul “Regenerasi Kearifan Lokal Kesenian Lebon sebagai Budaya Leluhur Pangandaran, Jawa Barat”. Bertujuan  memperoleh data dan informasi  kearifan lokal lebon sebagai budaya leluhur Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian menggunakan kualitatif-deskriptif dengan pendekatan kajian etnografi, yaitu metode yang digunakan sebagai untuk mendeskripsikan kebudayaan dan aspek-aspeknya. Teknik pengumpulan data adalah survei ke lapangan melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengambilan sumber-sumber tertulis dari masyarakat dan pemerintah setempat. Masalah yang dibahas adalah bagaimana nilai historis yang ada pada kesenian tradisional lebon Pangandaran dan bagimana proses regenerasi kesenian lebon dari generasi tua kepada generasi muda. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah kesenian lebon Pangandaran memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya di wilayah Pangandaran; upaya pelestarian kesenian lebon di antaranya: (a) adanya pembinaan sedini mungkin (usia SD) memperkenalkan seni leluhur ini kepada generasi penerus, (b) adanya peran pemerintah berupa peningkatan fasilitas (adanya pelatihan dan workshop).
SENI KERAJINAN KELOM GEULIS DI KOTA TASIKMALAYA SEBAGAI PELENGKAP FASHION WANITA Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
Sosiohumaniora Vol 20, No 2 (2018): SOSIOHUMANIORA, JULI 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.339 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v20i2.13968

Abstract

Penelitian ini berjudul “Seni Kerajinan Kelom Geulis di Tasikmalaya sebagai Pelengkap Fashion Wanita”. Tasikmalaya merupakan kawasan di Priangan Timur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini mengkaji pemerolehan dan pemilihan bahan baku, proses produksi (desain, pengukuran, pencetakan, pengepakan, dan pelabelan), dan pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei ke lapangan melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengambilan sumber-sumber tertulis dari masyarakat dan pemerintah setempat. Selain itu, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan gambar di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kelom geulis sebagai pelengkap fashion wanita. Kelom geulis adalah jenis kerajinan khas yang berasal dari Tasikmalaya yang dibuat turun-temurun. Kelom geulis bagian dari jenis sandal pada umumnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lapangan melalui participant observation sebagai data primer dan sumber kepustakan sebagai data sekunder. Objek penelitian ini adalah kelom geulis di Tasikmalaya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pemerolehan dan pemilihan bahan baku kelom yang berkualitas, proses produksi mulai dari mendesain, mengukur, mencetak, melabel, dan mengepak, serta memasarkan kelom geulis ke tempat-tempat yang strategis, baik dalam maupun luar negeri. Hasil yang dicapai dari penelitian ini bahwa kelom geulis produksi Kota Tasikmalaya memiliki kualitas yang baik, meningkatkan fashion pemakainya sehingga nyaman dipandang (eye-cathcing), dan meningkatkan jumlah produksi karena banyak permintaan dari dalam dan luar negeri. Selain itu, usaha pemerintah setempat dalam pelestarian seni produksi kelom geulis dengan memberikan peningkatan modal kepada para perajin, mendatangkan investor, dan memberikan peluang pemasaran baik di dalam maupun di luar.
PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN KESENIAN TRADISIONAL BADUD DI PANGANDARAN JAWA BARAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA LELUHUR Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
Dharmakarya Vol 7, No 2 (2018): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.393 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i2.16981

Abstract

Tulisan ini berjudul “Pembelajaran dan Pelatihan Kesenian Tradisional Badud di Pangandaran Jawa Barat sebagai Warisan Budaya Leluhur”. Pangandaran merupakan kawasan di Priangan Timur Provinsi Jawa Barat. Materi yang diberikan dalam pengabdian masyarakat ini adalah seni tradisional leluhur masyarakat Pangandaran, yaitu kesenian tradisional badud. Sumber data yang digunakan adalah menampilkan narasumber yang kompeten dalam bidang kesenian tradisional badud sebagai data primer dan kajian pustaka sebagai data sekunder.Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana awal mula lahir dan berkembangnya kesenian tradisional badud, fungsi-fungsi kesenian tradisional badud, dan preservasi kesenian tradisional badud. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah Kesenian tradisional badud merupakan satu di antara kesenian andalan yang lahir dan berkembang di daerah Pangandaran; kesenian tradisional badud Pangandaran menjadi daya tarik pariwisata karena memiliki beberapa keunikan, seperti ada mitos historis yang melatarbelakangi lahirnya kesenian ini, tidak ditemukannya di daerah atau di tempat lain, dan ada kekhasan seni suara yang berbeda dengan kesenian lainnya; harus ada usaha-usaha serius dari berbagai pihak untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan potensi seni dan budaya yang dimiliki oleh daerah tersebut.
PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN SENI KARINDING DI KABUPATEN CIAMIS SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LELUHUR SUNDA Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
Dharmakarya Vol 9, No 1 (2020): Maret, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i1.24485

