Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Effect of Adolescent Therapeutic Group Therapy (TKT) on the Development of Adolescent of Islamic Boarding School in Tasikmalaya Ridwan Kustiawan; Iwan Somantri
Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol 15, No 2 (2022): July 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bik.v15i2.17401

Abstract

The stage of adolescent development is a unique stage of development, adolescents must face changes both physically, cognitively, and emotionally that can cause stress and trigger a unique behaviour in adolescents. Today's Muslim youth are many who follow the Islamic boarding school program. This causes the development of adolescents that are less than optimal, if they cannot adapt to the life of the Islamic boarding school, so that it can interfere with the learning process in the Islamic boarding school. And furthermore, their mental health will be disturbed in their adolescent development, such as being less independent, unable to make decisions and having difficulty interacting with peers. One of the efforts to deal with developmental problems faced by adolescents is the therapeutic group therapy (TKT) approach. The purpose of this study was to determine the effect of therapeutic group therapy on the ability of adolescents to stimulate identity development in high school students at the Ibadurrahman Islamic Boarding School, Tasikmalaya City. The design used is "Quasi experimental pre and post-test without control group". The population in this study were all students at the Ibadurrahman Islamic Boarding School, Tasikmalaya City, amounting to 374 respondents with a sample size of 80 students. Analysis using paired-t test (T-test paired). Respondents were divided into 6 groups, with each group totaling 13-14 students. The implementation of TKT for each group is carried out every week with a time of 60 minutes. The results showed a significance value of = 0.001, there is a significant difference in the average ability to stimulate identity development scores between before and after TKT treatment. This TKT can be done as a therapy to improve adolescent development.
MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA DAN KEMANDIRIAN MAYARAKAT MELALUI PEMBENTUKAN KADER SEHAT JIWA DAN PELATIHAN TERAPI SEFT DI WILAYAH PUSKESMAS CIBEUREUM Yanti Cahyati; Ridwan Kustiawan; Ida Rosdiana
Abdimas Galuh Vol 3, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v3i1.5037

Abstract

Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang serius. Massalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat masih terhitung banyak dan memerlukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait. Kader kesehatan jiwa yang berada di masyarakat sangat diperlukan untuk membantu mendeteksi dan mengatasi berbagai masalah kesehatan jiwa yang ada. Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa serta bisa melakukan upaya kesehatan secara mandiri. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan kader tentang upaya kesehatan jiwa dan upaya pemeliharaan kesehatan secara mandiri melalui pembentukan RW siaga sehat jiwa, deteksi dini keluarga sehat, keluarga berisiko masalah psikososial dan kelompok keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini yang menjadi sasarannya adalah masyarakat dan kader di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum yang merupakan daerah PKH di Kota Tasikmalaya. Metode kegiatan terdiri atas tahapan deteksi dini, pembentukan kades sehat jiwa dan penyuluhan kesehatan jiwa kepada masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terbentuknya kader sehat jiwa yang terdiri atas 40 orang kader yang sudah dilatih melalui kegiatan pelatihan kader sehat jiwa. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa dilaksanakan dengan melibatkan seluruh kader yang sebelumnya telah mengikuti kegiatan pelatihan kader sehat jiwa. Seluruh masyarakat bisa teridentifikasi kategorisasi dari kesehatan jiwa dengan menggunakan form deteksi yang ada. Masyarakat memahami secara lebih jelas tentang kesehatan jiwa masyarakat dan dapat mempraktekan metode seft dalam menghadapi masalah-masalah kesehatan secara mandiri.
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA MELALUI “SEFT” DI WILAYAH KAHURIPAN TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan; Betty Suprapti; Tetet Kartilah; Yanti Cahyati; Yudi Triguna
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 Desember (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.649 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i2 Desember.628

Abstract

Based on the results of the preliminary study that the number of patients with mental disorders registered at the Puskesmas was 22 person while data on risk disorders and mental health communities did not yet exist. Therefore it is necessary to form mental health Kader to identify and maintain the mental health of the community through Kader. This community service activity consists of three activities, namely mental health Kader training activities, early detection of mental health problems and, mental health counseling activities. Kader training activities were carried out using lecture, question and answer methods, and role play. Activities for early detection of mental health problems are carried out by Kader as well. Outreach activities to the community about mental health are carried out together with Kader. The participation of Kader who attended were targeted at 80%, in fact 98% attended. There was an increase in knowledge from the pre and post scores, namely the pre-test score of 72 to 85 post-test scores. The discovery of new cases of clients with mental disorders that had not previously been recorded in the public health's data.
Hubungan Pengetahuan Keluarga Tentang Skizofrenia Dengan Dukungan Sosial Keluarga Dalam Perawatan Pasien Skizofrenia Ridwan Kustiawan; Peni Cahyati; Empon Nuralisah
Media Informasi Vol. 19 No. 1 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.793 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v19i1.39

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa berat yang mengakibatkan ketidaksesuaian dalam kenyataan. Berdasarkan data dari rumah sakit skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa tertinggi, hasil studi pendahuluan 10 keluarga pasien skizofrenia semua keluarga hanya membawa pasien ke Poli Jiwa agar pasien mendapat obat. Pengetahuan keluarga akan mempengaruhi dukungan keluarga, upaya pencegahan penyakit skizofrenia dapat dilakukan dengan adanya dukungan dari keluarga. Tujuan penelitian ini untuk hubungan antara pengetahuan dengan dukungan keluarga dalam merawat skizofrenia. Metode dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan crossectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota keluarga pasien skizofrenia yang datang ke Poli Jiwa dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling berjumlah 59 orang. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan tentang skizofrenia ada pada kategori cukup sebesar 55,9 %, dukungan sosial keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia ada pada kategori mendukung sebesar 54,2%. Berdasarkan uji statistik chi square ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga tentang skizofrenia dengan dukungan sosial keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia dengan nilai p sebesar 0,000. Bagi keluarga disarankan untuk meningkatkan pengetahuannya, dengan lebih aktif menanyakan dan meminta informasi yang lengkap dan jelas tentang skizofrenia agar dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya kekambuhan berulang pada pasien skizofrenia.
PELATIHAN KADER SEHAT JIWA DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN STRESS DAN TERAPI SEFT SEBAGAI UPAYA TANGGAP BENCANA Ridwan Kustiawan; Iwan Somantri; Dewi Aryanti
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.826 KB) | DOI: 10.37160/emass.v4i2.18

Abstract

Beradasarkan hasil studi pendahuluan bahwa jumlah pasien dengan gangguan Jiwa yang terdaftar di Puskesmas Purbaratu sebanyak 60 orang, sementara data gangguan resiko dan masyarakat sehat jiwa belum ada. Oleh karena itu perlu dibentuk kader sehat jiwa sebagai upaya untuk mengidentifikasi dan memelihara kesehatan jiwa masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pelatihan kader sehat jiwa dengan 2 gelombang sebanyak 58 kader, kegiatan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan kegiatan penyuluhan kesehatann jiwa serta melatih kader dengan terapi SEFT dan manajemen stress sebagai uapaya mandiri tanggap bencana. Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan role play. Kegiatan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dilaksanakan oleh kader dengan berkordinsi dengan Puskesmas.. Partispasi kader yang hadir ditargetkan 80 %, dalam kenyataannya hadir 95%. Terjadi peningkatan pengetahuan dari nilai pre dan post yaitu nilai pre test 64 menjadi 82 nilai post test. Kesimpulannya setelah dilakukan pelatihan terdapat kader kesehatan jiwa. Disarankan kepada Puskesmas untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta memberdayakan kader yang sudah dilatih dalam program kesehatan jiwa.