Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

SIRKULASI DAN PARKIR, ACTIVITY SUPPORT DI KAWASAN PETERONGAN SEMARANG (PENGGGAL JL. MT HARYONO MULAI PEREMPATAN LAMPER SARI SAMPAI PERTIGAAN SOMPOK) Taufiq Rizza Nuzuluddin
Neo Teknika Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.548 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v1i2.555

Abstract

Penilitian Kawasan Peterongan pada penggal jalan MT Haryono mulai perempatan Lamper Sari sampai pertigaan Sompok bertujuan untuk mendapatkan pengaruh parkir dan activity support terhadap sirkulasi dan mencari optimalisasi koridor jalan tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar kemampuan sirkulasi yang dapat ditampung di koridor Jalan MT Haryono kawasan penelitian dan bagaimana pengaruh parkir dan activity support terhadap sirkulasi di koridor tersebut.Kajian teori tentang sirkulasi dan parkir, jalur pedestrian, figure ground dan linkage, path dan nodes dan teori tentang infrastruktur kota, rekayasa lalu lintas dan peraturan daerah perlu dilakukan untuk melihat sirkulasi di koridor kawasan penelitian. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan metode kualitatif rasionalistik. Variabel pada penelitian ini adalah volume sirkulasi, parkir dan activity support (PKL, pasar, pertokoan, perkantoran).Hasil dari penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa koridor Jalan MT Haryono kawasan penelitian sudah tidak optimal dimanfaatkan untuk sirkulasi kendaraan. Derajat kejenuhan menunjukkan arus lalu lintas yang tidak stabil khususnya pada sore hari kerja. Faktor yang mempengaruhi kelancaran sirkulasi kendaraan adalah volume parkir yang melebihi kapasitasnya di lajur pinggir jalan terutama di sekitar depan Pasar Peterongan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kelancaran sirkulasi pejalan kaki adalah parkir dan PKL yang menempati pedestrian ways. Aktivitas PKL juga menempati lajur parkir pinggir jalan, sehingga mengurangi kapasitas ruang untuk parkir.Kata kunci: Sirkulasi, Parkir dan Activity Support
KAJIAN LOCAL GENIUS ARSITEKTUR KAMPUNG NAGA TERHADAP SUSTAINABLE ARCHITECTURE Taufiq Rizza Nuzuluddin; Tri Susetyo Andadari
Neo Teknika Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Neo Teknika Vol.3 No.2 Desember 2017
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v3i2.1415

Abstract

Indonesia memiliki banyak arsitektur tradisional yang sampai saat ini keberadaannya masihbertahan di tengah gempuran arus teknologi. Bertahannya arsitektur tradisional tersebut karena kesadaranmasyarakat setempat untuk tetap memelihara ke-local genius-an yang terkandung pada masing-masingarsitektur tradisional tersebut. Disisi lain, arsitektur tradisional selau dikaitkan dengan kesederhananaan,penyatuan dengan alam dan keramahan lingkungan yang dalam istilah ilmiahnya disebut sustainablearchitecture. Kampung Naga yang terletak di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, KabupatenTasikmalaya, Jawa Barat memiliki local genius. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalamhubungan keterkaitan ke-local genius-an dengan sustainable architecture pada perkampungan KampungNaga. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan data yang didapatkandari observasi langsung pada perkampungan Kampung Naga, wawancara dengan beberapa respondenpenghuni perkambungan Kampung Naga dan studi literatur terkait local genius dan sustainablearchitecture. Hasil kajian akhir menunjukkan adanya hubungan yang selaras antara local genius dansustainable architecture pada perkampungan Kampung Naga.Hidup selaras dengan alam adalah carabertahan masyarakat Kampung Naga terhadap permasalahan yang ada. Kesederhanaan, kebersamaan danmenghormati leluhur, sebagai local genius masyarakat Kampung Naga, dijadikan sebagai dasar danlandasan dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan antar manusia, manusia dengan alam, maupunmanusia dengan Sang Penciptanya.Keyword : Local genius, Kampung Naga, Sustainabe architecture
PEMBELAJARAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR DI MASA PANDEMI COVID 19 Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito; Taufiq Rizza N
Neo Teknika Vol 6, No 2 (2020): VOL 6, NO 2 (2020) : JURNAL NEO TEKNIKA VOL 6 NO 2 DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v6i2.1625

