Ainin Niswati
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Uji Efektivitas Pupuk Organonitrofos dan Kombinasinya dengan Pupuk Kimia Terhadap Pertumbuhan, Serapan Hara dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata ) di Musim Tanam Ketiga pada Tanah Ultisol Gedung Meneng Eka Purnama Sari; Jamalam Lumbanraja; Henrie Buchari; Ainin Niswati
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 No 3 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.894 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v15i3.127

Abstract

Organonitrofos fertilizer is organic fertilizer derived from cow manure enriched with rock phosphate and microbial activity involves fastening N and phosphate newly developed solvent. This study aimed to determine dose combination Organonitrofos fertilizers and inorganic fertilizers are most effective against the growth, nutrient uptake, and yield of sweet corn. This research was conducted in November 2012 until March 2013 in the Integrated Field Laboratory, University of Lampung using Random Design (RBD) consisting of 6 treatments with 3 groups. Treatment A (control), B (300 kg Urea ha-1, 200 kg of SP-36 ha-1, 100 kg of KCl ha-1), C (225 kg Urea ha-1, 150 kg SP-36 ha-1, 75 kg KCl ha-1, 1000 kg Organonitrofos ha-1), D (150 kg Urea ha-1, 100 kg of SP-36 ha-1, 50 kg of KCl ha-1, 1,500 kg Organonitrofos ha-1), E (Urea 75 kg ha-1, SP-36 50 kg ha-1, 25 kg ha-1 KCl, Organonitrofos 2000 kg ha-1), F (3,000 Organonitrofos kg ha-1). The results showed that treatment at a dose of 150 kg of urea ha-1, SP-36 100 kg ha-1, 50 kg ha-1 KCl, Organonitrofos 1500 kg ha-1 is able to increase the growth, production and sweet corn crop nutrient uptake. This treatment was also the most effective treatment of the total biomass of sweet corn plants based on calculations Relative Agronomic Effectivenes (RAE) that is equal to 108.573%. Economical test results showed that treatment at a dose of 300 kg of urea ha-1, SP-36 200 kg ha-1, 100 kg ha-1 KCl most economical compared to other treatments. Keywords: sweet corn, the combination of fertilizer, organonitrofos, nutrient uptake
Pengaruh Dosis Vermikompos terhadap Pertumbuhan Produksi dan Serapan N & P Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) pada media asal Dua Kedalaman Tanah Ultisol Muhammad Farchan Yuka; Ainin Niswati; Kus Hendarto
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 17 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.906 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v17i2.290

Abstract

The productivity of cucumber in ultisol soil is commonly low due to problems of soil fertility and physical soil properties. Organic fertilizers like vermicompost can be used as a solution to improve soil fertility. The study was conducted from August to December 2015 in the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The study used a randomized block design (RAK) factorial 2 x 4. The first factor was the dose of vermicompost 0%, 10%, 20%, 30%, and the second factor, soil depth 0-20 cm (S1) and 20-40 cm (S2). Variance of homogeneity test was performed using Bartlett test and test of additivity by Tukey's test. Variance data and differences in the median value of treatment tested with Honestly Significant Difference (HSD) at 5% level of confident. Correlation test was performed between plant growth by pH, organic C, total-N, P-available, uptake of N and P plant at 5% level of confident. The results showed that (1) Application of vermicompost at a dose of 30% is best for fruit weight, fruit diameter, the weight of dry stover and pH of the soil, uptake of N and P uptake cucumber plants. (2) The number of female flowers cucumber plants and soil pH is higher at a depth of 0-20 cm compared with a depth of 20-40 cm Ultisol Natar. (3) There is no interaction between soil depth and vermicompost on growth, the production of cucumber plants, soil pH, uptake of N and P uptake by cucumber plants. Keywords: Cucumber, uptake of N and P, vermicompost
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum Officanarum L) TAHUN KE-5 PLANT CANE DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS Deni Setiawan; Ainin Niswati; Sarno Sarno; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.077 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1910

