Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ISOLASI KURKUMIN DARI TEMU LAWAK DENGAN PROSES EKSTRAKSI MENGGUNAKAN PELARUT ALKOHOL 96 % Sukaryo Sukaryo
Neo Teknika Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Neo Teknika Vol 1 No.2 Juni 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.371 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i1.888

Abstract

Temu lawak merupakan tanaman yang mudah di budidayakan di negara di Indonesia. Temu lawak banyak di gunakan sebagai bahan baku jamu dan minuman segar karena di percaya sebagai anti kolesterol, anti inflamasi, antioksidan, anemia, mencegah kanker, anti mikroba dan meningkatkan nafsu makan.Selain itu temu lawak mempunyai kandungan bahan kimia utama minyak atsiri dan kurkuminoid yang merupakan senyawa kimia berwarna kuning. Kurkumin merupakan zat yang berwarna kuning dalam suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Kurkumin dari umbi temu lawak dapat diambil dengan cara di ekstraksi dan menggunakan pelarut dari ethanol 96 %. Volume pelarut dan jumlah sampel akan mempengaruhi kurkumin yang diperoleh. Berat sampel 40 gr dengan pelarut alkohol 100 ml di peroleh kurkumin sebesar 0,3198 gr . Sedangkan volume pelarut 200 ml diperoleh kurkumin sebesar 0,4273 gr. Perbandingan kurkumin yang di hasilkan antara volume pelarut 100 ml dengan 200 ml adalah 0,3198 gr : 0,4273 gr. Jumlah pelarut akan mempengaruhi jumlah kurkumin yang terlarut.Kata kunci : Temu lawak, ekstraksi dan Kurkumin
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DALAM PENGAMBILAN TANIN DARI KLUWEK (Pangium edule Reinw) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL 70 % Sukaryo Sukaryo
Neo Teknika Vol 2, No 2 (2016): Jurnal NeoTeknika Vol 2 No 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.232 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i2.768

Abstract

Negara Indonesia adalah negara yang terletak pada garis katulistiwa sehingga tanahnya sangat subur dan banyak tumbuhan yang mudah tumbuh. Salah satunya adalah kluwek (Pangium Edule Reinw). Kluwek merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat–obatan yaitu obat cacing kremi juga penawar keracunan makanan, dan sebagai rempah–rempah serta daunnya untuk sayuran. Kluwek yang difermentasi akan menghasilkan lemak siklik tidak jenuh seperti asam hidrokarpat, khaulmograt dan goulat dan juga mengandung tanin. Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman kluwek, seperti pada daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Zat organik yang dimiliki tanin komponennya sangat kompleks seperti senyawa fenolik.Tanin dapat diambil dari kluwek dengan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70 %. Semakin lama kontak pelarut semakin banyak tanin yang terambil, dan semakin banyak bahan yang digunakan semakin banyak pula tannin yang terambil. Pada pelarut 150 ml dalam waktu ekstraksi 3 jam kandungan tanin yang paling bamyak terambil pada sampel 50 gr sebanyak 58,1 ml dan kadar taninnya 12,0396 %Kata kunci : Kluwek, Ekstraksi, Tanin, pelarut alkohol.
PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR PENGAMBILAN PEKTIN PADA BUAH TOMAT DENGAN CARA EKSTRAKSI Sukaryo Sukaryo
Neo Teknika Vol 2, No 2 (2016): Jurnal NeoTeknika Vol 2 No 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.962 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i2.764

