Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Permintaan Kopi Arabika Roasting (Sangrai) di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Rauzatul Jannah; Sofyan Sofyan; Akhmad Baihaqi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.166 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i2.2953

Abstract

Abstrak - Kopi arabika (Arabica coffe L) merupakan minuman yang digemari oleh masyarakat di seluruh dunia yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Permintaan kopi arabika Indonesia terus meningkat setiap tahun, kopi arabika yang dihasilkan oleh berbagai daerah di Indonesia mempunyai karakteristik dan cita rasa yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor harga  kopi arabika roasting (specialty, premium, longberry), harga  greenbean arabika (specialty, premium, longberry), harga  kopi robusta dan promosi terhadap permintaan kopi arabika roasting (sangrai) dengan menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda. Sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha pengolahan kopi arabika roasting yang berada di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing hipotesis 1, 2 dan 3 yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kopi arabika roasting adalah (X2) yaitu harga greenbean arabika specialty (X2a), harga greenbean arabika premium (X2b)  dan harga greenbean arabika longberry (X2c) Demand Analysis Of Arabica Coffee Roasting In Kecamatan Bandar Kabupaten Bener MeriahAbstract – Arabica coffee (Arabica coffe L) is beverage favored by people around the world who have become part of everyday human life. Indonesian Arabica coffee demand continues to increase every year, Arabica coffee produced by the various regions in Indonesia has the characteristics and unique taste. This research aims to knowing influence factors of arabica roasting coffee prices (specialty, premium, longberry), arabica greenbean prices (specialty, premium, longberry), robusta coffee prices and promotion on demand for arabica roasting by using multiple linear regression equation The sample of research was the businessman of arabica coffee roasting in Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Collection of data obtained from the primary and secondary data. The results showed that each of these hypotheses 1, 2 and 3 which significantly affected the demand for arabica coffee roasting is (X2) which is arabica specialty greenbean prices (X2a), arabica premium greenbean prices (X2b) and arabica longberry greenbean prices (X2c).
Analisis Respon Petani terhadap Kebijakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Di Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur Nova Maulida Anggriani; Edy Marsudi; Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.336 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i2.7021

Abstract

Abstrak. Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas Crude Palm Oil (CPO), Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memberikan kebijakan terkait kriteria mutu panen Tandan Buah Segar (TBS) yang menjadi syarat masuknya TBS kedalam pabrik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon petani terhadap kebijakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh Timur, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respon petani dan mengetahui tingkat pendapatan berdasarkan respon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode wawancara, observasi dan kuesioner dengan analisis kualitatif (deskriptif), skoring serta kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan respon petani kelapa sawit terhadap kebijakan pabrik kelapa sawit di Kecamatan Indra Makmur Kabupaten Aceh Timur berdasarkan penilaian 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik adalah positif. Aspek kognitif sebanyak 32 petani (59,3%), aspek Afektif sebanyak 36 petani (66,7%) dan aspek psikomotorik sebanyak 35 petani (64,8%). Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap respon petani adalah usia dan pendidikan dimana nilai p-value nilai signifikansi yaitu untuk usia 0,019 0,05 dan untuk pendidikan 0,004 0.05 yaitu tolak H0 dan terima Ha. Sedangkan faktor pengalaman, luas lahan dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap respon petani. Tingkat pendapatan petani respon positif lebih tinggi dibandingkan petani respon negatif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rata-rata pendapatan petani, yaitu Rp 478.303/ha untuk petani respon positif dan Rp 183.433/ha untuk petani respon negatif.Farmer Response Analysis to Oil Palm Mill (OPM)Policy In Indra Makmu District, East Aceh DistrictAbstract. In an attempt to increase the qualities of Crude Palm Oil (CPO), Oil Palm Mill (OPM) provides a policy related to the harvest quality criteria of Fresh Fruit Bunches (FFB) which is the requirement of FFB entry into the factory. The purpose of this research is to determine the response of farmers to the policy of Oil Palm Mill (OPM) in Indra Makmur Sub-district, East Aceh Regency, to know the factors that influence the farmers response and to know the level of income based on the response. The research method used are interview method, observation and questionnaire with qualitative analysis (descriptive), scoring and quantitative. The results showed the response of palm oil farmers to the policy of Oil Palm Mill (OPM) in Indra Makmur sub-district, East Aceh Regency based on 3 aspects are cognitive, affective and psychomotor is positive. Cognitive aspect are as much as  32 farmers (59,3%), affective aspect are as much as 36 farmers (66,7%) and psychomotor aspect are as much as 35 farmers (64,8%). The factors have real effect to the farmer's response are age and education where p-value value of significance is for age 0,019 0,05 and for education 0,004 0.05 is reject to H0 and accept to Ha. Whereas the experience factor, the land of area and the number of dependents did not significantly affect to the response of farmers. Positive response level of farmer's income is higher than farmers negative response. This matter can be seen from the calculation of average farmer's incomeis Rp478.303/ha for farmers positive response and Rp183.433/ha for farmers negative response.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Kedelai Indonesia Nova Astylia Br Tarigan; Sofyan sofyan; Rahmaddiansyah Rahmaddiansyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.352 KB)

