Taufiq Hidayat RS
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Teknik Pematahan Dormansi untuk Meningkatkan Daya Berkecambah Dua Aksesi Benih Yute (Corchorus olitorius L.) Taufiq Hidayat RS; Marjani Marjani
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 9, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v9n2.2017.73-81

Abstract

Tanaman yute di Indonesia memiliki prospek dan peluang yang baik untuk dijadikan bahan baku industri karung goni, pulp dan kertas. Benih yute masih memiliki perkecambahan yang rendah karena secara morfologi memiliki kulit biji yang keras dan masa dormansi yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai teknik pematahan dormansi benih untuk meningkatkan daya berkecambah benih yute. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama terdiri atas aksesi benih yute (2005 dan 2006), faktor kedua terdiri atas media perkecambahan (kertas merang dan pasir), dan faktor ketiga terdiri atas perlakuan perendaman benih (tanpa perendaman, perendaman air suhu 80oC selama 1 jam, perendaman air suhu 80oC selama 2 jam, perendaman air suhu 80oC selama 3 jam, perendaman air suhu 27oC selama 12 jam, perendaman air suhu 27oC selama 20 jam dan perendaman air suhu 27oC selama 25 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara aksesi benih, media perkecambahan dan perlakuan benih memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase daya berkecambah, persentase benih keras dan panjang akar. Benih yute 2006 yang direndam air suhu 80ºC sampai dingin selama 3 jam dan dikecambahkan pada media kertas merang memiliki persentase keserempakan tumbuh terbaik (90,5%), daya berkecambah (90,1%), benih keras terendah (8,75%), tinggi plumula (3,88 cm) dan panjang radikula terbaik (3.89 cm). Persentase keserempakan tumbuh, daya berkecambah, persentase benih keras dan tinggi plumula tidak berbeda nyata antara dua aksesi benih yute. Perendaman benih dengan air suhu 80ºC sampai dingin selama 3 jam dan dikecambahkan pada media kertas merang mampu mematahkan dormansi dan meningkatkan daya berkecambah dua aksesi benih yute.The Techniques of Dormancy Breaking to Increase Seed Viability of Jute (Corchorus olitorius L.)Jute plants in Indonesia have prospects and opportunities to be used as raw materials for pulp and paper sack industries. Jute seeds have a low germination because they have hard seed shells and long dormancy periods. This study aims to determine the dormancy seed breaking technique to increase the germination level of jute seeds. The research method used a factorial completely randomized design. The first factor consisted of jute seed harvest in 2006 and 2005, the second factor consisted of germination media (paper and sand), and the third factor consisted of the treatment of seeds soaking (without soaking, soaking in 80oC water for 1 hour, in 80oC water for 2 hours, in 80oC water for 3 hours, in 27oC water for 12 hours, in 27oC water for 20 hours and in 27oC water for 25 hours). The results showed that the interaction between three factors gave a significant effect on the percentage of germination, percentage of hard seed and root length. The jute seed harvest in 2006 were soaked in 80ºC water for 3 hours and were germinated on paper media showed the best simultaneous growth percentage (90%), germination (90%), lowest hard seed (9%), plumula length (3.88 cm) and the longest radical length (3.89 cm). Those parameters were not significantly different between the two jute accessions.  Soaking the seeds in 80oC water for 3 hours and then germinate the seeds on paper could break the seed dormancy and increase the germination.
Teknik Pematahan Dormansi Dua Aksesi Benih Kenaf ( Hibiscus cannabinus L.) Untuk Meningkatkan Daya Berkecambah Benih Taufiq Hidayat RS; Marjani Marjani
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 10, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v10n2.2018.72-81

