Sri Yusnaini
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum Officanarum L) TAHUN KE-5 PLANT CANE DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS Deni Setiawan; Ainin Niswati; Sarno Sarno; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.077 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1910

Abstract

Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O 2 dan mengeluarkan CO 2 . Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakanbulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam -1 m -2 dan 45,62 mg jam -1 m -2 sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam -1 m -2 dan 40,55 mg jam -1 m -2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu42,11 mg jam -1 m -2 dan 46,40 mg jam -1 m -2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam -1 m -2 dan39,77 mg jam -1 m -2 . Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah.
RESPIRASI TANAH PADA SEBAGIAN LOKASI DI HUTAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) Natasya Anindya Putri Nasution; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.55 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1983

Abstract

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan tropika sampai pegunungan di Sumatera. Respirasi tanah merupakan salah satu indikator dari aktivitas biologi seperti mikroba, akar atau kehidupan lain di dalam tanah, dan aktivitas ini sangat penting untuk ekosistem di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respirasi tanah di beberapa lokasi di TamanNasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei, yaitu dengan pengumpulan data langsung dari beberapa lokasi di hutan TNBBS yaitu di 3 lokasi, Bukit Camp Rhino, Bukit Kilometer 26, dan Pemerihan Kecil. Uji korelasi dilakukan antara respirasi tanah dengan pH tanah, C-organik tanah (%), C-organik seresah (%), N-total tanah (%), N-total seresah (%), kadar air tanah (%), kadar air seresah (%), suhu tanah (ºC), biomassa seresah, C/N ratio tanah, dan C/N ratio seresah. Hasil penelitian menunjukkan masing – masing lokasi memiliki respirasi tanah yang berbeda serta C- organik tanah berkorelasi positif nyata dengan respirasi tanah dan tidak berkorelasi dengan faktor-faktor pendukung lainnya.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP JUMLAH SPORA MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR DAN INFEKSI AKAR TANAMAN PADI GOGO VARIETAS INPAGO-8 PADA MUSIM TANAM KE-46 Lilis Ratnawati; Sri Yusnaini; Muhajir Utomo; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.699 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1867

Abstract

Mikoriza vesikular arbuskular (MVA) merupakan fungi yang mampu bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Keberadaan MVA di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pertanian seperti pengolahan tanah dan pemupukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo, mempelajari pengaruh aplikasi pupuk N terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo,mempelajari pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan aplikasi pupuk N terbaik terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo, dan mempelajari korelasi antara beberapa variabel pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat tanah dengan jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), yang disusun secara faktorial (2x3), dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah olah tanah intensif (T 1 ), olah tanah minimum (T 2 ) dan tanpa olah tanah (T 3 ); dan faktor kedua adalah tanpa pupuk N (N 0 ) dan pemberian pupuk 100 kg N ha -1 (N 1 ). Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan Additifitas ragam dengan uji Tukey. Data yang diperoleh, dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Uji korelasi dilakukan terhadap variabel utama dan variabel pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan T 2 dan T 3 memiliki persen infeksi akar lebih tinggi dibandingkan dengan T 1 . Perlakuan N 0 memiliki jumlah spora MVA lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk N 1 , serta tidak terjadi interaksi antara sistem olah tanah dengan pemupukan N terhadap jumlah spora MVA dan persen infeksi akar. Tidak terjadi korelasi antara jumlah spora MVA dan persen infeksi akar dengan variabel pendukung, kecuali kadar air tanah yang memiliki berkorelasi positif dengan persen infeksi akar.
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 500 Mdpl Kabupaten Tanggamus Ayu Dwi Raminda; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3255