Abstract

Pektin merupakan salah satu senyawa yang dapat membentuk gel. Pektin adalah salah satu bahan dalam pembuatan jelly, jams, kembang gula, obat-obatan dan kosmetik. Produksi pectin umumnya menggunakan buah apel yang harganya sangat mahal. Salah satu alternatif bahan baku yang digunakan adalah buah tomat (Lycopersium esculentum) yang mempunyai kandungan pektin yang diambil . Pengaruh waktu ekstraksi, suhu ekstraksi dan pH larutan akan mempengaruhi terambilnya pektin yang diperoleh. Proses ini dilakukan dengan proses ekstraksi dan distilasi untuk pemurniannya. Dengan berat sampel 40 gr, jumlah solvent 200 ml dengan waktu ekstraksi 30 menit, temperatur ekstraksi 84,9 oC, pH larutan 1 dan pada tekanan operasi 1 Atm. Diperoleh kadar air dan kadar abu masing-masing 76,2 % dan 9,03 %. Sedangkan pektin yang diperoleh dari hasil percobaan 2,267 gr dan hasil perhitungan diperoleh pektin sebesar 2,451 gr masing-masing dalam 40 gr tomat. Hasil studi menunjukan bahwa tomat tersebut layak digunakan sebagai sumber bahan produksi pektin.Kata kunci : Pektin, Tomat, Ekstraksi, pengaruh suhu, pengaruh waktu
BIOETANOL DARI LIMBAH BIJI ALPOKAT DI KABUPATEN SEMARANG Sukaryo Sukaryo; Sri Subekti
Neo Teknika Vol 3, No 1 (2017): Jurnal NeoTeknika Vol 3, No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.655 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v3i1.1049

Abstract

Alpukat merupakan tanaman tropis yang buahnhya sangat bergizi. Tumbuhan ini sangat cocok tumbuh di Indonesia. Namun demikian bijinya banyak di kesampingkan sehingga dianggap sebagai limbah. Padahal kandungan biji alpokat banyak bermanfaat bagi manusia, salah satu kandungan biji alpokat adalah karbohidrat. Salah satu bahan baku pembuatan bioetanol adalah bahan yang mengandung karbohidrat. Dalam hal ini biji alpokat merupakan salah satu bahan alternatif yang cocok di gunakan sebagai pembuatan bioetanol. Bioetanol merupakan senyawa alkohol yang di peroleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Dalam proses pembuatan bioetanol dari bahan baku biji alpokat diproses dengan fermentasi. Sebagai yest menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisia), sebagai nutrientnya adalah urea dan NPK. Variabel yang digunakan waktu fermentasi (5 hari, 7 hari, 9 hari, 11 hari dan 13 hari) dan menggunakan bahan baku basah dan kering untuk membandingkan hasil bioetanol yang di peroleh. Pada bahan basah diperoleh hasil bioetanol sebesar 3 % selama fermentasi 7 hari. Sedangkan pada bahan yang kering bioetanol yang di peroleh sebesar 4 % selama fermentasi 9 hari. Dapat disimpulkan bahwa bahan antara baku biji alpokat yang basah dan kering, bioetanol lebih banyak diperoleh dari biji alpokat kering yaitu sebesar 4 %. Dari hasil studi, biji buah alpokat dapat di gunakan sebagai bahan baku bioetanol sebagai sumber energi alternatif dan terbarukan.Kata kunci : bioetanol, biji alpokat, fermentasi
PEMBUATAN BIOETANOL DARI ECENG GONDOK ( Eichhornia crassipes ) DENGAN PROSES FERMENTASI Sukaryo Sukaryo; Shintawati Dyah Purwaningrum
Neo Teknika Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Neo Teknika Vol 1 No.2 Juni 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.345 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i1.891

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan sejenis tanaman bakung yang hidup terapung di atas permukaan air, Tanaman ini banyak tumbuh liar di perairan seperti waduk, danau, rawa dan sungai. Eceng gondok umumnya dianggap sebagai gulma, tumbuh banyak hampir di perairan yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan cepat berkembang biak. Sering dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa dan eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pakan ternak, bahan dasar kerajinan, media pertumbuhan jamur dan biogas. Dalam hal ini eceng gondok di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah salah satu sumber energi yang sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif adalah Bioetanol. Sumber bahan baku pembuatan Bioetanol dapat berasal dari bahan baku yang mengandung glukosa atau gula, pati dan bahan berselulosa. Bioetanol dari bahan baku eceng gondok ini dip roses dengan fermentasi dengan menggunakan ragi tape, nutrient urea dan NPK. Pada pemberian ragi tape 11 gr dan urea 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol sebesar 8 % selama fermentasi 12 hari. Sedangkan pada pemberian ragi tape 11 gr, urea 15 gr dan NPK 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol sebesar 14,5 % selama fermentasi 15 hari. Hasil studi ini eceng gondok dapat di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol sebagai sumber energi yang terbarukanKata kunci : Eceng gondok, Fermentasi dan Bioetanol
PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP AIR TANAH KOTA TANGERANG Sri Subekti; Sukaryo Sukaryo
Neo Teknika Vol 3, No 1 (2017): Jurnal NeoTeknika Vol 3, No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.571 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v3i1.1046

