Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH LANSEKAP TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KALISARI SEMARANG Arnis Rochma Harani; Anityas Dian Susanti; Hermin Werdiningsih
Neo Teknika Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.1 Juni 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.182 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i1.1065

Abstract

Menurut Forman Godron (1986) lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari kumpulan ekosistem yang saling berinteraksi, kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama. Sedangkan pengertian lain menyatakan lansekap adalah penafsiran visual atas susunan tanah (wikipedia). Semarang merupakan kota yang memiliki lansekap yang sangat menarik. Wilayah kota Semarang bertansis membuat beberapa wilayah memiliki perbedaan kondisi lansekap. Ada yang berkontur tajam, ada yang pada wilayah datar dan ada yang terletak ditepi pantai. Salah satu wilayah yang berada pada posisi bertransis tajam adalah kawasan permukiman kalisari, selain itu lokasinya berada di tengah pusat kota Semarang. Sejak dahulu kala kawasan ini merupakan kawasan permukiman yang padat, semakin lama perkembangan permukiman diwilayah ini pesat. Pada kondisi lansekap yang sangat curam ini pasti memiliki pengaruh terhadap pola permukimannya, sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti. Metode yang akan digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang akan mengacu pada grand concept yang telah disusun. Teori lansekap dan permukiman menjadi acuan dalam pencarian data. Kepekaan peneliti untuk mencari data dilapangan menjadi sesuatu yang penting. Analisis terhadap temuan-temuan dilapangan diperlukan yang tajam, sehingga akan perpengaruh terhadap hasil. Dari pengaruh bentuk lansekap terhadap tata ruang permukiman yang ada didaerah Kalisari, diperoleh temuan berupa terdapat ruang bersama diantara perbedaan level lantai pada rumah tinggal masyarakat setempat, .dapat berupa teras rumah, dan ruang jemur. Sementara sirkulasi jalan merupakan tempat untuk bersosialisasi dan pusat kegiatan berada di masjid yang lokasinya ada ditengah-tengah permukiman.Keyword : Lansekap, Tata Ruang, Permukiman, Kalisari
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KARAKTER KAWASAN CENTRAL BUSSINESS DISTRICT (CBD) AKIBAT PERKEMBANGAN SPRAWL Studi Kasus Kawasan Segitiga Pandanaran, Pemuda, Gajahmada Kota Semarang Anityas Dian Susanti; Bambang Setioko; Titien Woro Murtini
Neo Teknika Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.2 Desember 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.851 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i2.1225

Abstract

Di kawasan Central Business District (CBD) Pandanaran, Pemuda, Gajahmada Kota Semarang telah berdiri bangunan hotel, bank, rental office, mall, dan berbagai tempat hiburan. Tingginya aktivitas bisnis di kawasan tersebut mempengaruhi tata ruang kawasan serta membentuk karakter tertentu yang menunjukkan aktivitas di dalamnya. Sehingga timbul permasalahan bahwa pembangunan fisik sudah tidak lagi melihat lingkungan sekitarnya, konfigurasi bangunan dan penampilan bangunan menjadi tidak menarik, ruang terbuka hijau menjadi berkurang serta lalu lintas dan parkir yang menjadi masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan postpositivistik rasionalistik. Metode penelitian dengan analisa faktor menggunakan software SPSS, dan disimpulkan dengan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian dengan tetap menggunakan paradigma kuantitatif dan metodologi kuantitatif statistik : empirik analitik, tetapi membuat grand concept agar data empirik tersebut dapat dimaknai dalam cakupannya yang lebih luas. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kawasan CBD yaitu Figure Ground Urban solid, Leapfrog Development, Linkage Visual, Figure Ground Urban Void, Place: estetika kota, Linkage struktural, Place, Linkage: kolektif . Adanya fenomena pertumbuhan yang melompat-lompat (Leapfrog Development) dalam 1 kawasan mempengaruhi linkage visualnya, sehingga membentuk pola garis, koridor dan sumbu yang unik.Kata kunci : Karakter Kawasan, Central Business District, Sprawl, Leapfrog Development
PASSENGER CIRCULATION PATTERNS AT INTERNASIONAL FERRY PORTS POLA SIRKULASI PENUMPANG DI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL Tasya Amartha Amalia; Adi Sasmito; Anityas Dian Susanti
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 1 No 2 (2021): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.318 KB) | DOI: 10.54325/arsip.v1i2.12

