Kajian ini bertujuan untuk membahas pengembangan pariwisata di Pangandaran yang memerlukan keterlibatan masyarakat lokal guna menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan kebutuhan lokal. Kajian difokuskan pada peran ibu rumah tangga dalam pengembangan homestay sebagai bagian dari strategi Community-Based Tourism (CBT) di Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, karena pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami secara mendalam pengalaman dan perspektif masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan homestay. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam, serta data sekunder yang diperoleh melalui kajian literatur. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu ibu rumah tangga yang menjadi pengelola atau pemilik homestay. Instrumen yang digunakan berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara. Data yang terkumpul dianalisis melalui tahapan pengorganisasian, pengkodean, analisis tematik, dan interpretasi untuk menemukan pola, tema, dan makna yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa homestay tidak hanya berfungsi sebagai tempat menginap, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi informal yang signifikan di komunitas lokal. Perempuan, yang merupakan pengelola utama homestay, tidak hanya bertanggung jawab atas pengelolaan akomodasi tetapi juga memainkan peran penting dalam mempertahankan jaringan sosial dan ekonomi lokal. Melibatkan ibu rumah tangga dalam pengembangan homestay tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memperkuat keberlanjutan pariwisata lokal di Pangandaran. This study aims to discuss tourism development in Pangandaran which requires the involvement of local communities in order to create sustainable tourism and pay attention to local needs. The study focuses on the role of housewives in developing homestays as part of the Community-Based Tourism (CBT) strategy in Pangandaran. The research method used is a descriptive qualitative approach, because this approach allows researchers to understand in depth the experiences and perspectives of the people involved in homestay management. The type of data used consists of primary data obtained through participant observation and in-depth interviews, as well as secondary data obtained through literature review. Informants were selected using a purposive sampling technique, namely housewives who were managers or owners of homestays. The instruments used are observation guidelines and interview guidelines. The collected data is analyzed through the stages of organizing, coding, thematic analysis and interpretation to find relevant patterns, themes and meanings. The research results show that homestays not only function as a place to stay, but also as a significant driver of the informal economy in local communities. Women, who are the main managers of homestays, are not only responsible for managing accommodation but also play an important role in maintaining local social and economic networks. Involving housewives in homestay development is not only economically beneficial but also strengthens the sustainability of local tourism in Pangandaran.