Abstract

Kegiatan pembelajaran studio perancangan arsitektur di Universitas Pandanaran Semarang adalah merupakan kegiatan pembelajaran yang sama halnya dengan Prodi Arsitektur di Perguruan Tinggi lainnya. Selama ini kegiatan tersebut dilaksanakan secara tatap muka dan dilakukan di sebuah studio perancangan. Aktivitas mahasiswa mulai dari membuat kebutuhan ruang, program ruang, analisa hasil survey tapak di lapangan sampai dengan hasil perancangan. Namun sejak pandemi Covid 19 melanda dunia, kegiatan perancangan di studio dilaksanakan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan fakta hambatan terkait metode pembelajaran studio perancangan arsitektur selama pandemi berlangsung. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, dan hasil penelitian adalah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran studio perancangan arsitektur anatara lain keterbatasan penggunaan kapasitas internet, jaringan internet yang tidak stabil dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang kurang serta keterbatasan sarana dan prasarana.Kata kunci : pembelajaran studio perancangan arsitektur, pandemi covid 19
Antropometri Pada Ruang Serba Guna Rumah Tipe 21 Carina Sarasati; Taufiq Rizza Buzuluddin
Neo Teknika Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Neo Teknika Volume 7 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v7i1.1819

Abstract

Currently, subsidized housing programs for low-income people are widely offered to the community, one of the smallest types of floor plans offered is type 21/60 houses. However, in its development, the floor plan offered by the developer is different from the standard technical guidelines that have been set by the Government. This research was conducted to see whether the multipurpose room on the type 21/60 house plan, either according to the Technical Instructions of the Department of Settlement and Regional Infrastructure or the subsidized house offered by the developer, was ready for habitation and in accordance with the anthropometry of the Indonesian human body (in this study 2 male adults and one adult male woman). The research method used is descriptive qualitative with comparative descriptive analysis techniques. The results of this study stated that the type 21/60 house plan according to the Technical Instructions of Pt S-02-2000- C and the case study object was in accordance with the anthropometry of the Indonesian human body, but there were several activities that could not be carried out simultaneously. Keywords: anthropometry, multipurpose room, type 21 house
KARAKTER VISUAL KAWASAN WISATA BATIK TULIS LASEM KABUPATEN REMBANG Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito; Taufiq Rizza Nuzuluddin
Neo Teknika Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.2 Desember 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.084 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i2.1223

Abstract

Penelitian Karakter Visual Kawasan Wisata Batik Tulis Lasem Kabupaten Rembang bertujuan mencari komponen-komponen yang membentuk dan mempengaruhi karakter visual area kawasan wisata Batik Tulis Lasem dan untuk menemukan kaitan visual antara karakter visual beberapa area Batik Tulis Lasem yang ada di Kawasan Wisata Batik Lasem Kabupaten Rembang. Ada beberapa hal yang dikaji untuk melihat karakter visual kawasan yaitu komponen karakter fisik arsitektur yang meliputi: Karakter Bangunan: fasade Bangunan, skala ketinggian bangunan, langgam/gaya, material, tekstur, warna; Karakter Lingkungan: path, edge, node, landmark. Dan kemudian untuk melihat karakter visual kawasanjuga perlu mengkaji tentang karakter non fisik yang melatarbelakangi pembentukan fisik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mendapatkan kesimpulan bahwa karakter visual area Desa Wisata Batik Lasem pada Desa Babagan terlihat paling menonjol diantara tiga Desa lainnya. Permukiman Cina pada Desa Babagan terlihat sangat mendominasi area wisata Batik Tulis ini. Dan permukiman penduduk asli lainnya tersebar di tiga desa lainnya yaitu Karasgede, Karaskepoh dan Tuyuhan. Karakter visual pada desa wisata Batik Tulis ini terbentuk dari karakter fisik sebagai komponen utama dan ditunjang oleh keberadaan karakter non fisik sebagai komponen penunjang, dengan memperhatikan sejarah perkembangan Lasem. Karakter pada sequence area rumah mengalami pergeseran menyesuaikan dengan lokasi masing-masing desa. Pada Desa Babagan, karakter rumah tinggal yang bertahan ini merupakan karakter asli yang menjadi identitas kawasan. Da ri hal tersebut terlihat bahwa area permukiman Kawasan Desa Wisata Batik Lasem mempunyai karakter visual yangrelatif bertahan dan perlu dijaga keberadaannya, sehingga penting untuk menemukan jenis karakter visualnya agar dapat ditentukan cara menjaganya dan agar dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan aspek atau komponen yang perlu dipertahankan dan komponen yang harus dikembangkan dalam revitalisasi kawasan Desa Wisata Kabupaten Rembang.Kata Kunci: Karakter Visual, Rumah Tinggal, Desa Wisata Batik Lasem
Redesain Masjid Raya Baiturrahman Di Semarang Wulan Nawang Sari; Taufiq Rizza Nuzuluddin; Adi Sasmito
Neo Teknika Vol 7, No 2 (2021): Vol 7 No 2 (2021) : Jurnal Neoteknika Volume 7 Nomer 2 Desember 2021
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v7i2.1836