Abstract

 Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perkembangan indeks daya saing (RCA), produksi, volume ekspor, dan harga kedelai Indonesia serta mengetahui faktor – faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap daya saing kedelai Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks daya saing (RCA) kedelai Indonesia pada tahun 2006 – 2017 yaitu  1 yang artinya kedelai Indonesia tidak memiliki daya saing. Produksi kedelai Indonesia dan volume ekspor kedelai tahun  2006 – 2017 memiliki tren menurun, sedangkan harga kedelai Indonesia tahun 2006 – 2017 memiliki tren yang meningkat. Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai R2 adalah 0,984. Artinya bahwa pengaruh variabel bebas (produksi, ekspor, harga, kebijakan tarif bea impor, kebijakan penyediaan benih ungul, dan kebijakan stabilisasi harga kedelai) terhadap daya saing kedelai Indonesia sebesar 98,4% dan  sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lainnya diluar dari model penelitian. Secara serempak variabel produksi, ekspor, dan harga berpengaruh nyata terhadap indeks daya saing kedelai Indonesia. Secara parsial variabel ekspor dan harga kedelai Indonesia berpengaruh  nyata terhadap daya saing kedelai Indonesia. Sedangkan variabel produksi tidak berpengaruh nyata terhadap daya saing kedelai Indonesia. Trend kebijakan pemerintah terhadap variabel ekspor memberikan efek positif terhadap indeks daya saing kedelai Indonesia, sedangkan trend kebijakan pemerintah terhadap variabel produksi dan harga berpengaruh negatif terhadap indeks daya saing. Berdasarkan kriteria kebijakan – kebijakan yang dijadikan variabel penelitian, kebijakan tarif bea impor dan kebijakan penyediaan benih merupakan kebijakan yang paling unggul untuk meningkatkan daya saing kedelai dibandingkan kebijakan lainnya.Analysis of Factor that Influence the competitiveness of Indonesia soybeansThe purpose of this study is to analyze the development of the competitiveness index (RCA), production, export volumes, and prices of Indonesian soybeans and find out what factors significantly influence the competitiveness of Indonesian soybeans. The results of this study indicate that the Indonesian soybean competitiveness index (RCA) in 2006 - 2017 is 1 which means that Indonesian soybeans do not have competitiveness. Indonesian soybean production and the volume of soybean exports in 2006 - 2017 have a downward trend, while the prices of Indonesian soybeans in 2006 - 2017 have an upward trend. The regression results show that the value of R2 is 0.984. This means that the influence of independent variables (production, exports, prices, import customs tariff policies, ungul seed supply policies, and soybean price stabilization policies) on the competitiveness of Indonesian soybeans is 98.4% and the rest can be explained by other variables outside the research model. Simultaneously the production, export and price variables significantly influence the Indonesian soybean competitiveness index. Partially the export variables and the price of Indonesian soybeans have a significant effect on the competitiveness of Indonesian soybeans. While the production variable does not significantly affect the competitiveness of Indonesian soybeans. Government policy trends on export variables have a positive effect on Indonesia's soybean competitiveness index, while government policy trends on production and price variables have a negative effect on competitiveness index. Based on the criteria of policies used as research variables, import tariffs and seed supply policies are the most superior policies to improve soybean competitiveness compared to other policies.
Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Kelapa Sawit Kabupaten Aceh Tamiang Tia Maulida; Sofyan Sofyan; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.617 KB)

