Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Cakradonya Dental Journal

PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU SEBELUM DAN SETELAH PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN DI INSTALASI GIGI DAN MULUT RSUDZA BANDA ACEH Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Laina Ulfa
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.859 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9746

Abstract

Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah untuk mengeluarkan gigi dari dalam soket tulang alveolar. Pencabutan gigi dapat menimbulkan respon stres. Respon stres akan meningkatkan sirkulasi katekolamin dan glukokortikoid. Hormon-hormon ini akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dan penurunan uptake glukosa di dalam sel dan jaringan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Metode penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan rancangan one group pretest and posttest. Subjek penelitian berjumlah 23 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kadar gula darah sewaktu rata-rata sebelum pencabutan gigi adalah 107,35 mg/dl dan rata-rata kadar gula darah sewaktu setelah pencabutan gigi adalah 122,96 mg/dl. Analisis statistik dengan menggunakan uji t berpasangan menghasilkan nilai p=0,000 (p0,05). Hasil analisis ini menunjukkan terdapat perbedaan kadar gula darah sewaktu yang bermakna antara sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh.Kata kunci: Gula darah sewaktu, pencabutan gigi
GAMBARAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) TERKAIT DENTAL ERGONOMI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN GIGI DI RSGM UNSYIAH Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rachmi Fanani Hakim; Raidha Putri Ananda
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.589 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i2.16934

Abstract

Dokter gigi merupakan profesi yang sangat rentan mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs).Sehari-hari dokter gigi melakukan perawatan dengan posisi tertentu guna mendukung aktifitasnyayang memerlukan ketelitian pada area relatif kecil, sehingga sering ditemukan dokter gigi yangmelakukan pekerjaannya dengan posisi tubuh tertentu dalam waktu relatif lama. Kebiasaanmeposisikan postur tubuh tidak ergonomis ini sejak di masa pendidikannya. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami mahasiswapendidikan profesi Kedokteran Gigi di RSGM Unsyiah. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 46orang ditentukan dengan metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptifuntuk melihat distribusi frekuensi gambaran keluhan gangguan muskuloskeletal yang dialamiresponden. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen Cornell MusculoskeletalDiscomfort Questionnaire (CMDQ). Hasil penelitian menunjukkan dari total 46 responden sebanyak35 responden memiliki keluhan dengan kategori ringan 76%, sedang 10,8%, berat 13,2%. DistribusiFrekuensi Keluhan MSDs Pada Bagian Tubuh yaitu sebanyak 31 orang memiliki keluhan di bagianpunggung bawah (67,4%), 28 orang memiliki keluhan di bagian leher (60,9%) dan 26 orang memilikikeluhan di bagian punggung atas (56,5%).
PERSEPSI TERHADAP SENYUM ESTETIK (STUDI PADA MAHASISWI PREKLINIK KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA) Rachmi Fanani Hakim; Wita Dwi Azizi; Taufiqi Hidatullah; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.473 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17072

Abstract

Kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan karakteristik psikologis individu dapat dipengaruhi oleh senyum yang estetik. Seseorang dapat dianggap ramah, populer, mudah bergaul, dan cerdas serta lebih menunjukkan perilaku yang positif bila memiliki senyum estetik. Seseorang yang memiliki senyum estetik akan lebih dapat diterima dalam masyarakat. Senyum yang estetik dapat dijadikan sebagai indikator evaluasi pasca perawatan. Penilaian terhadap senyum biasanya bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu. Persepsi setiap individu dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi terhadap senyum estetik. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswi kedokteran gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2015-2016. Subjek dipilih sesuai kriteria inklusi, yang terdiri dari 58 orang yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Subjek diminta mengisi kuesioner yang berisikan 7 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan menampilkan 3 foto. Jawaban yang dipilih subjek dihitung menggunakan perhitungan Landis dan Koch. Hasil penelitian menunjukkan 86,2% subjek memiliki persepsi sangat baik dan baik, 13,8% subjek memiliki persepsi sedang sampai buruk. Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi mahasiswi Kedokteran Gigi angkatan 2015-2016 Universitas Syiah Kuala terhadap senyum estetik adalah baik.
Hubungan Tingkat Kesulitan Dengan Komplikasi Post Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Pada Pasien di Instalasi Gigi Dan Mulut RSUDZAFakhrurrazi Banda Aceh Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Rizki Rifani
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.673 KB)