Abstract

Kenaf termasuk tanaman semusim yang memiliki struktur benih yang relatif keras dan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih. Viabilitas benih dapat dihambat oleh adanya kemampuan benih untuk menunda perkecambahan, yaitu mempunyai sifat dormansi. Beberapa teknik pematahan dormansi dapat dilakukan untuk membantu perkecambahan benih yang disebabkan oleh kondisi fisik maupun fisiologis benih. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh antara teknik pematahan dormansi pada dua aksesi benih terhadap peningkatan daya berkecambah benih kenaf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial. Faktor pertama adalah aksesi benih yang terdiri dari dua aksesi yaitu ACC 322 dan ACC 1301, sedangkan faktor kedua adalah teknik pematahan dormansi yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu perendaman air suhu 90ºC selama 3 menit, perendaman air suhu 90ºC selama 5 menit, perendaman air suhu 27ºC selama 12 jam, perendaman air suhu 27ºC selama 16 jam, pemotongan pada salah satu sisi benih, pemanasan benih dalam oven 80ºC selama 10 menit, pemanasan benih dalam oven 80ºC selama 20 menit, perendaman 98% H2SO4 selama 10 menit, perendaman 98% H2SO4 selama 15 menit dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemotongan pada salah satu sisi benih dapat meningkatkan persentase daya berkecambah hingga >90% dan merupakan teknik pematahan dormansi yang mampu meningkatkan daya berkecambah pada dua aksesi benih kenaf. Techniques of Dormancy Breaking in Two Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Accessions t o Increase Seed Germination ABSTRACTKenaf is a seasonal plant that has a relatively hard seed structure and greatly affects the viability of the seed. The viability of seeds can be inhibited by the ability of seeds to delay germination, which has dormancy character.  Some dormancy breaking techniques can be done to help seed germination caused by physical and physiological conditions of the seed. The purpose of this study is to examine the effect of dormancy breaking techniques on some seed accessions on increasing the germination of kenaf seeds. This study was conducted from March to May 2017. This research method used a factorial completely randomized block design. The first factor was the accession of seeds consisting of two accessions ie ACC 322 and ACC 1301, while the second factor was dormancy breaking technique consisting of 10 treatments ie. soaking in 90ºC water for 3 minutes, in 90ºC water for 5 minutes, soaking in 27ºC water for 12 hours, soaking in water 27ºC for 16 hours, seed cutting, seed heating in oven 80ºC for 10 minutes, seed heating in oven 80ºC for 20 minutes, soaking in 98% H2SO4 for 10 minutes, soaking in 98% H2SO4 for 15 minutes and control. The results showed that the cutting treatment on one side of the seed can increase the percentage of germination power up to >90% and is a dormancy breaking technique that can increase germination on two accessions of kenaf seeds.  
Pengaruh Perlakuan Pelapisan Benih (seed coated) terhadap Viabilitas Benih Tiga Varietas Kapas (Gossypium hirsutum L.) Taufiq Hidayat RS; Nurindah Nurindah; Anik Herawati
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 11, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v11n1.2019.16-23

