Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH LANSEKAP TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KAWASAN KALISARI SEMARANG Arnis Rochma Harani; Anityas Dian Susanti; Hermin Werdiningsih
Neo Teknika Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.1 Juni 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.182 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i1.1065

Abstract

Menurut Forman Godron (1986) lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari kumpulan ekosistem yang saling berinteraksi, kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama. Sedangkan pengertian lain menyatakan lansekap adalah penafsiran visual atas susunan tanah (wikipedia). Semarang merupakan kota yang memiliki lansekap yang sangat menarik. Wilayah kota Semarang bertansis membuat beberapa wilayah memiliki perbedaan kondisi lansekap. Ada yang berkontur tajam, ada yang pada wilayah datar dan ada yang terletak ditepi pantai. Salah satu wilayah yang berada pada posisi bertransis tajam adalah kawasan permukiman kalisari, selain itu lokasinya berada di tengah pusat kota Semarang. Sejak dahulu kala kawasan ini merupakan kawasan permukiman yang padat, semakin lama perkembangan permukiman diwilayah ini pesat. Pada kondisi lansekap yang sangat curam ini pasti memiliki pengaruh terhadap pola permukimannya, sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti. Metode yang akan digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang akan mengacu pada grand concept yang telah disusun. Teori lansekap dan permukiman menjadi acuan dalam pencarian data. Kepekaan peneliti untuk mencari data dilapangan menjadi sesuatu yang penting. Analisis terhadap temuan-temuan dilapangan diperlukan yang tajam, sehingga akan perpengaruh terhadap hasil. Dari pengaruh bentuk lansekap terhadap tata ruang permukiman yang ada didaerah Kalisari, diperoleh temuan berupa terdapat ruang bersama diantara perbedaan level lantai pada rumah tinggal masyarakat setempat, .dapat berupa teras rumah, dan ruang jemur. Sementara sirkulasi jalan merupakan tempat untuk bersosialisasi dan pusat kegiatan berada di masjid yang lokasinya ada ditengah-tengah permukiman.Keyword : Lansekap, Tata Ruang, Permukiman, Kalisari
RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DI KABUPATEN WONOSOBO Fitri Rachmawati; Bambang Supriyadi; Hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2115.12 KB)

Abstract

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yang dalam hal pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit (RS) sebagai sebuah sarana rujukan pelayanan kesehatan tertinggi dalam wilayah Kabupaten memiliki jumlah yang masih terbatas yaitu, 2 Rumah Sakit Umum dan 1 Rumah Sakit Khusus. Hal ini berbanding terbalik dengan angka derajat kesehatan terutama angka Morbiditas (kesakitan) dan status gizi yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Selain itu Kabupaten Wonosobo juga merupakan daerah rawan bencana yang berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1357/Menkes/SK/XII/2001, disebutkan bahwa untuk standar minimal pelayanan kesehatan masyarakat korban bencana dalam keadaan darurat akan terjadi perubahan angka kematian dari biasanya. Untuk itu ditentukan tolak ukur 1 RS untuk 200.000 orang. Melihat permasalahan diatas, maka peluang untuk mendirikan Rumah Sakit di Kabupaten Wonosobo masih terbuka lebar, karena masih terbatasnya sarana pelayanan kesehatan berupa Rumah Sakit.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Rumah Sakit Umum Kelas C, standar-standar mengenai sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Kelas C , studi banding beberapa Rumah Sakit Umum Kelas C yang setara, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Tapak yang dipilih adalah tapak yang sesuai dengan RUTR Perkotaan Wonosobo yang memiliki potensi baik secara aksesibilitas, kedekatan dengan sasaran masyarakat maupun ketersediaan lahan untuk pengembangan.Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur Modern.Kemudian juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo”.Dalam menciptakan citra dan karakter Rumah Sakit UmumKelas C Di Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan pendekatan Arsitektur Modern yang mengikuti teori Form Follows Function. Penekanan desain Arsitektur Modern akan diterapkan pada desain bangunan yang menonjolkan bentuk geometris namun tidak sepenuhnya simetris. Hal ini untuk menghindari adanya permukaan bangunan yang panjang dan memberi kesan membosankan. Untuk bangunan Rumah Sakit sendiri, dirancang dengan konsep massa bangunan berbentuk U karena akan meningkatkan nilai-nilai efisiensi, fleksebilitas, dan efektifitas dengan memperpendek jarak jangkauan personal tenaga medis dan staff dengan pasien.
ENTERTAIMENT PLAZA BEKASI ardy wisesa; bambang suyono; hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.486 KB)