Abstract

Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O 2 dan mengeluarkan CO 2 . Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakanbulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam -1 m -2 dan 45,62 mg jam -1 m -2 sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam -1 m -2 dan 40,55 mg jam -1 m -2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu42,11 mg jam -1 m -2 dan 46,40 mg jam -1 m -2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam -1 m -2 dan39,77 mg jam -1 m -2 . Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah.
RESPIRASI TANAH PADA SEBAGIAN LOKASI DI HUTAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) Natasya Anindya Putri Nasution; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.55 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1983

Abstract

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan tropika sampai pegunungan di Sumatera. Respirasi tanah merupakan salah satu indikator dari aktivitas biologi seperti mikroba, akar atau kehidupan lain di dalam tanah, dan aktivitas ini sangat penting untuk ekosistem di dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respirasi tanah di beberapa lokasi di TamanNasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei, yaitu dengan pengumpulan data langsung dari beberapa lokasi di hutan TNBBS yaitu di 3 lokasi, Bukit Camp Rhino, Bukit Kilometer 26, dan Pemerihan Kecil. Uji korelasi dilakukan antara respirasi tanah dengan pH tanah, C-organik tanah (%), C-organik seresah (%), N-total tanah (%), N-total seresah (%), kadar air tanah (%), kadar air seresah (%), suhu tanah (ºC), biomassa seresah, C/N ratio tanah, dan C/N ratio seresah. Hasil penelitian menunjukkan masing – masing lokasi memiliki respirasi tanah yang berbeda serta C- organik tanah berkorelasi positif nyata dengan respirasi tanah dan tidak berkorelasi dengan faktor-faktor pendukung lainnya.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP JUMLAH SPORA MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR DAN INFEKSI AKAR TANAMAN PADI GOGO VARIETAS INPAGO-8 PADA MUSIM TANAM KE-46 Lilis Ratnawati; Sri Yusnaini; Muhajir Utomo; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.699 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i2.1867

Abstract

Mikoriza vesikular arbuskular (MVA) merupakan fungi yang mampu bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Keberadaan MVA di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pertanian seperti pengolahan tanah dan pemupukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo, mempelajari pengaruh aplikasi pupuk N terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo,mempelajari pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan aplikasi pupuk N terbaik terhadap jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo, dan mempelajari korelasi antara beberapa variabel pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat tanah dengan jumlah spora MVA dan infeksi akar tanaman padi gogo. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), yang disusun secara faktorial (2x3), dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah olah tanah intensif (T 1 ), olah tanah minimum (T 2 ) dan tanpa olah tanah (T 3 ); dan faktor kedua adalah tanpa pupuk N (N 0 ) dan pemberian pupuk 100 kg N ha -1 (N 1 ). Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan Additifitas ragam dengan uji Tukey. Data yang diperoleh, dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Uji korelasi dilakukan terhadap variabel utama dan variabel pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan T 2 dan T 3 memiliki persen infeksi akar lebih tinggi dibandingkan dengan T 1 . Perlakuan N 0 memiliki jumlah spora MVA lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk N 1 , serta tidak terjadi interaksi antara sistem olah tanah dengan pemupukan N terhadap jumlah spora MVA dan persen infeksi akar. Tidak terjadi korelasi antara jumlah spora MVA dan persen infeksi akar dengan variabel pendukung, kecuali kadar air tanah yang memiliki berkorelasi positif dengan persen infeksi akar.
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 500 Mdpl Kabupaten Tanggamus Ayu Dwi Raminda; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3255