Abstract

Keberhasilan pengembangan wilayah di daerah kepulauan atau gugus – gugus pulau bergantung oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan. Bagi sebuah wilayah kepulauan, transportasi laut merupakan sarana transportasi yang paling efektif karena luas wilayah yang didominasi lautan sehingga mempunyai peranan yang penting dalam menjamin terselenggaranya mobilitas penduduk, barang dan jasa. Pelabuhan juga menjadi simpul penting dalam arus perdagangan dan distribusi barang di Indonesia maupun di dunia. Pelabuhan penumpang berperan sebagai prasarana transportasi moda trasportasinya bermuatan manusia (penumpang). Maksud dan tujuan dari penulis ini untuk mendapatkan pengetahuan tentang Pola Sirkulasi Penumpang di Pelabuhan Ferry Internasional. Suatu Pelabuhan.penumpang.umumnya dilengkapi dengan terminal penumpang sebagai stasiun yang melayani berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi, administrasi pelabuhan, dan kantor maskapai pelayaran. Pola sirkulasi yang dapat digunakan yaitu Pola Sirkulasi Curvelinear.
Reaktivasi Akuaponik Untuk Ketahanan Pangan Berbasis Rumah Tangga Di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang Anityas Dian Susanti; Mutiawati Mandaka; Sharfina Bella Pahleva Wahyono; Gatoet Wardianto
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2024): Maret : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/sewagati.v3i1.1356

Abstract

Aquaponics, as a sustainable agriculture system that combines aquaculture and hydroponics, has become an attractive alternative to growing fish and plants in one container. One example of the implementation of this system is in Kandri Village, Gunungpati Subdistrict, Semarang City, where a thematic village is implementing this concept. The community service effort in the village aims to revive the existing aquaponic system and invite residents to participate in preserving this system so that it can be utilised as a local food source. The community service activities were conducted through a participatory method involving socialisation activities and educational approaches. The goal was to empower the community in terms of sustainability of the aquaponic system. Through this approach, it is expected that the community can understand and practice the basic concepts needed to maintain the sustainability of the system. The impact of this service activity is the return of aquaponic system activities in Kandri Village. This is an important step in maintaining local food security in the area. By reviving this system, the community can utilise the results as a sustainable and environmentally friendly source of additional food. Thus, this community service activity not only provides practical benefits in terms of food fulfilment, but also empowers the community to become more sustainable and environmentally friendly.
DESIGN OF MARINA BEACH TOURISM AREA WITH A MODERN APPROACH PERANCANGAN KAWASAN WISATA PANTAI MARINA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN Adi Wicaksana, Satria; Anityas Dian Susanti; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 5 No 1 (2025): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v5i1.149

Abstract

Pantai Marina di Semarang merupakan destinasi wisata pantai yang memiliki daya tarik utama berupa pemandangan Laut Jawa dan berfungsi sebagai ruang rekreasi publik. Sebagai bagian dari kota besar di Indonesia, kebutuhan akan kawasan wisata pantai yang nyaman dan modern menjadi penting untuk mendukung aktivitas masyarakat dan meningkatkan daya tarik wisata. Penelitian ini berfokus pada perancangan kawasan wisata Pantai Marina dengan pendekatan Arsitektur Modern, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk, efisiensi ruang, dan fungsionalitas. Metode yang digunakan meliputi studi literatur, observasi lapangan, serta analisis kondisi eksisting untuk mengidentifikasi potensi pengembangan kawasan. Hasil dari perancangan ini mencakup pengoptimalan ruang publik, pengembangan fasilitas wisata, serta perancangan villa sebagai akomodasi bagi pengunjung. Dengan pendekatan Arsitektur Modern, desain kawasan wisata ini menonjolkan keseimbangan antara estetika, kenyamanan, dan keberlanjutan lingkungan. Pengembangan Pantai Marina tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman wisata tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata. Dengan mengintegrasikan elemen modern dalam desain arsitektur, kawasan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman wisata yang lebih baik serta mempertahankan nilai historis dan ekologis pantai. Perancangan kawasan wisata Pantai Marina berbasis Arsitektur Modern bertujuan untuk menciptakan lingkungan wisata yang lebih fungsional, estetis, dan nyaman, sekaligus tetap menjaga keseimbangan dengan kondisi alam dan budaya setempat.
DESIGN OF A TYPE C HOSPITAL IN SALATIGA WITH THE APPLICATION OF JAVANESE NEO-VERNACULAR ARCHITECTURE PERANCANGAN RUMAH SAKIT TIPE C DI SALATIGA DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR JAWA Pratama, Fiki Reza; Anityas Dian Susanti; Adi Sasmito
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 5 No 2 (2025): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v5i2.162

