Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Uji Karakteristik Biodiesel Berbahan Dasar Limbah Jeroan Ikan Diproses Menggunakan Mikrogelombang Purwaningrum, Shintawati Dyah; Sukaryo, Sukaryo
METANA Vol 14, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.899 KB) | DOI: 10.14710/metana.v14i2.20333

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak tumbuhan maupun lemak hewan, pengganti bahan bakar untuk mesin diesel. Salah satu pengembangan biodiesel yang dilakukan adalah produksi biodiesel dari limbah jeroan ikan yang diproses menggunakan mikrogelombang (microwave). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik biodiesel yang diperoleh dari metode proses mikrogelombang (microwave) berbahan dasar limbah jeroan ikan dan kemudian dibandingkan dengan biodiesel Standar Nasional Indonesia. Manfaat peneltian selain untuk memperoleh biodiesel juga mengetahui karakteristik fisika dan kimia biodiesel berbahan limbah jeroan ikan dan mengurangi limbah jeroan ikan hasil olahan pedagang ikan di pasar. Biodiesel berbahan limbah jeroan ikan diproduksi menggunakan mikrogelombang microwave dengan penambahan katalis KOH. Proses produksi diawali dengan proses esterifikasi dan dilanjutkan proses transesterifikasi dilakukan di dalam microwave yang sudah dimodifikasi. Biodiesel yang dihasilkan kemudian diuji karakteristiknya berdasarkan densitas, viskositas, kandungan air, angka asam dan angka setana. Kandungan biodiesel diidentifikasi menggunakan analisa GCMS.
Pengolahan Limbah Ikan Menjadi Biodiesel dengan Radiasi Mikrogelombang Purwaningrum, Shintawati Dyah; Sukaryo, Sukaryo
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 17, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.777 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v17i1.38-43

Abstract

The fish waste contains a lot of oil, so there needs to be a way to treat fish waste to be more useful. One way that can be done is to process it into biodiesel. Biodiesel production begins with taking oil from fish waste by steaming, fish waste oil was analyzed for free fatty acid levels, and obtained by 1.8%. The process was continued with esterification because the FFA value was above 1%, with a reaction time of 15 minutes and a 450watt microwave power. The esterification and transesterification process were carried out in a modified microwave. This study uses a variable change in the form of micro-wave (microwave) power variations of 300, 450, 600 and 800 watts and the ratio of moles of oil to methanol 1: 6, 1:12, 1:18, 1:24. The highest yield obtained by Biodiesel in reactant ratio 1:18 variable and 600 watt microwave power by 97%, while the lowest yield in variable 1: 6 with 300 watt microwave wave power by 88%. Biodiesel from fish waste produced was analyzed using GC-MS to determine the formation of methyl esters. The methyl esters contained in the form of stearic acid with an area of 21%. Analysis of the characteristics of biodiesel density was 863 kg/m3, viscosity was 3.12 mm2/s, cetane number was 55.72. From several characteristics test of biodiesel, fish waste is included in the biodiesel requirements of the Indonesian National Standard. Testing the water content is still high above the limit set by SNI biodiesel which is equal to 0.80%.
RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN pH DAN KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 328 Anief Rufiyanto; Gigih Surya Abdilah; Shintawati Dyah Purwaningrum
Neo Teknika Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Neo Teknika Vol 6 No.1 Juni 2020
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v6i1.1584