Abstract

Kota Bekasi merupakan Kota Industri Indonesia yang memiliki kemajuan dan perkembanganyang sangat  pesat  diberbagai  bidang.  Sebagai  pusat  bisnis,  politik,  dan kebudayaan,  Bekasimerupakan tempat  berdirinyaIndustri-Idustri  besar dan banyak  pemukiman masyarakat  yangberkerja di ibukota , perusahaaan swasta, dan perusahaan asing. Hal tersebut menjadi salah satualasan jumlah pendatang di kota Bekasi meningkat. Hal tersebut memunculkan dampak positif dannegatif untuk kemajuan kota Bekasi itu sendiri. Tingkat populasi yang cukup tinggi menjadikan kotaBekasi menduduki  peringkat  nomor  6 kota  di  Indonesia  yang terpadat  jumlah penduduknya.Peningkatan populasi  tidak  bersamaandengan pertambahan fasilitas  pemukiman.  Semakinbanyaknya pembangunan perkantoran dan jasa  perdagangan menyebabkan semakin sempitnyalahan yang dapat  dibangun dan menyebabkan hiburan di  kota  Bekasi  menjadi  di  butuhkan.Kemudian muncul kebijakan dan pemikiran untuk memanfaatkan lahan yang terbatas semaksimalmungkin,  maka  akan diberikan usulan untuk  membuat  sarana hiburan yang berada pada suatutempat  agar  lahan tidak terbuang dan tidak  terjasi  kemacetan apabila berpindah-pindah tempathiburan.Kawasan Summarecon Bekasi  Merupakan Kota  Buatan yang didirikan oleh  P.T SumareconBekasi yang di tujukan untuk memberi kesan lengkap dan nyaman bagi konsuemen Summarecon.Kota Bekasi merupakan Kota Industri Indonesia yang memiliki kemajuan dan perkembanganyang sangat  pesat  diberbagai  bidang.  Sebagai  pusat  bisnis,  politik,  dan kebudayaan,  Bekasimerupakan tempat  berdirinyaIndustri-Idustri  besar dan banyak  pemukiman masyarakat  yangberkerja di ibukota , perusahaaan swasta, dan perusahaan asing. Hal tersebut menjadi salah satualasan jumlah pendatang di kota Bekasi meningkat. Hal tersebut memunculkan dampak positif dannegatif untuk kemajuan kota Bekasi itu sendiri. Tingkat populasi yang cukup tinggi menjadikan kotaBekasi menduduki  peringkat  nomor  6 kota  di  Indonesia  yang terpadat  jumlah penduduknya.Peningkatan populasi  tidak  bersamaandengan pertambahan fasilitas  pemukiman.  Semakinbanyaknya pembangunan perkantoran dan jasa  perdagangan menyebabkan semakin sempitnyalahan yang dapat  dibangun dan menyebabkan hiburan di  kota  Bekasi  menjadi  di  butuhkan.Kemudian muncul kebijakan dan pemikiran untuk memanfaatkan lahan yang terbatas semaksimalmungkin,  maka  akan diberikan usulan untuk  membuat  sarana hiburan yang berada pada suatutempat  agar  lahan tidak terbuang dan tidak  terjasi  kemacetan apabila berpindah-pindah tempathiburan.Kawasan Summarecon Bekasi  Merupakan Kota  Buatan yang didirikan oleh  P.T SumareconBekasi yang di tujukan untuk memberi kesan lengkap dan nyaman bagi konsuemen Summarecon.
HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE abid saputra; eddy darmawan; hermin werdiningsih
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.639 KB)

Abstract

Karimunjawa merupakan salah satu kepulauan di Jawa yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa ,terutama untuk potensi bawah laut . Karimunjawa memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat menajubkan dan masih asli . Kepulauan Karimunjawa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah, yang memiliki potensi wisata yang cukup baik yang ditunjang dengan adanya transportasi laut dari Kota Semarang dan dari Ibukota Kabupaten Jepara, serta transportasi udara melalui lapangan terbang Dewandaru di Pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa. Namun pengembangan dan pendayagunaan potensi yang ada di kepulauan Kerimunjawa belum optimal, hal ini terlihat dari kurangnya sarana akomodasi berupa penginapan (hotel, wisma, homestay, cottage, dan bungalow), khususnya untuk kategori wisatawan menengah ke atas. Kondisi saat ini, menurut data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara, di kepulauan Karimunjawa sampai tahun 2011 terdapat tempat penginapan berupa 41 hotel melati, resort, homestay, 4 buah cottage dan 2 hotel resort berbintang. Dari seluruh penginapan yang tersebar di beberapa pulau tersebut daya tampung yang dapat diakomodasikan hingga tahun 2012 hanya sebesar ±288 pengunjung.
CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Riscky Oktavianto; Edy Darmawan; hermin Werdiningsih
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.645 KB)

