Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM KOTA KENDARI TAHUN 2016 Icmiawan, Icmiawan; Zulkaida, Wa Ode; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i2.6642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya susut energi pada jaringan tegangan menengah sistem kota Kendari tahun 2016.Susut energi merupakan energi yang hilang akibat berbagai macam sebab, secara umum susut energi di bagi menjadi dua antara lain : Susut teknis adalah penyusutan yang terjadi akibat adanya impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam transmisi dan distribusi ;Susut non-teknis adalah penyusutan yang terjadi akibat kesalahan pembacaan alat ukur, pemakaian yang tidak sah, dan kesalahan kesalahan yang bersifat administratif lainnya. Hasil perhitungan susut energi tertinggi pada penyulang ada pada penyulang Ambaipua dengan persentase susut energi sebesar 6.2036 %. Dan total susut energi transformator distribusi terbesar ada pada penyulang Batu Gong dengan persentase susut transformator distribusi sebesar 1.4595 %.Kata Kunci : Susut energi, penyulang, transformator distribusi
STUDI SUSUT ENERGI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM KOTA KENDARI TAHUN 2016 Icmiawan, Icmiawan; Zulkaida, Wa Ode; Mustamin, Mustamin
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Elektroda Vol 3 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v3i2.6642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya susut energi pada jaringan tegangan menengah sistem kota Kendari tahun 2016.Susut energi merupakan energi yang hilang akibat berbagai macam sebab, secara umum susut energi di bagi menjadi dua antara lain : Susut teknis adalah penyusutan yang terjadi akibat adanya impedansi pada peralatan pembangkitan maupun peralatan penyaluran dalam transmisi dan distribusi ;Susut non-teknis adalah penyusutan yang terjadi akibat kesalahan pembacaan alat ukur, pemakaian yang tidak sah, dan kesalahan kesalahan yang bersifat administratif lainnya. Hasil perhitungan susut energi tertinggi pada penyulang ada pada penyulang Ambaipua dengan persentase susut energi sebesar 6.2036 %. Dan total susut energi transformator distribusi terbesar ada pada penyulang Batu Gong dengan persentase susut transformator distribusi sebesar 1.4595 %.Kata Kunci : Susut energi, penyulang, transformator distribusi
Analisis Penggunaan Arrester Sebagai Pengaman Transformator Dari Sambaran Petir Husna, Nurul; Jie, Samuel; Zulkaidah, Wa Ode
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Elektroda Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v7i1.24051