Abstract

Perubahan lahan membawa dampak kepada perubahan sumberdaya air terutama air tanah. Air tanah merupakan penunjang utama disamping air permukaan dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Kota Tangerang. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Kawasan Kota Tangerang yang banyak tertutupi oleh bangunan permukiman, gedung dan industri adalah di Kecamatan Cipondoh dengan luas 1,145.33 Ha dan Kecamatan Jatiuwung sebesar 361.86 Ha, kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadah air tanah di masa mendatang terutama air tanah dangkal karena daerah resapan yang semakin berkurang. Berdasarkan analisa permasalahan yang ada pada Kota Tangerang, perlu merencanakan penanganan lebih lanjut sebagai langkah perbaikan untuk konservasi atau pemeliharaan air tanah. Dan dari kondisi eksisting yang ada sekarang ini kita melakukan 3 tahap rencana tindakan yaitu tahap jangka pendek (perencanaan tahun 2017- 2024), tahap jangka menengah (perencanaan tahun 2024-2030), dan tahap jangka panjang (perencanaan tahun 2030-2037)Kata Kunci: Dampak Lingkungan, Air Tanah, Konservasi, Rencana Tindak
PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH JEROAN IKAN MENGGUNAKAN MICROWAVE Shintawati Dyah Purwaningrum; Sukaryo Sukaryo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.114 KB)

Abstract

Biodiesel is an alternative energy that can replace petroleum-based diesel oil. The biodiesel production uses raw material for fish offal waste with microwave radiation and the addition of KOH as a catalyst. The process of esterification and transesterification is carried out in a three-neck flask that has been connected to a microwave and condenser. This study uses variables in the form of micro-wave power 300, 450, 600 and 800 watts, the ratio of reaction time 20, 40, 50, and 60 minutes with mole ratio of oil with 1:18 methanol, and  KOH catalyst. The biggest yield  produced in the biodiesel production process with micro radiation at a heating time of 40 minutes, microwave power of 600 watts, the ratio 1:18 was 97% and the lowest yield was at 20 minutes heating time, microwave power 300 watts, the ratio of fish offal oil reactants with methanol 1:18 is 82%. Biodiesel with the highest yield was analyzed by GCMS to determine the FAME content formed and biodiesel characteristic test. Biodiesel in this study has met the biodiesel requirements of the Indonesian National Standard. Keywords:  fish  offal  waste,  microwave,  time  variation,  biodiesel,  biodiesel qualit
STIMULUS PROGRAM KEMITRAAN BAGI MASYARAKAT PENGEPUL SAMPAH TERHADAP PENINGKATAN UPAYA KELANJUTAN USAHA MITRA (Studi Pada Mitra Pengepul Sampah di Kelurahan Bambankerep Semarang) Leonardo Budi Hasiholan; Azis Fathoni; Sukaryo Sukaryo
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Kontemporer Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Ekonomi dan Bisnis Kontemporer Vol.5 No.2 Agustus 2019
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu rantai niaga pengepul yang sudah terjalin kuat di lokasi sekitar TPAini adalah pertemuan antara model hubungan mutualisme antara pengepul. Saat iniPengepul sampah mulai berkompetisi dan mendapatkan porsi lebih dalampenentuan price maker dari barang barang pulungan di TPA.Permasalahan utama Mitra pengepul yang melakukan usaha pengepulan iniadalah terbenturnya kondisi pengepul yang masih menggunakan konsepmanajemen keluarga dalam penanganan usaha ini. Dari hal diatas menunjukkanMitra sedang menghadapi masalah dalam melangsungkan usahanya. Teknikpengabdian dan counceling yang tersusun dalam pelaksanaan pengabdian ini terdiridari dua metode pendekatan pelaksanaan yakni dengan Metode Pelaksanaan dalambidang Manajemen dan Metode Pelaksanaan dalam bidang Produksi sertaPendekatan KuantitativeHasil Kegiatan Pengabdian terbagi menjadi beberapa tahap. Pertama:Pelatihan Manajemen dan Pemberdayaan Model Bisnis dan rencana bisnis , Kedua:Menjadi bagian dari komunitas pengusaha Daur Ulang Plastik (DUP) ketigaManajemen Alat Bantu Produksi dan Pelatihan dan Pendampingan Untuk ProsesDaur Ulang. Hasil analisis Kuantitative data tentang tingkat pengetahuan usahapengepulan menunjukkan bahwa subyek telah memiliki pengetahuan pada pretest.Pada posttest didapatkan kurang lebih 70% dari subyek memperoleh nilai lebih darirata-rata. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa penyuluhan padapengabdian berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan keberhasilan mengelolausaha pengepulan pada mitra, dan kelompok sosial lainnya bisa diterima.Kata Kunci : Pengabdian, Model Bisnis, Daur Ulang, Produksi pengepul
Application Of Android-Based Scms Applications In The Establishment Of Student Character Primary School Sukaryo Sukaryo
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Pendidikan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.09 KB)

