Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Strategi Pengembangan Lada (Studi Kasus Kelompok Tani Indatu di Desa Blang Panyang Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe) Auzan Syahmi; Irwan Irwan; Romano Romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.455 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i3.4097

Abstract

Abstrak . Lada merupakan salah satu  tanaman rempah-rempah yang berasal dari tanaman perkebunan yang sangat terkenal dahulu di Aceh. Khususnya Petani lada di Aceh saat ini sudah mulai memperhatikan lada untuk dikembangkan dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Dengan kata lain, Lada menjadi komoditi primadona yang banyak diminati di perdagangan dunia. Karena berbagai negara menggunakan lada ini sebagai bumbu dapur masakan. Disisi lain disebabkan berkembangnya usaha makanan, berkembangnya industri farmasi, kosmetika yang menggunakan lada sebagai salah satu bahan baku, meningkatnya konsumsi dunia, konsumsi dalam negeri semakin meningkat dengan bertambahnya produk-produk industri makanan berbasis lada. Akibat permintaan lada yang tinggi menyebabkan terjadinya masalah bagi petani Aceh dalam keterbatasan produksi lada. Salah satunya lahan pertanian dikonversikan menjadi non pertanian seperti perumahan, gedung dan pertokoan. Sehingga lahan pertanian menjadi berkurang dan menjadi masalah bagi petani lada sendiri dalam mengembangkan lada. Penyebab masalah lain juga yang akibat hama dan penyakit terutama penyakit layu, penyakit keriting daun serta penyakit busuk pangkal batang. Tujuan Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang diperhatikan pada pengembangan lada, serta mengetahui strategi pengembangan lada yang tepat. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Teknik Pengumpulan data digunakan dengan pendekatan wawancara. Hasil analisis  menunjukkan faktor internal yang  mempengaruhi usaha pengembangan lada adalah bibit, pestisida, sumber daya alam, pupuk, dan sumber daya manusia. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah pemerintah, pasar, harga, pesaing, hama dan penyakit. Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan nilai IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)  sebesar 1,756 dan EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)  sebesar 2,773 berada pada kuadran I , maka  strategi pengembangan yang cocok untuk strategi pengembangan lada adalah  strategi agresif  yang artinya usaha tersebut sangat dimungkinkan untuk terus berkembang, meningkatkan pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal, dimana strategi agresif ini merupakan kondisi yang sangat menguntungkan, peluang dan kekuatan begitu besar sehingga pelaku usaha bisa memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada secara maksimal.Strategy of pepper development (case study of indatu farmer group in blang panyang village sub-district estuary one, Lhokseumawe City) Abstract. Pepper is one of the most popular herbs from Aceh plantations. Especially pepper farmers in Aceh are now starting to pay attention to pepper to be developed with the aim of increasing income and welfare. In other words, Pepper became the most popular commodity in the world trade. Because various countries use this pepper as a spice cooking kitchen. On the other hand, due to the development of food business, the development of pharmaceutical industry, cosmetics using pepper as one of the raw materials, the increasing of world consumption, domestic consumption is increasing with the increase of pepper based food industry products. As a result of high pepper demand causes problems for Acehnese farmers in the limitations of pepper production. One of them agricultural land converted into non-agricultural such as housing, buildings and shops. So that agricultural land becomes reduced and become a problem for pepper farmers themselves in developing pepper. Other causes of problems are also caused by pests and diseases, especially wilt disease, leaf curling disease and stem rot disease. Research Objectives to determine the factors that are considered in the development of pepper, as well as to know the appropriate pepper development strategy. The research method used is case study method. Technique Data collection is used with interview approach. The results of the analysis show that the internal factors affecting pepper development are seeds, pesticide, natural resources, fertilizer and human resources. While on external factors that include government, markets,prices, competitors,pest and diseases. Based on the result of SWOT analysis, the value of IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) of 1.756 and EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) of 2.773 are in quadrant I, then a suitable development strategy for pepper development strategy is aggressive strategy which means the business is very possible To continue to grow, to increase growth and to achieve maximum progress, where aggressive strategy is a very favorable condition, opportunities and strength so large that business actors can take advantage of opportunities and strengths that exist maximally.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh Periode 2003-2018 Fatimatu Zahra; Irwan Irwan; Zakiah Zakiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.084 KB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah sehingga pada akhirnya kemakmuran masyarakat meningkat. Bertambahnya produksi barang dan jasa tersebut sesuai dengan kemajuan teknologi penyesuaian kelembagaan dan ideologi yang diperlukan. Adapun beberapa indikator dalam mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu ekspor, investasi yang terdirir atas PMA dan PMDN dan pengeluaran pemerintah. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk menganalisis pengaruh nilai ekspor, nilai investasi dan nilai pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh pada tahun 2003-2018. Data yang dihasilkan berupa data sekunder yang bersumber dari badan pusat statistik Aceh (BPS) dalam bentuk data runtun waktu (time series) tahun 2003 -2018. Analisis data dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda yang terdiri dari tiga variabel dengan menggunakan metodeOLS (Ordinary Stage Least Square). Empat  variable tersebut adalah ekspor, investasi yang terdiri dari penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri dan pengeluaran pemerintah Aceh.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa nilai f pada Pvalue yaitu sebesar 0,000 jauh diambang batas sebesar 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa Ekspor, investasi dan pengeluaran pemerintah secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. Pvalue pada uji t-statistik menunjukkan besaran 0,000 α = 0,05 (5%) yang bermakna bahwa variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Nilai Pvalue pada uji t-statistik menunjukkan besaran 0,521 α = 0,05 (5%) yang bermakna bahwa variabel penanaman modal asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Aceh. Nilai Pvalue pada uji t-statistik menunjukkan besaran 0,271 α = 0,05 (5%) yang bermakna bahwa variabel penanaman modal dalam negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. Nilai Pvaluepada uji t-statistik menunjukkan besaran 0,014 α = 0,05 (5%) yang bermakna bahwa variabel pengaluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh.
Peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi melalui program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Muhajir Syarifuddin; Irwan Irwan; Safrida Safrida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.88 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6524