Abstract

Gigi molar ketiga rahang bawah sering memiliki gangguan erupsi, seperti gigi impaksi. Gigi impaksi dapat diakibatkan adanya halangan gigi tetangga, lapisan tulang yang padat atau jaringan lunak yang tebal. Gigi impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan sering menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pembedahan yang disebut odontektomi. Tindakan odontektomi sering menyebabkan komplikasi post odontektomi berupa perdarahan, trismus, edema, dry socket dan paraestesi. Derajat tingkat kesulitan diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya komplikasi post odontektomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara derajat tingkat kesulitan odotektomi dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik melibatkan 58 subjek pada gigi impaksi yang telah dilakukan pemeriksaan radiologis, kemudian dilakukan tindakan odontektomi dan pemeriksaan klinis untuk menilai komplikasi post odontektomi. Tingkat kesulitan odontektomi ringan, sedang, dan sulit ditentukan berdasarkan hubungan posisi molar ketiga, kedalaman dan ruang yang tersedia. Berdasarkan hasil uji chi-square tidak terdapat hubungan antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah (p0,05). Kesimpulan pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi.
PERSEPSI TERHADAP SENYUM ESTETIK (STUDI PADA MAHASISWI PREKLINIK KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA) Rachmi Fanani Hakim; Wita Dwi Azizi; Taufiqi Hidatullah; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i1.17072

Abstract

Kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan karakteristik psikologis individu dapat dipengaruhi oleh senyum yang estetik. Seseorang dapat dianggap ramah, populer, mudah bergaul, dan cerdas serta lebih menunjukkan perilaku yang positif bila memiliki senyum estetik. Seseorang yang memiliki senyum estetik akan lebih dapat diterima dalam masyarakat. Senyum yang estetik dapat dijadikan sebagai indikator evaluasi pasca perawatan. Penilaian terhadap senyum biasanya bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu. Persepsi setiap individu dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi terhadap senyum estetik. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswi kedokteran gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2015-2016. Subjek dipilih sesuai kriteria inklusi, yang terdiri dari 58 orang yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Subjek diminta mengisi kuesioner yang berisikan 7 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan menampilkan 3 foto. Jawaban yang dipilih subjek dihitung menggunakan perhitungan Landis dan Koch. Hasil penelitian menunjukkan 86,2% subjek memiliki persepsi sangat baik dan baik, 13,8% subjek memiliki persepsi sedang sampai buruk. Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi mahasiswi Kedokteran Gigi angkatan 2015-2016 Universitas Syiah Kuala terhadap senyum estetik adalah baik.
GAMBARAN KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) TERKAIT DENTAL ERGONOMI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN GIGI DI RSGM UNSYIAH Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rachmi Fanani Hakim; Raidha Putri Ananda
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v11i2.16934

Abstract

Dokter gigi merupakan profesi yang sangat rentan mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs).Sehari-hari dokter gigi melakukan perawatan dengan posisi tertentu guna mendukung aktifitasnyayang memerlukan ketelitian pada area relatif kecil, sehingga sering ditemukan dokter gigi yangmelakukan pekerjaannya dengan posisi tubuh tertentu dalam waktu relatif lama. Kebiasaanmeposisikan postur tubuh tidak ergonomis ini sejak di masa pendidikannya. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami mahasiswapendidikan profesi Kedokteran Gigi di RSGM Unsyiah. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 46orang ditentukan dengan metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptifuntuk melihat distribusi frekuensi gambaran keluhan gangguan muskuloskeletal yang dialamiresponden. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen Cornell MusculoskeletalDiscomfort Questionnaire (CMDQ). Hasil penelitian menunjukkan dari total 46 responden sebanyak35 responden memiliki keluhan dengan kategori ringan 76%, sedang 10,8%, berat 13,2%. DistribusiFrekuensi Keluhan MSDs Pada Bagian Tubuh yaitu sebanyak 31 orang memiliki keluhan di bagianpunggung bawah (67,4%), 28 orang memiliki keluhan di bagian leher (60,9%) dan 26 orang memilikikeluhan di bagian punggung atas (56,5%).
Hubungan Tingkat Kesulitan Dengan Komplikasi Post Odontektomi Gigi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah Pada Pasien di Instalasi Gigi Dan Mulut RSUDZAFakhrurrazi Banda Aceh Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Rizki Rifani
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigi molar ketiga rahang bawah sering memiliki gangguan erupsi, seperti gigi impaksi. Gigi impaksi dapat diakibatkan adanya halangan gigi tetangga, lapisan tulang yang padat atau jaringan lunak yang tebal. Gigi impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan sering menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pembedahan yang disebut odontektomi. Tindakan odontektomi sering menyebabkan komplikasi post odontektomi berupa perdarahan, trismus, edema, dry socket dan paraestesi. Derajat tingkat kesulitan diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya komplikasi post odontektomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara derajat tingkat kesulitan odotektomi dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik melibatkan 58 subjek pada gigi impaksi yang telah dilakukan pemeriksaan radiologis, kemudian dilakukan tindakan odontektomi dan pemeriksaan klinis untuk menilai komplikasi post odontektomi. Tingkat kesulitan odontektomi ringan, sedang, dan sulit ditentukan berdasarkan hubungan posisi molar ketiga, kedalaman dan ruang yang tersedia. Berdasarkan hasil uji chi-square tidak terdapat hubungan antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi gigi impaksi molar ketiga rahang bawah (p0,05). Kesimpulan pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kesulitan pencabutan dengan komplikasi post odontektomi.
PERBEDAAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU SEBELUM DAN SETELAH PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN DI INSTALASI GIGI DAN MULUT RSUDZA BANDA ACEH Fakhrurrazi .; Rachmi Fanani Hakim; Laina Ulfa
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9746