Abstract

Respirasi tanah merupakan pencerminan aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme tanah) merupakan salah satu cara digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah berdasarkan penetapan jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan jumlah O 2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow), pupuk pelengkap Plant Catalyst dan interaksi antara kedua pupuk tersebut terhadap respirasi tanah pada pertanaman bawang putih (Allium Sativum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, faktor pertama dosis pupuk hayati Bio Max Grow (B) dan faktor kedua konsentrasi pupuk pelengkap Plant Catalyst (P), setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 24 petak satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% yang terlebih dahulu diuji hmogenitas ragamnya dengan menggunakan UjiBartlett dan adivitasnya diuji dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah dari data diuji dengan uji BNT pada taraf 5%. Hubungan antara pH tanah, kadar air tanah, suhu tanah, dan C-organik dengan respirasi tanah diujidengan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk hayati 10 ml.L -1 (B 1 ) memberikan nilai respirasi yang lebih tinggi yaitu 61, 42 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dibanding dengan tanpa pupuk hayati yaitu 44,52 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Pemberian konsentrasi pupuk pelengkap memberikan nilai respirasi yang berbeda dengan tanpa pupuk pelengkap, tetapi antar pupuk pelengkap P 1 , P 2 , dan P 3 tidak berbeda, dengan nilai respirasi berurut 51,02 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 , 63,69 C- CO 2 mg. jam -1 m -2 , dan 59,47 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Terdapat interaksi antara pemberian pupuk hayati dan konsentrasi pupuk pelengkap terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 hari setelah tanam (HST). Perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ), menghasilkan nilai respirasi tertinggi pada konsentrasi pupuk pelengkap 1,5 g. L -1 yaitu 60,44 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 dan tidak berbedadengan P 1 , sedangkan perlakuan pupuk hayati (B 1 ) nilai respirasi tertinggi terdapat pada konsentrasi pupuk pelengkap 1g.L -1 yaitu 91,64 C-CO 2 mg. jam -1 m -2 .
PENGARUH DOSIS VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) dan PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL TAMAN BOGO I Gusti Putu Setiawan; Ainin Niswati; Kus Hendarto; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.428 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.2009

Abstract

Penggunaan pupuk akhir-akhir ini semakin berkembang, bahkan cenderung mutlak diperlukan. Pada tanah pertanian sering digunakan pupuk buatan atau kimia. Penggunaaan pupuk kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan produktivitas tanah menurun. Untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia, petani dapat menggunakan pupuk organik yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu pupuk organik yang dapat digunakan tersebut adalah vermikompos. Pemupukan ini dimaksudkan untuk menambahkan unsur hara tanah yang semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae.  Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami pakcoy adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7.  Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 ulangan, secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari 24 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol, Tanah dengan 10 % (0,5 kg vermikompos), Tanah dengan 20 % (1 kg vermikompos), Tanah dengan 30 % (1,5 kg vermikompos).  Data yang diperoleh dirata-ratakan, kemudian diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Selanjutnya data dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 5%. Untuk mengetahui beda nilai tengah dilakukan uji BNT pada taraf 5%, serta untuk  melihat hubungan antara pertumbuhan tanaman dengan pH, C-organik, dan N-total dilakukan uji korelasi pada taraf 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi vermikompos 20% menghasilkan bobot tanaman pakcoy yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.  Aplikasi vermikompos mempengaruhi sifat kimia tanah ,yaitu melalui proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba tanah.  Hasil analisis kimia tanah menunjukan hasil analisis tanah setelah pertanaman dengan pH yang mengalami kenaikan disetiap perlakuan yaitu dari pH awal tanah 4,69 menjadi berkisar antara 5,64 sampai6,98, untuk N-total tanah 1,70 menjadi berkisar 0,07 sampai 0,63, dan untuk C-organik berpenurunan dari 6,6 menjadi 0,6 sampai 3,50.
Pengaruh Pupuk Hayati dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Alkalis terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Ketinggian 600 mdpl di Kabupaten Tanggamus Dina Yuliana; Sri Yusnaini; Kus Hendarto; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.693 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i3.3544

