Ramayanty Bulan
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Kinerja Mesin Pencacah Limbah NIlam Joharmansyah Putra; Mustaqimah Mustaqimah; Ramayanty Bulan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.976 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.20750

Abstract

Abstrak. Nilam merupakan suatu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai banyak manfaat ada di negara Indonesia. Limbah hasil penyulingan daun nilam masih mempunyai kadar hara yang tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik yang baik. Teknologi pengomposan yang cepat dan efisien akan menghasilkan produksi pupuk (kompos yang tinggi) pupuk organik kompos yang tinggi. Mesin pencacahan limbah nilam yang dianggap penting karena dapat membantu menghilangkan masalah pada limbah serta menambah pemasukan dari limbah itu sendiri. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja mesin pencacah limbah nilam dengan variasi kecepatan pencacahan atau variasi diameter pulley. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi mempelajari mekanisme kerja mesin, sebelum dilakukan pengujian yang harus diketahui adalah mekanisme kerja dari mesin pencacah limbah nilam, pengamatan kualitas hasil pencacahan  meliputi jumlah batang nilam yang tercacah dan berapa persen jumlah cacahan berhasil dan menghitung persentase hasil Pencacahan  dengan variasi pully 2,5 inci, 3 inci, 4 inci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas kerja mesin paling banyak yang didapatkan pada penelitian ini Kapasitas kerja mesin paling banyak yang didapatkan pada penelitian ini pada ukuran pulley 4 inci yaitu 1,68 kg/jam dengan berat akhir sebesar 0,420 kg dan waktu yang dibutuhkan sebanyak 0,25 kg/jam. Kecepatan putaran pulley pada ukuran pulley 2,5 inci didapatkan kecepatan awal sebesar 2.515 rpm dan kecepatan akhir sebesar 1.257 rpm, ukuran pulley 3 inci didapatkan kecepatan sebesar 2.096 rpm dan kecepatan akhir sebesar 1.048, sedangkan ukuran pulley 4 inci didapatkan kecepatan awal 1.572 rpm dan kecepatan akhir sebesar 786,2 rpm. Hasil cacahan tertampung yang paling banyak pada ukuran pulley 4 inci dengan persentase rata-rata 83%. Persentase cacahan tersangkut paling sedikit terdapat pada ukuran pulley 4 inci dengan persentase rata-rata 16,3%. Persentase kehilangan paling sedikit terdapat pada ukuran pulley 4 inci dengan rata-rata persentase 0,5%. Konsumsi bahan bakar paling sedikit terdapat pada ukuran pulley4 inci yaitu 0,88 liter/jam dengan berat bahan bakar sebanyak 0,17 liter dan waktu yang dibutuhkan sebanyak 0,25 jam.Perfomence Test Of Patchile Waste Counter MachineAbstract. Patchouli is a type of essential oil-producing plant that has many benefits in Indonesia. The waste from patchouli distillation still has high nutrient levels and has the potential to be a good raw material for organic fertilizer. Composting technology that is fast and efficient will result in high production of fertilizer (high compost) organic compost. Patchouli waste chopping machine is considered important because it can help eliminate problems in waste and increase income from the waste itself. This study aims to determine the performance of the patchouli waste chopper machine with variations in chopping speed or variations in pulley diameter. This research was carried out through several stages which included studying the working mechanism of the machine, before testing what must be known is the working mechanism of the patchouli waste chopping machine, observing the quality of the chopping results including the number of chopped patchouli stalks and what percentage of the number of successful chops and calculating the percentage of the results. pully 2,5 inchi,3 inchi,4 inchi. The results showed that the maximum working capacity of the machine obtained in this study was at the 4-inch pulley size, namely 1.68 kg/hour with a final weight of 0.420 kg and the time required as much as 0.25 kg/hour. The pulley rotation speed at the 2.5 inch pulley size obtained an initial speed of 2,515 rpm and a final speed of 1,257 rpm, a 3 inch pulley size obtained a speed of 2,096 rpm and a final speed of 1,048, while the 4 inch pulley size obtained an initial speed of 1,572 rpm and a speed of final 786.2 rpm. The results of the most accommodated counts were on the 4 inch pulley size with an average percentage of 83%. The minimum percentage of snagged pieces is found in the 4-inch pulley with an average percentage of 16.3%. The least percentage of loss is on the 4 inch pulley with an average percentage of 0.5%. The least fuel consumption is found in the 4-inch pulley size, which is 0.88 liters/hour with a fuel weight of 0.17 liters and the time required is 0.25 hours.
Kajian kedalaman Penggunaan Bajak Singkal Terhadap Perubahan Sifat Fisika-Mekanika, Kapasitas Lapang dan Kebutuhan Bahan Bakar Dea Nizatillah; Ramayanty Bulan; Yuswar Yunus
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.606 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.10381