Abstract

Letak Kota Pekalongan yang strategis berada pada Jalur Pantura dan menghubungkan kota-kotabesar seperti  Jakarta  Semarang Surabaya serta  potensi-potensi  Kota  Pekalongan di  bidang industri,perdagangan,  dan pariwisata  menyebabkan akan terjadi  banyaknya kunjungan ke  Kota  Pekalongandimasa mendatang dengan berbagai tujuan, baik tujuan wisata, bisnis, atau sekedar singgah.Sector perhotelan di Kota pekalongan masih sangat potensial untuk dikembangkan dan dapatmenjadi salah satu sektor bisnis yang menguntungkan. Jenis hotel yang sesuai untuk kebutuhan tersebutadalah hotel kota atau city hotel karena Kota Pekalongan berada tepat di tengah-tengah jalur utamaJakarta-Surabaya menjadikan kota ini sebagai kota transit dan juga sebagai pusat batik sehingga banyakpelancong yang memanfaatkan waktu transitnya disini untuk berbelanja bahkan kulakan batik.Selain itudalam 2-3 tahun terakhir ini terlihat bermunculan hotel-hotel baru yang ternyata merupakan dampak daripenawaran investasi dari Pemkot Pekalongan tentang kebutuhan hotel yang berkualitas di Kota Batik iniLetak Kota Pekalongan yang strategis berada pada Jalur Pantura dan menghubungkan kota-kotabesar seperti  Jakarta  Semarang Surabaya serta  potensi-potensi  Kota  Pekalongan di  bidang industri,perdagangan,  dan pariwisata  menyebabkan akan terjadi  banyaknya kunjungan ke  Kota  Pekalongandimasa mendatang dengan berbagai tujuan, baik tujuan wisata, bisnis, atau sekedar singgah.Sector perhotelan di Kota pekalongan masih sangat potensial untuk dikembangkan dan dapatmenjadi salah satu sektor bisnis yang menguntungkan. Jenis hotel yang sesuai untuk kebutuhan tersebutadalah hotel kota atau city hotel karena Kota Pekalongan berada tepat di tengah-tengah jalur utamaJakarta-Surabaya menjadikan kota ini sebagai kota transit dan juga sebagai pusat batik sehingga banyakpelancong yang memanfaatkan waktu transitnya disini untuk berbelanja bahkan kulakan batik.Selain itudalam 2-3 tahun terakhir ini terlihat bermunculan hotel-hotel baru yang ternyata merupakan dampak daripenawaran investasi dari Pemkot Pekalongan tentang kebutuhan hotel yang berkualitas di Kota Batik ini
TOWNHOUSE KOTA SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN bhakti jati; bambang suyono; hermin werdiningsih
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.966 KB)

Abstract

Kota Semarang dengan misi “Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya menuju Masyarakat Sejahtera” merupakan Kota Perdagangan dan Jasa menyebabkan tingginya potensi investasi yang meningkat secara drastis dari tahun 2010 ke 2011 dengan peningkatan jumlah proyek hampir tujuh kali lipat. Selain itu, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Kota Semarang tahun 2011 meningkat menjadi 4,9 triliun rupiah dari tahun sebelumnya senilai 360 miliar rupiah. Sedangkan penanaman modal asing meningkat dari 60,39 juta dolar menjadi 178,88 juta dolar (Indikator Ekonomi Semarang dalam Statistik Perbankan Kota Semarang, 2012). Pertumbuhan ekonomi dan bisnis ini juga diimbangi pula dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut data BPS tahun 2008-2012, jumlah penduduk di Kota Semarang cenderung mengalami kenaikan sebesar 0,96% dan jumlah Kepala Keluarga (KK) meningkat rata-rata 3,3% per tahun. Tingginya angka pertumbuhan penduduk tersebut mengakibatkan perlunya peningkatan penyediaan fasilitas tempat tinggal. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Kota Semarang menyebabkan fungsi tempat tinggal tidak sekedar sebagai hunian akan tetapi yang dapat memberikan nilai tambah seperti kepraktisan, efisiensi, keamanan, lokasi strategis dan nilai lainnya, tidak kalah penting yaitu sebagai nilai investasi dan prestige.
WATERPARK DAN RESORT TELAGA SILATING PEMALANG Gardian Yusti Nagara; Hermin Werdiningsih; Edy Darmawan
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.542 KB)