Abstract

Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur bedah untuk mengeluarkan gigi dari dalam soket tulang alveolar. Pencabutan gigi dapat menimbulkan respon stres. Respon stres akan meningkatkan sirkulasi katekolamin dan glukokortikoid. Hormon-hormon ini akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dan penurunan uptake glukosa di dalam sel dan jaringan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sewaktu sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh. Metode penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan rancangan one group pretest and posttest. Subjek penelitian berjumlah 23 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kadar gula darah sewaktu rata-rata sebelum pencabutan gigi adalah 107,35 mg/dl dan rata-rata kadar gula darah sewaktu setelah pencabutan gigi adalah 122,96 mg/dl. Analisis statistik dengan menggunakan uji t berpasangan menghasilkan nilai p=0,000 (p0,05). Hasil analisis ini menunjukkan terdapat perbedaan kadar gula darah sewaktu yang bermakna antara sebelum dan setelah pencabutan gigi pada pasien di Instalasi Gigi dan Mulut RSUDZA Banda Aceh.Kata kunci: Gula darah sewaktu, pencabutan gigi
PERSEPSI TERHADAP SENYUM ESTETIK (STUDI PADA MAHASISWI PREKLINIK KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA) Hakim, Rachmi Fanani; Azizi, Wita Dwi; Hidatullah, Taufiqi; Fakhrurrazi, Fakhrurrazi
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v12i2.17829

Abstract

Kepercayaan diri dalam interaksi sosial dan karakteristik psikologis individu dapat dipengaruhi oleh senyum yang estetik. Seseorang dapat dianggap ramah, populer, mudah bergaul, dan cerdas serta lebih menunjukkan perilaku yang positif bila memiliki senyum estetik. Seseorang yang memiliki senyum estetik akan lebih dapat diterima dalam masyarakat. Senyum yang estetik dapat dijadikan sebagai indikator evaluasi pasca perawatan. Penilaian terhadap senyum biasanya bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu. Persepsi setiap individu dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi terhadap senyum estetik. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswi kedokteran gigi Universitas Syiah Kuala angkatan 2015-2016. Subjek dipilih sesuai kriteria inklusi, yang terdiri dari 58 orang yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Subjek diminta mengisi kuesioner yang berisikan 7 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan menampilkan 3 foto. Jawaban yang dipilih subjek dihitung menggunakan perhitungan Landis dan Koch. Hasil penelitian menunjukkan 86,2% subjek memiliki persepsi sangat baik dan baik, 13,8% subjek memiliki persepsi sedang sampai buruk. Kesimpulan penelitian ini adalah persepsi mahasiswi Kedokteran Gigi angkatan 2015-2016 Universitas Syiah Kuala terhadap senyum estetik adalah baik.
The Effect of -Chitosan from Litopenaeus vannamei on Fibroblast in the Oral Mucosal Wound Healing Process Fakhrurrazi, Fakhrurrazi; Hakim, Rachmi Fanani; Rachman, salwa salsabila
Cakradonya Dental Journal Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v17i2.46591

Abstract

The wound healing process consists of four main phases: hemostasis, inflammation, proliferation, and remodeling. The proliferative stage in wound healing is characterized by the formation of new tissue and the presence of fibroblast cells that migrate to the wound area to close it. Vaname shrimp (Litopenaeus vannamei) chitosan is known as a material that is non-toxic and has biocompatibility, biodegradation ability, polyelectrolyte properties, and has been shown to have antimicrobial and accelerated wound healing. The purpose of this study was to observe the effect of Vaname shrimp chitosan gel on wound healing by examining the histological changes on the 14th day. This study was a laboratory experimental study on rats. Fifteen rats were divided into three groups: K+, K-, and KP. Wound surface areas were applied with chitosan from Vaname, commercial chitosan gel, and distilled water gel. Vaname shrimp chitosan gel was applied topically on wound surfaces in the treatment group twice a day and in the control group with distilled water gel. Fourteen days after treatment, all wounds were observed for their healing progress histologically, and Hematoxylin-Eosin staining was used. The results showed that the number of fibroblast cells in the Vaname shrimp chitosan group showed a significant difference between the control group, which had an average of 100.3, the negative control had an average of 110.2, and the Vaname group had an average of 90.2. The study can be concluded that there is an effect of -Kitosan from Vaname shrimp on wound healing (p=0.000).