Abstract

Masjid Raya Baiturrahman seperti udara segar di tengah kota yang memiliki kesibukan duniawi seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, hiburan, perdagangan dan jasa. Hal tersebut memberikan penggambaran bahwa di tengah urusan duniawi, manusia juga harus diingatkan tentang hubungan mereka dengan Tuhan. Namun dengan berjalannya waktu serta berkembangan kehidupan pusat kota yang semakin maju, tentu kepentingan dimasa yang akan mendatang dengan kapasitas umat yang bertambah, maka kebutuhan serta fasilitas sarana dan prasarana juga harus bertambah untuk menampung umat beraktivitas dengan baik di dalam masjid tanpa adanya kendala keterbatasan untuk mewadahi kegiatan di dalamnya. Tujuan perencanaan dan perancangan ini untuk untuk memaksimalkan kenyamanan fasilitas Masjid Raya Baiturrahman dalam menunjang hubungan Hablumminallah dan Hablumminannas ditengah-tengah pusat Kota Semarang dengan begitu akan terciptanya pola interaksi masyarakat di Kota Semarang terutama di lingkungan Masjid Raya Semarang untuk menerapkan kebiasaan, kesadaran, serta penyatuan antara kegiatan ibadah dengan kegiatan kehidupan dunia. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan dari sisi arsitektural seperti aspek konstektual, fungsional dan memperhatikan aspek perilaku serta mencantumkan filosofi yang terkandung untuk Masjid yang memiliki nilai sejarah.Kata Kunci: Redesain Masjid, Masjid Baiturrahman Semarang, Arsitektur Modern Tropis
KARAKTER VISUAL KAWASAN WISATA BATIK TULIS LASEM KABUPATEN REMBANG Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito; Taufiq Rizza Nuzuluddin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.2 KB)

Abstract

Research on Visual Character of Lasem Batik Tulis Tourism Area Rembang Regency aims to look for components that shape and influence the visual character of the Lasem Batik Tulis tourist area and to find a visual link between the visual characters of some Batik Tulis Lasem areas in the Lasem Batik Tourism Area of Rembang Regency. There are several things that are studied to see the visual character of the area, namely the physical character component of architecture which includes: Building Character: Building facade, building height scale, style / style, material, texture, color; Environmental Character: path, edge, node, landmark. And then to see the visual character of the area also need to study the non-physical character behind the physical formation. Based on the results of the research and discussion that has been carried out, it can be concluded that the visual character of this Batik Tulis tourism village is formed from physical character as the main component and is supported by the presence of non-physical characters as a supporting component, taking into account the history of Lasem development. In Babagan Village, the character of the surviving dwelling house is an original character that is a regional identity so  it  is  important  to  find  the  type  of  visual  character  so  that  it  can  be determined how to maintain it and can provide input as a consideration for aspects or components that need to be maintained and components that must be developed in the area revitalization Tourism Village of Rembang Regency. Keyword: Visual character, Lasem Batik Tulis Tourism Area Rembang Regency
Realizing healthy homes through the latrine program in Meteseh Village Semarang Indonesia Mutiawati Mandaka; Gatoet Wardianto; Taufiq Rizza Nuzuludin
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jpm.v5i2.4426