Abstract

Kebutuhan layanan kesehatan di Kota Salatiga menunjukkan peningkatan signifikan seiring pertumbuhan penduduk dan perluasan cakupan layanan. Meskipun ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Salatiga terlihat mencukupi secara statistik (848 bed untuk 198.372 jiwa), kenyataannya kota ini turut menampung pasien dari Kabupaten Semarang bagian selatan, yang berpenduduk sekitar 1 juta jiwa. Jika dikombinasikan, total populasi mencapai 1,19 juta jiwa, sementara berdasarkan standar WHO, diperlukan setidaknya 1.198 tempat tidur. Dengan kekurangan sekitar 350 tempat tidur, maka pembangunan Rumah Sakit Tipe C menjadi kebutuhan mendesak. Penelitian ini mengusulkan pendekatan arsitektur Neo-Vernakular Jawa dalam perancangan rumah sakit tersebut. Gaya arsitektur ini merupakan adaptasi kontemporer dari arsitektur tradisional Jawa yang mengutamakan harmonisasi nilai budaya lokal dengan kebutuhan fungsional dan teknologi modern. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen seperti bentuk rumah Jawa dan material lokal, pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan desain rumah sakit yang kontekstual, ramah lingkungan, serta lebih diterima oleh masyarakat setempat. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan desain fasilitas kesehatan yang tidak hanya memenuhi standar teknis, namun juga memperhatikan identitas budaya dan kearifan lokal.
DESIGN OF A HOUSEHOLD APPLIANCES FACTORY USING AN INDUSTRIAL ARCHITECTURE APPROACH IN THE KENDAL INDUSTRIAL ESTATE PERANCANGAN PABRIK PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR INDUSTRIAL DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL Mustofa, M. Khoirul; Anityas Dian Susanti; Mutiawati Mandaka
JURNAL ARSIP UNPAND Vol 5 No 2 (2025): JURNAL ARSIP UNPAND
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/arsip.v5i2.170

Abstract

Dengan lebih dari 270 juta orang, Indonesia memiliki pasar yang besar untuk peralatan rumah tangga. Dengan pertumbuhan kelas menengah yang cepat, permintaan akan barang berkualitas meningkat. Salah satu tindakan strategis untuk memenuhi kebutuhan pasar peralatan rumah tangga sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor adalah mendirikan pabrik di dalam negeri untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ketahanan ekonomi. Pendirian pabrik lokal akan menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena akan membuka banyak peluang kerja di industri produksi dan distribusi. Kawasan pabrik pembuatan peralatan rumah tangga berfokus pada pembuatan berbagai peralatan rumah tangga, seperti perabotan dan peralatan dapur. Infrastruktur yang memadai ada di pabrik ini, seperti jalan raya, transportasi, dan utilitas penting. Fokus desain pabrik adalah mengoptimalkan alur kerja produksi untuk menghemat waktu dan biaya operasional. Untuk memastikan produk aman dan berkualitas tinggi, kawasan pabrik ini harus mematuhi standar kualitas yang ketat. Selain aspek ekonomi, fokus utama adalah keberlanjutan, yang mencakup praktik yang ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efektif. Pabrik-pabrik ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional karena memiliki jaringan distribusi yang baik dan hubungan dengan pemasok bahan baku yang baik yang meningkatkan efisiensi operasional.