Abstract

Air yang baik untuk konsumsi sesuai peraturan pemerintah Menteri Kesehatan RI ialah memiliki nilai pH 6,5 – 8,5 dan tingkat kekeruhan maksimal adalah 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) dan Permenkes RI nomor 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air). Salah satu  parameter kualitas air yaitu tingkat kekeruhan dan  keasaman. Bagi sebagian besar orang kualitas air dianggap penting karena bukan sekedar estetika. Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih ada yang belum mendapat air sesuai kriteria standar baku mutu air. Riset ini hasilnya berupa rancang bangun alat pengukur kadar keasaman dan kekeruhan air guna mempermudah mengidentifikasi air. Alat luaran memiliki kesamaan fungsi dengan alat pengukur pH air dan pengukur kekeruhan air (turbidity) yang diperdagangkan secara umum. Alat menggunakan rangkaian photodioda dan LED sebagai sensor kekeruhan yang mengukur tingkat kekeruhan air dan sensor keasaman cairan sebagai sensor pH. Pengolahan hasil pengukuran oleh sensor, berupa rangkaian elektronik menggunakan Arduino Uno/ATMega328. Sedangkan tampilan hasil pengukuran menggunakan LCD TFT 2.4". Alat ini mempunyai batas pengukuran kekeruhan air antara 0 – 12 Ntu (Nephelometric Turbidity Unit) serta tingkat keasaman air (pH) 0 – 14. Catu daya alat ini menggunakan baterai AA 1,5 volt yang dirangkai seri sehingga menghasilkan 6 volt. Dari sampel perancangan alat didapat hasil  pengukuran pH dan kekeruhan air (turbidity) antara 2-9 pH dan kekeruhan air antara 0,00-9,00 Ntu. Kata kunci: pengukuran pH,   kekeruhan air, ATMEGA 328
PEMBUATAN BIOETANOL DARI ECENG GONDOK ( Eichhornia crassipes ) DENGAN PROSES FERMENTASI Sukaryo Sukaryo; Shintawati Dyah Purwaningrum
Neo Teknika Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Neo Teknika Vol 1 No.2 Juni 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.345 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i1.891

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan sejenis tanaman bakung yang hidup terapung di atas permukaan air, Tanaman ini banyak tumbuh liar di perairan seperti waduk, danau, rawa dan sungai. Eceng gondok umumnya dianggap sebagai gulma, tumbuh banyak hampir di perairan yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan cepat berkembang biak. Sering dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa dan eceng gondok juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pakan ternak, bahan dasar kerajinan, media pertumbuhan jamur dan biogas. Dalam hal ini eceng gondok di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol. Bioetanol adalah salah satu sumber energi yang sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai energi alternatif adalah Bioetanol. Sumber bahan baku pembuatan Bioetanol dapat berasal dari bahan baku yang mengandung glukosa atau gula, pati dan bahan berselulosa. Bioetanol dari bahan baku eceng gondok ini dip roses dengan fermentasi dengan menggunakan ragi tape, nutrient urea dan NPK. Pada pemberian ragi tape 11 gr dan urea 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol sebesar 8 % selama fermentasi 12 hari. Sedangkan pada pemberian ragi tape 11 gr, urea 15 gr dan NPK 15 gr dengan eceng gondok 1 kg diperoleh bioetanol sebesar 14,5 % selama fermentasi 15 hari. Hasil studi ini eceng gondok dapat di manfaatkan sebagai bahan baku bioetanol sebagai sumber energi yang terbarukanKata kunci : Eceng gondok, Fermentasi dan Bioetanol
PEMBAKAR SAMPAH RENDAH EMISI DENGAN AIR SEBAGAI FILTRASI Sri Subekti; Puji Basuki; Shintawati Dyah Purwaningrum
Neo Teknika Vol 6, No 2 (2020): VOL 6, NO 2 (2020) : JURNAL NEO TEKNIKA VOL 6 NO 2 DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v6i2.1623