Abstract

Respirasi tanah merupakan indikator penting pada suatu ekosistem, meliputiseluruh aktivitas yang berkenaan dengan proses metabolisme di dalam tanah,dekomposisi sisa tanaman dalam tanah, dan konversi bahan organik tanah menjadi CO 2 . Banyak usaha untuk meningkatkan laju respirasi tanah, salah satunya adalah dengan pemupukan.Pemupukan menggunakan pupuk hayati serta pupuk pelengkap alkalis diharapkan mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme didalam tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk hayati dan pupuk pelengkap alkalis terhadap respirasitanah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dadapan, Kecamatan Sumberejo, KabupatenTanggamus, pada bulan Desember 2016 – Mei 2017 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu pemberian pupuk hayati (Bio Max Grow) terdiri dari perlakuan tanpa pupuk hayati (B 0 ) dan diberi pupuk hayati (B 1 ), dan perlakuan konsentrasi pupuk pelengkap (Plant Catalyst)terdiri dari perlakuan tanpa pupuk pelengkap (P 0 ), konsentrasi 0,5 g L -1 (P 1 ), 1 g L -1 (P 2 ) dan 1,5 g L -1 (P 3 ). Data yang diperoleh diujihomogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan ANARA dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pupuk hayati, pupuk pelengkap dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, tetapi tidak berpengaruh pada pengamatan 90 HST. Perlakuan pupuk hayati + pupuk pelengkap dengan konsentrasi 1 g L -1 (B 1 P 2 ) menghasilkan laju respirasi tertinggi yaitu 63,69 mg jam -1 m -2 pada pengamatan 45 HST. Tidak terdapat korelasi antara C-organik tanah, kadar air tanah, serta suhu tanah dengan respirasi tanah. Terdapat korelasi negatif antara pH tanah dengan respirasi tanah pada pengamatan 45 HST, artinya semakin tinggi pH tanah maka respirasi tanah semakin rendah.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP KANDUNGAN ASAM HUMAT PADA TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG Restu Yaasin Adi Putra; Sarno Sarno; Didin Wiharso; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.943 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1847

Abstract

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh agar terhindar dari kerusakan yang dapat menurunkan produktivitasnya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena salah dalam pengolahaan. Aplikasi herbisida merupakan bagian tak terpisahkan yang dilakukan pada kegiatan pengolahan tanah sistem olah tanah intensif, akan berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme tanah. Penurunan kandungan bahan organik di dalam tanah akibat praktik pengolahan tanah intensif mengakibatkan tanah menjadi tidak optimal dalam menunjang pertumbuhan tanaman dan kurang responsif terhadap pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah terhadap kandungan asam humat, untuk mengetahui pengaruh aplikasi herbisida terhadap kandungan asam humat, dan untuk mengatahui kombinasi sistem olah tanah dan aplikasi herbisid terhadap ketersediaan kandungan asam humat. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu : Otm = olah tanah minimum; Otm+herbisida = olah tanah minimum+ herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D; Ots = olah tanah sempurna; Ots+herbisida= olah tanah sempurna+herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D dan masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah faktorial. Masing- masing percobaan diterapkan pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 4 m. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam, perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.Selanjutnya dilakukan uji korelasi variabel utama yaitu C, N, P dan K.Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah minimum memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi terhadap ketersediaan asam humat dibandingkan perlakuan pengolahan tanah sempurna. Perlakuan herbisida tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketersedi aan asam humat di dalam tanah. Perlakuan pengolahan tanah minimum dan tanpa herbisida memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya terhadap ketersediaan asam humat.
PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Debby Novita Sari; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.226 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1907

Abstract

Sumber P yang saat ini digunakan dalam pertanian umumnya adalah pupuk kimia seperti SP-36 dan TSP, dengan ditiadakannya subsidi pupuk P ini maka harga pupuk meningkat di pasaran karena semua bahan baku pembuatan pupuk tersebut berasal dari impor sehingga harga pupuk menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan batuan fosfat yang dicampur limbah cair tahu dan asam sulfat. Pupuk tersebut dinamakan Fosfatsuper, yang merupakan hasil asidulasi batuan fosfat dengan kombinasi antara 85% limbah cair tahu dan 15% H 2 SO 4 1N . Pupuk Fosfatsuper akan diuji kelarutannya dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan mencari dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam pertumbuhan dan serapan P tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung bulan Agustus2014 sampai April 2015. Penelitian disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper (360 kg ha -1 ; 720 kg ha -1 ) dan faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk fosfat super (1 mm, 2 3 mm, 3 5 mm, > 5mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-tersedia terbaik pada dosis 50% (setara dengan dosis SP-36 360 kg ha -1 ) pada ukuran butir 1 mm dan jumlah daun terbaik pada dosis 50% pada ukuran butir 1 mm. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan korelasi nyata antara serapan P dengan bobot berangkasan kering, P-tersedia dengan bobotberangkasan kering, dan pH dengan bobot akar kering tanaman jagung.