Abstract

Abstrak: Pengolahan tanah dengan traktor menyebabkan terjadinya pemadatan tanah yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedalaman penggunaan bajak singkal terhadap sifat fisika-mekanika tanah, kapasitas lapang dan konsumsi bahan bakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman penggunaan singkal dan kecepatan kerja berpengaruh nyata terhadap bobot isi, porositas, pF 2.0, permeabilitas dan stabilitas agregat, akan tetapi perlakuan kedalaman penggunaan singkal tidak berpengaruh nyata terhadap pF 2,54 dan tahanan penetrasi tanah. Kapasitas lapang memberi pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Efisiensi lapang terbaik terdapat pada pengolahan tanah dengan kedalaman pembajakan 20 cm, yaitu 81,33 %. Konsumsi bahan bakar paling irit untuk pembajakan tanah adalah menggunakan kedalaman pembajakan tanah 20 cm, yaitu sebesar 2,83 L/Jam. Terdapat hubungan antara kedalaman penggunaan bajak singkal dengan perubahan sifat fisika-mekanika tanah dan kapasitas lapang serta kebutuhan bahan bakar. Bobot isi tanah, kadar air pada pF 2.0 dan pF 2,54 pada setiap kedalaman pembajakan tanah memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap kebutuhan bahan bakar. Porositas total, permeabilitas, stabilitas agregat dan ketahanan penetrasi tanah pada setiap kedalaman pembajakan tanah memiliki hubungan yang sedang terhadap kebutuhan bahan bakar. Sedangkan perlakuan kedalaman pembajakan tanah dengan kapasitas lapang memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap konsumsi bahan bakarDepth study of the use of a pirate against changes in physical-mechanical properties, field capacity and fuel requirementsAbstract. Soil plowing with tractors causes soil compaction which ultimately affects crop productivity. The purpose of this study was to find out how the plowing depth of use of pirate plows on soil physical-mechanical properties, field capacity and fuel consumption. The method used in this study is an experimental method using a non factorial randomized block design (RBD). The results showed that the depth of use of the screen and work speed significantly affected the weight of the content, porosity, pF 2.0, permeability and aggregate stability, but the treatment of the depth of use of the cassava had no significant effect on pF 2.54 and soil penetration resistance. Field capacity influences fuel consumption. The best field efficiency is found in tillage with a depth of 20 cm piracy, which is 81.33%. The most economical fuel consumption for land hijacking is using a 20 cm soil plowing depth, which is 2.83 L / Hour. There is a relationship between the depth of use of a plow with changes in physical-mechanical properties of the soil and field capacity and fuel requirements. The weight of the soil, the water content at pF 2.0 and pF 2.54 at each depth of land piracy has a very weak relationship with fuel requirements. Total porosity, permeability, aggregate stability and soil penetration resistance at every depth of soil piracy have a moderate relationship to fuel requirements. While the treatment of the depth of land piracy with field capacity has a very strong relationship to fuel consumption.
Desain Mesin Pengupas Buah Pinang Kering Tipe Mata Pengupas Silinder Ulir Muhammad Raihan; Mustaqimah Mustaqimah; Ramayanty Bulan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.597 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21209

