Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis Budi, Gayuh Prasetyo; Hajoeningtijas, Oetami Dwi
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk bioorganik cair terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014.  Penelitian dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor dengan ulangan 3 kali.  Faktor 1. konsentrasi pupuk bioorganik cair, terdiri atas : 0, 2, 4, 6 ml/l. Faktor 2. frekuensi pemberian pupuk bioorganik cair, terdiri atas : 1, 2, dan 3 kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan frekuensi aplikasi pupuk bioorganik cair berpengaruh nyata terhadap hasil jagung manis, namun di antara kedua faktor perlakuan tidak terjadi interaksi nyata.  Pemberian pupuk bioorganik cair konsentrasi 4 ml/l meningkatkan secara nyata berat tongkol tanpa kelobot/tanaman 230.28 g dan frekuensi aplikasi pupuk bioorganik cair 3 kali meningkatkan secara nyata berat tongkol tanpa kelobot/tanaman 237.03 g. Kata kunci : Konsentrasi, Frekuensi, Pupuk Bioorganik, Jagung Manis.
IbM Kelompok Tani Desa Karangsalam Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Suyadi, Aman; Hajoeningtijas, Oetami Dwi
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan program IbM bertujuan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota kelompok tani dalam memberdayakan potensi kebun durian dengan cara meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para anggotanya dalam  hal  penguasaan teknologi budidaya tumpangsari durian dengan lada perdu, teknologi budidaya angrek, serta teknologi budidaya semut merah/api penghasil kroto, serta kemampuan berwirausaha. Tujuan selanjutnya adalah anggota kelompok tani memiliki kemandirian ekonomi. Metode yang digunakan adalah pelatihan, praktik langsung, pendampingan, pembuatan demplot/percontohan, pembinaan, serta kemitraan dengan kelompok tani desa Karangsalam.   Telah dilakukan pemberdayaan kebun durian dengan kegiatan : (1) pelatihan dan praktik langsung pembuatan demplot budidaya anggrek Bulan, bibit anggrek yang berhasil diaklimatisasi mencapai 719 tanaman yang dibudidayakan di 4 rumah anggrek milik mitra,  (2)  pelatihan dan praktik langsung pembuatan demplot tumpangsari durian dengan lada perdu, bibit lada perdu yang dihasilkan sekitar 600 batang dan telah ditanam dibawah tegakan durian di 10 kebun milik mitra, (3) pelatihan dan praktik langsung pembuatan demplot budidaya semut merah,  dihasilkan 4 rumah ternak semut merah (kumbung dan rak) di 4 lokasi, dan (4) pelatihan kewirausahaan yang diikuti oleh perwakilan pengurus dan anggota kelompot tani mitra.  Kesimpulan kegiatan IbM adalah telah terjadi peningkatan kemampuan dan ketrampilan anggota kelompok tani Ngudi Makmur dan Gangga Mulya dalam memberdayakan potensi kebun durian melalui  penguasaan teknologi budidaya angrek, teknologi budidaya tumpangsari durian dengan lada perdu, teknologi budidaya semut merah/api penghasil kroto, dan kemampuan berwirausaha. Tahun pertama kegiatan IbM belum mampu meningkatkan pendapatan,  baik dari dari penjualan bibit anggrek seedling, hasil panen lada perdu, mapun hasil panen kroto, tambahan pendapatan akan dinikmati kelompok tani pada tahun kedua dengan kata lain kemandirian ekonomi kelompok tanai Ngudi makmur dan Gangga Mulya akan tercapai pada tahun kedua.Kata kunci:  lada perdu, anggrek, aklimatisasi, tumpangsari,  dan ketrampilan
COPING STRATEGIES PETANI MISKIN DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN LOKAL Dumasari, Dumasari; Hajoeningtijas, Oetami Dwi
SEPA - Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : SEPA - Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : This study aims to examine the coping strategies undertaken to solve the poor peasant. This problems in diversification of local food consumption at rural areas. Research sites defined intentionally in the Limpakuwus Village, Sumbang District, Banyumas Regency, Central Java Province. This research used a descriptive case study method. The research needs primary and secondary data. Based on the research results revealed there are various poor peasants problems in diversification of local food consumption. Poor peasant in Limpakuwus Village have the ability to perform various forms of coping strategies to solve a variety of internal and external problems diversification of local food consumption. However, the strength of the various forms of coping strategies of poor peasants still fragile food security to support the family. However, poor peasants seemed to be trying to use it flexibly because it is always adjusted first with their resources.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) UNTUK PENGENDALIAN AKAR GADA (Plasmodiophora brassicae) PADA TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) Jefri Sasongko; Anis Shofiyani; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 2 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i2.1739