Abstract

Respirasi tanah merupakan pencerminan aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme tanah) merupakan salah satu cara digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah berdasarkan penetapan jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan jumlah O 2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow), pupuk pelengkap Plant Catalyst dan interaksi antara kedua pupuk tersebut terhadap respirasi tanah pada pertanaman bawang putih (Allium Sativum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, faktor pertama dosis pupuk hayati Bio Max Grow (B) dan faktor kedua konsentrasi pupuk pelengkap Plant Catalyst (P), setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24 petak satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% yang terlebih dahulu diuji hmogenitas ragamnya dengan menggunakan UjiBartlett dan adivitasnya diuji dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah dari data diuji dengan uji BNT pada taraf 5%. Hubungan antara pH tanah, kadar air tanah, suhu tanah, dan C-organik dengan respirasi tanah diujidengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk hayati 10 ml.L -1 (B 1 ) memberikan nilai respirasi yang lebih tinggi yaitu 61, 42 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dibanding dengan tanpa pupuk hayati yaitu 44,52 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Pemberian konsentrasi pupuk pelengkap memberikan nilai respirasi yang berbeda dengan tanpa pupuk pelengkap, tetapi antar pupuk pelengkap P 1 , P 2 , dan P 3 tidak berbeda, dengan nilai respirasi berurut 51,02 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 , 63,69 C- CO 2 mg. jam -1 m -2 , dan 59,47 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Terdapat interaksi antara pemberian pupuk hayati dan konsentrasi pupuk pelengkap terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ), menghasilkan nilai respirasi tertinggi pada konsentrasi pupuk pelengkap 1,5 g. L -1 yaitu 60,44 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dan tidak berbedadengan P 1 , sedangkan perlakuan pupuk hayati (B 1 ) nilai respirasi tertinggi terdapat pada konsentrasi pupuk pelengkap 1g.L -1 yaitu 91,64 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 .
PENGARUH DOSIS VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) dan PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL TAMAN BOGO I Gusti Putu Setiawan; Ainin Niswati; Kus Hendarto; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.428 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.2009

Abstract

Penggunaan pupuk akhir-akhir ini semakin berkembang, bahkan cenderung mutlak diperlukan. Pada tanah pertanian sering digunakan pupuk buatan atau kimia. Penggunaaan pupuk kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan produktivitas tanah menurun. Untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia, petani dapat menggunakan pupuk organik yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu pupuk organik yang dapat digunakan tersebut adalah vermikompos. Pemupukan ini dimaksudkan untuk menambahkan unsur hara tanah yang semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae.  Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7.  Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 ulangan, secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari 24 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol, Tanah dengan 10 % (0,5 kg vermikompos), Tanah dengan 20 % (1 kg vermikompos), Tanah dengan 30 % (1,5 kg vermikompos).  Data yang diperoleh dirata-ratakan, kemudian diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 5%. Untuk mengetahui beda nilai tengah dilakukan uji BNT pada taraf 5%, serta untuk  melihat hubungan antara pertumbuhan tanaman dengan pH, C-organik, dan N-total dilakukan uji korelasi pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vermikompos 20% menghasilkan bobot tanaman pakcoy yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.  Aplikasi vermikompos mempengaruhi sifat kimia tanah ,yaitu melalui proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba tanah.  Hasil analisis kimia tanah menunjukan hasil analisis tanah setelah pertanaman dengan pH yang mengalami kenaikan disetiap perlakuan yaitu dari pH awal tanah 4,69 menjadi berkisar antara 5,64 sampai6,98, untuk N-total tanah 1,70 menjadi berkisar 0,07 sampai 0,63, dan untuk C-organik berpenurunan dari 6,6 menjadi 0,6 sampai 3,50.
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Alkalis terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 600 mdpl di Kabupaten Tanggamus Dina Yuliana; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.693 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i3.3544