Abstract

Abstrak. Pinang ( Areca catechu L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang tergolong jenis palma. Di Indonesia, pinang merupakan komoditas pertanian yang memiliki banyak manfaat, namun masih belum dilirik oleh masyarakat untuk dikembangkan. Salah satu penyebab masyarakat tidak mengembangkan tanaman pinang adalah karena belum adanya mekanisasi pertanian yang dapat membantu proses pasca panen buah pinang. Petani pinang di Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada khususnya sering mengupas kulit pinang secara manual atau tradisional, dengan menggunakan benda tajam (pisau) yang dapat merusak buah pinang maka kualitas hasil buah pinang yang diperoleh akan kurang baik. , mempengaruhi kualitas buah pinang. lama pemakaian, dan dapat menyebabkan penurunan harga jual buah pinang, serta menghabiskan waktu yang lama dalam proses pengupasan buah pinang. Sementara itu, menggunakan mesin pengupas untuk skala industri dapat mempersingkat waktu kerja pengupasan buah pinang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data sekunder. Hasilnya, dilakukan proses perancangan mesin pengupas buah pinang kering dengan software solidworks sehingga menghasilkan desain 3D. Hasil perancangan mesin ini menggunakan sumber tenaga berupa mesin diesel dengan daya motor 3 HP berdasarkan analisa teknis, transmisi pulley-belt dan chain-sprocket.Abstract. Areca nut (Areca catechu L) is one of the agricultural commodities belonging to the type of palms. In Indonesia, areca nut is an agricultural commodity that has a lot of benefits, but is still not ogled by the community to be developed. One of the reasons the community does not develop areca nut crops is due to the lack of agricultural mechanization that can assist in the post-harvest process of betel nut. Areca nut farmers in Indonesia in general and in Aceh in particular, often peel the betel nut skin manually or traditionally, by using a sharp object (knife) that can damage the betel nut, the quality of the areca nut yields obtained will be less good, affecting the quality of the betel nut. long use, and can cause a decrease in the selling price of areca nut, and spend a long time in the process of peeling the betel nut. Meanwhile, using a peeler machine for an industrial scale can shorten the working time of betel nut peeling. This study uses qualitative methods with secondary data. As a result, the design process of the dried betel nut peeler machine was carried out with solidworks software to produce a 3D design. The result of this machine design is using a power source in the form of a diesel engine with a motor power of 3 HP based on technical analysis, pulley-belt transmission and chain-sprocket.
Karakteristik Pengeringan Tepung Beras ketan (Oryza glutinosa) Pada Pengering Efek Rumah Kaca Inovasi Plastik Ultraviolet Roji Syahril Sahwi; Ramayanty Bulan; Ratna Ratna
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.487 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.23895