Abstract

Pentingnya dilakukan penelitian ini merupakan salah satu petunjuk untuk mengetahui kemampuan seseorang atau sekelompok tenaga kerja dalam satu tahapan produksi maupun keseluruhan proses produksi. PT. Semadam adalah perusahaan besar yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dimana motivasi kerja menjadi sangat penting dan menjadi masalah pokok dalam mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja panen pada   PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang 2) Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen pada PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis Chi Square dan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian produksi panen di setiap afdeling yang bekerja di PT. Seumadam dengan menggunakan metode sensus. Dari hasil analisis menggunakan Chi Square diperoleh nilai sebesar 21,340 dan nilai probabilitas 0,00 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya motivasi memiliki hubungan terhadap produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Dari hasil analisis regresi linear berganda secara parsial (uji t) dari lima variabel yaitu umur, lama bekerja, jumlah tanggungan, pendidikan dan premi panen, hanya variabel premi panen yang memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Sedangkan secara simultan (uji f) variabel umur, lama bekerja, jumlah tanggungan, pendidikan dan premi panen secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. 
Analisis Pendapatan Ushatani Padi berdasarkan Status Penguasaan Lahan Sawah Irigasi Di Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Cut Idatul Fitriah; Widya wati; Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.639 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.8727

Abstract

Abstrak. Indonesia merupakan negara agraris karena mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tingginya pertambahan sehingga jumlah penduduk yang bertambah tidak sebanding dengan luas lahan yang tetap. Akibatnya lahan pertanian banyak dialih fungsikan menjadi areal non pertanian. Pada tahun 2017 rata-rata luas lahan yang dikuasai per RTP yaitu 2.589 m2. Akibatnya petani yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak memiliki lahan sawah sendiri akan memilih menggarap lahan sawah orang lain untuk menambah pendapatannya. Hal ini menyebabkan munculnya status penguasaan lahan petani pemilik penggarap, penyewa, penyakap dan pemegang gadai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh pada usahatani padi sawah berdasarkan status penguasaan lahan petani pemilik-penggarap, petani penyakap, petani penyewa dan petani pemegang gadai di Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Selanjutnya teknik pengambilan sampel ditentukan dengan cara stratified random sampling. Pengambilan sampel berdasarkan sistem penguasaan lahan sebesar 15%. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis biaya produksi, penerimaan, pendapatan, R/C Ratio dan Break Event Point (BEP). Hasil analisis pendapatan tertinggi yaitu pada petani dengan status lahan milik sebesar Rp. 8.322.235 /Ha/MT, selanjutnya pendapatan petani dengan status lahan sewa yaitu sebesar Rp. 8.201.947 /Ha/MT. Sedangkan pendapatan petani dengan status lahan gadai sebesar Rp. 8.075.218/Ha/MT. Pendapatan terendah yaitu pada status lahan sakap mencapai Rp. 8.029.151/Ha/MT. Berdasarkan hasil perhitungan R/C Usahatani padi sawah beririgasi pada petani pemilik-penggarap dan petani penyewa lebih menguntungkan dibandingkan dengan petani pemegang gadai dan petani penyakap.Analisys of Rice Farmers Incomes Based on Irrigated Land Tenure Status in The Sub-District of Meureudu Pidie Jaya RegencyAbstract. Indonesia is an agrarian country as the majority of the population worked as farmers. A significant population growth is not comparable with the availability of land area. Therefore, many of agricultural lands have been converted into non-agricultural areas. In 2017, the average of land area was controlled by RTP and reached 2,589 m2. Hence, the farmer who own small land or landless farmer tends to cultivate land of others in order to get the income. Later, it comes up with the term of tenure status; farmer, tenant farmer, sharecropper, and pawn holder. The aim of this study is to know the income of farmer, tenant farmer, sharecropper, and pawn holder in rice farming business based on the tenure status at Meureudu, Pidie Jaya. The location of this study is determined by conducting purposive sampling method. The sampling technique is conducted by using stratified random sampling. The sample is selected based on the percentage of tenure system at 15%. The hypothesis testing is conducted by analyzing the production cost, revenue, income, R/C Ratio and Break Event Point (BEP). The findings indicate that the analysis of the highest income is earned by the farmers who own the land of Rp. 8.322.235/Ha/MT and then the income of tenant farmers with the status of rental land of Rp. 8.201.947/Ha/MT. While the income of farmers with pawn land status are Rp. 8.075.218/Ha/MT. The lowest income is earned by sharecroppers of Rp. 8.029.151/Ha/MT. Based on the calculation of R/C; the irrigated paddy farming on farmer and tenant farmers is more profitable than sharecroppers and pawn holders.