Abstract

Abstrak – Penyuluh pertanian merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan produktivitas padi. Penyuluh bertugas sebagai pendamping untuk mengembangkan kemampuan petani dari segi teknologi dan ilmu baru dalam bidang pertanian, serta sebagai penghubung antara dua sistem sosial yaitu pemerintah dengan masyarakat tani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh terhadap program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi pada program UPSUS-PAJALE di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya, Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada bagaimana peran penyuluh terhadap program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS-PAJALE). Populasi petani dalam penelitian ini sebanyak 560 orang yang diambil dari 22 kelompok tani yang menerima program UPSUS-PAJALE. Sedangkan besarnya sampel petani yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15% dari total populasi. Populasi penyuluh dalam penelitian ini sebanyak 25 orang, adapun jumlah sampel penyuluh diambil seluruh penyuluh yang mengawal program UPSUS-PAJALE yaitu 10 orang. Model analisis yang digunakan untuk hipotesis pertama adalah analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk hipotesis kedua menggunakan regresi logistic ordinal. Hasil analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan program GP-PTT, POL, RJIT, Denfarm, PKKP, dan PKPU disimpulkan bahwa peran penyuluh dalam program UPSUS PAJALE 2015 di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya dinilai sudah berjalan baik. Hasil analisis regresi logistic ordinal disimpulkan bahwaGP-PTT, POL, Denfarm, dan PKKP berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan RJIT dan PKPU tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Role of Agricultural Extension to Increase Rice Production Throught UPSUS-PAJALE Program in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan RayaAgricultural extension is an important component in the effort to increase rice productivity. Extension workers served as a companion to develop farmers' ability in terms of technology and new science in the field of agriculture, as well as a liaison between the two social systems of government with peasant society. The purpose of this research is to know the extension role of UPSUS-PAJALE program in Kecamatan  Kuala Kabupaten Nagan Raya and to find out how the extension agent's role to increase rice production in UPSUS-PAJALE program in Kecamatan Kuala Kabupaten  Nagan Raya. This research was conducted in Kecamatan Kuala Kabupaten  Nagan Raya, The research location was chosen purposively. The scope of this research is limited to how the extensionist role of the Special Improvement Program for Rice, Corn, and Soybean Production (UPSUS-PAJALE). The population of farmers in this study were 560 people taken from 22 farmer groups receiving UPSUS-PAJALE program. While the sample size of farmers used in this study is 15% of the total population. The extension population in this study were 25 people, while the number of extension samples was taken by all extension workers who escorted UPSUS-PAJALE program which is 10 people. The analysis model used for the first hypothesis is quantitative descriptive analysis, while for the second hypothesis use ordinal logistic regression. The result of quantitative descriptive analysis based on GP-PTT, POL, RJIT, Denfarm, PKKP, and PKPU program concluded that the extension role in UPSUS PAJALE 2015 program in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya is considered good. The result of ordinal logistic regression analysis concluded that GP-PTT, POL, Denfarm, and PKKP have significant effect on increasing rice production in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. While RJIT and PKPU have no significant effect to the increase of paddy production in Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. 
Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Dagang Kios Saprodi Di Seputar Kota Banda Aceh Dan Aceh Besar Muhammad Teguh Aulia; Suyanti Kasimin; Irwan Irwan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1 (2016): November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.829 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v1i1.1083

Abstract

Sarana produksi pertanian (saprodi) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian terutama untuk mencapai tujuan terciptanya ketahanan pangan. Kios saprodi merupakan lembaga yang sangat penting yang berhubungan langsung dengan petani dalam hal penyediaan sarana produksi pertania, dengan kata lain, kios saprodi berperan sebagai “agent of development” dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian.
Analisis Nilai Tambah Penggunaan Daun Nilam Kering Dalam Proses Penyulingan Minyak Nilam di Kabupaten Aceh Jaya Maisarah Maisarah; Irwan Irwan; Agustina Arida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.763 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i1.2197

Abstract

Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri diIndonesia. Penyulingan minyak nilam di Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dari daun nilam kering yang dilakukan oleh petani nilam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase rentabilitas dan persentase rasio nilai tambah yang diperoleh dari usaha penyulingan minyak nilam di Kabupaten Aceh Jaya. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usaha penyulingan minyak nilam menguntungkan bagi petani karena persentase rentabilitas yang diperoleh sebesar 31,7%. Berarti bahwa persentase rentabilitas lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Adapun tingkat bunga yang berlaku (4,5%). Usaha penyulingan minyak nilam memberikan nilai tambah yang diperoleh adalah bersifat positif yaitu Rp/ Kg dengan rasio nilai tambah 84,75 % yang berarti selisih antara penjualan daun nilam kering dengan penjualan minyak nilam berbeda sebesar 84,75%. Berarti bahwa nilai tambah yang diperoleh petani adalah tinggi, karena rasio nilai tambah lebih besar 40%.Analysis Added Value Of Using The Dried Leaves Patchouli Of Refineries InProcess Patchouli Oil In Aceh JayaPatchouli is one of the essential oil producing plants in Indonesia. Patchouli oil refinery in the district of Aceh Jaya is one way to increase the added value of the dried patchouli leaves collected by the farmers patchouli. This study aims to determine the percentage of earnings, and the percentage ratio of the added value derived from patchouli oil refining business in the district of Aceh Jaya. The data used are primary data and secondary data. The analytical method used is to use quantitative methods. The results showed that the patchouli oil refining businesses profitable for farmers because of the percentage of earnings gained 31.7%. Means that the percentage of profitabilitygt; the prevailing interest rate. The applicable interest rate (4,5%). Patchouli oil refining business adds value obtained is positive, namely Rp6.630 / kg with added value ratio 84.75%, which means the difference between the sale of dried patchouli leaves with different patchouli oilsales amounted to 84.75%. Means that the added value of the farmers is high, because the ratio of added valuegt; 40%.
Studi Komparatif Pendapatan Usaha Abon Ikan Dan UsahaIkan KayuChipdi Desa Lampulo Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh Nazilla ulfa Nazilla; Irwan Irwan; Akhmad Baihaqi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1 (2016): November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.826 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v1i1.1137