Abstract

Abstrak. Pengeringan adalah hal yang sangat berpengaruh dalam pengolahan tepung beras ketan, tanpa pengeringan yang baik tepung beras ketan tidak memiliki kualitas yang maksimal, Pengeringan sangat berpengaruh pada penurunan kadar air tepung beras ketan serta mencegah kerusakan atau mutu. Pengeringan bertujuan supaya sampel yang sudah dikeringkan tidak mudah rusak atau dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Jenis alat pengeringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pengering buatan tipe Efek Rumah Kaca (ERK). Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari karakteristik alat pengering efek rumah kaca inovasi plastik ultraviolet pada pengeringan tepung beras ketan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik alat pengering efek rumah kaca pada pengeringan tepung beras ketan dapat bekerja dengan lebih baik setelah dilakukan modifikasi dari alat pengering yang digunakan. Nilai Rendemen dari ketiga sampel diperoleh hasil yang cukup bervariasi, yang mana rendemen tertinggi yaitu pada rak ke 3 pada sampel A-32 dengan nilai rendemen 36,1% dan nilai rendemen yang terendah terjadi pada yaitu pada rak ke 2 dengan sampel A-21 34,5%. Penurunan kadar air pada tepung beras ketanberbeda-beda dimana pada hari kedua terjadi penurunan kadar air yang sangat drastis pada jam 14:00  WIB  pada rak 1 8,79 %,  pada rak 2 dan 3 yaitu 10,54%  dan 12,77 % yang mana sudah memenuhi SNI. Berat sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 80 gram ditiap kode sampel nya. Hasil uji organoleptik untuk tepung beras ketan ini sudah cukup baik setelah melakukan pengeringan pada rak 2 pada sampel A-21.Kata kunci : Pengeringan, Efek rumah kacaAbstract. flour does Drying is a very influential thing in the processing of glutinous rice flour, without good drying, glutinous rice flour does not have maximum quality. Drying is very influential on reducing the moisture content of glutinous rice flour and preventing damage or quality. Drying aims so that the dried sample is not easily damaged or can be stored for a long time. The type of drying equipment used in this research is to use an artificial dryer of the Greenhouse Effect (ERK) type. The purpose of this study was to study the characteristics of the greenhouse effect of ultraviolet plastic innovation on drying glutinous rice flour. The results of this study indicate that the characteristics of the dryer with the greenhouse effect on drying glutinous rice flour can work better after modification of the dryer used. The yield value of the three samples obtained quite varied results, where the highest yield was on the 3rd shelf in sample A-32 with a yield value of 36.1% and the lowest yield value occurred on the 2nd shelf with sample A-21 34, 5%. The decrease in water content in glutinous rice flour was different where on the second day there was a very drastic decrease in water content at 14:00 WIB on rack 1 8.79%, on racks 2 and 3, namely 10.54% and 12.77% respectively. which already meet SNI. The weight of the sample used in this study was 80 grams in each sample code. The results of the organoleptic test for glutinous rice flour are quite good after drying on rack 2 on sample A-21. Keywords: Drying, Greenhouse effect
Uji Kinerja Rumah Pengering Efek Rumah Kaca Pada Pengeringan Labu Kuning (Cucurbita moschata) Ajrul Himawan; Ramayanty Bulan; Ratna Ratna
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.351 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21337

Abstract

Pengujian pengeringan labu kuning dengan menggunakan rumah pengering efek rumah kaca  menggunakan 3 sampel yaitu 1 sampel labu kuning tiap raknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan parameter yang diukur yaitu suhu, kelembaban relatif, irradiasi surya, rendemen, kadar air bahan, dan laju pengeringan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil kinerja dari rumah pengering efek rumah kaca pada pengeringan labu kuning. Rumah pengering ini bekerja secara efektif pada pengeringan labu kuning setelah dilakukan pengujian dimana temperatur di dalam rumah pengering lebih tinggi sementara kelembapan relatif di dalam pengering lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan. Nilai irradiasi surya yang didapat berfluktuasi dan mempengaruhi nilai suhu, kelembaban, kadar air dan laju pengeringan selama pengeringan berlangsung. Penurunan kadar air tercepat terjadi pada hari kedua terhitung mulai pukul 11.00 – 17.00 WIB terjadi pada rak 1 yaitu sebesar 40,49%, rak 2 sebesar 35,86% dan rak 3 sebesar 15,84% sementara laju pengeringan maksimum sebesar 76,92%Kabk/60menit, sedangkan laju pengeringan minimum nya adalah 1,90%Kabk/60menit dengan nilai rendemen dari ketiga sampel yaitu pada rak 1 dengan nilai 9,7 %, rak 2 dengan nilai 10,4 % dan rak 3 dengan nilai 10,2 %.
Uji Kinerja Mesin Pencacah Pelepah Pinang Rita Zahra; Mustaqimah Mustaqimah; Ramayanty Bulan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.787 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i3.17582