Abstract

Seed coated merupakan teknologi pelapisan benih dengan bahan tertentu untuk mempertahankan mutu benih dan membuat bentuk benih lebih teratur. Prosesing benih kapas saat ini masih menggunakan bahan kimia seperti asam sulfat (acid seed delinted) untuk menghilangkan kabu-kabu (linter) yang masih menempel pada biji setelah proses pemisahan serat dan biji. Acid Seed delinted memungkinkan terjadinya kerusakan kulit hingga lembaga biji dan dapat menimbulkan masalah lingkungan dari limbah yang dihasilkan dalam proses tersebut. Teknik pelapisan benih (seed coated) berpeluang untuk diterapkan dalam proses perbenihan kapas, sehingga proses tersebut menjadi ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pelapisan benih pada tiga varietas terhadap viabilitas benih kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial dalam rancangan acak kelompok (RAK). Faktor Pertama terdiri atas empat perlakuan benih yaitu benih berkabu tanpa perlakuan (kontrol), benih diperlakukan dengan acid delinted, benih dilapisi (coated) dengan tapioka, kaolin, dan arabic gum. Faktor kedua terdiri atas varietas kapas yaitu Kanesia 10, Kanesia 18, dan Kanesia 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan benih dengan arabic gum menghasilkan viabilitas benih yang terbaik dan benih kapas varietas Kanesia 10 menunjukkan persentase keserempakan tumbuh, persentase daya berkecambah, dan persentase potensi tumbuh maksimum terbaik masing-masing 92,25%; 96,25% dan 98,00%. Perlakuan coated benih kapas dengan arabic gum berpotensi untuk diterapkan dalam perbenihan kapas sebagai alternatif teknik acid delinting yang kurang ramah lingkungan Effect of Seed Coating on the Seeds Viability of Three Cotton Varieties (Gossypium hirsutum L.)Seed coating technology with certain materials is objected to maintain seed quality and to make seed shapes more regular. Currently, cotton seeds processing is using chemicals such as sulfuric acid (acid seed delinted) to remove the linter which is still attached to the seeds after the separation of fibers and seeds. Acid seed delinting could causing damage on the seed skin as well as to the seed embryo and also cause environmental problems from the waste produced in the process. Seed coated technology has the prospect to be applied in the process of cotton seeding, so the process becomes environmentally friendly. This study aims to evaluate the effect of seed coating treatment on three cotton varieties on the seed viability. This study uses Randomized Block Design Factorial. The first factor consisted of four seed treatments namely fuzzy seed (control), seed delinted, seed coated with tapioca and kaolin and seed coated with arabic gum. The second factor were cotton varieties namely Kanesia 10, Kanesia 18, and Kanesia 19. The results showed that the interaction between seed treatments with cotton varieties significantly affected the radicular length parameters and produced a coefficient of varians 9.85%. Seed coated with arabic gum showed the best results for all observation parameters. Kanesia 10 showed the best of growing simultaneity, germination, and the potential maximum growth by 92%, 96%, and 98%, recpectively. The cotton cotton seed coated with arabic gum is prospective to be applied in the cotton seeding process as an alternative to the acid delinting technique that is not environmentally friendly.
Peningkatan Mutu Fisiologis Benih Kenaf (Hibiscus cannabinus L) dengan Penerapan Teknologi Seed Priming Taufiq Hidayat RS; Marjani Marjani
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 12, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v12n2.2020.67-77

Abstract

Benih kenaf memiliki karakter kulit keras sehingga benih mengalami dormansi fisik yang mempengaruhi perkecambahan dan mutu benih. Salah satu teknik untuk meningkatkan mutu benih kenaf dapat dilakukan melalui perlakuan seed priming (perendaman benih). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh teknologi seed priming terhadap peningkatan mutu fisiologis benih kenaf. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat pada bulan Januari – Maret 2020. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor Pertama yaitu perlakuan seed priming yang terdiri atas 8 taraf yaitu aquades; KNO3 0,1%; KNO3 0,2%; KNO3 0,3%; GA3 50 ppm; GA3 100 ppm; GA3 150 ppm dan GA3 200 ppm. Faktor kedua adalah lama perendaman benih yang terdiri atas 3 taraf yaitu 3 jam, 6 jam dan 9 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan seed priming dengan lama perendaman benih untuk parameter persentase daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, bobot kering kecambah normal, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh. Perendaman benih dengan GA3 50 ppm selama 3 jam menunjukkan hasil terbaik untuk parameter persentase daya bercambah (99%), potensi tumbuh maksimum (100%), bobot kering kecambah normal (0,63 g), indeks vigor (86,5%), kecepatan tumbuh (45%KN/etmal) dan keserempakan tumbuh (98%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan seed priming dengan GA3 50 ppm selama 3 jam dapat meningkatkan mutu fisiologis benih kenaf. The Increasing Seed Physiological Quality of Kenaf (Hibiscus cannabinus L) by Seed Priming Technology ApplicationThe Increasing Seed Physiological Quality of Kenaf (Hibiscus cannabinus L) by Seed Priming Technology Application ABSTRACT The Kenaf seeds have a hard skin character so the seeds have a physical dormancy that affects the germination and quality of the seed. One technique for improving the quality of kenaf seeds can be done through seed priming treatment. The purpose of this study was to evaluate the effect of seed priming on increasing of the physiological quality of kenaf seeds. The research was conducted in the seed laboratory of The Indonesian Sweeteners and Fiber Crops Research Institute during January to March 2020. The research method used factorial in completely randomized design. The first factor was the seed priming treatment consisted of 8 treatments, namely aquades; KNO3 0.1%; KNO3 0.2%; KNO3 0.3%; GA3 50 ppm; GA3 100 ppm; GA3 150 ppm and GA3 200 ppm. The second factor was the time of seed priming consisted of 3 treatments, namely 3 hours; 6 hours and 9 hours. The results showed that the interaction between seed priming treatment with seed soaking time for the parameters of the percentage of germination, maximum growth potential, dry weight of normal seedling, vigor index, growth simultaneous and growth speed. The treatment of GA3 50 ppm for 3 hours showed the best result for the percentage of germination (99%), maximum growth potential (100%), dry weight of normal seedling (0.63 g), vigor index (86.5%), growth speed (45 %KN/etmal) and growth simultaneous compared to other treatments (98%) compare to other treatments. Seed priming treatment with GA3 50 ppm for 3 hours can increase the seed physiological quality of kenaf.
Teknik Pematahan Dormansi untuk Meningkatkan Daya Berkecambah Dua Aksesi Benih Yute (Corchorus olitorius L.) Taufiq Hidayat RS; Marjani Marjani
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 9, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.45 KB) | DOI: 10.21082/btsm.v9n2.2017.73-81