Abstract

Respirasi tanah merupakan indikator penting pada suatu ekosistem, meliputiseluruh aktivitas yang berkenaan dengan proses metabolisme di dalam tanah,dekomposisi sisa tanaman dalam tanah, dan konversi bahan organik tanah menjadi CO 2 . Banyak usaha untuk meningkatkan laju respirasi tanah, salah satunya adalah dengan pemupukan.Pemupukan menggunakan pupuk hayati serta pupuk pelengkap alkalis diharapkan mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme didalam tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk hayati dan pupuk pelengkap alkalis terhadap respirasitanah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberejo, KabupatenTanggamus, pada bulan Desember 2016 – Mei 2017 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow) terdiri dari perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ) dan diberi pupuk hayati (B 1 ), dan perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap (Plant Catalyst)terdiri dari perlakuan tanpa pupuk pelengkap (P 0 ), konsentrasi 0,5 g L -1 (P 1 ), 1 g L -1 (P 2 ) dan 1,5 g L -1 (P 3 ). Data yang diperoleh diujihomogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan ANARA dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pupuk hayati, pupuk pelengkap dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, tetapi tidak berpengaruh pada pengamatan 90 HST. Perlakuan pupuk hayati + pupuk pelengkap dengan konsentrasi 1 g L -1 (B 1 P 2 ) menghasilkan laju respirasi tertinggi yaitu 63,69 mg jam -1 m -2 pada pengamatan 45 HST. Tidak terdapat korelasi antara C-organik tanah, kadar air tanah, serta suhu tanah dengan respirasi tanah. Terdapat korelasi negatif antara pH tanah dengan respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, artinya semakin tinggi pH tanah maka respirasi tanah semakin rendah.
PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Debby Novita Sari; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.226 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1907

Abstract

Sumber P yang saat ini digunakan dalam pertanian umumnya adalah pupuk kimia seperti SP-36 dan TSP, dengan ditiadakannya subsidi pupuk P ini maka harga pupuk meningkat di pasaran karena semua bahan baku pembuatan pupuk tersebut berasal dari impor sehingga harga pupuk menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan batuan fosfat yang dicampur limbah cair tahu dan asam sulfat. Pupuk tersebut dinamakan Fosfatsuper, yang merupakan hasil asidulasi batuan fosfat dengan kombinasi antara 85% limbah cair tahu dan 15% H 2 SO 4 1N . Pupuk Fosfatsuper akan diuji kelarutannya dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan mencari dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam pertumbuhan dan serapan P tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung bulan Agustus2014 sampai April 2015. Penelitian disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper (360 kg ha -1 ; 720 kg ha -1 ) dan faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk fosfat super (1 mm, 2 3 mm, 3 5 mm, > 5mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-tersedia terbaik pada dosis 50% (setara dengan dosis SP-36 360 kg ha -1 ) pada ukuran butir 1 mm dan jumlah daun terbaik pada dosis 50% pada ukuran butir 1 mm. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan korelasi nyata antara serapan P dengan bobot berangkasan kering, P-tersedia dengan bobotberangkasan kering, dan pH dengan bobot akar kering tanaman jagung.
PENENTUAN DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER TERBAIK UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN DAN SERAPAN P TANAMAN KEDELAI (Glycine max[L.] Merril) Aulia Rosi; Ainin Niswati; Sri Yusnaini; Abdul Kadir Salam
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.974 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1904

Abstract

Pemupukan merupakan cara yang dilakukan dalam pemberian unsur hara ke tanah sesuai yang dibutuhkan tanaman. Salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman yaitu fosfor. Umumnya fosfor ditambahkan dari pupuk fosfat industri dengan harga yang semakin meningkat sehingga dicari pupuk yang berasal dari batuan fosfat yang ditambah limbah cair tahu dan asam sulfat untuk meningkatkan kelarutan fosfor. Pupuk tersebut dinamakan Fosfat super, merupakan hasil asidulasi batuan fosfat dengan kombinasi antara 85% limbah cair tahu dan 15% H 2 SO 4 1 N . Pupuk Fosfatsuper akan diuji kelarutannya dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang tepat dalam pertumbuhan dan serapan P tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Teknologi Pertanian dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2014 sampai dengan April 2015. Penelitian disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper (360 kg ha -1 ; 720 kg ha -1 ) dan faktor kedua adalah ukuran butir pupuk Fosfatsuper (1 mm; 2-3 mm; 3-4 mm; >5 mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot akar kering, bobot tajuk kering, P-tersedia, serapan P, dan pH tanah fase vegetatif akhir. Namun demekian, uji korelasi menunjukkan korelasi nyata positif terjadi antara serapan unsur hara P dengan jumlah daun, bobot akar kering, dan bobot tajuk kering tanaman kedelai.
Pengembangan Pertanian Frontier di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Tanggamus Rusdi Evizal; Setyo Widagdo; Sri Yusnaini; Solikhin Solikhin; Suskandini Ratih Dirmawati; Nyimas Sadiyah; Sugiatno Sugiatno; Agus Karyanto; Fembriarti Erry Prasmatiwi
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.6831

