Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DENGAN METODE AUDIO VISUAL Kartika Sari; Rini Susanti; Isri Nasifah
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.71

Abstract

AbstrakKanker payudara merupakan salah satu prevalensi kanker tertinggi di Indonesia, yaitu 50 per 100.000 penduduk. Sementara itu, kanker payudara termasuk dalam 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per 100.000 penduduk. Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tercatat 53,7% masyarakat tidak pernah melakukan SADARI, sementara 46,3% pernah melakukan SADARI. Pencegahan yang tepat dan maksimal untuk penyakit tidak menular seperti kanker payudara adalah dengan dilakukannya promosi kesehatan dan deteksi dini antara lain berupa pencegahan primer, sekunder dan tertier. pencegahan yang paling mudah dan murah dilakukan adalah pencegahan primer yaitu dengan SADARI karena pemeriksaan SADARI dapat dilakukan oleh individu itu sendiri tanpa perlu ke petugas kesehatan. Pemberian informasi dengan media audio visual akan lebih praktis dan fleksibel bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan SADARI. Sebab media tersebut merupakan sumber informasi yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental. Sampel penellitian ini adalah remaja putri di MA Darul Maarif. Metode yang akan dilakukan adalah ceramah, diskusi dan pemutaran video sadari. Hasil penelitian di MA Darul Maarif, sebagian besar siswi memiliki pengetahuan sedang sejumlah 25 siswi (54%) saat pretest sedangkan pengetahuan saat posttest sebagian besar siswi memiliki pengetahuan tinggi sejumlah 33 siswi (72%). Dan terdapat peningkatan pengetahuan di sekolah tersebut saat sebelum intervensi dan sesudah intervensi dengan media audio visual. AbstractBreast cancer is one of the highest cancer prevalence in Indonesia, which is 50 per 100,000 population. Meanwhile, breast cancer is included in the top 10 causes of death in women in Indonesia with a mortality rate of 21.5 per 100,000 population. Non-Communicable Disease Research (PTM) 2016 states that community behavior in early detection of breast cancer is still low. It was recorded that 53.7% of the people had never done breast self-examination, while 46.3% had done breast self-examination. Appropriate and maximum prevention for non-communicable diseases such as breast cancer is by conducting health promotion and early detection, among others in the form of primary, secondary and tertiary prevention. The easiest and cheapest prevention is primary prevention, namely with breast self-examination because breast self-examination can be done by the individual himself without the need for health workers. Providing information with audio visual media will be more practical and flexible for the community to increase knowledge about the importance of BSE examination. Because the media is a source of information that can affect the level of knowledge. This type of research is pre experimental. The research sample was young women at MA Darul Maarif. The method to be carried out is lecture, discussion and conscious video playback. The results of research in MA Darul Maarif, most of the students had moderate knowledge of 25 students (54%) at the pretest while the knowledge at the posttest most of the students had high knowledge of 33 students (72%). And there is an increase in knowledge in the school before and after the intervention with audio-visual media.  
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Bayi di Desa Soneyan Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Ika leviana; Rini Susanti; Widayati Widayati
Jurnal Keperawatan Anak Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan Anak
Publisher : Jurnal Keperawatan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.057 KB)

Abstract

One health status can be viewed by the infant mortality rate. The infant mortality rate is thenumber of deaths of infants aged less than 1 year. The infant mortality rate in the district starch in 2012amounted to 156 babies. Malnutrition rates in Pati regency in 2012 of 256 infants, in pukesmasMargoyoso II as many as 45 babies and in the village there are 15 babies soneyan of 45 babies. Thepurpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of mothers aboutinfant nutrition with nutritional status of infants in rural Soneyan Margoyoso Pati District. The studydesign used is descriptive correlation with cross-sectional approach and retrieval of data is primary data.The population in this study were mothers with infants aged 0-12 months in the village of Pati MargoyosoSoneyan District. The sample in this study uses total sampling that all mothers with infants 0-12 monthsas many as 33 people. The results can be seen 12 respondents (36.4%) good knowledge, 12 respondents(36.4%) mothers knowledgeable enough and 9 respondents (27.3%) less knowledgeable note 18 infants(54.5%) had good nutritional status , the nutritional status of infants who have less sebanyai 11 infants(33.3) and 4 infants (12.1%) have more nutritional status. As well as it can be seen that there is arelationship between knowledge of the nutritional status of mothers with babies in the village of Patiregency Soneyan District Margoyoso using Chi Square statistical test obtained p value of 0.001 <0.005then ho rejected. Suggestions of researchers is that knowledge be improved maternal nutrition baby.