Abstract

Timbulan sampah pada suatu wilayah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat. Sumber sampah pada suatu kawasan antara lain berasal dari permukiman atau rumah tangga, penginapan/hotel, perkantoran, sarana pendidikan, industri, perdagangan atau pasar dengan jenis sampah yang bervariasi. Metodologi yang digunakan adalah dengan membuat perancangan alat pembakar sampah sistem filtrasi air. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa pengujian mesin pembakar sampah sistem filtrasi yang menggunakan air untuk menfilter uap sisa pembakaran dan yang tidak memakai untuk pembakaran terlihat secara visual dari asap yang keluar dari cerobong. Simpulan dari penelitian adalah mesin pembakar sampah membutuhkan waktu yang berbeda tergantung dengan jenis dan jumlah sampah yang dibakar. Mesin pembakar sampah dapat meminimalisir polusi udara sehingga tidak terjadi pencemaran udara, sedangkan untuk limbah atau sisa dari pembakaran dapat dijadikan briket, diharapkan sisa atau abu yang dihasilkan dapat digunakan untuk pupuk. Kata kunci: pembakar sampah, rendah emisi, filtrasi air
PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH JEROAN IKAN MENGGUNAKAN MICROWAVE Shintawati Dyah Purwaningrum; Sukaryo Sukaryo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.114 KB)

Abstract

Biodiesel is an alternative energy that can replace petroleum-based diesel oil. The biodiesel production uses raw material for fish offal waste with microwave radiation and the addition of KOH as a catalyst. The process of esterification and transesterification is carried out in a three-neck flask that has been connected to a microwave and condenser. This study uses variables in the form of micro-wave power 300, 450, 600 and 800 watts, the ratio of reaction time 20, 40, 50, and 60 minutes with mole ratio of oil with 1:18 methanol, and  KOH catalyst. The biggest yield  produced in the biodiesel production process with micro radiation at a heating time of 40 minutes, microwave power of 600 watts, the ratio 1:18 was 97% and the lowest yield was at 20 minutes heating time, microwave power 300 watts, the ratio of fish offal oil reactants with methanol 1:18 is 82%. Biodiesel with the highest yield was analyzed by GCMS to determine the FAME content formed and biodiesel characteristic test. Biodiesel in this study has met the biodiesel requirements of the Indonesian National Standard. Keywords:  fish  offal  waste,  microwave,  time  variation,  biodiesel,  biodiesel qualit
IDENTIFIKASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN AIR MINUM KABUPATEN JEPARA Sri Subekti; Ricka Prasdiantika; Shintawati Dyah Purwaningrum; Niyar Chandra Agustin; Fariz Nizar
urn:nbn:de:00001miji.v2i11
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesimpulannya yaitu meningkatkan cakupan pelayanan khususnya di daerah perkotaan, menurunkan tingkat kehilangan air, khususnya kehilangan air yang disebabkan oleh adanya pipa distribusi yang rusak dan adanya meter pelanggan yang tidak secara rutin diganti atau diperbaiki, menambah kapasitas produksi, yang hingga saat ini hampir seluruh kapasitas produksi terpasang sudah termanfaatkan untuk melayani pelanggan yang ada, melakukan penyesuaian tarif air minum, melakukan penyelamatan lingkungan pada daerah tangkapan air, dengan cara penghijauan kembali pada kawasan lindung yang mengalami penurunan kualitas lingkungan, sosialisasi kondisi PDAM kepada seluruh stakeholder termasuk masyarakat pelanggan dan non-pelanggan.
PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT KELURAHAN SENDANGMULYO TANGGAP BAHAYA PENYALAHGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) PENGAWET DAN PEWARNA NON PANGAN Ricka Prasdiantika; Niyar Candra Agustin; Shintawati Dyah Purwaningrum
urn:nbn:de:00001miji.v1i11
Publisher : Merdeka Indonesia Journal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, informasi, keterampilan, dan pemahaman kepada masyarakat di Kelurahan Sendangmulyo tentang bahan tambahan makanan (BTM), ciri-ciri makanan yang mengandung BTM non pangan, macam-macam BTM sintesis yang diijinkan penggunaannya oleh BPOM RI, dan BTM alami sebagai pengganti BTM sintesis. Metode kegiatan yang diterapkan adalah dengan pendekatan langsung ke warga yang dimulai dari survei lapangan, pembuatan proposal kegiatan, mengumpulkan warga untuk diberikan sosialisasi, penyuluhan, bimtek penyalahgunaan BTM non pangan, praktek pembuatan BTM alami, dan diakhiri dengan kegiatan pemantauan hasil kegiatan serta pembuatan laporan kegiatan. Hasil dari kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini yaitu produk olahan makanan yang dibuat oleh Ibu-Ibu peserta pengabdian. Pemantauan dari hasil kegiatan yaitu penggunaan BTM alami dan BTM sintesis pangan untuk mengolah makanan sesuai dosis. Implikasi dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat Kelurahan Sendangmulyo lebih bijaksana dalam menggunakan BTM untuk mengolah makanan dan masyarakat mampu membedakan makanan yang menggunakan BTM non pangan.
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS JAMU MENJADI KOMPOS ORGANIK CAIR DI SRONDOL KULON Ricka Prasdiantika; Shintawati Dyah Purwaningrum; Agustien Zulaidah
Majalah Ilmiah Inspiratif Vol 8, No 14 (2022): Majalah Inspiratif Vol.8 No.14 Januari 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.48 KB)

