Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI PRIORITAS SEKTOR-SEKTOR POTENSIAL GUNA MERANCANG STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN MELALUI ANALISIS SHIFT-SHARE DAN SWOT Sarmadi Sarmadi; Eko Budi Leksono
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 8 No 2 (2010)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.30587/matrik.v8i2.376

Abstract

Dalam rangka merumuskan perencanaan pembangunan pemerintah daerah yang baik, maka dibutuhkan suatu strategi pengembangan terhadap sektor-sektor potensial daerah yang dapat berfungsi sebagai pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan perekonomiannya. Pada beberapa kasus, suatu daerah kurang jeli dalam mengidentifikasi sektor-sektor potensial sehingga banyak dijumpai suatu pengembangan dan atau pembangunan yang dilakukan suatu daerah tidak tepat sasaran, sehingga perlu adanya suatu penelitian yang dapat mengidentifikasi prioritas pengembangan sektor-sektor potensial sehingga pembangunan daerah sesuai pada sasaran serta rancanganstrategi pengembangan terhadap sektor-sektor tersebut. Dalam mengidentifikasi sektor-sektor potensial digunakan analisis shift share untuk menghitung perubahan pertumbuhan (pergeseran) sektor-sektor potensial guna menghasilkan prioritas. Sedangkan untuk merancang strategipengembangan menggunakan teknik SWOT. Dari hasil analisis shift share terhadap daerah Gresik, beberapa sektor potensial yang layak dikembangkan adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian.
Analisis Pengaruh Supervisi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang Sidri Sidri; Sarmadi Sarmadi
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 11 (2012): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.848 KB)

Abstract

This research studies the influence of Supervition and Organizational Culture toward Lecturer Performance at at The Pharmacy Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang. This Research was done during 6 ( six) months included design, executing and report the result. The research of this case study aims to know the influence of Supervition and Organizational Culture with Lecturer Performance at The Pharmacy Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang either through parsial and also together. The population In this research are the Lecturer at The Pharmacy Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, totally 32 people.
IDENTIFICATION OF EFFECTIVE COMMUNICATION BETWEEN PHARMACEUTICAL TECHNICAL PERSONNEL AND PATIENTS AT PUSKESMAS DURING COVID-19 PANDEMIC IN PALEMBANG Lilis Maryanti; Mona Rahmi Rulianti; Sarmadi Sarmadi
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 1 (2023): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i1.17681

Abstract

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan komunikasi untuk dapat berinteraksi. Kebaruan penelitian ini karena menganalisis komunikasi efektif antara tenaga teknis kefarmasian dengan pasien selama masa pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunikasi efektif antara tenaga teknis kefarmasian dengan  pasien saat pelayanan di Puskesmas yang ada di kota Palembang  di  masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan yakni survey dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Puskesmas Kota Palembang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non-probability Sampling yaitu Quota sampling. Dengan mempertimbangkan jumlah populasi yang tak terhitung maka penulis mengambil sampel sebanyak 100 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dengan skala likert 5 tingkatan. Ada 5 indikator yang diperlukan dalam komunikasi efektif sebagai bahan untuk analisis data yaitu unsur Respect (menghormati), Empathy (kemampuan untuk mendengarkan/mengerti terlebih dahulu), Audible (terdengar), Clarity (kejelasan), Humble (rendah hati). Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ditemukan nilai p=0,000, p α (0,05). Diperoleh nilai mean  rata-rata sebesar 4,08 yang berarti menunjukkan kriteria baik,  serta hasil persentase responden pada  lima indikator tersebut yang menunjukkan kriteria baik. Kesimpulan penelitian yakni adanya komunikasi yang baik antara tenaga teknis kefarmasian dengan pasien di puskesmas kota Palembang  pada masa pandemi Covid-19. Kata Kunci: Komunikasi efektif; Masa pandemi covid-19; Tenaga teknis kefarmasian.AbstractAs social beings, humans need communication to be able to interact. The novelty of this study is because it analyzes effective communication between pharmaceutical technical personnel and patients during the COVID-19 pandemic. This study aims to identify effective communication between pharmaceutical technical personnel and patients during services at puskesmas in the city of Palembang during the Covid-19 pandemic. The research method used is a survey with a descriptive approach. The population in this study was all patients at the Palembang City Health Center. Sampling uses a Non-probability Sampling technique, namely Quota sampling. Taking into account the number of untold populations, the authors sampled as many as 100 respondents. The research instrument uses a questionnaire with a likert scale of 5 levels. There are 5 indicators needed in effective communication as material for data analysis, namely the elements of Respect, Empathy (the ability to listen/understand first), Audible (audible), Clarity (clarity), Humble (humble). Data analysis using the Chi-Square test. The results of the study found a value of p = 0.000, p α (0.05). An average mean value of 4.08 was obtained, which means that it shows good criteria, as well as the results of the percentage of respondents on the five indicators that show good criteria. The conclusion of the study was that there was good communication between pharmaceutical technical personnel and patients at the Palembang city health center during the Covid-19 pandemic. 
UPAYA PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK MELALUI PENYERAHAN ANTIBIOTIK SECARA TEPAT DI APOTEK WILAYAH SEBERANG ULU PALEMBANG Sarmalina Simamora; Subiyandono Subiyandono; Sarmadi Sarmadi; Tedi Tedi
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No Tahun (2020): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.094 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v2iTahun.1200

Abstract

Penjualan antibiotik tanpa resep dokter, khususnya sediaan oral maupun parenteral sesungguhnya adalah hal yang tidak benar, karena antibiotik termasuk golongan obat keras. Beberapa jenis obat keras memang dapat diserahkan oleh Apoteker dalam jumlah tertentu, termasuk antibiotika jenis sediaan topikal. Penjualan antibiotika oral secara bebas dapat menjadi pemicu terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Selain resiko efek samping, resistensi bakteri merupakan resiko yang berdampak luas pada masyarakat. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku petugas kesehatan, demikian juga petugas apotek. Pengetahuan yang rendah menimbulkan rendahnya kepedulian akan akibat dari penggunaan antibiotika secara sembarangan.Pengetahuan dan perilaku ini dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya, salah satunya adalah dengan pendekatan edukasi yang bersifat informal. Cara ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis situasi dan berbagai tingkatan pengetahuan. Karena sifatnya yang informal kegiatan ini dilakukan di lokasi apotek wilayah Seberang Ulu Palembang ( 17 apotek). Pengetahuan petugas yang umumnya masih rendah sampai sedang, terutama pemahaman akan Obat Wajib Apotek menjadi alasan mereka menyerahkan antibiotik tanpa resep dokter. Setelah diberikan edukasi, terdapat perubahan prilaku petugas sekalipun belum seluruhnya. Beberapa apotek sudah tidak melayani penjualan antibiotik tanpa resep, sedang yang lainnya sudah memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) saat penyerahan obat.