Pelayanan Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2017 Rini Susanti; Kartika Sari
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 1 No. 1: March 2018
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.174 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v1i1.42

Abstract

Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes, 2006). VCT perlu dilakukan karena merupakan pintu masuk untuk menuju keseluruh layanan HIV/AIDS, dapat memberikan keuntungan bagi klien dengan hasil tes positif maupun negative dengan vokus pemberian dukungan terapi ARV (Anti Retroviral), dapat membantu mengurangi stigma di masyarakat, serta dapat memudahkan akses keberbagai layanan kesehatan maupun layanan psikolososial yang dibutuhkan klien. Bagaimana pelayanan Klinik VCT/CST di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang dilihat dari Pelayanan klinik VCT dan Fasilitas Sarana Prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis menggunakan deskriptif analisis. Sebanyak 0.97 % responden menilai sarana dan prasarana Klinik VCT yang dinilai baik adalah papan nama atau papan petunjuk ruangan/klinik sudah jelas, terdapat ruang tunggu yang nyaman, ruang tunggu terdapat kotak saran, ruang tunggu tersedia meja dan kursi yang nyaman, jam layanan konseling dan testing sesuai dengan jam kerja di rumah sakit,dan jam layanan konseling dan testing buka setiap hari,sebanyak 1% responden menilai layanan Klinik VCT/CST yang dinilai baik adalah penampilan petugas terlihat rapi, dan penampilan petugas terlihat bersih. Sarana dan prasaran Klinik VCT secara umum sudah baik. Sarana dan prasarana yang masih kurang yaitu belum tersedianya jam layanan VCT pada sore hari, pintu masuk ruangan konseling masih sama dengan pintu keluar.Layanan VCT secara umum sudah berjalan lancar namun beberapa kendala yang masih dihadapi yaitu dari segi konselor, dibutuhkan jumlah konselor yang cukup agar layanan dapat dilakukan dan pasien tidak menunggu lama.
Pengaruh Penerapan Stimulasi Perkembangan Balita pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Rini Susanti; Vistra Veftisia; Yulia Nur Khayati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 1 No. 2: September 2018
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.247 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v1i2.98

Abstract

Anak usia dibawah tiga tahun (batita) sangat energik dan aktif, penuh dengan energi yang tidak terbatas, antusias  dan selalu ingin tahu. Walaupun kecepatan pertumbuhan melambat selama tahap ini, perubahan perkembangan penting terbentuk. Peningkatan kemapuan motorik memungkinkan anak batita untuk bergerak sendiri, menjelajahi dan menguji lingkungannya. Perkembangan yang cepat dalam berbicara dan bahasa  berperan dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan belajar yang lebih kompleks (Allen dan Marotz, 2010). Untuk mengetahui pengaruh penerapan stimulasi perkembangan balita pada ibu rumah tangga dikelurahan candirejo kecamatan ungaran barat kabupaten semarang. Penelitian ini menggunakan eksperimen random (Randomized Controlled trial, RCT) dengan rancangan Two Group Pre-test dan Post-test Desain. Ada pengaruh pendampingan stimulasi dengan peningkatan perkembangan anak pada ibu rumah tangga di Kelurahan Candirejo Kec.Ungaran Barat Kab. Semarang. Pengetahuan responden tentang stimulasi perkembangan anak dalam kategori baik 42 responden (70%). Bidan desa Mengaktifkan peran kader untuk mendampingi ibu yang memiliki balita dalam melakukan stimulasi perkembangan. Puskesmas memberikan promosi kesehatan tentang stimulasi perkembangan oleh orang tua
Pengaruh Hipnosis Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi Ari Andayani; Rini Susanti; Kartika Sari
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 5 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.292 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v5i1.1491

Abstract