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pembelajaran dan Pelatihan Seni Karinding di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat sebagai Upaya Pelestarian Budaya Leluhur Sunda” dilaksanakan di Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama para siswa, para petani, dan karang taruna, tentang pentingnya pengetahuan tentang seni di Kabupaten Ciamis untuk melestarikan budaya Sunda. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan seni karinding di Ciamis. Dalam pelaksanannya, pengabdian ini bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Karang Taruna. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan dalam pengabdian masyarakat ini adalah seni tradisional leluhur masyarakat Ciamis, yaitu seni karinding. Sumber data yang digunakan adalah menampilkan narasumber yang kompeten dalam bidang seni karinding sebagai data primer dan kajian pustaka sebagai data sekunder. Hasil yang dicapai dalam pengabdian ini adalah bahwa masyarakat Ciamis masih memelihara/melestarikan seni karinding sehingga bisa dijadikan satu di antara budaya leluhur di Ciamis. 
PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM SENI KALIGRAFI DI LINGKUNGAN RW 04 DESA CIPACING, JATINANGOR, SUMEDANG - Ikhwan; Maman Sutirman; Nurina Dyah Putrisari
Dharmakarya Vol 6, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2956.967 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v6i1.14722

Abstract

Khalayak sasaran kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah para seniman kaligrafi, Pengurus RW, dan Kader Karang Taruna. Pemilihan khalayak sasaran tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa para kader tersebut merupakan penggerak dalam kegiatan kemasyarakatan. Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kelompok sasaran dalam memproduksi dan mengembangkan seni kaligrafi yang memenuhi kaidah-kaidah dasar kaligrafi yang diakui secara konvensional. Dalam jangka waktu pendek kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada khalayak sasaran tersebut mengenai cara memproduksi kaligrafi Arab standar-konvensional, sementara tujuan jangka panjangnya adalah mampu mengembangkannya menjadi produk unggulan masyarakat yang dapat dipasarkan secara lebih luas.
Kerajinan Payung Geulis sebagai Kearifan Lokal Tasikmalaya Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
PANGGUNG Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.48 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i4.708

Abstract

ABSTRACTThis study entitled " The Payung Geulis Craft as a Local Wisdom of Tasikmalaya" aims to obtain data on a local wisdom as ancestral culture of Tasikmalaya. The method employed is a descriptive-analytical approach, which is used to describe phenomena taking place in the present or the past. Data collection techniques in this study are interviews, direct observations, and written sources from the community and a local government. The problems addressed in this study are to find the historical, economic, and aesthetic values existed at the Tasikmalaya craft; and how does the umbrella craft pass down from the older generation to the younger generation. The outcome of this research are, first, a Geulis umbrella  is a product based on local knowledge that characterisize a Tasikmalaya society; the Geulis umbrella crafthas cultural, economic, and aestheticsignificances; and the existence of Geulis umbrella today isnearly extinct.Keywords: local wisdom, indigenous crafts, geulis umbrellas, Tasikmalaya. ABSTRAKPenelitian berjudul “Kerajinan Payung Geulissebagai Kearifan Lokal Tasikmalaya”ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang kearifan lokal Payung Geulis sebagai budaya leluhur Tasikmalaya.Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengambilan sumber-sumber tertulis dari masyarakat dan pemerintah setempat. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai historis, ekonomis, dan estetis yang ada pada kerajinan Payung Geulis Tasikmalaya; dan bagimana regenerasi kerajinan Payung Geulis itu dari generasi tua kepada generasi muda. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah kerajinan Payung GeulisTasikmalaya merupakan kearifan lokal yang menjadi ciri dari masyarakat Tasikmalaya; kerajinan Payung Geulismemiliki nilai kultural, ekonomis, dan estetis yang cukup tinggi; eksistensi dan keberadaan Payung Geulis dewasa ini sudah semakin sulit ditemukan.Kata Kunci: kearifan lokal, kerajinan lokal, Payung Geulis, budaya, Tasikmalaya.
SENI BORDIR TASIKMALAYA DALAM KONSTELASI ESTETIK DAN IDENTITAS Agus Nero; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research Vol 11, No 1 (2019): PATANJALA Vol. 11 No. 1, MARCH 2019
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.043 KB) | DOI: 10.30959/patanjala.v11i1.476

