Kus Hendarto
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ANORGANIK TUNGGAL DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) SERTA POPULASI MIKROBA TANAH Darwin Habinsaran Pangaribuan; Kus Hendarto; Karisma Prihartini
Jurnal Floratek Vol 12, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.421 KB)

Abstract

The aim of research was to determine the effect of the combination of a single inorganic fertilizers and biofertilizers on the growth and yield of sweet corn (Zea mays Saccharata Sturt) and soil microbial population. Research was conducted in Bandar Lampung from December 2015 to March 2016. The study was conducted using a randomized block design with six treatments and three replications. Those treatments were K0 (control), K1 (Urea 300 kg / ha, SP-36 150 kg / ha, KCl 100 kg / ha), K2 (Urea = 300 kg / ha, SP-36 150 kg / ha, KCl 100 kg / ha) + Biomax Grow, K3 (Urea 180kg / ha, SP-36 to 90 kg / ha, KCl = 60 kg / ha) + Biomax Grow K4 (Urea 60kg / ha, SP-36 30 kg / ha, KCl 20 kg / ha) and K5 = Biomax Grow. The experiment showed the highest production of sweet corn obtained was 13.20 tonnes / ha from a combination of 60% inorganic fertlizers with biofertilizer.
Pengaruh Dosis Vermikompos terhadap Pertumbuhan Produksi dan Serapan N & P Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) pada media asal Dua Kedalaman Tanah Ultisol Muhammad Farchan Yuka; Ainin Niswati; Kus Hendarto
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 17 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.906 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v17i2.290

Abstract

The productivity of cucumber in ultisol soil is commonly low due to problems of soil fertility and physical soil properties. Organic fertilizers like vermicompost can be used as a solution to improve soil fertility. The study was conducted from August to December 2015 in the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The study used a randomized block design (RAK) factorial 2 x 4. The first factor was the dose of vermicompost 0%, 10%, 20%, 30%, and the second factor, soil depth 0-20 cm (S1) and 20-40 cm (S2). Variance of homogeneity test was performed using Bartlett test and test of additivity by Tukey's test. Variance data and differences in the median value of treatment tested with Honestly Significant Difference (HSD) at 5% level of confident. Correlation test was performed between plant growth by pH, organic C, total-N, P-available, uptake of N and P plant at 5% level of confident. The results showed that (1) Application of vermicompost at a dose of 30% is best for fruit weight, fruit diameter, the weight of dry stover and pH of the soil, uptake of N and P uptake cucumber plants. (2) The number of female flowers cucumber plants and soil pH is higher at a depth of 0-20 cm compared with a depth of 20-40 cm Ultisol Natar. (3) There is no interaction between soil depth and vermicompost on growth, the production of cucumber plants, soil pH, uptake of N and P uptake by cucumber plants. Keywords: Cucumber, uptake of N and P, vermicompost
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 500 Mdpl Kabupaten Tanggamus Ayu Dwi Raminda; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3255

Abstract

Respirasi tanah merupakan pencerminan aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme tanah) merupakan salah satu cara digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah berdasarkan penetapan jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan jumlah O 2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow), pupuk pelengkap Plant Catalyst dan interaksi antara kedua pupuk tersebut terhadap respirasi tanah pada pertanaman bawang putih (Allium Sativum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, faktor pertama dosis pupuk hayati Bio Max Grow (B) dan faktor kedua konsentrasi pupuk pelengkap Plant Catalyst (P), setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24 petak satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% yang terlebih dahulu diuji hmogenitas ragamnya dengan menggunakan UjiBartlett dan adivitasnya diuji dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah dari data diuji dengan uji BNT pada taraf 5%. Hubungan antara pH tanah, kadar air tanah, suhu tanah, dan C-organik dengan respirasi tanah diujidengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk hayati 10 ml.L -1 (B 1 ) memberikan nilai respirasi yang lebih tinggi yaitu 61, 42 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dibanding dengan tanpa pupuk hayati yaitu 44,52 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Pemberian konsentrasi pupuk pelengkap memberikan nilai respirasi yang berbeda dengan tanpa pupuk pelengkap, tetapi antar pupuk pelengkap P 1 , P 2 , dan P 3 tidak berbeda, dengan nilai respirasi berurut 51,02 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 , 63,69 C- CO 2 mg. jam -1 m -2 , dan 59,47 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Terdapat interaksi antara pemberian pupuk hayati dan konsentrasi pupuk pelengkap terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ), menghasilkan nilai respirasi tertinggi pada konsentrasi pupuk pelengkap 1,5 g. L -1 yaitu 60,44 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dan tidak berbedadengan P 1 , sedangkan perlakuan pupuk hayati (B 1 ) nilai respirasi tertinggi terdapat pada konsentrasi pupuk pelengkap 1g.L -1 yaitu 91,64 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 .
PENGARUH DOSIS VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) dan PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL TAMAN BOGO I Gusti Putu Setiawan; Ainin Niswati; Kus Hendarto; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.428 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.2009