The incidence of dysmenorrhea in adolescents in Asia is 74.5%. In Hispanic adolescent girls, the prevalence of dysmenorrhea is 85%. Meanwhile, the incidence rate in Indonesia is 55%. Seeing these data, it can be interpreted that almost all women have experienced dysmenorrhea. Reducing menstrual pain can use various alternatives including hypnotherapy. The advantage of hypnotherapy is that it can overcome physical problems such as reducing excessive pain intensity, and can make the body relax. Hypnotherapy is one therapy by giving suggestions that are expected to reduce the scale of menstrual pain. This study aims to determine the effect of hypnotherapy on the reduction of menstrual pain. This study uses a quasi-experimental research (quasi-experimental) with a one group pre test post test design. The sample in this study was 16 students who experienced menstrual pain and the treatment time of each sample was 30 minutes a day. There is an effect of hypnotherapy on the reduction of menstrual pain with a value of 0.000 (P value <0.05) and a Z value of -3.654. It is expected that students can know and be able to apply hypnotherapy as a therapy to reduce menstrual pain.AbstrakAngka kejadian dismenorea pada remaja di Asia adalah 74.5%. Pada remaja putri hispanic prevalensi dismenore sebesar 85%. Sedangkan angka kejadian di Indonesia adalah 55%. Melihat data tersebut, dapat diartikan bahwa hampir semua wanita pernah mengalami dismenore. Mengurangi nyeri menstruasi dapat menggunakan berbagai alternatif diantaranya hipnoterapi. Keunggulan dari hipnoterapi yaitu dapat mengatasi masalah fisik seperti mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan, serta dapat membuat tubuh menjadi rileks. Hipnoterapi merupakan salah satu terapi dengan memberikan sugesti diharapkan dapat menurunkan skala nyeri menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri menstruasi. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi eksperiment) dengan rancangan one group pre test post test design. Sampel pada penelitian ini 16 siswa yang mengalami nyeri menstruasi dan waktu perlakuan masing-masing sampel 30 menit dalam sehari. Ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan nyeri menstruasi dengan nilai α sebesar 0,000 (nilai P < 0,05) dan nilai Z -3.654. Diharapkan siswa dapat mengetahui dan dapat menerapkan hipnoterapi sebagai salah satu terapi untuk mengurangi nyeri menstruasi.
Penyuluhan Tentang Konsumsi Minuman Jahe sebagai Upaya Mengurangi Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 9 Kota Semarang Jatmiko Susilo; Rini Susanti; Kartika Sari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i1.2320

Abstract

Menstrual pain (dysmenorrhea) is painful menstruation and can interfere with a girl's ability to go to school, study, or sleep (Fitria, 2019). Menstrual pain is painful in nature, felt in the lower abdomen, up to the waist and thighs, can be accompanied by nausea and even vomiting, even with headaches (Haryono, 2016). The incidence of dysmenorrhea in adolescents in Asia is 74.5%. In Hispanic adolescent girls the prevalence of dysmenorrhea is 85%, while the incidence rate in Indonesia is 55%. (Setyowati, 2018). Dysmenorrhea or menstrual pain is often experienced by young women of reproductive age and can have an economic impact and decrease the quality of life. Treatment of menstrual pain can use pharmacology and non-pharmacology. Pharmacological treatment includes giving anti-pain drugs including drugs that are classified as analgesics, while non-pharmacological treatment for adolescents who experience menstrual pain includes exercise, muscle stretching exercises, consuming healthy foods, acupressure, and hypnotherapy. (Setyowati, 2018). The advantages of hypnotherapy are that it can overcome physical problems such as reducing excessive pain intensity, and can make the body relax. (Syapudin, 2014). Ginger rhizome, Zingiber officinale R. has traditionally been used to reduce inflammatory symptoms. Treatment of primary dysmenorrhea in female students with ginger for 5 days had a significant effect on reducing the intensity and duration of pain (Rahnama et al, 2012), and research by Chen et al, (2016) that oral ginger can be an effective treatment for menstrual pain. The findings of Lakhan et al, (2015) indicate that Zingiberaceae extract is a clinically effective hypoalgesic agent and exhibits a better safety profile than non-steroidal anti-inflammatory drugs.   