Abstract

Dalam pemasangan arrester perlu di ketahui jarak yang optimal agar arrester dapat berfungsi dengan baik., digunakan simulasi Atp Draw untuk mengetahui tegangan akibat sambaran petir sebelum dan sesudah di pasang arrester kemudian di lakukan metode analisis matematis Untuk melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus yang berlaku didalam perhitungan koordinasi lokasi arrester dan menganalisa apakah Arrester bekerja dengan maksimal atau tidak. Berdasarkan perhitungan yang penulis lakukan didapatkan jarak Maksimum 8.25 Meter, sedangkan jarak Arrester pada Transformator di gardu induk Puuwatu adalah 3,3 Meter. apabila jarak antara Arrester dengan Transformator semakin dekat maka semakin baik. Besar Tegangan yang tiba pada terminal transformator adalah 325 kV telah sesuai dengan nilai BIL(Basic Insulation Level) yaitu 325 kV, sehingga perlindungan surja petir terhadap transformator di gardu induk Puuwatu 70 kV dikatakan sudah baik dan dapat melindungi transformator.
PEMILIHAN TUMBUHAN PESISIR SEBAGAI ALTERNATIF TUMBUHAN PENYERAPAN CO2 PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR RUANG TERBUKA HIJAU Husni Kotta; Waode Zulkaidah; Laode Amrul Hasan; Arief Saleh Sjamsu
Jurnal Malige Arsitektur Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Malige Arsitektur
Publisher : Jurnal Malige Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMasalah kebutuhan tumbuhan mangrove semakin terdesak dan mengalami degradasi sekitar 5% khususnyapada kawasan pesisir dan meningkatnya lahan, untuk mengatasi lahan dan tumbuhan yang efektif di kawasanpesisir pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui pendekatan model teknologi alternatif pelestarian lingkunganpesisir yang cocok dan ramah lingkungan yang berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan. Manfaatlangsung yang dirasakan pada penelitian ini adalah sebagai acuan pengganti tumbuhan alternatif mangrove danadanya luasan sebaran RTH sebagai perlakuan tanaman yang efektif dalam mengatasi pencemaran lingkungandan bahan rekomendasi dalam menentukan keseimbangan lingkungan pesisir pantai perkotaan. Tujuan khususyang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat meminimalisasi pencemaran udara dan menentukan emisi serapanCO2 tumbuhan alternatif, dalam hal ini juga sebagai bahan perlengkapan bahan peralatan uji Emisi tanamanpesisir terhadap luasan sebaran RTH kawasan pesisir pantai.Adapun metode yang digunakan berupa metodeanalisis Regresi Linear Sederhana (Matjik, 2002) dalam menentukan teknologi alternatif perlakuan tumbuhanalternatif, serta pengaruh emisi dan nilai Absorbsi / serapan CO2 di satu ruangan (Rumah uji tumbuhan) daribahan terpal diber plastik transparan pada perletakan model RTH dan sebarannnya dengan bantuan orientasibantuan cahaya matahari. Adapun Hasil penelitian uji lapangan dan Laboratorium menunjukkan TumbuhanAlternatif Pandan Pantai Muda dan Tua) ternyata Pandan Muda tingkat absorbsi CO2nya lebih besar sekitar266.76 Gr/daun. liter , tingkat konsentrasi (ppm) lebih kecil sekitar 1,33% , Sedangkan tumbuhan pembandingAcassia tingkat Absorbsi CO2 sekitar lebih besar 5.295 Kg/pohon.thn dibandingkan dengan tumbuhan Mahonilebih kecil 2.957 Kg/pohon.tahun dan Trembesi 2.844Kg/pohon.thn ,dimana kondisi tumbuhan uji inidipengaruhi oleh suhu ruang lebih nyaman (meningkat sekitar 1 – 30 C).Kata Kunci : Pemilihan tumbuhan, Fhotosintetis, Alternatif tumbuhan, Absorbsi CO2ABSTRACTMangrove plants are getting badly needed since the number of them is decreased about 5% especially incoastal area while the amount of land is getting increased, in order to overcome land and effective plants incoastal area, Green Open Space is needed which is done through alternative technology model approach ofcoastal environmental conservation suitable and environmentally friendly oriented for sustainable development.The direct benefit obtained in this study / research is as a substitute reference of mangrove for alternative plantsand the spreading extent of Green Open Space as an effective plants treatment to overcome environmentalpollution and a recommendation material to determine the environmental balance of urban coastal area. Thespecific purpose of this study is that it can minimize air pollution and determine the CO2 absorption emissions ofalternative plants, in this case it is also as equipment and emissiontesting devices supply of coastal plants to thespreading extent of Green Open Space of coastal areas. As for the method used, Simple Linier Regressionanalysis method (Matjik, 2002) is theone used to determine alternative technology of alternative plantstreatment, as well as emission effect and the value of CO2 absorption in one room (plant testing house) fromtarpaulin material with transparent plastic on model placement of Green Open Spaceand its spreading with thehelp of sunlight orientation. The results of the field and Lab research shows that alternative plants (Young andOld Coastal Pandanus) turn out that Young Pandanus has bigger CO2 absorption rate which is 266.76 Gr/leaf/liter, concentration rate (ppm) is smaller about 1.30% for comparative plants, Acassia has bigger CO2absorption rate which is about 5.295 kg/tree/year compared to Mahoni plants which is smaller about 2.957kg/tree/year and Trembesi is about 2.844 kg/tree/year in which the condition of this testing plant is affected bymore pleasant room temperature (increased by about 1-3oC).Key words : Plants selection, Photosynthesis, Plants alternative, CO2 absorption
ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PLAT DATAR SEBAGAI SUMBER ENERGI TERMAL PADA PENGERING TIPE RAK Budiman Sudia; Lukas Kano Mangalla; Samhuddin Samhuddin; Wa Ode Zulkaidah
Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.958 KB) | DOI: 10.33772/djitm.v10i2.6936

Abstract

Solar collectors are devices that convert solar radiation energy into thermal energy which is used for  various purposes. This study is used to determine the heat in the flat plate collector as a source of thermal energy. Data collection was carried out at Kambu, Kendari City with a latitude of 40 LS, in May 2018. The intensity of solar radiation measured  using solar power meter : collector temperature measured using a thermocouple type CC (Cooper Constanta), wind speed  measured using anemometer,  the ambient temperature uses a mercury air thermometer. The Results show that the maksimum useful energy was 100, 09 W (Qu.act) and 182,01 W (Qu.teo) ; maksimum efficiency was 36,54 (hact ) and 77,2 % (hteo).
Analisis Penggunaan Arrester Sebagai Pengaman Transformator Dari Sambaran Petir Nurul Husna; Samuel Jie; Wa Ode Zulkaidah
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Elektroda Vol 7 No 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jfe.v7i1.24051

