Suhermi Suhermi
Universitas Mohammad Husni Thamrin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

METODE DIAGRAM KARTESIUS UNTUK MELIHAT TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT Suhermi Suhermi; Nur Asniati Djaali; Petrus Geroda Beda Ama; Vitalis Ramun
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v11i2.112

Abstract

Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan salah satu bentuk pelayanan yang memberikan dampak penting pada pasien terutama terkait dengan kondisi psikologis pasien yang sedang mengalami perawatan inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis prioritas perbaikan mutu pelayanan makanan di rumah sakit melalui diagram kartesius. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang melibatkan 154 responden rawat inap di rumah sakit Dr. Abdul Radjak Cileungsi, menggunakan desain kroseksional. Prioritas mutu pelayanan dilihat melalui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan yang diberikan. Instrumen dikembangkan melalui dua dimensi besar yaitu dimensi kepuasan dan dimensi pelayanan makanan yang terdiri dari penyajian makanan, variasi makanan, kebersihan alat dan makanan, ketepatan waktu, dan keramahan petugas. Terdapat 40 butir pertanyaan yang valid dengan nilai reliabilitas 0,978. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 52,6% pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan makanan. Hasil analisis diagram kartesius menunjukkan bahwa prioritas perbaikan mutu paling banyak terletak pada aspek penyajian makanan yaitu kelengkapan makanan yang disajikan, keberadaan gelas dan tissue pada sajian makanan, kondisi gelas yang tidak tertutup, ketertarikan terhadap selera, dan kondisi kehangatan makanan. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan makanan di rumah sakit, sebaiknya petugas bagian gizi memperhatikan kondisi makanan yang disajikan baik dari segi kelengkapan alat maupun kemenarikan dan kehangatan makanan.
Pengaruh Faktor Klinis Dan Keteraturan Minum Obat Dengan Terjadinya TB MDR di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Petrus Geroda Beda Ama; Suhermi Suhermi; Futi Fradilla
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v12i1.115

Abstract

Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, baik dalam hal prevalensinya maupun masalah-masalah lain yang ditimbulkan. Upaya dalam penanggulangan penyakit Tuberculosis ini pun masih terus dilakukan, namun dalam perjalanannya banyak hambatan dalam upaya tersebut, salah satunya adalah adanya fenomena Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR). Penelitian tentang faktor yang berpengaruh juga sudah banyak dilakukan, namun terkait faktor klinis dan kepatuhan minum obat masih perlu untuk ditelusuri lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor klinis dan kepatuhan minum obat dengan terjadinya TB-MDR, dengan Desain penelitian adalah kasus kontrol. Populasi dan sampel adalah pasien TB biasa dan TB-MDR di di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bivariat, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian TB-MDR di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur adalah Riwayat Pengobatan TB (OR 4,702 dengan CI: 1,702-15,221), Efek Obat Anti TB (OR: 6,844 dengan CI: 1,772-26,440), Kepatuhan minum obat (OR: 8,947 dengan CI: 2,299-34,816). Sementara variabel yang tidak berpengaruh adalah Status Gizi dan Riwayat penyakit Diabetes melitus. Hasil Analisis Multivariat, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian TB-MDR adalah Kepatuhan minum obat (OR: 7,192 dengan CI: 1,644-31,452). Perlu ditingkatkan lagi penyuluhan atau KIE kepada pasien, keluarga dan atau PMO tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan konsekuensi yang timbul akibat dari ketidakpatuhan minum obat sangat penting untuk mengendalikan peningkatan kejadian TB MDR. 
Analisis Pengelolaan Linen di Unit Laundry RS Azra Suhermi Emi Suhermi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v13i2.451

Abstract

salah satu upaya dalam meningkatkan citra rumah sakit yaitu dengan pelayanan yang baik. Tidak  hanya pelayanan keperawatan tetapi pelayanan terhadap linen yang dibutuhkan pasien menjadi salah satu faktor penting, kualitas linen yang baik akan memberikan kepuasan pada pasien sehingga citra rumah sakit akan semakin baik. Untuk mendapat hasil linen yang baik harus ditunjang pula dari sarana prasarana pengelolaan linen yang memadai, personal hygiene dan ketersediaan dan penggunaan APD pada petugas linen. Di Rumah Sakit Azra Bogor masih terdapat beberapa sarana prasarana yaang belum terpenuhi, salah satunya tidak tersedia kamar mandi di unit laundry dan penggunan mesin cuci infeksius untuk mencuci linen non-infeksius. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data dengan menggunakan lembar checklist dan juga observasi secara langsung mengenai pengelolaan linen, sarana prasarana, personal hygiene serta ketersediaan dan penggunaan APD. Hasil: ketersediaan sarana prasarana ada beberapa yang belum tersedia seperti: kamar mandi, ruang dekontaminasi trolly, ruang penyimpanan trolly bersih, ruang khusus istirahat petugas, meja penerimaan linen infeksius dan non-infeksius. Dalam proses pengeringan masih terdapat linen yang belum kering sempurna, penggunaan mesin cuci infeksius untuk mencuci linen non-infeksius.Saran: untuk proses pengeringan lebih memperhatikan jumlah linen dengan kapasitas mesin pengering sehingga linen yang dihasilkan dapat kering dengan sempurna. Menyediakan sarana prasarana WC/ kamar mandi, ruang khusus istirahat petugas, meja penerimaan linen infeksius dan non-infeksius  dan ruang penyimpanan trolly  karena fasilitas diatas masih belum tersedia di Rumah Sakit Azra Bogor.
Hubungan Lama Waktu Tunggu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Poli Umum Klinik Relof Tahun 2022 Zulaika Zulaika; Suhermi Suhermi; Nina Nardjati Soejoto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v14i2.1277

Abstract

Kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menggambarkan kualitas pelayanan di tempat pelayanan kesehatan tersebut. Waktu tunggu pasien adalah salah satu komponen potensial yang mempengaruhi ketidakpuasan. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa fasilitas kesehatan . Waktu tunggu yang lama mencerminkan bagaimana klinik mengatur manajemen pelayanan sesuai oleh situasi dan harapan pasien, pasien merasa tidak puas apabila waktu tunggu tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu ≤ 60 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama waktu tunggu dengan kepuasan pasien di poli umum klinik relof tahun 2022. Metode penelitian menggunakan analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 305 responden dengan jumlah sampel 75 responden, menggunakan simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil analisa menyatakan hasil Odds Ratio sebesar  12.250 dengan CI (4.789 - 31.333) artinya responden yang menyatakan waktu tunggu 60 menit (lama) berpeluang 12.250 kali untuk tidak puas dengan pelayanan dibandingkan dengan responden yang menyatakan waktu tunggu 60 menit (tidak lama). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa adanya hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien adalah semakin cepat pelayanan pasien atau waktu tunggu yang tidak lama maka pasien akan semakin puas dengan pelayanan yang diterima. Sedangkan semakin lama waktu tunggu maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan pasien dalam memperoleh pelayanan, sehingga menimbulkan ketidakpuasanKata Kunci : waktu tunggu, kepuasan pasien