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan  dengan menggunakan bahan pelepah pinang muda yang menjadi limbah pembersihan lahan (pruning). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengukuran dan perhitungan data pada beberapa parameter yaitu persentase hasil cacahan, kapasitas kerja mesin, bahan bakar yang dibutuhkan, ukuran hasil cacahan serta menganalisis hasil yang optimum berdasarkan variasi kecepatan yang diuji yaitu pada kecepatan 800 rpm, 1200 rpm dan 1600 rpm.Berdasarkan perhitungan hasil cacahan dengan berbagai variasi kecepatan maka persentase cacahan tertinggi terdapat pada kecepatan 1200 rpm yaitu 93,40%.   Kapasitas  kerja mesin paling banyak diperoleh pada kecepatan 1600 rpm yaitu 120,65 kg/jam. Bahan    bakar yang sedikit dibutuhkan  yaitu pada kecepatan 800 rpm yaitu 0,3 liter/jam. Hasil pengukuran  panjang dan lebar hasil cacahan paling halus adalah pada kecepaatan 1600 rpm  yaitu 2,1 cm dan 0,2 cm. Berdasarkan data yang diperoleh pada parameter yang telah diuji  maka dapat dilakukan analisis perhitungan  hasil optimum berdasarkan   metode dieter dengan menggunakan digital logic.  Hasil  optimum cacahan berdasarkan perhitungan metode dieter didapatkan pada kecepatan 1200 rpm yaitu 88,18%. Dapat  disimpulkan bahwa kecepatan putaran berpengaruh pada persentase hasil cacahan, kapasitas kerja mesin, bahan bakar dan ukuran hasil cacahan. Performance Test Of Betel Nut Chopping MachineAbstract. This research was conducted using young areca nut leaf material which is a waste of land clearing (prunning). The method used in this study is the measurement and calculation of data on several parameters, namely the percentage of chopped results, engine working capacity, fuel required, size of chopped results and analyzing the optimum results based on variations in speed tested, namely at speeds of 800 rpm, 1200 rpm, and 1600 rpm. Based on the calculation of the chopping results with various speed variations, the highest percentage of chopping is at 1200 rpm, which is 93.40%. The maximum working capacity of the machine is obtained at a speed of 1600 rpm, which is 120.65 kg/hour. Less fuel is needed at a speed of 800 rpm, which is 0.3 liters/hour. The results of the measurement of the length and width of the smoothest chops were at a speed of 1600 rpm, namely 2.1 cm and 0.2 cm. Based on the data obtained on the parameters that have been tested, it is possible to analyze the calculation of the optimum results based on the dieter method using digital logic. The optimum results of the count based on the calculation of the dieter method were obtained at a speed of 1200 rpm, namely 88.18%. It can be concluded that the rotational speed affects the percentage of chopped results, engine working capacity, fuel, and the size of the chopped results.
Proses Anaerobic Co-digesi Manur Sapi Dengan POME (Palm Oil Mill Effluent) Menggunakan Reaktor Semi Kontinu Novi Diana; Ramayanty Bulan; Darwin Darwin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.173 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i1.13737

