Ahmad Rofi Suryahadikusumah
Universitas PGRI Palembang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Beretika Melalui Pembuatan Film Pendek (Studi Eksperimen Semu di SMAN 1 Tungkal Ilir) Zuli Febriyati; Evia Darmawani; Ahmad Rofi Suryahadikusumah
Jurnal Wahana Konseling Vol 2, No 1 (2019): JUANG: Jurnal Wahana Konseling
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.129 KB) | DOI: 10.31851/juang.v2i1.2699

Abstract

Kemampuan berperilaku etis siswa saat ini mengalami penurunan yang ditandai dengan  seringnya membuat gaduh di kelas sehingga mengganggu kelas yang lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pembuatan film pendek dapat mempengaruhi perilaku siswa dalam beretika di Sekolah Mengah Atas Negeri 1 Tungkal Ilir.Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-experimental design one-group pre-test-post-test design. Sampel penelitian siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian menunjukkan pembuatan film pendek efektif untuk meningkatkan perilaku etis siswa, dilihat dari analisis data statistik didapat bahwa berdasarkan hasil perhitungan uji-t dengan taraf signifikan (α) 0,05 dan dk = 25 − 1 = 24 didapatkan nilai thitung = 8,3172. Penelitian membuktikan dengan membuat film pendek siswa menyadari dan memahami baik buruknya perilaku. Pembuatan film pendek ini dapat dijadikan media bagi pelayanan bimbingan klasikal di kelas lain
Karakteristik guru BK millenial di Sekolah Menengah Atas Kota Palembang Ahmad Rofi Suryahadikusumah; Kurniasari Kurniasari
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2019): TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Pusat Kajian Bimbingan dan Konseling FIPPS Unindra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/teraputik.32125

Abstract

The majority of school counsellors in Palembang are millenial generations. Millennial is known as a dynamic and skilled generation in technology, but also feared the loyalty and commitment to work. Therefore, the research aims to illustrate the characteristics of a millennial school counselor in Palembang in a factual way. The research uses the survey method, to get an accurate and clear picture of the different aspects of the millennial school counselor in Palembang. Results found that 1) Personally, the school counselor is able to keep up with changes and are accustomed to improving professionalism, 2) socially involved in school activities, but lack of external collaboration, and difficult to understand the conditions of students, and 3 ) capable of technology, but low in innovating.  Research implicates the development of theory and practice of management and supervision of guidance and counseling and the development of the profession Counselor in the 4.0 era
Identifikasi kendala guru BK kelompok millenials dalam menggunakan ICT di kota Palembang Kurnia Sari; Ahmad Rofi Suryahadikusumah
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 4, No 1 (2020): Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Pusat Kajian Bimbingan dan Konseling FIPPS Unindra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26539/teraputik.33283

Abstract

Generasi milenial merupakan generasi dengan adaptasi dan kemampuan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Guru BK kelompok generasi millenials diharapkan memiliki mobilitas tinggi sebagai pengguna perkembangan teknologi informasi (Information and Communication Technologies) ICT. Namun, tidak semua Guru BK memiliki kemampuan menggunakan ICT. Karena itu, penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dirasakan oleh Guru BK dalam menggunakan ICT. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif kepada 33 orang guru BK di Kota Palembang. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kendala yang dimiliki gruru BK antara lain 1). Kebiasaan guru BK yang mayoritas masih mendownload program BK untuk dijadikan program BK di sekolah yang bersangkutan, 2). Guru BK Guru BK langsung membagikan konten yang menjadi trending topic  di internet kepada siswa tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, 3). Kesulitan dalam menggunakan media bimbingan dan konseling karena terbatasnya fasilitas sekolah & kesulitan mendapatkan materi layanan yang kekinian karena terbatasnya informasi.