Abstract

Penggunaan pupuk akhir-akhir ini semakin berkembang, bahkan cenderung mutlak diperlukan. Pada tanah pertanian sering digunakan pupuk buatan atau kimia. Penggunaaan pupuk kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan produktivitas tanah menurun. Untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia, petani dapat menggunakan pupuk organik yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu pupuk organik yang dapat digunakan tersebut adalah vermikompos. Pemupukan ini dimaksudkan untuk menambahkan unsur hara tanah yang semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae.  Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7.  Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 ulangan, secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari 24 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol, Tanah dengan 10 % (0,5 kg vermikompos), Tanah dengan 20 % (1 kg vermikompos), Tanah dengan 30 % (1,5 kg vermikompos).  Data yang diperoleh dirata-ratakan, kemudian diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 5%. Untuk mengetahui beda nilai tengah dilakukan uji BNT pada taraf 5%, serta untuk  melihat hubungan antara pertumbuhan tanaman dengan pH, C-organik, dan N-total dilakukan uji korelasi pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vermikompos 20% menghasilkan bobot tanaman pakcoy yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.  Aplikasi vermikompos mempengaruhi sifat kimia tanah ,yaitu melalui proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba tanah.  Hasil analisis kimia tanah menunjukan hasil analisis tanah setelah pertanaman dengan pH yang mengalami kenaikan disetiap perlakuan yaitu dari pH awal tanah 4,69 menjadi berkisar antara 5,64 sampai6,98, untuk N-total tanah 1,70 menjadi berkisar 0,07 sampai 0,63, dan untuk C-organik berpenurunan dari 6,6 menjadi 0,6 sampai 3,50.
PENGARUH PEMUPUKAN ORGANIK LIMBAH BAGLOG JAMUR DAN PEMUPUKAN TAKARAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAKCHOY (Brassica chinensis L.) Intan A Bellapama; Kus Hendarto; RA. Diana Widyastuti
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.766 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1956

Abstract

Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang kualitasnya sangat ditentukan oleh tekstur yang renyah. Salah satu cara untuk mendapatkan kualitas tersebut dapat ditempuh dengan penambahan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan organik berupa limbah baglog jamur dan pemberian takaran NPK serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pakchoy. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 di kebun percobaan Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Teracak Sempurna (RTS) yang disusun secara faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis limbah baglog jamur (P) dan faktor kedua adalah takaran NPK mutiara 16-16-16 (L). Pertama: p 0 = 0 kg m -2 , p 1 = 10 kg m -2 , dan kedua: l 0 = 0 g m -2 NPK, l 1 = 50 g m -2 NPK, l 2 = 100 g m -2 NPK, l 3 = 150 g m -2 NPK, l 4 = 200 g m -2 NPK. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 25 tanaman sehingga didapatkan 30 satuan percobaan dan total tanaman sebanyak 750 tanaman. Perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah menggunakanuji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik berupa limbah baglog jamur berpengaruh nyata terhadap variabel bobot kering tanaman. Pemberian pupuk takaran NPK juga berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan dan dosis terbaik terdapat pada 200 g m -2 , sedangkan interaksi antara dua perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan.
Pengaruh Dosis Pupuk NPK Phonska Plus dan Trichoderma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Restua Mahardday Situmorang; Kus Hendarto; Yohannes Cahya Ginting; R.A. Diana Widyastuti
JURNAL AGROTROPIKA Vol 21, No 1 (2022): Jurnal Agrotropika Vol 21 No 1, Mei 2022
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v21i1.5527