Abstract

 Penelitian ini berjudul “Seni Bordir Tasikmalaya dalam Konstelasi Estetik dan Identitas”. Penelitian ini mengkaji seni bordir Tasikmalaya dilihat dari aspek estetik dan identitas. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei ke lapangan melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengambilan sumber-sumber tertulis dari masyarakat dan pemerintah setempat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lapangan melalui participant observation sebagai data primer dan sumber kepustakan sebagai data sekunder. Objek penelitian ini adalah kerajinan bordir di Tasikmalaya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa latar kultural yang mengawali lahir dan berkembangnya kerajinan bordir Tasikmalaya adalah kondisi kultural Tasikmalaya yang identik dengan aspek religi. Perkembangan kerajinan bordir Tasikmalaya telah mengalami perluasan ke arah dimensi pemaknaan, tujuan, hingga pengaruh estetika modern, pada masanya nanti telah berpengaruh pada adanya bauran estetik antara estetika tradisional dan estetika modern.This study entitled "Tasikmalaya Embroidery Art in Estetic Constelation and Identity". This study reviewed Tasikmalaya embroidery art from the aspects of aesthetic and identity. The method used in this research is descriptive-analytic method. Data collection techniques in this study is a survey of the field through interviews, direct observations, and taking written sources from the community and local government.The object of this study is embroidery in Tasikmalaya.The results obtained from this study is that the cultural background that started the birth embroidery cultural conditions of Tasikmalaya is identical with the religious aspect. Tasikmalaya embroidery developments have expanded toward the dimension of meaning, purpose, to the influence of modern aesthetics, in his time later have an effect on their aesthetic mix between traditional aesthetics and modern aesthetics.
Kerajinan Payung Geulis sebagai Kearifan Lokal Tasikmalaya Agus Nero Sofyan; Kunto Sofianto; Maman Sutirman; Dadang Suganda
PANGGUNG Vol 28 No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v28i4.708

Abstract

ABSTRACTThis study entitled " The Payung Geulis Craft as a Local Wisdom of Tasikmalaya" aims to obtain data on a local wisdom as ancestral culture of Tasikmalaya. The method employed is a descriptive-analytical approach, which is used to describe phenomena taking place in the present or the past. Data collection techniques in this study are interviews, direct observations, and written sources from the community and a local government. The problems addressed in this study are to find the historical, economic, and aesthetic values existed at the Tasikmalaya craft; and how does the umbrella craft pass down from the older generation to the younger generation. The outcome of this research are, first, a Geulis umbrella  is a product based on local knowledge that characterisize a Tasikmalaya society; the Geulis umbrella crafthas cultural, economic, and aestheticsignificances; and the existence of Geulis umbrella today isnearly extinct.Keywords: local wisdom, indigenous crafts, geulis umbrellas, Tasikmalaya. ABSTRAKPenelitian berjudul “Kerajinan Payung Geulissebagai Kearifan Lokal Tasikmalaya”ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang kearifan lokal Payung Geulis sebagai budaya leluhur Tasikmalaya.Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitik, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengambilan sumber-sumber tertulis dari masyarakat dan pemerintah setempat. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai historis, ekonomis, dan estetis yang ada pada kerajinan Payung Geulis Tasikmalaya; dan bagimana regenerasi kerajinan Payung Geulis itu dari generasi tua kepada generasi muda. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah kerajinan Payung GeulisTasikmalaya merupakan kearifan lokal yang menjadi ciri dari masyarakat Tasikmalaya; kerajinan Payung Geulismemiliki nilai kultural, ekonomis, dan estetis yang cukup tinggi; eksistensi dan keberadaan Payung Geulis dewasa ini sudah semakin sulit ditemukan.Kata Kunci: kearifan lokal, kerajinan lokal, Payung Geulis, budaya, Tasikmalaya.