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat di Kelurahan Srondol Kulon tentang potensi limbah ampas yang dihasilkan dari pengolahan jamu tradisional, memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengolahan limbah ampas jamu, memberikan pelatihan cara membuat kompos organik cair dari limbah ampas jamu dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan meminimalisir penumpukan limbah ampas jamu. Metode kegiatan yang diterapkan adalah dengan pendekatan langsung ke warga yang dimulai dari survey lapangan, pembuatan proposal kegiatan, mengumpulkan warga untuk diberikan sosialisasi dan sekaligus praktek pembuatan kompos organik cair dari limbah ampas jamu dan diakhiri dengan kegiatan pemantauan hasil kegiatan serta pembuatan laporan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah produk kompos organik cair yang sudah dibuat oleh Ibu-Ibu peserta sosialisasi dan pelatihan. Pemantauan dari hasil kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos organik cair dari limbah ampas jamu ini adalah dengan cara mengumpulkan produk hasil kompos yang sudah dibuat oleh peserta dan membantu mendonasikan kepada Kelompok Tani di Kelurahan Srondol Kulon untuk digunakan sebagai pupuk pada pertanian. Implikasi dari kegiatan pengabdian ini adalah warga Kelurahan Srondol Kulon lebih bijaksana dalam pemanfaatan dan pengolahan limbah ampas jamu serta membuatnya menjadi produk yang lebih bermanfaat. Kata Kunci : Limbah, Ampas Jamu, Pupuk Kompos, Organik Cair, Srondol Kulon
Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Menjadi Bioetanol Sukaryo Sukaryo; Shintawati Dyah Purwaningrum; Niyar Candra Agustin
Neo Teknika Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i1.1906

Abstract

Limbah terdiri dari limbah padat,cair dan gas yang sangat meresahkan masyarakat, ttapi kalau diolah akan memberikan nilai okonomis yang tinggi. Limbah padat ampas tahu merupakan limbah home industri dalam pembuatan tahu yang dapat di manfaatkan untuk membuat Alkohol. Ampas tahu memiliki kandungan karbohidrat  sekitar 26,9 %.  Dengan kandungan karbohidrat ini di fermentasikan dengan bantuan mikroba saccharomycesatan cerevisiae, dan menambahkan  enzym glukoamilase. Alkohol yang di peroleh pada glokoamilase 15 ml, 20 ml, 25 ml dan 30 ml diperoleh 7 %, 8,5 %, 11 % dan 12 %  dengan variabel tetap ampas tahu 2,5 kg  dan air 3 lt. Sedangkan pada waktu yang efektif untuk menghasilakn kadar alkohol maksimal dengan dengan variabel tetap glukoamilase 30 ml dan ampas tahu 2,5 kg pada waktu 7, 10, 13 dan 16 hari diperoleh kadar alkohol 11,5 %,13 %, 15,5 % dan 14 %. Dari hasil studi terlihat bahwa limbah ampas tahu sangat layak di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan alkohol. Kata kunci :  Ampas tahu, Fermentasi  dan  Bioetanol