Abstract

This study aims to evaluate the growth and production of melons due to the administration of trichoderma sp and the addition of a dose of NPK fertilizer and the interaction of trichoderma sp. with Phonska NPK fertilizer. This research was conducted in the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung from January to March 2021. The treatments were arranged in a 2x4 factorial with 3 replications in a Randomized Block Design (RAK). The first factor is the first factor is trichoderma (without trichoderma and 20 g/plant), the second factor is Phonska NPK fertilizer dose (without NPK, 30 g/plant, 60 g/plant and 90 g/plant). The results showed (1) Application of trichoderma 20 g/plant increased plant stem length (124.45), melon diameter (104.39 mm) higher than without trichoderma application, plant stem length (122.74cm), melon diameter (100, 13 mm), as well as melon weight per plant increased from 666.10 g (without trichoderma application) to 717.05 g (20 g/plant). (2) Application of NPK phonska fertilizer at a dose of 60 g/plant increased plant stem length (125.10 cm), melon diameter (108.70 mm) higher than without NPK application (123.23 cm) (95.82 mm), Likewise, melon weight per plant increased from 649.83 g (without NPK fertilizer) to 748.18 g. (3) Application of trichoderma sp. 20 g/plant in synergy with the application of NPK phonska fertilizer at a dose of 60 g/plant gave the best results based on the variables of plant stem length (127.30 cm), melon diameter (115.00 mm) and melon weight (795.63 g) compared to without application of trichoderma sp and without application of fertilizer the average length of plant stems (123.17 cm), melon diameter (92.77 mm) and melon weight (663.10 g).Keywords : Melon, fertilizer,yield, trichoderma
Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Jenis Pupuk Pelengkap terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum annuum L.) Kus Hendarto; Yohanes Cipta Ginting; Agus Karyanto; Virginia Chintya Amanda
JURNAL AGROTROPIKA Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v20i2.5085

Abstract

This study aims to determine the effect of NPK dosage, types of complementary fertilizers and their interactions on the growth and production of chilies pepper.  This research was conducted in Sukabanjar Village, Gedong Tataan, Pesawaran Regency from July-December 2020.  The experimental design used in this study was a two-factor randomized block design (RBD), namely the dose of NPK fertilizer and the type of complementary fertilizer (4 × 2) with 3 replications.  Each plot consisted of 8 plants so that there were 192 plants.  The first factor was NPK Mutiara fertilizer dose (16:16:16)(N) with N0:0 g/plant, N1:10 g/plant, N2:20 g/plant and N3:30 g/plant.  The second factor is the type of complementary fertilizer (P) with P1 Plant Catalyst and P2 Gandasil D. Homogeneity of variance was tested by Bartlett test, additivity was tested by Tukey test. Then it was continued with analysist of variance and with the Least Significant Difference test (LSD) at the 5% level. Treatment of NPK fertilizer dosage significantly increases growth and yield.  The interaction between the NPK dosage of 20g/plant and type of complementary fertilizers gave highest plant height (95.58 cm). The best  combination was NPK dosage of 20 g/plant and Plant Catalyst fertilizer that gave highest yield (753,17 g/plant equivalent 15.06 ton/ha at population 20,000 plant/ha.Keywords : Chili pepper, complimentary fertilizer, growth, NPK, yield
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Alkalis terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 600 mdpl di Kabupaten Tanggamus Dina Yuliana; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.693 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i3.3544