Abstract

People demand on Caisim (Brassicaejuncea L.) is progressively increasing. One of offorts that can be applied for increasing Caisim crop is by fertilization. Clup root disease caused by Plasmodiophorabrassicae fungi is the most important fungal plant disease infecting cabbagecrop types. This pathogenic fungal infection causes crop damage until 100% or crop failure. One of the disease integeated controlling components that can be developed is biological control. One of biological pesticides for controlling this fungal plant disease is Basil plant.This research aimed to observe effect of the best basil concentration extract for club root control. It was conducted in Laboratory of UniversitasMuhammadiyahPurwokerto and Dukuwaluh Village, Kembaran Sub-district. The research period was three (3) months : Juneto September 2016. The researcher used Random Group Design (RAK). The tested factor including only one factor. K0: control, K1: 50 g/l, K2 : 100 g/l, K3 : 150 g/l, K4 : 200 g/l. the effect of Bassil extract on K1 concrentation resulted the disease with the highest score0.75%, K2 concentration resulted the disease whit the highest disease index 1.17, K4 concentration resulted the tallest plant height 10.1 cm and K3 concentration resulted the heaviest wotwoight 12.2 g.
UJI EFISIENSI BUDI DAYA TUMPANGSARI TANAMAN KACANG BUNCIS (Phaseolusvulgaris L.) DENGAN SAWI PUTIH (Brassica juncea L.) PADA POLA TANAM YANG BERBEDA Subhan Subhan; Oetami Dwi Hajoeningtijas; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 18, No 2 (2016): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v18i2.1740

Abstract

This research is to know at the result white mustard and intercropping green beans farm and to know the efficiency in using land in intercropping white mustard and green beans.This research was used randomize design method single factor, with 5 treatment suchas cropping patterns between white mustard and green beans repeated 3 times, so there were 15 experimental units. There are research treatment: T01: green beans monoculture control, T02: mustard monoculture control, T1: green benas line1 mustard line, T2: 2 green beanslines 1 mustard line, and T3: 1 green beans line 2 mustard lines. The observed variables: diameter crop, a fresh weight of white mustard, the number of green beans, and a fresh weight of green beans. The data was analyzed using F test, continued with BNJ test withextent error 5%. The result of the research showed that T02 treatment give the best effect on diamer mustard variable, T1 give the best effect on fresh weight mustard variable, T2 show the best effect on the number of green beans pod, and fresh weight green beans pod. Based on equity ratio of land, mustard and green beans planted using intercropping system showed that it more efficient than using monoculture system
MENGHITUNG WAKTU PANEN ENAM VARIETAS TANAMAN CABAI MERAH(CAPSICUM ANNUM) MENGGUNAKAN PENDEKATAN HEAT UNIT Afif Fadhlullah Azis; Teguh Pribadi; Agus Mulyadi Purnawanto; Oetami Dwi Hajoeningtijas
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 4 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2022
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi tanaman tergantung pada kondisi lingkungan, terutama aspek agroklimatologi. Untuk setiap spesies tanaman temperatur untuk tumbuhnya berbeda-beda. Indeks suhu umum dapat digunakan untuk memperkirakan perkembangan dan pertumbuhan tanaman di setiap harinya (Growing Degree Day/GDD atau Heat Unit/HU). Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan enam varietas cabai sebagai perlakuanya. Setiap perlakuan diulang lima kali dengan tiga tanaman sampel tiap perlakuan. Variebel yang diamati waktu bercabang, waktu berbunga, tingkat kematangan buah 25%, 50%, 100% dan buah busuk. Heat unit pertamakali bercabang 939,50 °C hari sampai 1102.90 °C hari. Heat unit pertama kali berbunga 996,70 °C hari sampai 1181,70 °C hari. Heat unit pertama kali berbuah 1288,60 °C hari sampai 1526,00 °C hari. Heat unit tanaman cabai pada fase generatif matang 25% 1935,70 °C hari sampai 2112,70 °C. Heat unit tanaman cabai pada fase generatif matang 50% 2299,90 °C hari sampai 2451,90 °C hari. Heat Unit fase generatif matang 100% 2823, °C  hari sampai 2926,20 °C hari. Heat unit tanaman cabai pada fase generatif buah busuk 3708,60 °C hari sampai 3959,60 °C hari.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Bio Fish X dengan Dosis yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharate L) Aris Fajar; Oetami Dwi Hajoeningtijas; Gayuh Prasetyo Budi
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v5i.736