Abstract

Abstrak. Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah serta mempunyai potensi yang baik di bidang peternakan, namun selama ini belum dikembangkan sepenuhnya. Hal ini disebabkan sebagian besar peternakan di Indonesia adalah peternakan yang bersifat tradisional, termasuk dalam pengolahan hasil dan limbahnya. Sapi merupakan ternak yang menghasilkan limbah cukup banyak seperti feses, urine dan manure. Manure adalah segala sisa buangan atau limbah yang berasal dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik limbah padat maupun limbah cair, dimana limbah tersebut dapat dijadikan sebagai sumber bahan energi alternatif biogas. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari fermentasi anaerobik biomassa yang dilakukan oleh bakteri melalui beberapa tahapan yaitu hidrolisis, asidifikasi dan metanogenesis. Kandungan utama biogas adalah metana dan karbondioksida. Proses pengolahan anaerobik merupakan proses penguraian bahan organik di dalam limbah oleh mikroorganisme dengan kondisi tanpa oksigen. Aktivitas mikroorganisme anaerob dipengaruhi oleh suhu. Mikroorganisme anaerobik golongan mesophilik hidup pada kisaran suhu 25oC-40oC dengan suhu optimum 35oC. Ada beberapa parameter dalam produksi biogas yaitu suhu, pH, TDS, TS, VS, COD dan TKN.Anaerobic Co-digestion Process of Cow Manure with POME (Palm Oil Mill Effluent) Using Semi-Continuous ReactorAbstract. Indonesia is one of the countries with abundant natural resources and has good potential in the field of animal husbandry, but so far it has not been fully developed. This is due to the fact that most of the livestock in Indonesia are traditional, including in processing their products and their waste. Cattle are livestock that produce quite a lot of waste such as feces, urine and manure. Manure is any residual waste or waste originating from a livestock business activity, both solid and liquid waste, where the waste can be used as a source of alternative biogas energy. Biogas is a gas produced from anaerobic fermentation of biomass carried out by bacteria through several stages, namely hydrolysis, acidification and methanogenesis. The main content of biogas is methane and carbon dioxide. Anaerobic treatment process is a process of decomposition of organic material in the waste by microorganisms with no oxygen. Anaerobic microorganism activity is influenced by temperature. Anaerobic microorganisms of living mesophilic groups in the temperature range of 25oC-40oC with an optimum temperature of 35oC. There are several parameters in biogas production, namely temperature, pH, TDS, TS, VS, COD and TKN.
Kajian Pemilihan Alternatif Pembelahan Buah Pinang Fhauzie Andrea Sahfitri; Muhammad Dhafir; Ramayanty Bulan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.24259

Abstract

Abstrak. Proses pembelahan buah pinang yang di lakukan olah masyarakat kebanyakan masih menggunakan cara manual yang sangat lambat dan beresiko terjadi kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kajian pemilihan alternatif pembelahan buah pinang yang ditinjau berdasarkan aspek ergonomika, aspek ekonomi dan aspek teknis. Analisa data meliputi analisa dari aspek ergonomika, aspek ekonomi dan aspek teknis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek ergonomika analisa gerak dan waktu pembelahan pinang metode manual membutuhkan waktu 12 menit 31 detik dengan dua gerakan sedangkan dengan menggunakan mesin hanya membutuhkan waktu paling lama 1 menit 23 detik dengan tiga gerakan. Dari analisa beban kerja pada metode manual kalori terbesar yang dikeluarkan adalah 208,5 Kkal/jam kategori sedang dan dengan mesin pembelah buah pinang mencapai 248,65 Kkal/jam juga kategori sedang. Dari analisa denyut jantung berdasarkan IRHR work dengan metode manual IRHR work tertinggi adalah 1,6 tergolong pekerjaan sedang sedangkan dengan menggunakan mesin pembelah buah pinang IRHR work tertingginya hanya 1,47 termasuk pekerjaan ringan. Dari aspek ekonomi dengan metode manual biaya total untuk operasional adalah Rp. 794,90/kg. Pembelahan buah pinang dengan menggunakan mesin pembelah buah pinang biaya, biaya total untuk operasional adalah Rp. 201,119/kg. Dari aspek teknis, rata-rata persentase pembelahan sempurna mencapai  95,185%. Dan rata-rata persentase pembelahan sempurna dengan mesin hanya 87%. Kapasitas rata-rata mesin adalah 81,800 kg/jam. Kapasitas rata-rata metode manual hanya adalah 7,915 kg/jam. Dari penelitian analisis dari tiga aspek dapat disimpulkan bahwa alternatif terbaik pembelahan buah pinang adalah dengan menggunakan mesin pembelah buah pinang.Studi of alternative selection of Betel Nutt CleavageAbstract. The process of cleavage of areca nut which is carried out by most people still uses the manual method which is very slow and has a high risk of accidents. The purpose of this study was to look at the study of alternative choices of areca nut splitting which were reviewed based on ergonomic aspects, economic aspects and technical aspects. Data analysis included analysis of ergonomic aspects, economic aspects and technical aspects. The results showed that from the ergonomics aspect of motion analysis and the manual method of splitting areca nut it took 12 minutes 31 seconds with two movements while using a machine it only took 1 minute 23 seconds with three movements. From the analysis of the workload on the manual method, the largest calorie spent was 208.5 Kcal/hour in the moderate category and with the areca nut splitting machine it reached 248.65 Kcal/hour, also in the moderate category. From the heart rate analysis based on IRHR work with the manual method, the highest IRHR work is 1.6 which is classified as moderate work, while using a areca splitter machine the highest IRHR work is only 1.47 including light work. From the economic aspect, the manual method, the total cost for operations is Rp. 794,90/kg. The cost of splitting areca nuts using a betel splitting machine, the total cost for operations is Rp. 201.119/kg. From a technical aspect, the average percentage of perfect cleavage reaches 95.185%. And the average percentage of perfect cleavage with machines is only 87%. The average machine capacity is 81,800 kg/hour. The average capacity of the manual method is only 7.915 kg/hour. From the research analysis of the three aspects, it can be concluded that the best alternative for slicing areca nuts is to use a slicing machine for areca nuts.
Pemanfaatan Limbah Daun Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos Ramayanty Bulan; Tineke Mandang; Wawan Hermawan; Desrial Desrial
Rona Teknik Pertanian Vol 9, No 2 (2016): Volume 9, No. 2, Oktober 2016
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v9i2.5650