Abstract

Tanaman yute di Indonesia memiliki prospek dan peluang yang baik untuk dijadikan bahan baku industri karung goni, pulp dan kertas. Benih yute masih memiliki perkecambahan yang rendah karena secara morfologi memiliki kulit biji yang keras dan masa dormansi yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai teknik pematahan dormansi benih untuk meningkatkan daya berkecambah benih yute. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama terdiri atas aksesi benih yute (2005 dan 2006), faktor kedua terdiri atas media perkecambahan (kertas merang dan pasir), dan faktor ketiga terdiri atas perlakuan perendaman benih (tanpa perendaman, perendaman air suhu 80oC selama 1 jam, perendaman air suhu 80oC selama 2 jam, perendaman air suhu 80oC selama 3 jam, perendaman air suhu 27oC selama 12 jam, perendaman air suhu 27oC selama 20 jam dan perendaman air suhu 27oC selama 25 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara aksesi benih, media perkecambahan dan perlakuan benih memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase daya berkecambah, persentase benih keras dan panjang akar. Benih yute 2006 yang direndam air suhu 80ºC sampai dingin selama 3 jam dan dikecambahkan pada media kertas merang memiliki persentase keserempakan tumbuh terbaik (90,5%), daya berkecambah (90,1%), benih keras terendah (8,75%), tinggi plumula (3,88 cm) dan panjang radikula terbaik (3.89 cm). Persentase keserempakan tumbuh, daya berkecambah, persentase benih keras dan tinggi plumula tidak berbeda nyata antara dua aksesi benih yute. Perendaman benih dengan air suhu 80ºC sampai dingin selama 3 jam dan dikecambahkan pada media kertas merang mampu mematahkan dormansi dan meningkatkan daya berkecambah dua aksesi benih yute.The Techniques of Dormancy Breaking to Increase Seed Viability of Jute (Corchorus olitorius L.)Jute plants in Indonesia have prospects and opportunities to be used as raw materials for pulp and paper sack industries. Jute seeds have a low germination because they have hard seed shells and long dormancy periods. This study aims to determine the dormancy seed breaking technique to increase the germination level of jute seeds. The research method used a factorial completely randomized design. The first factor consisted of jute seed harvest in 2006 and 2005, the second factor consisted of germination media (paper and sand), and the third factor consisted of the treatment of seeds soaking (without soaking, soaking in 80oC water for 1 hour, in 80oC water for 2 hours, in 80oC water for 3 hours, in 27oC water for 12 hours, in 27oC water for 20 hours and in 27oC water for 25 hours). The results showed that the interaction between three factors gave a significant effect on the percentage of germination, percentage of hard seed and root length. The jute seed harvest in 2006 were soaked in 80ºC water for 3 hours and were germinated on paper media showed the best simultaneous growth percentage (90%), germination (90%), lowest hard seed (9%), plumula length (3.88 cm) and the longest radical length (3.89 cm). Those parameters were not significantly different between the two jute accessions.  Soaking the seeds in 80oC water for 3 hours and then germinate the seeds on paper could break the seed dormancy and increase the germination.
Teknik Pematahan Dormansi Dua Aksesi Benih Kenaf ( Hibiscus cannabinus L.) Untuk Meningkatkan Daya Berkecambah Benih Taufiq Hidayat RS; Marjani Marjani
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 10, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.477 KB) | DOI: 10.21082/btsm.v10n2.2018.72-81