Abstract

A place of shelter and rest that fulfils physiological needs fulfils psychological needs, prevents disease transmission, prevents accidents and fulfils the concepts of cleanliness, health and beauty that can lead to a perfect life, both physically, spiritually and economically, is called a healthy home. Its characteristics include having a good water source, smooth air circulation inside and outside the room, solid and liquid waste disposal channels, freeing harmful chemicals, house cleanliness, sturdy building materials, and a green environment. Basically, housing is a basic human need and is also a determinant of public health. Decent housing for housing must meet health requirements, one of which concerns the need for latrines. The purpose of this paper is to provide insight to the Meteseh community regarding healthy homes and provide solutions for people who do not meet healthy home standards. In Meteseh Village, there are still houses that do not have latrines. This time, the types of community service programs were in the form of counselling and demonstrations. The method used was by coordinating with the village head in Meteseh, Tembalang District, Semarang, conducting field surveys, asking permission to socialize with residents regarding healthy homes, then installing latrines and evaluating after latrine installation. This activity's target is poor and has not implemented a clean and healthy lifestyle in Meteseh village. The result after the service is that the Meteseh community understands a healthy home better and also begins to apply it in their daily lives.
Kajian Kenyamanan Desain Ruang Publik Hotel Pasca Pandemi Carina Sarasati; Tegar Aditiya Fanucci; Taufiq Rizza Nuzuluddin
Neo Teknika Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i1.1904

Abstract

Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan di segala lingkup kehidupan manusia, tak terkecuali dalam industri pariwisata khususnya industri perhotelan. Saat ini, tamu ataupun pengunjung Hotel, sangat berhati-hati dalam melakukan aktivitas di luar rumah, khususnya di ruang publik. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan kembali kunjungan ke dalam Hotel, pihak Hotel wajib memprioritaskan kenyamanan pengunjung dan menerapkannya pada desain ruang Hotel, khususnya pada ruang publik seperti Lobby dan Ruagn Pertemuan. Penelitian ini disusun untuk memberikan referensi desain ruang publik Hotel khususnya pada Lobby dan Ruang Pertemuan dengan melihat penerapan desain ruang publik dari objek studi kasus yaitu 3 Hotel berbintang 5 di Kota Semarang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif komparatif. Ketiga objek studi kasus tersebut kemudian akan diamati penerapan desainnya, khususnya pada ruang pada Lobby dan Ruang Pertemuan dengan menggunakan kajian kenyamanan ruang publik. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ketiga objek Studi kasus telah menerapkan perubahan desain sesuai dengan arahan dan kebijakan yang diberikan. Namun terdapat tiga hal yang belum optimal penerapannya terkait dengan aspek kenyamanan khususnya dalam aspek kenyamanan fisik, psikospiritual dan kenyamanan lingkungan pengunjung Hotel, yaitu adanya sistem swalayan / grab go untuk meminimalisir kontak fisik, menampilkan Sertifikat CHSE dan menyediakan fasilitas tes Covid-19 bagi pengunjung, untuk meningkatkan kenyamanan psikospiritual, dan Pengadaan taman di dalam ruang, ataupun memaksimalkan bukaan dan ventilasi khususnya pada ruang tertutup, sehingga penghawaan dan pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan dapat optimal. Kata kunci : kenyamanan ruang publik, desain ruang publik Hotel, ruang publik pasca pandemi
SOSIALISASI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSHOLA DI DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN Mutiawati Mandaka; Adi Sasmito; Carina Sarasati; Taufiq Rizza Nuzuluddin; Abdul Hafidz Al Rasyid
Jurnal Pendekar Nusantara Vol. 1 No. 2 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : LPPM-Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37776/pend.v1i2.1323

Abstract

The village office should be equipped with mushola which aims to support supportingfacilities and infrastructure for both village office officials and the local community. Theprayer room is not only used as a place of worship for Muslims, but can be used as a placefor education, regular community meetings, and other activities with the permission of themanagement. This community service activity carried out in Menur Village aims toencourage mushola in the Menur Village Office area. The method used is by conducting alocation survey and literature study as well as discussions with the Menur Village Office andthe local community to collect information and data which will then be processed to planand design the prayer room building according to needs. The result of this communityservice is mushola design that has been adapted to needs and is expected to be acceptedand realized. Apart from being a means of transferring knowledge to the community, thiscommunity service activity is also a good synergy between educational institutions, in thiscase LPPM Panadaran University and the people of Menur Village, Mranggen District, DemakRegency.