Abstract

Dalam pemasangan arrester perlu di ketahui jarak yang optimal agar arrester dapat berfungsi dengan baik., digunakan simulasi Atp Draw untuk mengetahui tegangan akibat sambaran petir sebelum dan sesudah di pasang arrester kemudian di lakukan metode analisis matematis Untuk melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus yang berlaku didalam perhitungan koordinasi lokasi arrester dan menganalisa apakah Arrester bekerja dengan maksimal atau tidak. Berdasarkan perhitungan yang penulis lakukan didapatkan jarak Maksimum 8.25 Meter, sedangkan jarak Arrester pada Transformator di gardu induk Puuwatu adalah 3,3 Meter. apabila jarak antara Arrester dengan Transformator semakin dekat maka semakin baik. Besar Tegangan yang tiba pada terminal transformator adalah 325 kV telah sesuai dengan nilai BIL(Basic Insulation Level) yaitu 325 kV, sehingga perlindungan surja petir terhadap transformator di gardu induk Puuwatu 70 kV dikatakan sudah baik dan dapat melindungi transformator.
Otomasi Proses Pengaturan Kualitas pH dan Kekeruhan Air untuk Water Cooling Furnace Fachrur Razy Rahman; Muhammad ridwan septiawan; Amiruddin; Tambi; Wa Ode Zulkaida
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol. 7 No. 4 (2022): Jurnal Fokus Elektroda Vol 7 No 4 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1375.608 KB) | DOI: 10.33772/jfe.v7i4.37

Abstract

Abstract  — The use of clean water according to standards to cool the furnace at the Ferronickel Department of PT. Indonesian Tsingshan Stainless Steel (PT. ITSS) is a very important thing to be applied. This is due to one of the causes of scale and corrosion, including the turbidity and pH values ​​of the water that do not match the standard of clean water. This study uses several main components for automation which are controlled using a Siemens S7-300 PLC as a master control, and an Arduino microcontroller which functions to collect data from the Turbidity sensor readings (water turbidity), and the pH sensor. This PLC controls the input components, namely the start button, stop button and limit switch button as well as the output components, namely the AC solenoid valve and the stirrer motor. The results obtained vary based on the turbidity value of the water before processing. The results of the data obtained when the water has been processed are turbidity < 25 NTU and pH 6.5 - 8.5. This is in accordance with the data used by the industry, especially PT. ITSS. Keyword — water, standard, PLC, Microcontroller, Sensor, Turbidity, pH.   Abstrak  —  Penggunaan air bersih yang sesuai standar untuk mendinginkan furnace pada Departemen Ferronickel PT. Indonesian Tsingshan Stainless Steel (PT. ITSS) menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diaplikasikan. Hal ini disebabkan salah satu penyebab kerak dan korosi diantaranya adalah nilai kekeruhan dan pH air yang tidak sesuai standar air bersih. Penelitian ini menggunakan beberapa komponen utama untuk otomasi yang dikendalikan menggunakan PLC Siemens S7-300 sebagai master control, dan mikrokontroler arduino yang berfungsi untuk mengumpulkan data hasil pembacaan sensor Turbidity (kekeruhan air), dan sensor pH. PLC ini mengendalikan komponen input yaitu start button, stop button dan limit switch button serta komponen output yaitu solenoid valve ac dan motor pengaduk.  Adapun hasil yang diperoleh bervariasi berdasarkan nilai kekeruhan air sebelum diproses. Hasil data yang didapatkan ketika air telah diproses yaitu kekeruhannya < 25 NTU dan pHnya 6,5 – 8,5. Hal ini sesuai dengan data yang digunakan industri terutama PT. ITSS.        
Analisis Sistem Sinkronikasi Generator 2x2 MW pada Bandar Udara Haluoleo Kendari Barcelius Londong; Tachrir; Abdul Djohar; Bunyamin; Wa Ode Zulkaidah; Wa Ode Siti Nur Alam; Muh. Nadzirin Anshari Nur
Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik, Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali) Vol. 7 No. 4 (2022): Jurnal Fokus Elektroda Vol 7 No 4 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.828 KB) | DOI: 10.33772/jfe.v7i4.70