Abstract

Gisting merupakan representasi wilayah pertanian frontier, antara pedesaan padat penduduk dan gunung berupa hutan lindung, yang merupakan sentra produksi sayur, ternak, kopi, dan pariwisata. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang dilaksanakan di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani Tanggamus Handayani dalam memahami pengembangan pertanian frontier dan agroforestry untuk peningkatkan produktivitas lahan dan pengembangan agrowisata menuju desa wisata. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tatap muka, Focus Group Discussion (FGD), pendampingan penguatan kelompok, serta anjangsana dan anjangkarya. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa anggota PERMA AGT Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pengabdian ini dapat berjalan lancer dengan skore partisipasi 10 (skor 0-15) dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengembangan sistem usahatani pertanian dan agroforestry di wilayah frontier desa dan hutan lindung pegunungan serta pengembangan agrowisata dengan skore 38 (dari 0-50) yang berkategori baik.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI MESOFAUNA PADA SERASAH TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) MUSIM TANAM KE-46 Annisa Ika Pratiwi Harahap; Muhajir Utomo; Sri Yusnaini; Syamsul Arif
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.545 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1908

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah, pemberian pupuk nitrogen, dan kombinasi antara sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen terhadap populasi dan keanekaragaman mesofauna serasah tanaman padi gogo (Oryza sativa L.). Penelitian ini merupakan tahun ke-27 yang dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), disusun secara faktorial 3x2 dengan 4 ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan sistem olah tanah yakni T 0 = TOT (tanpa olah tanah), T 1 = OTM (olah tanah minimum), dan T 2 = OTI (olah tanah intensif), sedangkan faktor kedua yaitu pemupukan nitrogen (N) jangka panjang (1987), yaitu N 0 (tanpa pupuk N) dan N 1 (100 kg N ha -1 ). Pengambilan sampel mesofauna serasah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat sebelum tanam dan setelah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi mesofaunaserasah lahan tanpa olah tanah (T 0 ) lebih tinggi daripada olah tanah minimum (T 1 ) dan olah tanah intensif (T 2 ), sedangkan keanekaragaman mesofauna lebih tinggi pada olah tanah intensif (T 2 ) daripada tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah minimum (T 1 ). Populasi mesofauna serasah dengan pemupukan nitrogen 100 kg N ha -1 (N 1 ) lebih tinggi daripada tanpa pemupukan nitrogen (N 0 ), sedangkan pemupukan nitrogen 100 kg N ha -1 tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman mesofauna serasah. Tidak terdapat interaksi antara sistem pengolahan tanah dan pemupukan nitrogen terhadap populasi dan keanekaragaman mesofauna serasah. Pada seluruh perlakuan, Indeks Keanekaragaman (H’) mesofauna serasah menurut kategori Shannon-Weaver termasuk dalam kategori rendah dan Acarina merupakan ordo mesofauna yang mendominasi. Peningkatan biomassa serasah dapat meningkatkan populasi mesofauna serasah, namun menurunkan Indeks Keanekaragaman (H’) mesofauna serasah. Selain itu, peningkatan kadar air tanah juga dapat meningkatkan populasi mesofauna serasah.