Abstract

Kehidupan masyarakat belakangan ini yang sangat padat terutama masyarakat perkotaan telah mengurangi waktu untuk berekreasi, beristirahat dari kepenatan sehari-hari. Sebuah wahana rekreasi adalah salah satu jawaban dari kebutuhan masyarakat akan rekreasi.Waterpark merupakan wahana rekreasi yang familiar di masyarakat. Jenis rekreasi keluarga ini bisa menjadi alternatif bagi keluarga. Resort adalah tempat tinggal sementara dengan tujuan untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga. Waterpark dan Resort adalah kombinasi yang saling berkesinambungan. Karena bisa menjadi obyek untuk peristirahatan sekaligus permainan. Resort bisa mempunyai fasilitas permainan bagi para pengunjungnya dan Waterpark bisa mempunyai fasilitas peristirahatan bagi pengunjungnya. Telaga Silating merupakan sebuah telaga yang terletak di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Telaga ini merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Pemalang. Telaga ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk sebuah obyek rekreasi. Dengan kehadiran Waterpark dan Resort di Telaga Silating diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada dan menjadikan Telaga Silating salah satu destinasi wisata utama di Pemalang. Metode pendekatan digunakan sebagai acuan dalam Perencanaan dan Perancangan Waterpark dan Resort Telaga Silating Pemalang antara lain aspek Kontekstual, aspek Fungsional dan aspek Teknis.Untuk kesimpulan dari program luasan ruang, desain 2 dimensi dan 3 dimensi digunakan ilustrasi desain berupa 2 dimensi maupun 3 dimensi.
HOTEL RESORT BINTANG 5 DI KAWASAN WISATA KECAMATAN SAWANGAN, KABUPATEN MAGELANG fadli kaloka hardian; hermin werdiningsih; edyy darmawan
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.331 KB)

Abstract

Pariwisata pada masa kini merupakan suatu tuntutan masyarakat di tengah padatnyaaktivitas  untuk mengurangi  tingkat stres  yang terjadi  karenanya.  Permintaan masyarakatuntuk melakukan perjalanan wisata tahun demi tahun terus mengalami peningkatan.Kecamatan Sawangan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Magelang yang memilikipesona wisata  pemandangan alam yang menarik perhatian wisatawan. Terletak di lerenggunung Merbabu dan dengan pesona eksotisme pegunungannya, wisatawan dapat menikmatisuasana pemandangan gunung t gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang. Dan dengan___vÇ_A}_i_lAÁ] _š_A _‰_Œš]A^_]ŒAd_ŒiµvA<__µvPA<_Ç_vP_UA^__ _At] _š_At}v}o_o}_UA^<_Á_ _vAxxxxxxxarah positif di sektor pariwisata.Mengeveluasi  kembali  bahwa  Kabupaten  Magelang membutuhkan  pengembangansektor  pariwisata yaitu sarana akomodasi  berupa penginapan  dan  Kabupaten  Magelangmemiliki wilayah yang berpotensi di sektor pariwisata dengan pemandangan alam yang indah,maka dibutuhkan kolaborasi  dari kedua  hal  tersebut diatas.  Oleh  karena  itu,  diperlukanperencanaan dan perancangan sarana akomodasi penginapan yang memiliki fasilitas lengkapdengan menawarkan pemandangan area pegunungan berupa Hotel Resort di Kawasan WisataKecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.Pariwisata pada masa kini merupakan suatu tuntutan masyarakat di tengah padatnyaaktivitas  untuk mengurangi  tingkat stres  yang terjadi  karenanya.  Permintaan masyarakatuntuk melakukan perjalanan wisata tahun demi tahun terus mengalami peningkatan.Kecamatan Sawangan adalah salah satu wilayah di Kabupaten Magelang yang memilikipesona wisata  pemandangan alam yang menarik perhatian wisatawan. Terletak di lerenggunung Merbabu dan dengan pesona eksotisme pegunungannya, wisatawan dapat menikmatisuasana pemandangan gunung t gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang. Dan dengan___vÇ_A}_i_lAÁ] _š_A _‰_Œš]A^_]ŒAd_ŒiµvA<__µvPA<_Ç_vP_UA^__ _At] _š_At}v}o_o}_UA^<_Á_ _vAxxxxxxxarah positif di sektor pariwisata.Mengeveluasi  kembali  bahwa  Kabupaten  Magelang membutuhkan  pengembangansektor  pariwisata yaitu sarana akomodasi  berupa penginapan  dan  Kabupaten  Magelangmemiliki wilayah yang berpotensi di sektor pariwisata dengan pemandangan alam yang indah,maka dibutuhkan kolaborasi  dari kedua  hal  tersebut diatas.  Oleh  karena  itu,  diperlukanperencanaan dan perancangan sarana akomodasi penginapan yang memiliki fasilitas lengkapdengan menawarkan pemandangan area pegunungan berupa Hotel Resort di Kawasan WisataKecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
PUSAT BUDAYA DAN PARIWISATA KARESIDENAN MADIUN Fary Faizal; hermin werdiningsih; edy darmawan
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1803.202 KB)