Efektivitas Fungsi Lembaga Adat Keujreun Blang dalam Pengelolaan Air Irigasi di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar Eka Maulida; Sofyan Sofyan; Teuku Makmur
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.688 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.9072

Abstract

Abstrak. Keujreun blang merupakan lembaga yang mengatur kegiatan di bidang usaha persawahan yang mempunyai tugas menentukan dan mengkoordinasikan tata cara turun kesawah, mengatur pembagian air kesawah petani, membantu pemerintah dalam bidang pertanian, mengkoordinasikan khanduri blang dan upacara lain yang berkaitan dengan adat dalam usaha pertanian sawah, memberi teguran atau sanksi kepada petani yang melanggar aturan-aturan adat meugo atau tidak melaksanakan kewajiban lain dalam sistem pelaksanaan pertanian sawah secara adat serta menyelesaikan sengketa antar petani yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha pertanian. Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu daerah yang telah memunculkan suatu pemikiran untuk menguatkan kembali peranan dan keberadaaan keujreun blang sebagai salah satu lembaga yang ada di Aceh sejak tahun 1817. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi lembaga adat keujreun blang dalam pengelolaan air irigasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar. Objek dari penelitian ini adalah petani padi sawah yang berada di daerah layanan irigasi yang dikelola keujreun blang di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random sampling. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi lembaga adat keujreun blang dalam pengelolaan air irigasi dilihat dari tingkat pelaksanaan pengawasan adat blang, pengawasan ketersediaan air, pengawasan saluran dan penggunaan air, penegakan adat blang, penyelesaian sengketa, dan pemberian teguran dan sanksi dinilai efektif yaitu sebesar 94,7 persen.The Effectiveness Of The Traditional Keujreun Blang Institution Function In The Management Of Irrigation Water In The Kuta Cot Glie Sub-District, Aceh Besar DistrictAbstract. Keujreun blang is an institution that regulates activities in the field of rice fields that have duties to determine and coordinate procedures for descending down, regulate the distribution of water to farmers, assist the government in the field of agriculture, coordinate khanduri blang and other ceremonies related to adat in paddy farming, give reprimands or sanctions to farmers who violate meugo customary rules or not carry out other obligations in the customary paddy farming system and resolve disputes between farmers related to the implementation of agricultural business. Kuta Cot Glie Aceh Besar is one of the areas that has raised a thought to reinforce the role and existence of keujreun blang as one of the existing institutions in Aceh since 1817. This research aims to know the effectiveness of the functioning of the institutions of the indigenous keujreun blang in the management of irrigation water. This research was carried out at Kuta Cot Glie Aceh Besar District. The object of this research is the rice farmers who were in the area of irrigation service managed keujreun blang in Kuta Cot Glie Aceh Besar District. Sampling techniques using Simple Random sampling. Data analysis method used in this research is descriptive analysis techniques. The results showed that the implementation of the custom institution function keujreun blang in irrigation water management as seen from the level of implementation of the customs surveillance, monitoring of water availability blang, surveillance channels and water usage, customs enforcement blang, dispute resolution, and the granting of reprimand and sanctions assessed effectively i.e. of 94.7 percent.
Identifikasi Risiko Usahatani Cabai Merah di Kabupaten Aceh Besar Hamzah Al Pansuri; Rahmaddiansyah Rahmaddiansyah; Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.881 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18627

