Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

NASH-NASH IDEOLOGIS DALAM NOVEL WAJAH SEBUAH VAGINA KARYA NANING PRANOTO: PERKENALAN MARXISME SASTRA Juanda Juanda
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 8, No 1 (2017): GENTA MULIA : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.855 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ideologi-ideologi yang terdapat dalam novel Wajah Sebuah Vagina karya NP. Studi ini merupakan penelitian kualitatif. Adapun subjek penelitian adalah para tokoh novel, sedangkan objek penelitian adalah ideologi-ideologi dan hubungan ideologi-ideologi dengan kelas sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, mencatat, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Sementara teknik uji keabsahan data menggunakan teknik tringgulasi sumber dan member checking. Hasil penelitian adalah: (1) ideologi dibagia tiga jenis: (a) kapitalisme, (b) sosialisme, dan (c) agama. (2) hubungan antara kelas sosial dan ideologi, meliputi: (a) kelas sosial dalam ekonomi, (b) kelas sosial dalam sosio-kultural, (c) kelas sosial dalam bahasa, (d) kelas sosial dalam pendidikan, (e) kelas sosial dalam agama, dan (f) kelas sosial dalam politik.
POLITIK BAHASA INDONESIA DARI PRAKEMERDEKAAN DAN PASCAKEMERDEKAAN - Juanda
Jurnal Tuturan Vol 4, No 1 (2015): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.608 KB) | DOI: 10.33603/jt.v4i1.844

Abstract

Bahasa Indonesia memunyai nilai-nilai historis kejuangan sehingga perlu direflesikan kedudukan dan fungsinya. Prakemerdekaan, bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan dan persatuan bangsa, sedangkan pascakemerdekaan dijadikan sebagai bahasa nasional dan resmi Negara, yang diatur melalui berbagai kebijakan bahasa.  Merefleksikan kedudukan dan fungsinya dari prakemerdekaan dan pascakemerdekaan masih sangat relevan. Persoalan bahasa, apalagi memasuki era globalisasi, tidaklah lebih kompleks daripada persoalan hukum, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Kebijakanbahasa bisa menjadi salah satu alternatif melindungi, membina, dan mengembangkan bahasa nasional.
Genre-Based Approach To Teaching Speaking Of Descriptive Text (A Case Study At A Rural Junior High School In South West Nusa, Indonesia) Ahmad Nahid; Muchlas Suseno; Hanip Pujiati; Juanda juanda
Jurnal Pedagogy Vol 6 No 1 (2018): Pedagogy: Journal of English Language Teaching
Publisher : State Institute for Islamic Studies IAIN of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.62 KB) | DOI: 10.32332/pedagogy.v6i1.1129

Abstract

. This study aims to examine the effectiveness of Genre Based Approach in teaching students’ speaking of descriptive text and to investigate the improvement, if any, of junior high school students in their speaking of descriptive genre. To achieve those purposes, both quantitative and qualitative research were utilized. Specifically, one post-test only quasi-experimental design was chosen to achieve the first aim, while case study was utilized to answer the second research purpose. To collect the data, non-participant observations and students’ speaking test were conducted. The data from observation were then analyzed using inductive analysis while the students’ speaking test was proceed using statistical calculation through t-test and also analyzed using the genre framework analysis of descriptive text. The result reveals that GBA is effective to develop students’ speaking descriptive text and the improvement of students is seen from the social function, text organization and linguistic features of the text. Additionally, this study suggests that EFL teachers use GBA to teach other types of text. Keywords: Descriptive text,Genre Based Approach
KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD Ardiansyah Ardiansyah; Sarinah Sarinah; Susilawati Susilawati; Juanda Juanda
Jurnal Kependidikan Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori psikoanalisis merupakan teori yang menjadi usaha untuk menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Tidak-tidak yang untuk dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek lain internalnya. Teori ini beransumsi bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini, psikoanalisis memiliki banyak hal ditawarkan untuk pendidikan. Hubungan di antara mereka seperti sebuah perkawinan di mana kedua pasangan sadar akan kebutuhan bersama mereka, tapi tidak terlalu mengerti satu sama lain dan karena juga tidak mengerti akan namaya menyatu. Jadi tujuan menganalisis teori Sigmund Freud ini yaitu agar kita bisa mengetahui tentang hakikat dan perkembangan kepribadian manusia.
KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH MELALUI PENERAPAN CONTEXTUAL APPROACH Agus Wahyudi Wahyudi; Juanda
VOKAL: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/vokal.v2i1.4286.

Abstract

This study aims to describe the poetry writing skills of grade X students. MA Darul Hikmah Temon Sawoo Ponorogo by utilizing brainwriting techniques and contextual approaches. Research data collection was carried out by interviews, observations, and tests. The data analysis method of this study is comparative descriptive analysis. Triangulation of data collection methods is the data validity technique used. Accuracy of theme and meaning, style, diction, and rhyme. All four aspects of poetry writing showed improved results. The grade point average before the study was 68, meeting the minimum completeness requirement of 75. The average value in cycle I is 75. A total of 15 students or 56% have met the Minimum Completeness Criteria (KKM). However, it has not met the target of 75% of students or 19 students scoring above KKM, so the percentage does not meet the achievement indicators. The average score of writing student poetry increased to 84% in Cycle II. Eighty-four percent of the 26 students had achieved minimum mastery scores. It can be concluded that the goal of achieving a minimum completion score of 75% of students can be achieved. As a result, Class X students of MA Darul Hikmah Temon Sawoo Ponorogo can improve their poetry writing skills by utilizing brainwriting strategies and Contextual Approaches.
Analisis Strukturalisme Naratologi Legenda Tanjung Menangis Andi Pranata; Juanda; Riadi Suhendra
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58406/jrktl.v1i1.41

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis (1) ceriteme atau miteme, (2) episode-episode dan (3) aspek sosial-budaya pada legenda Tanjung Menangis (TM) Sumbawa karya Aries Zulkarnain. Subjek penulisan adalah legenda TM yang diterbitkan oleh Penerbit Ombak pada tahun 2012, sedangkan objek penulisan adalah rangkaian struktur cerita dan aspek sosial-budaya. Jenis penulisan yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan content analysis. Teknik pengumpulan data, yaitu pencatatan dan dokumentasi, kemudian instrumen pengumpulan data menggunakan kartu pencatatan dan dokumentasi. Uji keabsahan adalah triangulasi teori. Adapun hasil penelitian menunjukkan: (1) ceriteme atau miteme yang ada dalam legenda TM dibagi menjadi tujuh puluh enam ceriteme atau miteme; (2) terdapat enam episode. Keenam episode tersebut merupakan rangkaian cerita yang mempunyai satu tema yang mewakili beberapa ceriteme atau miteme; (3) aspek sosial-budaya diklasifikasi menjadi dua, yaitu (a) aspek yang berhubungan dengan tata krama dan sopan santun; kemudian (b) aspek yang berhubungan dengan kerukunan antarsesama kerajaan.