Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROFIL KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA KELAS VIII SMPN 8 TARAKAN Alfian Mucti; Dewi Astuti; Dwi Susanti
Edukasia : Jurnal Pendidikan Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Edukasia : Jurnal Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/edu.v7i1.1375

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kemampuan number sense siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Kelas yang diteliti dibatasi pada siswa kelas VIII-7. Adapun pengambilan data dengan menggunakan tes tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan number sense siswa berada dibawah standar 2,75 dengan nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 1,45 ,dengan nilai tertinggi 3,00 nilai terendah 1,00 dari skor maksimal 4. Dengan rata-rata ketercapaian tiap indikator sebagai berikut: 1) Indikator number magnitude sebesar 1,68; 2) Indikator number operation sebesar 1,54; 3) Indikator computional estimation sebesar 1,14. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa di kelas VIII-7 di SMPN 8 Tarakan mengalami kesulitan di semua indikator number sense
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMP DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN BAHAN MANIPULATIF MATEMATIKA Dwi Susanti; Alfian Mucti; Maharani Izzatin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v4i1.1541

Abstract

Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi beberapa faktor. (1) kurangnya minat siswa, dikarenakan konsep yang abstrak.(2) metode dan model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung sama, dikarenakan kesulitan dalam mengimplimentasikan kurikulum 2013. (3) penggunaan bahan manipulatif yang belum dimaksimalkan. Bahan manipulatif merupakan benda fisik yang dapat dimanipulasi siswa agar dapat mengkonstruk konsep matematika. Berdasarakan permasalahan tersebut diperlukan adanya kegiatan pelatihan dan pendampingan penggunaan bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika. Adapun tahapan kegiatannya; 1) Survei lokasi. 2) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan, 3) Pelatihan pembuatan dan penerapan  bahan manipulatif. 4) Pelatihan teori tentang metode dan model pembelajaran matematika. 5) Pelatihan teori tentang kurikulum 2013. 6) Pendampingan guru mitra dalam penerapan bahan manipulatif yang telah dibuat dalam pembelajaran matematika di sekolah. Hasil  pelaksanaan kegiatan pengabdian tersebut dapat disimpulkan antara lain; 1) menambah pengetahuan guru matematika SMPN 8 dan SMPN 9 Tarakan mengenai berbagai metode dan model pembelajaran kooperatif, 2) menambah pengetahuan guru mengenai pembuatan dan penerapan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, 3) menambah pengetahuan dan ketrampilan guru matematika mengenai pembuatan dan penerapan bahan manipulatif matematika, dan 4) meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan bahan manipulatif, terbukti hampir 85% siswa aktif dalam pembelajaran.
Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skills Dwi Susanti; Cici Hernawati
EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/edumat.v10i1.12190

Abstract

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu Keterampilan yang digunakan untuk menyelesaikan soal HOTS. Hal tersebut disebabkan karena berpikir kritis merupakan Keterampilan menganalisis, menciptakan dan menggunakan kriteria secara obyektif, serta mengevaluasi data. Sehingga dapat dikatakan bahwa Keterampilan berpikir kritis sangat penting dalam mendukung pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan ketrampilan berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan soal bertipe HOTS pada materi bilangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrument tes dan wawancara terhadap beberapa sampel penelitian. Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan langkah, mereduksi data,menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan presentase rata-rata ketrampilan berpikir kritis mahasiswa berdasarkan 5 indikator sebesar 67 atau berada pada kategori sedang. Pada indikator memberikan penjelasan sederhana telah dikuasai dengan baik. Indikator membangun keterampilan dasar sebagian mahasiswa telah mampu menyesuaikan dengan sumber, akan tetapi masih dengan keterbatasan dalam mempertimbangkan hasil observasi. Indikator menyimpulkan beberapa mahasiswa telah mampu mendeduksi dan menginduksi dengan baik, akan tetapi masih kurang dalam membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. Indikator memberikan penjelasan lebih lanjut mahasiswa belum mampu mengidentifikasi berbagai asumsi. Indikator menyusun strategi dan taktik mahasiswa mampu melakukan prosedur penyelesaian dengan baik akan tetapi masih belum mampu menyusun taktik dengan baik. Kata kunci: High Order Thinking Skills (HOTS), Keterampilan Berpikir Kritis. Abstract: Critical thinking ability is the only ability used to solve HOTS questions. Critical thinking is the ability to analyze, create and use criteria objectively, and develop data. So critical thinking skills are useful in supporting learning. The purpose of this study was to describe students' critical thinking skills to solve problems with HOTS equations. A quantitative descriptive study was used in this research with instruments test and interviews with several research samples. The research sample was taken using the purposive sampling technique. Data analysis was used steps, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results showed that the average percentage of students' critical thinking skills based on 5 indicators was 67 or was in the medium category. The indicators provided simple explanations had been mastered well. The Indicators of students' basic skills had been able to adapt to the source but were limitations in considering the results of observations. The indicators conclude that some students have been able to deduce and conclude, but are still lacking in making and considering the value of decisions. The indicators provide further explanation students had not been able to identify various assumptions. The indicators of students' developing strategi and tactics had been able to carry out settlement procedures but not able to develop tactics. Keywords: High Order Thinking Skills (HOTS), Critical Thinking Skills.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TRIGONOMETRI BERBASIS LITERASI MATEMATIKA Nurmala R; Dwi Susanti
Jurnal Borneo Saintek Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v2i1.633