Abstract

Abstract - Fish floss and wood chip fish are the proceeded product made up from fish that is processed by using tuna. This research was aimed at determining how big the differences of income of fish floss and wood chip fish business. The research method used the taking sample with saturated sampling techniques (census), where the entire population was used as the sample. The results showed that the average income of fish floss was Rp 4.953.300 million, while the average income of wood chips fish was Rp 2.075.283 and after doing the statistic testing t free samples  test (Independent Samples t Test) produced tcount ttable (3.382 1.860), at the degrees of freedom (df) = 8 and a 95% confidence level. This was appropriate with the hypothesis that meant accept Ha was the income of the business of fish floss was bigger than the income of the business of wood chip fish. Keywords: Fish Floss, Wood Chip Fish, IncomeAbstrak - Abon ikan dan ikan kayu chip merupakan produk olahan berbahan dasar ikan yang diolah dengan menggunakan ikan tongkol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar perbedaan pendapatan usaha abon ikan dengan usaha ikan kayu chip. Metode penelitian menggunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh (sensus), dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan abon ikan adalah sebesar Rp 4.953.300sedangkan rata-rata pendapatan ikan kayu chip adalah sebesar Rp 2.075.283 dan setelah dilakukan pengujian statistic uji t sampel bebas (Independent Sampels t Test) menghasilkan nilai thitung ttabel (3,3821,860), pada derajat kebebasan (df) = 8 dan tingkat kepercayaan 95%. Ini sesuai dengan hipotesis yang berarti terima Ha yaitu pendapatan usaha abon ikan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usaha ikan kayu chip. Kata Kunci: Abon Ikan, Ikan Kayu Chip, PendapatanAbstract - Fish floss and wood chip fish are the proceeded product made up from fish that is processed by using tuna. This research was aimed at determining how big the differences of income of fish floss and wood chip fish business. The research method used the taking sample with saturated sampling techniques (census), where the entire population was used as the sample. The results showed that the average income of fish floss was Rp 4.953.300 million, while the average income of wood chips fish was Rp 2.075.283 and after doing the statistic testing t free samples  test (Independent Samples t Test) produced tcount ttable (3.382 1.860), at the degrees of freedom (df) = 8 and a 95% confidence level. This was appropriate with the hypothesis that meant accept Ha was the income of the business of fish floss was bigger than the income of the business of wood chip fish. Keywords: Fish Floss, Wood Chip Fish, IncomeAbstrak - Abon ikan dan ikan kayu chip merupakan produk olahan berbahan dasar ikan yang diolah dengan menggunakan ikan tongkol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar perbedaan pendapatan usaha abon ikan dengan usaha ikan kayu chip. Metode penelitian menggunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh (sensus), dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan abon ikan adalah sebesar Rp 4.953.300sedangkan rata-rata pendapatan ikan kayu chip adalah sebesar Rp 2.075.283 dan setelah dilakukan pengujian statistic uji t sampel bebas (Independent Sampels t Test) menghasilkan nilai thitung ttabel (3,3821,860), pada derajat kebebasan (df) = 8 dan tingkat kepercayaan 95%. Ini sesuai dengan hipotesis yang berarti terima Ha yaitu pendapatan usaha abon ikan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usaha ikan kayu chip. Kata Kunci: Abon Ikan, Ikan Kayu Chip, Pendapatan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TEMBAKAU DI KABUPATEN ACEH TENGAH DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Cut Rachmy; Sofyan Sofyan; Irwan Irwan
Jurnal Agrisep Vol 24, No 1 (2023): Volume 24 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agrisep.v24i1.33281