Abstract

Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara. Salah satu fasilitas yang sangat penting adalah penyediaan catu daya listrik. Untuk memberikan catu daya listrik dari PLN sangat berpengaruh terhadap penyediaan energi listrik pada Bandar Udara Haluoleo Kendari. Energi listrik dari PLN, tidak selalu continue dalam penyalurannya suatu saat pasti terjadi pemadaman dari PLN. Memiliki catu daya cadangan seperti generator set dengan kondisi generator disinkronisasi termasuk untuk menambah kehandalan. Melakukan penelitian Analisis Sistem Sinkronisasi Generator 2×2 MW. Bertujuan mengetahui apakah sistem sinkronisasi generator sebagai suplai cadangan bisa memback-up beban yang ada. Dari hasil sinkronisasi aliran daya generator unit 1 dan generator unit 2 berbeban pada saat PLN cut off. Sehingga daya terpakai pada generator unit 1 setiap fasa sebesar R: 123,72 kW, S: 123,40 kW, dan T: 126,14 kW, dan daya terpakai pada generator unit 2 setiap fasa sebesar R: 126,12 kW, S: 124,70 kW, dan T: 124,15 kW. Hal ini menunjukkan total beban terpakai Bandar Udara Haluoleo Kendari saat PLN cut off mencapai 80 % dengan daya sebesar 748,23 kW. Berdasarkan hasil software ETAP 12.6.0 simulasi load flow analysis sinkronisasi menunjukkan aliran arus, tegangan, dan daya pada generator. Arus sebesar 878,5 A, tegangan 0,38 kV, dan daya semu 578 kVA, tegangan di naikan pada transformator step up 1000 kVA keluaran sekunder pada transformator step up 19,114 kV, arus 33,7 A, dan daya semu 1117 kVA. Selanjutnya tegangan di turunkan pada transformator step down 1250 kVA keluaran sekunder pada trafo step down 0,35 kV, arus 1776,1 A, daya nyata 915 kW, dan daya semu 1076 kVA. Dengan beban pada Bandar Udara Haluoleo Kendari sebesar 1110 kVA
Alat Pencacah Pakan Ternak Menggunakan Motor Universal Faraditha Amelia; Waode Zulkaidah; Sahabuddin Hay; Feliks Eldad Larobu; Agustina Lolok; Abd.Kadir
Piston: Jurnal Teknologi Vol 7 No 1 (2022): Juni 2022 (Edisi Reborn)
Publisher : Program Pendidikan Vokasi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/pistonjt.v7i1.27

Abstract

Feed is one of the most important factors in ruminant maintenance efforts, the success and failure of livestock business is largely determined by the feed given. Grass must be provided by breeders as the main feed for livestock every day. Additional feed must also be given to increase nutrition so that livestock meat grows faster. Additional feed such as bran, ingredients, concentrates, cassava, tofu dregs and others. The farmer took the initiative to mix the grass with additional feed to save costs. Before mixing, the grass must be chopped (chopped) first, so that the mixing process is easy to do. Every day the farmer must provide sufficient amount of grass for animal feed ingredients. In an effort to provide ruminant feed, breeders need tools so that in the process of chopping the grass even though it is large and the time and energy spent is still efficient. Therefore, a grass chopper is needed by breeders. In general, the lawn chopper consists of a motor that functions as a driver, transmission system, casing, frame shaft, and chopper blade. Things that must be considered in the manufacture of this grass chopper is how to make a machine with a strong frame, sharp knife to cut several times, ergonomic, affordable and easy to get on the market.
Monitoring suplai Listrik Berbasis SMS Gateway Bandara Halu Oleo Hanika Pasang; Gamal Abdel Nasser; Sahabuddin Hay; Waode Zulkaidah; St. Nawal Jaya
Piston: Jurnal Teknologi Vol 7 No 1 (2022): Juni 2022 (Edisi Reborn)
Publisher : Program Pendidikan Vokasi Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/pistonjt.v7i1.28

Abstract

In a flight process requires many systems that are required to work properly so that in the flight process there are no obstacles or damage that causes accidents that can be detrimental from all aspects, especially the loss of human life. Aviation safety facilities must be alive for 24 hours, so that if there is a power cut from PLN, the UPS (Uninterruptible Power Supply) as a backup that provides electricity supply will work automatically to provide supply to the aircraft communication system to keep it alive. However, UPS only lasts 30 minutes to supply electricity to the load and sometimes if problems occur such as loss of electricity supply from PLN, generators or UPS, the aircraft communication system at Halu Oleo airport will be very disrupted. Therefore, so that the aircraft communication system continues to live, a system is created that can help the Halu Oleo airport Navigation Telecommunication Technician in controlling the electricity supply in the airport tower halu oleo so that it does not die. In the early stages thepins Input and Output will initialize what is needed. must be done, then the current sensor will read how much current is entering the UPS load if the current has been read, the system from the GSM module will send the message SUPPLY CONNECTED LOADS but if the current is not read by the current sensor then the GSM module will send a message that the load SUPPLY is disconnected and The buzzer will flash intermittently for 10 minutes. If within 10 minutes there is no action from the technician, the system will automatically make a telephone call.