Abstract

This study aims to examine the effectiveness of the application of an Android-based SCMSapplication in the formation of the character of elementary school students, to describe thecharacter of students in elementary schools, to measure the effectiveness of the applicationof an Android-based SCMS application in the formation of the character of elementary schoolstudents. This research is a type of quantitative research with the subject of elementaryschool students in Wonosobo district, as well as with the object of students in SDMuhammadiyah Sudagaran Wonosobo. Data collection tools in the form of questionnaires,observations and interviews. The data analysis technique used in this research is descriptiveanalysis and correlation analysis. The main findings of the study show that the results of thecorrelation product moment calculation obtained rcount of 0.938 and rtable = 0.514 at asignificance level of 5%, meaning that rcount > rtable, then there is a significant influenceon the application of the Android-based SCMS application in character building ofelementary school students, with a known determination test. that contributes 88% ininfluencing the character of students.
Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Menjadi Bioetanol Sukaryo Sukaryo; Shintawati Dyah Purwaningrum; Niyar Candra Agustin
Neo Teknika Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i1.1906

Abstract

Limbah terdiri dari limbah padat,cair dan gas yang sangat meresahkan masyarakat, ttapi kalau diolah akan memberikan nilai okonomis yang tinggi. Limbah padat ampas tahu merupakan limbah home industri dalam pembuatan tahu yang dapat di manfaatkan untuk membuat Alkohol. Ampas tahu memiliki kandungan karbohidrat  sekitar 26,9 %.  Dengan kandungan karbohidrat ini di fermentasikan dengan bantuan mikroba saccharomycesatan cerevisiae, dan menambahkan  enzym glukoamilase. Alkohol yang di peroleh pada glokoamilase 15 ml, 20 ml, 25 ml dan 30 ml diperoleh 7 %, 8,5 %, 11 % dan 12 %  dengan variabel tetap ampas tahu 2,5 kg  dan air 3 lt. Sedangkan pada waktu yang efektif untuk menghasilakn kadar alkohol maksimal dengan dengan variabel tetap glukoamilase 30 ml dan ampas tahu 2,5 kg pada waktu 7, 10, 13 dan 16 hari diperoleh kadar alkohol 11,5 %,13 %, 15,5 % dan 14 %. Dari hasil studi terlihat bahwa limbah ampas tahu sangat layak di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan alkohol. Kata kunci :  Ampas tahu, Fermentasi  dan  Bioetanol