ABSTRAK                 Nyeri menstruasi (dismenorea) adalah menstruasi yang menyakitkan dan dapat mengganggu kemampuan seorang gadis untuk bersekolah, belajar, atau tidur (Fitria, 2019). Nyeri menstruasi sifatnya nyeri, terasa di bagian perut bagian bawah, sampai  ke pinggang dan paha, bisa disertai mual bahkan muntah, bahkan sampai dengan nyeri kepala (Haryono, 2016). Angka kejadian dismenorea pada remaja di Asia adalah 74.5%. Pada remaja putri hispanic prevalensi dismenore sebesar 85%, sedangkan angka kejadian di Indonesia adalah 55%. (Setyowati, 2018).  Dismenore atau nyeri menstruasi sering dialami oleh remaja putri usia produktif dan dapat berdampak ekonomi, dan penurunan kualitas hidup. Penanganan nyeri menstruasi dapat menggunakan farmakologi dan nonfarmakologi. Penanganan farmakologi meliputi pemberian obat-obatan anti nyeri meliputi obat yang tergolong analgetik, sedangkan penanganan nonfarmakologi pada remaja yang mengalami nyeri menstruasi meliputi olahraga, latihan peregangan otot, mengkonsumsi makanan sehat, akupresur, dan hipnoterapi. (Setyowati, 2018).  Keunggulan dari hipnoterapi yaitu dapat mengatasi masalah fisik seperti mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan, serta dapat membuat tubuh menjadi rileks. (Syaripudin, 2014). Rimpang jahe, Zingiber officinale R. secara tradisional telah digunakan untuk mengurangi gejala inflamasi. Pengobatan dismenore primer pada mahasiswi dengan jahe selama 5 hari berpengaruh signifikan terhadap penurunan intensitas dan durasi nyeri (Rahnama et al, 2012), dan  Penelitian Chen et al, (2016) bahwa jahe oral dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk nyeri menstruasi. Temuan Lakhan et al, (2015) menunjukkan bahwa ekstrak Zingiberaceae  merupakan agen hipoalgesik yang efektif secara klinis dan menunjukkan profil keamanan yang lebih baik daripada obat antiinflamasi nonsteroid.
Penerapan Yoga Ibu Hamil Untuk Trimester I II Dan III Di Posyandu Gentan Yuli Nur Asiyah; Rini Susanti; Andy Ulmi Aprilani; Maiyanisa
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pregnancy is the fertilization or union of spermatozoa and ovum and is continued by nidation or implantation. Calculated from the moment of fertilization to the birth of the baby, a normal pregnancy will last 40 weeks (10 months or 9 months) according to the International calendar. Pregnancy is divided into 3 trimesters, where the first trimester lasts for 12 weeks, the second trimester is 15 weeks (week 13 to week 27), and the third trimester is 13 weeks (week 28 to week 40). Prenatal yoga is a combination of pregnancy exercise movements with antenatal yoga movements consisting of breathing movements (pranayama), positions (mudras), meditation and relaxation that can help smooth pregnancy and childbirth (Rusmita, 2015). who do not know about yoga and how to apply it. So we took the topic of applying yoga exercises in the first, second and third trimesters at the gentan posyandu. This research method is counseling, pre experimental design, demonstration, and evaluation. The sample of this study were pregnant women in the I, II and III trimesters who did not know about the implementation of yoga exercise, which was held on June 13, 2022 at 08:00 WIB with 3 sessions, namely first giving a pretest questionnaire for pregnant yoga exercise in trimesters I II and III, the second providing material about yoga exercise. pregnant in the first, second, and third trimesters of pregnancy, the third demonstration of yoga exercise in the second and third trimesters of pregnancy and the fourth to evaluate and fill out the posttest questionnaire. The results of this community service show that there are differences from the pretest of mothers who do not know yoga, their knowledge is still lacking with a total of 9 participants where there are 6 (10%) pregnant women with poor knowledge and 3 (70%) pregnant women with good knowledge. Then after being given counseling about yoga, the results obtained were that the level of knowledge of all participants increased to good, namely 100%, this showed that there was an increase of 70%. AbstrakKehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga minggu ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40) (Prawirohardjo, 2014: 213). Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama), posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Banyaknya ibu hamil trimester I II dan III yang belum mengetahui tentang senam yoga dan cara penerapannya. Sehingga kami mengambil topik penerapan senam yoga trimester I II dan III di posyandu gentan. Metode penelitian ini adalah penyuluhan, pre experimental design, demostrasi, dan evaluasi. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester I II dan III yang kurang mengetahui tentang penerapan senam yoga dilaksanakan 13 juni 2022 pukul 08:00 WIB dengan 3 sesi yaitu pertama memberikan kuisoner pretest senam yoga hamil trimester I II dan III, kedua memberikan materi mengenai senam yoga hamil trimester I II dan III,ketiga demonstrasi senam yoga hamil trimester I II dan III dan keempat melakukan evaluasi serta pengisian kuisoner postest. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan dari pretest ibu yang belum mengetahui yoga pengetahuannya masih kurang dengan jumlah 9 peserta dimana terdapat 6 (10%) orang ibu hamil dengan pengetahuan yang kurang dan 3 (70%) orang ibu hamil dengan pengetahuan baik. Kemudian setelah diberikan penyuluhan tentang senam yoga hasil yang didapat adalah tingkat pengetahuan semua peserta meningkat menjadi baik yaitu 100% hal ini menunjnukkan bahwa ada peningkatan 70%.
Prenatal Yoga untuk Mengatasi Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Puskesmas Lerep Mega Nasanova; Rini Susanti; Via Muafifah; Alvin Nurul Jannah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yoga is a way of preparation that focuses on muscle control, breathing techniques, relaxation and peace of mind. Relaxation techniques can be done by imagining something pleasant that can make the body relax. Prenatal yoga that is done regularly can create physical health, bring peace of mind and mind. Practicing yoga and meditation regularly during pregnancy will establish harmonious communication between the mother-to-be and her baby. Physical changes that occur during pregnancy will affect an uncomfortable pregnancy, so the mother feels anxiety during pregnancy. Practicing yoga at this time is a useful solution as a medium of self-help that will reduce discomfort/anxiety during pregnancy. The problem in this study is the lack of interest of pregnant women to do prenatal yoga and knowledge of pregnant women about prenatal yoga because pregnant women have never done prenatal yoga. The solution to this problem is to conduct counseling about prenatal yoga and practice the steps of prenatal yoga.used is a demonstration about prenatal yoga and giving a questionnaire to determine the level of knowledge of pregnant women. There were 10 pregnant women who were invited but only 8 people came. The implementation date of the service is on June 5, 2022 at 09.00-Finished. of this service indicate that 6 people have good knowledge (75%), 1 person has sufficient knowledge (12.5%), and 1 person has less knowledge (12.5%). AbstrakPrenatal yoga yang dilakukan secara teratur dapat menciptakan kesehatan fisik, menghadirkan ketenangan dalam pikiran dan batin. Berlatih yoga dan meditasi secara teratur pada masa hamil akan menjalin komunikasi yang harmonis antara calon ibu dan buah hatinya. Perubahan fisik yang terjadi selama hamil akan memengaruhi kehamilan yang tidak nyaman, sehingga ibu merasa kecemasan dalam menjalani kehamilan. Berlatih yoga pada masa ini merupakan salah satu solusi yang bermanfaat sebagai media self help yang akanmengurangi ketidaknyamanan/ kecemasan selama hamil.. yang digunakan adalah dengan demostrasi tentang prenatal yoga dan memberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil yang di undang ada 10 orang tetapi yang datang hanya 8 orang. Tanggal pelaksanaan pengabdian yaitu pada tanggal 05 Juni 2022 jam 09.00-Selesai. pengabdian ini menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik sebanyk 6 orang (75%), pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (12,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (12,5%).
Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Punggung Ibu Hamil Tm II, III Desa Pasekan Ambarawa Kab.Semarang eni suarini; Rini Susanti; Siti Marwah Almaeka
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 2 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Low back pain in pregnant women in the second and third trimesters is a common complaint that often occurs among pregnant women. Pain causes fear and anxiety so that it can cause stress and drastic physiological changes during pregnancy. Acupressure is a form of physiotherapy by providing massage and stimulation at certain points on the body that are useful for reducing various aches and pains and reducing anxiety. The problems experienced in Kalibeji Village are experiencing pain and dizziness This Community Service activity aims to provide benefits to cadres and village midwives. All cadres can obtain correct information to reduce back pain in pregnant women in the second and third trimesters so that they can be applied and taught to be independent of pregnant women. The method used in the implementation Determines targets for pregnant women TM II and TM III and conducts a pre-test on acupressure to reduce back pain, Provides information to reduce back pain in pregnancy trimester II and III, demonstrates acupressure, distribution of leaflets and posttest The results of this service indicate that there is a difference between the pre test and post test given a questionnaire, namely pregnant women before being given a questionnaire with good knowledge of 6 people (60%), sufficient knowledge of 4 people (40%), while pregnant women after being given a questionnaire who have good knowledge good as many as 7 people (70%), sufficient knowledge of 3 people (30%). and post test from the results given a questionnaire and then with ongoing activities every week according to the complaints of pregnant women. Abstrak Nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester II dan III merupakan keluhan umum yang sering terjadi di kalangan ibu hamil.Nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan sehingga dapat menimbulkan stress dan perubahan fisiologis yang drastis selama kehamilan. Akupresure merupakan salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh yang berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi kecemasan,. Persoalan yang dialami di Desa Kalibeji mengalami nyeri dan pusing. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan memberi manfaat kepada kader dan bidan desa.Seluruh kader dapat memperoleh informasi untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil Trimester II Dan III yang benar agar dapat di aplikasikan dan diajarkan untuk memandirikan ibu hamil. Metode yang di gunakan dalam pelaksanaan Menentukan sasaran pada ibu hamil TM II dan TM III dan melakukan pre test tentang akupresure untuk mengurangi nyeri punggung, Memberikan informasi untuk mengurangi nyeri punggung pada kehamilan trimester II dan III, mendemontrasikan akupresure, pembagian leaflet dan postest Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara pre test dan pos test diberikan kuesioneryaitu ibu hamil sebelum diberikan kuesioner yang berpengetahuan baik sebanyk 6 orang (60%), pengetahuan cukup sebanyak 4 orang(40%), sedangkan ibu hamil sesudah diberikan kuesioner yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang (70%), pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (30%). dan pos test dari hasil diberikan kuesioner dan selanjutnya dengan kegiatan berkelanjutan setiap minggu sesuai dengan keluhan ibu hamil.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Seksual Remaja Putri di Desa Kalibening, Sukoharjo, Wonosobo Nurohmah; Rini Susanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 2 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescents with reproductive health knowledge problems are currently very complex, this is shown in the IDHS results that only 35% of female adolescents and 31% of male adolescents know that pregnancy can occur with only one sexual intercourse. The most prominent problem in adolescent reproductive health in Indonesia is the inadequate knowledge of adolescents about reproductive health. Lack of information about reproductive health can have an impact on adolescent sexual attitudes (Indonesian Ministry of Health, 2015). Based on a preliminary study conducted by researchers in Kalibening Village, it was found that in 2020 there were 7 grooms aged less than 25 years and 6 prospective brides aged less than 21 years, while in 2021 grooms