Abstract

Red chili farming is an activity that is mostly carried out by rural communities in Aceh Province. Aceh Besar Regency is one of the regencies in Aceh Province and is the central producer of red chili in Aceh Province but cannot be separated from the various risks that threaten it. There are several risks faced by farmers originating from several risk factors that result in a decrease in production and productivity of large chilies as well as price conditions that can also affect farmers' income. These risk factors include production, price and marketing risk factors, finance, constitution and human Resources. However, not all risks should be prioritized for risk management considering the many risks that will be faced and the limited resources and time of farmers in preparing risk management. The purpose of this study is to find out what risks are faced by farmers and determine the most priority risks for risk management for red chili farming in Aceh Besar District, which is represented by 2 sub-districts, namely Kuta Cot Glie and Seulimeum Districts. From these two sub-districts, three villages will be selected to represent each of these sub-districts, namely the villages of Lamtui, Banda Safa and Ie Alang Dayah representing the Kuta Cot Glie sub-district, then the villages of Bayu, Ayon and Alu Rindang representing the Seulimeum sub-district. The choice of the location of this research was done intentionally (purposive), with a sample of 60 farmers. The data used are primary data and secondary data. The analysis method uses descriptive methods and FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) methods.The results showed that there were 21 risks faced by farmers and based on the calculation of the RPN value (Risk Priority Number) then there are 3 risks that must be prioritized. The risk that must be prioritized first is the attack of fruit rot with an RPN value of 57.08, the second is the high rainfall caused by the rainy season with a RPN value of 32.63, the third is the decline in prices due to the harvest with an RPN value of 31.05.
Analisis Ketimpangan Pendapatan Masyarakat Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Hera Widiasari; Zakiah Zakiah; Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.188 KB)