Abstract

Abstrak:Tembakau(Nicotiana tabacum)merupakansalahsatukomoditaspertanianyangmemilikiperananpenting,tidakhanyasebagaisumberpendapatanbagiparapetani,tetapijugabaginegara.TembakaumerupakansalahsatutanamanyangsedangdikembangkanolehPemerintahKabupatenAceh TengahdenganmelihatpotensipertanianyangadadiKabupatenAceh Tengah. SalahsatudaerahpengembangantembakaudiKabupatenAceh TengahadalahKecamatanBintang.Namun,produksitembakaudiKecamatanBintangbelumberkembangluasdanjumlahproduksiyangmasihterbatassehinggaadanyakesenjanganantarapengembanganproduksitanamantembakaudanproduktivitastanamantembakau.PenelitianinibertujuanuntukmerumuskanstrategialternatifprioritasyangdigunakanuntukstrategipengembanganagribisnistembakaudiKecamatanBintangKabupatenAceh Tengah. Data yangdigunakanpadapenelitianinimenggunakandata primer dansekunder. Data primerdidapatmelaluiwawancaradanobservasi.Sedangkan,datasekundermeliputidata-data yangdiperolehdariinstansiterkait,literatur,laporandancatatanyangberkaitandenganpenelitianini.PendekatanpenelitianyangdigunakanadalahAHPdengansoftwaremicrosoftexcelsebagaialatpengolahandata. HasilpenelitianmenunjukkanbahwabahwastrategiprioritasdalampengembanganagribisnistembakaudiKecamatanBintangKabupatenAceh Tengahadalahstrategiperluasanaksespermodalan.Tobacco Agribusiness Development Strategy in Central Aceh Regency using Analytical Hierarchy Process (AHP) MethodAbstract :Tobacco (Nicotiana tabacum) is an agricultural commodity that has an important role, not only as a source of income for farmers, but also for the country. Tobacco is one of the crops that is being developed by the Central Aceh District Government by looking at the agricultural potential that exists in Central Aceh District. One of the tobacco development areas in Central Aceh District isKecamatanBintang. However, tobacco production in Bintang Sub-district has not developed widely and the amount of production is still limited so that there is a gap between the development of tobacco plant production and tobacco plant productivity. This study aims to formulate priority alternative strategies used for the development strategy of tobacco agribusiness in Bintang District, Central Aceh Regency. The data used in this study used primary and secondary data. Primary data was obtained through interviews and observations. Meanwhile, secondary data includes data obtained from related agencies, literature, reports and records related to this research. The research approach used is AHP with Microsoft Excel software as a data processing tool. The results showed that the priority strategy in the development of tobacco agribusiness in Bintang District, Central Aceh Regency is the strategy of expanding access to capital.
ANALISIS USAHATANI DAN KETERPADUAN PASAR PADA SISTEM PEMASARAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BENER MERIAH Akhmad Baihaqi; Irwan Irwan; Romano Romano
Jurnal Agrisep Vol 17, No 2 (2016): Volume 17 Nomor 2 Desember 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aim to analyze farming system and integrity of market between market center consumer market and producer, and also to study price om parmer and marketing margin Method which is used in this research is survey method. Result of research show onion farmer obtain get 37 percent profit. Onion marketing system have walked relative goodness. This matter of indication with advantage of which can obtained by merchant and farmer and also the existence of real integration among market, while have commodity price it fluctuation to consumer storey level non because of do not the nun of system marketing of onion by condition of offer in producer storey level. This situation is strenghtened with result of research, related of market where there is negative correlation between wide of price and crop in producer storey level.