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk mengembangkan dan menghasilkan produk berupa bahan ajar trigonometri berbasis literasi matematika. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan model Four-D (Model Thiagarajan). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develope (pengembangan), dan Desseminates (penyebaran). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah dokumentasi, observasi, lembar penilaian, dan lembar angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis Uji Kelayakan produk dan Analisis uji kepraktisan produk. Adapun hasil penelitiannya adalah produk yang dihasilkan berupa bahan ajar trigonometri berbasis literasi matematika layak digunakan. Hal ini berdasarkan analisis data para ahli yaitu ahli materi masing-masing diperoleh persentase 78% dengan kriteria layak dan 86% dengan kriteria sangat layak, ahli penyajian masing-masing diperoleh 79% dengan kriteria layak dan 89% dengan kriteria sangat layak, dan ahli bahasa diperoleh persentase 90% dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan hasil analisis data tanggapan mahasiswa pada uji coba skala besar diperoleh bahwa sebanyak 82% yang menyatakan bahwa bahan ajar trigonometri berbasis literasi matematika sangat baik dan sisanya 12% menyatakan bahwa bahan ajar trigonometri berbasis literasi matematika baik.
PSEUDO SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERTIPE HIGHER ORDER THINKING SKILLS BERDASARKAN AKTIVITAS PROBLEM SOLVING Dwi Susanti; Purwanto Purwanto; Erry Hidayanto
Mathematics Education And Application Journal (META) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.607 KB) | DOI: 10.35334/meta.v1i1.847

Abstract

Learning mathematics involves students not only to be able to ensure calculations but also be able to ensure reasoning and analyzing. Analytical skills are included in high order thinking skills (HOTS). Higher order thinking skills (HOTS) can be generated through problem solving activities. In solving a problems, it is possible that the way the student thinks is not suitable to the answer they get or it can be said that they are doing pseudo thinking. Pseudo thinking can be caused by the absence of reflection by students. This study aims to describe the student's occurring false-pseudo thinking in solving HOTS type problems on the quadratic inequality. Research subjects were taken based on purposive sampling, taking into account their communication abilities. The subjects in this study were high school students who had studied the material inequality squared. The data collection was done by using think-out-loud (TOL) method, the students were asked to express out loud what they were thinking when solving the problem which was given. From the results it can be explained that the process of the students’ false-pseudo thinking HOTS type problems on the quadratic inequality happen as follows: 1) It begins with the students’ mistake of making assumptions when they are understanding the problem 2) The incompleteness of the students’ thinking substructure in the process of understanding the problem, and 3) The incompleteness of the students’ thinking substructure in planning the solution.
MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING : APAKAH MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA? Rezki Rezki; Ika Noviantari; Dwi Susanti; Hermansyah Hermansyah
Mathematics Education And Application Journal (META) Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/meta.v5i1.3367

Abstract

AbstractThe reciprocal teaching-learning model was applied to determine its effect on student’s motivation to learn mathematics at SMP Negeri 11 Tarakan. This study used a quantitative approach to the type of quasi-experimental research. The data collection technique used is a motivational questionnaire to learn mathematics. The sample in this study were students of class VIII-1 and class VIII-2 of SMP Negeri 11 Tarakan. Simple regression analysis was used as a data analysis technique. Based on data analysis, it was found that the reciprocal teaching-learning model had a positive effect on student’s motivation to learn mathematics at SMP Negeri 11 Tarakan.Keywords: Reciprocal Teaching, Mathematic Learning MotivationAbstrakModel pembelajaran reciprocal teaching diterapkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap motivasi belajar matematika siswa SMP Negeri 11 Tarakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket motivasi belajar matematika. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 dan kelas VIII-2  SMP Negeri 11 Tarakan. Analisis regresi sederhana digunakan sebagai teknik analisis data. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa model pembelajaran reciprocal teaching berpengaruh positif terhadap motivasi belajar matematika siswa SMP Negeri 11 Tarakan.Kata kunci: Reciprocal Teaching, Motivasi Belajar Matematika