Fatimah Fatimah
Universitas Mohammad Husni Thamrin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Determinan Kejadian Pra-Sindrom Metabolik pada Dosen dan Tenaga Kependidikan di Institusi Pendidikan Tinggi Titi Indriyati; Ilah Muhafilah; Fatimah Fatimah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v12i1.179

Abstract

Pra-sindrom metabolik (Pra-SM) adalah keadaan individu yang mengalami obesitas sentral (lingkar pinggang pria ≥ 90 cm, wanita ≥80 cm) disertai satu indikator sindrom metabolik yaitu tekanan darah ≥130/85 mmHg atau dalam pengobatan antihipertensi  atau pernah didiagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan. Bagaimanapun juga, pra-SM merupakan indikator skrining yang baik untuk mengidentifikasi masalah penyakit tidak menular di tempat bekerja, karena produktifitas pekerja harus didukung oleh kondisi kesehatan yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor determinan pra-SM pada pekerja (dosen dan tenaga kependidikan) di Universitas MH. Thamrin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Desain cross sectional, terhadap 128 responden yang diperoleh dari metode total sampling. Analisis dilakukan pada data primer meliputi univariat, uji chi square dan analisis multivariat regresi logistik ganda. Prevalens pra-SM sebesar 38,3%;  didominasi oleh: pria (47,9%), berusia 35 tahun (44,9%), dan mengalami kegemukan (55,9%.). Faktor determinan yang paling berisiko terhadap pra-SM adalah: umur 35 tahun (OR: 3,11; 95%CI: 1,18 – 8,23); kegemukan (OR: 5,02; 95%CI: 2,20 – 11,47); jenis kelamin pria (OR: 2,02; 95%CI: 0,87 – 4,67) dan pendapatan UMR DKI Jakarta tahun 2019 (OR: 1,91; 95%CI: 0,79 – 4,65). Rekomendasi perlunya dilakukan program pencegahan primer yaitu pemeriksaan kesehatan rutin bagi pekerja untuk deteksi dini dan menurunkan risiko pra-SM.
Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Massage terhadap Pencegahan Luka Tekan terhadap Pasien Tirah Baring di Ruang ICU RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Fatimah Fatimah; Siti Djubaedah; Dwinara Febrianti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Publisher : LPPM Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jkmp.v2i2.1553

Abstract

Latar belakang : Pemberian VCO dapat menurunkan angka kejadian luka tekan pada pasien tirah baring lama. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh peberian VCO melalui massage terhadap pencegahan luka tekan pada pasien tirah baring di ruang ICU. Metode : Desain studi ini menggunakan quasi-experimen penelitian dilakuakan pada bulan juli 2018 untuk mengetahui pengaruh VCO terhadap pencegahan luka tekan yang diukur menggunakan skor skala braden. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi khusunya di ruang ICU yang merupakan adanya pasien tirah baring lama. Dalam menentukan sampel, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 26 responden terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Hasil : Dari 26 responden variabel usia dalam kelompok intervensi rata-rata 55 tahun sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata 53 tahun. Pada variabel jenis kelamin dalam penelitian ini untuk kelompok intervensi dan control sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 7 (53,8%) responden dan 8 (61,5%) responden. Sedangkan pada variabel suhu tubuh rata-rata suhu tubuh responden pada kelompok intervensi 36,5 0C tetapi pada kelompok kontrol adalah 36,7 0C. Kesimpulan : Pencegahan luka tekan mengunakan VCO, usia, sangat mempengaruhi karena bertambahnya umur akan mengalami penuaan pada kulit sehingga ke elastisan kulit menjadi menurun maka akan berisiko untuk terjadinya luka tekan, sedangkan pada jenis kelamin dalam penelitian ini menunjukan jenis kelamin laki-laki yang tinggi dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan, dan suhu tubuh pada kelompok intervensi maupun kontrol masih dalam batas normal.