Abstract

Respirasi tanah merupakan indikator penting pada suatu ekosistem, meliputiseluruh aktivitas yang berkenaan dengan proses metabolisme di dalam tanah,dekomposisi sisa tanaman dalam tanah, dan konversi bahan organik tanah menjadi CO 2 . Banyak usaha untuk meningkatkan laju respirasi tanah, salah satunya adalah dengan pemupukan.Pemupukan menggunakan pupuk hayati serta pupuk pelengkap alkalis diharapkan mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme didalam tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk hayati dan pupuk pelengkap alkalis terhadap respirasitanah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberejo, KabupatenTanggamus, pada bulan Desember 2016 – Mei 2017 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow) terdiri dari perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ) dan diberi pupuk hayati (B 1 ), dan perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap (Plant Catalyst)terdiri dari perlakuan tanpa pupuk pelengkap (P 0 ), konsentrasi 0,5 g L -1 (P 1 ), 1 g L -1 (P 2 ) dan 1,5 g L -1 (P 3 ). Data yang diperoleh diujihomogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan ANARA dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pupuk hayati, pupuk pelengkap dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, tetapi tidak berpengaruh pada pengamatan 90 HST. Perlakuan pupuk hayati + pupuk pelengkap dengan konsentrasi 1 g L -1 (B 1 P 2 ) menghasilkan laju respirasi tertinggi yaitu 63,69 mg jam -1 m -2 pada pengamatan 45 HST. Tidak terdapat korelasi antara C-organik tanah, kadar air tanah, serta suhu tanah dengan respirasi tanah. Terdapat korelasi negatif antara pH tanah dengan respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, artinya semakin tinggi pH tanah maka respirasi tanah semakin rendah.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BIO-SLURRY PADAT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Fidya Gustriana; Rugayah Rugayah; Yafizham Yafizham; Kus Hendarto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.14 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1949

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik Bio-slurry padat dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai April 2014 di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan. Percobaan I menggunakan tanah sub soil dan Percobaan II menggunakan tanah top soil dan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan tunggal yang diulang 3 kali terdiri dari p0 = kontrol (tanpa perlakuan), p1, TSP 300 kg ha-1, KCl 200 kg ha -1, p2 = Bio-slurry padat 4000 kg ha-1,Urea 300 kg ha-1, TSP 225 kg ha = Bio-slurry padat 6000 kg ha-1, Urea 200 kg ha-1, TSP 150 kg ha-1, dan KCl 100 kg ha-1, p4-11 = Urea 400kg ha, dan KCl 150 kg ha = Bio-slurry padat 8000 kg ha, Urea 100 kg ha-1, TSP 75 kg ha-1, dan KCl 50 kg ha-1, p5 = Bio-slurry padat 10000 kg ha. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji kontras pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik Bio-slurry padat dan pupuk NPK pada berbagai dosis perlakuan pada variabel pertumbuhan tajuk dan pertumbuhan umbi serta hasil per tanaman menunjukkan hasil yang beragam. Pada Percobaan I, perlakuan yang dicobakan menunjukkan perbedaan yang nyata pada bobot kering daun, jumlah umbi dan susut bobot umbi. Pada Percobaan II, perlakuan yang dicobakan menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah umbi dan susut bobotumbi. Pertumbuhan dan hasil bawang merah Percobaan II lebih baik dibandingkan Percobaan I, jumlah umbi dan bobot kering angin umbi rata-rata pada Percobaan II adalah 6 umbi dan 6,2 g lebih baik dibandingkan Percobaan I yaitu 4 umbi dan 2,6 g. Secara agronomis, perlakuan pupuk campuran yaitu p3 -1 (Bio-slurry padat dosis 6000-8000 kg/ha dan pupuk NPK (Urea 100-200kg ha-1, TSP 75-150 kg ha-1, KCl 50-100 kg ha), mampu menghasikan bawang merah yang lebih tinggi yaitu 3 ton per hektar dibandingkan tanpa perlakuan yang hanya menghasilkan 1,5 ton per hektar.