Abstract

Abstrak. Distribusi pendapatan adalah pembagian penghasilan di dalam masyarakat. Dalam proses produksi, para pemilik faktor produksi akan menerima imbalan seharga faktor produksi yang diberikan dalm proses produksi. Proses membayar harga barang. Akan tetapi pada saat yang lain akan menjadi penyedia faktor modal, tenaga kerja, sumberdaya alam, atau faktor keahlian sehingga, pada saat tertentu akan menerima bagian pendapatan pada saat yang lain pula akan membayar harga barang. Kabupaten Aceh Selatan merupakan wilayah yang memiliki 13,48% tingkat kemiskinannya. Hal ini menunjukkan bahwa angka kemiskinan di wilayah tersebut tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya seperti Aceh Singkil, Gayo Lues dan juga Pidie Jaya. Seiring dengan terjadinya transformasi perekonomian daerah maka profesi penduduk yang bekerja pada sektor sebagai petani juga sudah mulai menurun. Sementara penduduk yang bekerja pada sektor jasa dan manufaktur relatif meningkat jumlahnya dalam proporsi penduduk yang bekerja di Kabupaten Aceh Selatan. Kondisi ini menunjukkan sektor pertanian tidak lagi dominan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Selatan. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimakah distribusi pendapatan masyarakat kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi pendapatan masyarakat kecamatan Tapaktuan di Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini dilakukan/dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2018. Pemilihan lokasi berdasarkan adanya klasifikasi pekerjaan seperti petani, PNS, buruh, pedagang dan nelayan. Data atau sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 60 responden diambil secara startified random sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkann tujuan tertentu dimana sampel terdiri dari 60 responden dari 639 populasi yang ada, sehingga sampel yang diambil sebesar 10% dari jumlsh populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya masyarakat di kecamatan Tapaktuan memiliki mata pencaharian yang berbeda – beda yaitu petani, pedagang, PNS, buruh dan nelayan. Nilai Koefisien gini (gini ratio) untuk distribusi pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2018 adalah sebesar 0,39 maka dapat diketahui bahwa tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat sampel berada dalam kategori sedang.
Analisis Swot: Faktor Internal Dan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Sayuran Hidroponik Di Kota Banda Aceh Muhamad Ikhlasul Amal; Sofyan Sofyan; Zulkarnain Zulkarnain
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.699 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21115

Abstract

The purpose of this research is to identify internal and external factors that influence the development of red sugar cane business. This study uses the method of evaluation of internal factors (IFE) and evaluation of external factors (EFE). Internal factor analysis is carried out to identify the company's internal strengths that can be used and anticipated weaknesses. External factor analysis is conducted to identify opportunities that can be exploited and threats that can be avoided. Based on the results of processing the IFE matrix, the total score generated is 3.58. While the total score for processing the EFE matrix is 3.14. Both scores are above 2.5 which means the internal position is quite strong. So that the company has an above average ability to take advantage of strengths and opportunities to anticipate weaknesses and threats. Its main strength lies in the location of the gardens that are close to consumers. While the weakness of the hydroponic vegetable business in Banda Aceh City is the lack of available exhibitions. The biggest opportunity is effective market segmentation. The threat faced is the increase in the price of raw materials.
Identifikasi Faktor Penghambat Usahatani Nilam di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar Aulia Persada; Teuku Makmur; Sofyan Sofyan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.102 KB)

Abstract

Nilam dengan nama ilmiah Pogostemon patchouli Pellem merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Salah satu kecamatan yang memiliki potensi penanaman tanaman nilam dari segi geografis dan iklim adalah Kecamatan Lhoong. Kualitas minyak atsiri yang bagus ditambah dengan nilai ekonomis yang tinggi merupakan potensi besar dari usahatani. Namun potensi ini tidak termanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Lhoong, hal ini terlihat dari sedikitnya usahatani nilam yang ada di Kecamatan tersebut.  Rendahnya keberadaan usahatani nilam di Kecamatan Lhoong dipengaruhi oleh adanya faktor penghambat. penelitian ini bertujuan untuk mengidnetifikasi faktor – faktor yang menghambat usahatani nilam dan mengetahui faktor yang paling menghambat usahatani nilam di Kecamatan Lhoong. Dalam penelitian ini digunakan analisis Analitycal Hierarchy Process (AHP), untuk mengetahui tingkat prioritas dari setiap faktor yang menghambat. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa usahatani nilam di Kecamatan Lhoong terhambat oleh faktor harga, modal, pemasaran, ketersediaan tenaga kerja setempat, ketersediaan bibit, ketersediaan ketel penyulingan, akses lahan dan skill. Berdasarkan pengolahan AHP dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling menghambat adalah faktor harga dengan bobot 0,301 diikuti faktor modal dengan bobot 0,239, ketersediaan ketel penyulingan dengan bobot 0,113, ketersediaan tenaga kerja lokal dengan bobot 0,106, pemasaran dengan bobot 0,086, ketersediaan bibit unggul