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pupuk organik cair bio fish x terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan satu faktor, faktor tersebut ialah pemberian pupuk rekomendasi dan pupuk organik cair Bio Fish X sebanyak 8 taraf, masing-masing perlakuan terdapat 3 sampel polybag dan diulang sebanyak 4 ulangan. Data dianalisis secara statistik menggunakan analysis of variance (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan Duncan`s New Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair bio fish x berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14-49 HST, jumlah daun pada 49 HST, luas daun pada 49 HST dan diameter batang 28-49 HST. Pada beberapa waktu pengamatan menunjukkan tidak berpengaruh nyata yaitu pada variabel pengamatan jumlah daun pada 14-35 HST, luas daun pada 14-35 HST dan pada variabel pengamatan diameter batang pada 14-21 HST. Sedangkan pada variabel hasil penelitian hasil panen menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada pengamatan jumlah tongkol, diameter tongkol, dan panjang tongkol, serta pada variabel pengamatan berat tongkol berklobot per tanaman dan berat tongkol lepas klobot per tanaman menunjukkan hasil berbeda nyata pada hasil tanaman jagung manis. Dosis pupuk organik cair bio fish x yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharate L) adalah dosis pada perlakuan T (D) yaitu pupuk sesuai rekomendasi Urea 300kg/ha + 100 kg/ha KCl + 300 kg/ha NPK + POC 2 ml.
Potensi Mikroorganisme Lokal pada Reklamasi Lahan Terdegradasi Sebagai Pendukung Terwujudnya Ketahanan Pangan Nasional Oetami Dwi Hajoeningtijas
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 5 (2023): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v5i.747

Abstract

Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Penelitian tentang mikroba endofit telah menunjukkan berbagai manfaatnya, termasuk sebagai agen biokontrol tanaman (Harni et al., 2006). Selain itu, mikroba endofit dan mikroba tanah lokal telah diuji potensinya dan menjadi penting bagi kehidupan tanaman. Lebih dari 85% mikroorganisme yang terdapat di tanah berperan penting dalam merangsang pertumbuhan tanaman melalui mekanisme langsung dan tidak langsung (Aly et al., 2012). Mikrobioma tanah, terutama dalam pertanian, berperan besar dalam kesuburan tanaman yang tumbuh di atasnya, dan penggunaan mikroba lokal telah membuktikan tidak menyebabkan kerusakan ekosistem lokal (Sudiana dkk., 2010). Mikroorganisme rizosfer memiliki peran penting dalam memberikan nutrisi, melindungi tanaman dari patogenik, dan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan hasil panen (Sumarsih, 2003).
Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) terhadap Intensitas Serangan Hama Belalang (Oxya Servilla) pada Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) Afryanto, Ryan Tri; Budi, Gayuh Prasetyo; Hajoeningtijas, Oetami Dwi
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v7i.1207