There were 9 people who were less than 25 years old and 12 brides who were less than 21 years old, even though according to BkkbN the healthy reproductive age for men was more than 24 years and for women more than 20 years. This is because reproductive age affects reproductive health, especially for women. Apart from that, it was recorded that in 2020 there were 3 prospective brides whose PP test results were positive. To determine the relationship between the level of reproductive health knowledge and the sexual attitudes of young women in Kalibening Village. This study was designed using a cross sectional approach. Cross sectional research is a study to study the dynamics of the correlation between risk factors and effects by means of an observation approach or data collection at one time. The population in this case is all young women in Kalibening Village, Sukoharjo, Wonosobo totaling 313 people. Sampling in this study was 15% of the existing population because the total population exceeded 100 respondents, namely 313 young women. Means 313 X 15% = 46, so the sample used in this study was 46 respondents. The results of the frequency distribution of the level of reproductive health knowledge of female adolescents in Kalibening Village were good, namely 23 respondents (50%) and 23 respondents (50%) sufficient. The results of the distribution of the frequency of sexual attitudes of young women in Kalibening Village were positive or not supportive of deviant sexual attitudes, namely 45 respondents (9.7.8%). Based on the results of the analysis using rank spearman, the results of statistical tests to analyze the relationship between the level of knowledge of reproductive health and sexual attitudes of female adolescents were p value = 0.149> α = 0.05 so it can be concluded that there is no relationship between the level of knowledge of reproductive health and sexual attitude of young women in Kalibening Village. There is no relationship between the level of reproductive health knowledge and the sexual attitudes of young women in Kalibening Village Abstrak Remaja dengan masalah pengetahuan kesehatan reproduksi pada saat ini sangat kompleks, hal ini di tunjukan pada hasil SDKI bahwa hanya 35% remaja perempuan dan 31% remaja laki-laki mengetahui kehamilan dapat terjdi dengan hanya sekali berhubungan seksual. Permasalahan yang paling menonjol pada kesehatan reproduksi remaja di Indonesia adalah belum memadainya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dapat berdampak pada sikap seksual remaja (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Kalibening didapatkan pada tahun 2020 calon pengantin laki-laki yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 7 orang dan calon pengantin perempuan yang berusia kurang dari 21 tahun sebanyak 6 orang, sedangkan pada tahun 2021 calon pengantin laki-laki yang berusia kurang dari 25 tahun sebanyak 9 orang dan calon pengantin perempuan yang berusia kurang dari 21 tahun sebanyak 12 orang, padahal usia reproduksi sehat munurut BkkbN untuk laki-laki adalah lebih dari 24 tahun dan untuk perempuan lebih dari 20 tahun. Hal ini dikarenakan usia reproduksi berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi khususnya bagi perempuan selain itu tercatat pada tahun 2020 terdapat 3 calon pengantin perempuan yang hasil PP test-nya positive. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seksual remaja putri di Desa Kalibening. Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi dalam hal ini ialah seluruh remaja putri yang di Desa Kalibening, Sukoharjo, Wonosobo sejumlah 313 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah 15% dari populasi yang ada karena jumlah populasi melebihi 100 responden yaitu 313 remaja putri. Berarti 313 X 15% = 46, jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 responden. Hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri di Desa Kalibening baik yaitu sebanyak 23 responden (50%) dan cukup sebanyak 23 responden (50%). Hasil distribusi frekuensi sikap seksual remaja putri di Desa Kalibening positif atau tidak mendukung terhadap sikap seksual yang menyimpang yaitu sebanyak 45 responden (9,7,8%). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rank spearman didapatkan hasil uji statistik untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seksual remaja putri adalah p value = 0,149> α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seksual remaja putri Di Desa Kalibening. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap seksual remaja putri di Desa Kalibening.