Abstract

Kenaf termasuk tanaman semusim yang memiliki struktur benih yang relatif keras dan sangat berpengaruh terhadap viabilitas benih. Viabilitas benih dapat dihambat oleh adanya kemampuan benih untuk menunda perkecambahan, yaitu mempunyai sifat dormansi. Beberapa teknik pematahan dormansi dapat dilakukan untuk membantu perkecambahan benih yang disebabkan oleh kondisi fisik maupun fisiologis benih. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh antara teknik pematahan dormansi pada dua aksesi benih terhadap peningkatan daya berkecambah benih kenaf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial. Faktor pertama adalah aksesi benih yang terdiri dari dua aksesi yaitu ACC 322 dan ACC 1301, sedangkan faktor kedua adalah teknik pematahan dormansi yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu perendaman air suhu 90ºC selama 3 menit, perendaman air suhu 90ºC selama 5 menit, perendaman air suhu 27ºC selama 12 jam, perendaman air suhu 27ºC selama 16 jam, pemotongan pada salah satu sisi benih, pemanasan benih dalam oven 80ºC selama 10 menit, pemanasan benih dalam oven 80ºC selama 20 menit, perendaman 98% H2SO4 selama 10 menit, perendaman 98% H2SO4 selama 15 menit dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemotongan pada salah satu sisi benih dapat meningkatkan persentase daya berkecambah hingga >90% dan merupakan teknik pematahan dormansi yang mampu meningkatkan daya berkecambah pada dua aksesi benih kenaf. Techniques of Dormancy Breaking in Two Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Accessions t o Increase Seed Germination ABSTRACTKenaf is a seasonal plant that has a relatively hard seed structure and greatly affects the viability of the seed. The viability of seeds can be inhibited by the ability of seeds to delay germination, which has dormancy character.  Some dormancy breaking techniques can be done to help seed germination caused by physical and physiological conditions of the seed. The purpose of this study is to examine the effect of dormancy breaking techniques on some seed accessions on increasing the germination of kenaf seeds. This study was conducted from March to May 2017. This research method used a factorial completely randomized block design. The first factor was the accession of seeds consisting of two accessions ie ACC 322 and ACC 1301, while the second factor was dormancy breaking technique consisting of 10 treatments ie. soaking in 90ºC water for 3 minutes, in 90ºC water for 5 minutes, soaking in 27ºC water for 12 hours, soaking in water 27ºC for 16 hours, seed cutting, seed heating in oven 80ºC for 10 minutes, seed heating in oven 80ºC for 20 minutes, soaking in 98% H2SO4 for 10 minutes, soaking in 98% H2SO4 for 15 minutes and control. The results showed that the cutting treatment on one side of the seed can increase the percentage of germination power up to >90% and is a dormancy breaking technique that can increase germination on two accessions of kenaf seeds.  
Pengaruh Perlakuan Pelapisan Benih (seed coated) terhadap Viabilitas Benih Tiga Varietas Kapas (Gossypium hirsutum L.) Taufiq Hidayat RS; Nurindah Nurindah; Anik Herawati
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 11, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.657 KB) | DOI: 10.21082/btsm.v11n1.2019.16-23