Abstract

Pengendalian hama menggunakan bahan nabati ekstrak kulit buah jeruk nipis merupakan salah satu pengendalian ramah lingkungan untuk mengurangi intensitas serangan hama belalang pada tanaman sayuran salah satunya sawi hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit buah jeruk nipis terhadap intensitas serangan hama belalang, pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau serta mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk nipis yang paling efektif dalam mengurangi intensitas serangan hama belalang. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, bulan Maret hingga April 2024. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Perlakuannya yaitu: (P0) kontrol, (P1) 5% ekstrak kulit buah jeruk nipis, (P2) 10% ekstrak kulit buah jeruk nipis, (P3) 15% ekstrak kulit buah jeruk nipis, (P4) ekstrak kulit buah jeruk nipis, (P5) pestisida kimia Sidamethrin 50 EC, (P6) tidak dilakukan pengendalian apapun dan tidak diberikan belalang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak kulit buah jeruk nipis berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama belalang, perlakuan (P1) efektif dalam menurunkan intensitas serangan hama belalang dengan konsentrasi 5% (P1) yakni 15,81% dibandingkan dengan perlakuan kontrol sebesar 27,50%, dengan bobot segar brangkasan atas rata-rata 383,83gr, secara nyata lebih berat dari pada perlakuan kontrol (PO) dengan bobot segar brangkasan atas rata-rata 304,16 gr, serta berpengaruh nyata juga pada variabel pengamatan mortalitas, dan kehilangan hasil, lalu pada variabel pengamatan luas daun, tinggi tanaman, bobot kering brangkasan atas, dan bobot akar tidak berpengaruh nyata.
Characterization of Indigenous Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Seedlings and Production of Pepper (Piper nigrum L.) Cultivation Hajoeningtijas, Oetami Dwi; Mardatin, Noor Faiqoh; Suyadi, Aman; Ma'ruf, Fajar
Journal of Tropical Mycorrhiza Vol. 3 No. 2 (2024): October
Publisher : Asosiasi Mikoriza Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/jtm.v3i2.70

Abstract

Mycorrhizal plants are known to be only slightly attacked by diseases caused by fungi. This condition can be used as an alternative to control biological diseases in pepper plants. The study was conducted to explore the diversity of arbuscular mycorrhizal fungi in pepper plants in nursery and production areas, which have the potential to be used as biological agents in controlling stem rot disease caused by Phytophthora sp. fungi. Samples were taken from three fields in Kedarpan Village, Kejobong District, Purbalingga Regency. The study was a survey experiment that took samples intentionally (purposive sampling). ata on the intensity of root infection to determine its diversity were analyzed using Analysis of Variant. Data from several observation variables will be analyzed descriptively, qualitatively, and quantitatively. Morphospecies identification was carried out on spores of Arbuscular Mycorrhizal Fungi that were successfully isolated. Arbuscular Mycorrhizal Fungi that were successfully isolated and identified from pepper plantations consisted of 5 genera of fungi, with morphospecies diversity in each genus. In the pepper nursery land, there were the genera Glomus, Gigaspora, Acaulospora, and Entropospora; the pepper production land of the Margo Utomo Farmers Group had the genera Glomus, Gigaspora, Scutellospora, and Entropospora; while the pepper production land owned by residents had Glomus, Gigaspora, and Entropospora. Glomus was found at all sampling locations. The level of infection or colonization of AMF in pepper plantations in the three locations observed showed a high level of infection (>30%). However, in each pepper plantation area, AMF did not significantly affect the intensity of root infection (F = 6.114; p = 0.003).