Abstract

Karesidenan Madiun yang terdiri dari kabupaten Magetan, Ngawi, Pacitan, Madiun dan Ponorogo memiliki keberagaman kebudayaan dan objek wisata yang berpotensi besar untuk dikembangkan dan dimaksimalkan. Potensi wisata tersebut meliputi wisata budaya, alam, dan kuliner. Wisata budaya yang ada Madiun seperti kebudayaan reog Ponorogo yang sudah sangat dikenal se-Indonesia dan wisata alam yang berpotensi di Madiun seperti Telaga Sarangan yang berada di Magetan, sedangkan untuk wisata kuliner sudah tidak perlu dipertanyakan lagi karena Madiun terkenal oleh kulinernya yang bernama pecel dan brem. Selain itu Madiun memiliki beberapa julukan yaitu Madiun Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri. Namun sangat disayangkan, dalam perkembangannya timbul berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang kebudayaan dan pariwisata Madiun, seperti kurangnya pembinaan dan pelestarian kebudayaan kota Madiun sehingga sempat kebudayaan Reog Ponorogo diklaim oleh negara tetangga. Selain itu kurangnya informasi mengenai objek wisata yang ada di Madiun berakibat pada kurangnya minat masyarakat serta ketidaktahuan masyarakat mengenai beberapa objek wisata yang ada di Madiun. Selain karena kurangnya pembinaan kesenian budaya Madiun dan kurangnya informasi mengenai objek wisata di Madiun, hal lain yang menjadi hambatan adalah karena belum tersedianya fasilitas informasi mengenai kebudayaan dan objek wisata di Madiun. Faktor lainnya yang menyebabkan kurangnya minat masayarakat adalah karena belum tersedianya fasilitas yang mampu mewadahi eksistensi dan apresiasi terhadap kesenian dan kebudayaan Madiun.
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK JATIBARANG DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA Loretta Ernadia; hermin werdiningsih; bambang suyono
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.481 KB)

Abstract

Waduk Jatibarang merupakan waduk yang terletak di Semarang, tepatnya dalam wilayah Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. Pelaksanaan konservasi Sabuk Hijau pada tahap pembangunan Waduk Jatibarang penting untuk menjaga konservasi dan menjaga umur dari waduk. Diharapkan dengan adanya sabuk hijau dapat mengurangi sedimentasi dan meningkatkan suplai air bersih, serta dapat dikembangkan menjadi kawasan pemukiman, perdagangan, pariwisata yang menarik. Untuk memudahkan wilayah kerja sendiri,wilayah sabuk hijau Waduk Jatibarang dibagi menjadi 6 segmen, termasuk segmen 2 yang berfungsi sebagai kawasan wisata. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 pasal 120 dijelaskan bahwa pada kawasan Waduk Jatibarang diizinkan untuk menjadi tempat wisata, yang didukung dengan adanya objek wisata Goa Kreo, yang merupakan salah satu wisata alam yang potensial di Semarang, sehingga waduk ini tidak hanya bermanfaat sebagai solusi banjir dan sumber air baku, juga bermanfaat sebagai objek wisata yang potensial. Kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga konservasi dan umur waduk merupakan salah satu aspek yang berperan besar untuk mempertahan kelestarian waduk. Kawasan wisata ini terletak pada daerah konservasi. Kawasan wisata dengan penekanan desain ekowisata merupakan suatu bentuk kawasan wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, memberi manfaat secara ekonomi kepada masyarakat sekitar, dan tetap mempertahankan budaya.