Abstract

Seed coated merupakan teknologi pelapisan benih dengan bahan tertentu untuk mempertahankan mutu benih dan membuat bentuk benih lebih teratur. Prosesing benih kapas saat ini masih menggunakan bahan kimia seperti asam sulfat (acid seed delinted) untuk menghilangkan kabu-kabu (linter) yang masih menempel pada biji setelah proses pemisahan serat dan biji. Acid Seed delinted memungkinkan terjadinya kerusakan kulit hingga lembaga biji dan dapat menimbulkan masalah lingkungan dari limbah yang dihasilkan dalam proses tersebut. Teknik pelapisan benih (seed coated) berpeluang untuk diterapkan dalam proses perbenihan kapas, sehingga proses tersebut menjadi ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pelapisan benih pada tiga varietas terhadap viabilitas benih kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial dalam rancangan acak kelompok (RAK). Faktor Pertama terdiri atas empat perlakuan benih yaitu benih berkabu tanpa perlakuan (kontrol), benih diperlakukan dengan acid delinted, benih dilapisi (coated) dengan tapioka, kaolin, dan arabic gum. Faktor kedua terdiri atas varietas kapas yaitu Kanesia 10, Kanesia 18, dan Kanesia 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan benih dengan arabic gum menghasilkan viabilitas benih yang terbaik dan benih kapas varietas Kanesia 10 menunjukkan persentase keserempakan tumbuh, persentase daya berkecambah, dan persentase potensi tumbuh maksimum terbaik masing-masing 92,25%; 96,25% dan 98,00%. Perlakuan coated benih kapas dengan arabic gum berpotensi untuk diterapkan dalam perbenihan kapas sebagai alternatif teknik acid delinting yang kurang ramah lingkungan Effect of Seed Coating on the Seeds Viability of Three Cotton Varieties (Gossypium hirsutum L.)Seed coating technology with certain materials is objected to maintain seed quality and to make seed shapes more regular. Currently, cotton seeds processing is using chemicals such as sulfuric acid (acid seed delinted) to remove the linter which is still attached to the seeds after the separation of fibers and seeds. Acid seed delinting could causing damage on the seed skin as well as to the seed embryo and also cause environmental problems from the waste produced in the process. Seed coated technology has the prospect to be applied in the process of cotton seeding, so the process becomes environmentally friendly. This study aims to evaluate the effect of seed coating treatment on three cotton varieties on the seed viability. This study uses Randomized Block Design Factorial. The first factor consisted of four seed treatments namely fuzzy seed (control), seed delinted, seed coated with tapioca and kaolin and seed coated with arabic gum. The second factor were cotton varieties namely Kanesia 10, Kanesia 18, and Kanesia 19. The results showed that the interaction between seed treatments with cotton varieties significantly affected the radicular length parameters and produced a coefficient of varians 9.85%. Seed coated with arabic gum showed the best results for all observation parameters. Kanesia 10 showed the best of growing simultaneity, germination, and the potential maximum growth by 92%, 96%, and 98%, recpectively. The cotton cotton seed coated with arabic gum is prospective to be applied in the cotton seeding process as an alternative to the acid delinting technique that is not environmentally friendly.
ANALISIS KORELASI, REGRESI DAN EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI 24 AKSESI KAPAS (Gossypium sp.) Taufiq Hidayat RS; Andy Soegianto; Putri Nurul Aini
Agrin Vol 24, No 1 (2020): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2020.24.1.513

Abstract

Kapas merupakan penghasil utama serat alam dari buah sebagai bahan baku kebutuhan industri tekstil di Indonesia. Tingginya permintaan diiringi rendahnya produksi kapas menuntut adanya varietas kapas unggul yang memiliki potensi hasil tinggi, kualitas mutu baik dan berumur genjah. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kapas ialah dengan pengelolaan keragaman gen-gen unggul plasma nutfah melalui analisis korelasi regresi dan evaluasi karakter morfologi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan keeratan hubungan antar komponen hasil sebagai penentu kriteria seleksi, serta mengevaluasi aksesi-aksesi kapas yang memiliki karakter unggul dan diduga dapat digunakan sebagai tetua dalam perakitan varietas kapas yang baru. Penelitian dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2018 di Kebun Percobaan Karangploso, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Kota Malang. Metode penelitian menggunakan single plot dengan analisis ragam RAK dan uji lanjut BNJ melalui bantuan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan jumah cabang generatif dan jumlah buah dapat digunakan sebagai kriteria seleksi untuk peningkatan hasil. Hasil evaluasi karakter morfologi terdapat 11 aksesi yang memiliki produksi tinggi dan kualitas mutu serat baik pada karakter panjang serat, yaitu aksesi KI 38, KI 80, KI 134, KI 240, KI 320, KI 489, KI 500, KI 629, KI 689, KI 693 dan KI 711