Abstract

Abstrak. Limbah padat pada perkebunan kelapa sawit telah diketahui potensial sebagai bahan baku pupuk organik padat melalui proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknik dan mengkarakterisasi proses pengomposan limbah daun kelapa sawit sebagai bahan dasar pupuk organik potensial. Proses pengomposan dilakukan dengan dua faktor perlakuan, meliputi komposisi bahan katalisator kompos (Bokashi, Vermikompos dan Natural) dan ukuran cacahan daun sawit (2 cm, 4 cm 6 cm). Parameter yang diamati meliputi persentase penyusutan massa dan fluktuasi perubahan suhu selama proses pengomposan, serta pengukuran zat hara Nitrogen, Phospor, Kalium (NPK) dan rasio C/N yang terkandung pada hasil pengomposan yang diukur setelah 10 dan 14 minggu proses pengomposan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengomposan dengan bokashi memberikan penyusutan massa terbesar jika dibandingkan dua metode lainnya pada semua ukuran cacahan yaitu sebesar 32%. Cacahan daun sawit yang berukuran kecil cenderung memberikan proses pengomposan yang lebih cepat dan memberikan produk kompos yang lebih baik. Hasil pengukuran setelah proses pengomposan menunjukkan bahwa interaksi dua faktor perlakuan yang diberikan hanya berpengaruh signifikan pada rasio C/N dan tidak signifikan pada zat hara NPK. Utilization of Waste Palm Leaves as Raw Material Palm CompostAbstract. The use of oil palm plantation solid waste, particularly oil palm leaf as organic compost raw material are now receiving greater attention by researchers, but have not been fully utilized on large scale, either agriculturally or industrially. The aim of present study was to characterize composting process with oil palm leaf as raw material. The research of composting conducted with two combination of composting factor, namely: composting starter composition (i.e. Bokashi, vermi-compost and natural composting) and piece of frond dimension (2 cm, 4 cm, 6 cm). The percentage of mass reduction and temperature fluctuation during composting process were measured. The NPK compound and C/N ratio measurement were conducted after composting process which are 10 and 14 weeks. The result indicates that Bokashi starter composition gives higher percentage of mass reduction on all variant of piece of frond dimension. Results also showed that smaller piece of frond enable the composting process quicker and had better result. Statistical analysis reveals that combination of composting factors have significant effect on C/N ratio but insignificant on NPK.