p-Index From 2020 - 2025
0.947
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Suwarno Suwarno
Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Alternatif Perencanaan Dinding Penahan Tanah dan Pondasi pada Basement Gedung Menara Mandiri Denpasar Manatap Advent Christian; Suwarno Suwarno; Musta'in Arif
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.70488

Abstract

Provinsi Bali merupakan provinsi mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup pesat, untuk itu kebutuhan akan fasilitas kegiatan ekonomi juga semakin meningkat. Untuk menjawab kebutuhan tersebut Bank Mandiri memodifikasi gedung yang berlokasi di Jl. Surapati No.15 – 17, Denpasar, Bali menjadi gedung setinggi tiga lantai dengan dua lantai basement. Pada perencanaan pondasi eksisting direncanakan bored pile dengan diameter 0,8 meter. Evaluasi yang dilakukan yaitu kontrol daya dukung dan kontrol lateral. Berdasarkan evaluasi perencanaan eksisting didapatkan 2 titik pile yang tidak memenuhi terhadap kontrol lateral. Selanjutnya sebagai alternatif perencanaan pondasi direncanakan pondasi tikar dengan tebal pondasi sebesar tiga meter. Berdasarkan perhitungan daya dukung pondasi dangkal, didapati daya dukung tanah mampu menahan beban bangunan diatasnya. Kemudian, evaluasi dilakukan pada perencanaan contiguous bored pile sebagai struktur perencanaan. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa struktur penahan pada area luar STP tidak mampu menahan momen akibat beban tanah dan tidak memenuhi syarat defleksi. Selain itu, pada area STP diketahui bahwa struktur penahan tidak memenuhi syarat kedalaman penurapan sehingga berpotensi mengalami kegagalan akibat heave. Setelah itu dilakukan alternatif perencanaan struktur penahan tanah berupa diaphragm wall dengan ketebalan dinding sebesar 0,6 meter dan dilengkapi oleh strut baja yang bertujuan untuk mengurangi momen dan defleksi yang diterima struktur penahan tanah.
Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA 150+331 Prathiso Panuntun Unggul Listyono; Suwarno Suwarno; Putu Tantri Kumala Kumala Sari
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.671 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21222

Abstract

Mainroad jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono pada STA 150+331 terdapat perencanaan jembatan overpass Mungkung. Oprit jembatan overpass Mungkung berdiri di atas tanah dasar lempung lunak, sehingga tanah dasar memiliki daya dukung yang rendah yang dapat mengakibatkan kelongsoran pada oprit timbunan dan memiliki kemampumampatan yang tinggi. Pada Penelitian ini struktur bawah jembatan overpass Mungkung direncanakan memiliki 3 buah pilar dan 2 buah abutment. Untuk oprit timbunan jembatan akan direncanakan metode perbaikan tanah dasar menggunakan preloading yang dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD). Untuk perkuatan oprit akan direncanakan 2 alternatif perkuatan yaitu dengan geotextile wall atau sistem freyssisol. Pada tahap akhir dilakukan analisis perbandingan dari 2 alternatif untuk sistem perkuatan oprit jembatan. Dari hasil analisis didapatkan untuk alternatif 1 yaitu dengan geotextile walls diperoleh kebutuhan geotextile untuk H oprit 3 m – 8 m adalah 5 - 27 lapis. Pada perkuatan memanjang diperoleh kebutuhan geotextile sebanyak 27 lapis. Pada alternatif 2 yaitu dengan freyssisol diperoleh masing-masing kebutuhan paraweb straps untuk Tu 30 kN adalah 183,2 kg, untuk Tu 50 kN adalah 967,9 kg, dan untuk Tu 100 kN adalah 2587,1 kg. Untuk perkuatan memanjang diperoleh kebutuhan geotextile sebanyak 11 lapis. Dari kedua alternatif dipilih alternatif 1 karena ketersediaan material geotextile di Indonesia dan kemudahan mendapatkan material dibanding freyssisol yang harus diimpor dari luar Indonesia. Pondasi pilar 1 (pilar tengah) adalah tiang pancang dengan diameter 60 cm sebanyak 25 buah dan kedalaman tiang 27,5 m. Pondasi pilar 2 adalah tiang pancang dengan diameter 60 cm sebanyak 16 buah dan kedalaman tiang 27,5 m.Pondasi abutment adalah tiang pancang dengan diameter 60 cm sebanyak 24 buah dan kedalaman tiang 27,5 m.
Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah, dan Oprit Jembatan yang Efisien Studi Kasus: Jembatan Ngabungan Penghubung Ponco-Jatirogo STA 131+046 Septyana Ika Kusumaningrum; Noor Endah; Suwarno Suwarno
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.53924

Abstract

Jembatan Ngabungan yang terletak di Jalan Ahmad Yani KM 131+046 merupakan penghubung antara Ponco dan Jatirogo. Karena kondisi jembatan yang sudah tua dan adanya kerusakan akibat gerusan air sungai pada pangkal abutmentnya, maka dilakukan pembangunan jembatan baru di sisi selatan jembatan ekisting; panjang bentangnya 25,6 m dan lebar 8,5 m. Elevasi opritnya akan dipertinggi sekitar 1,5-2,3 m dari oprit eksisting yang tingginya 4,9-5,7 m dari dasar sungai; lebar jalannya 9,5 m. Kondisi lapisan tanah dibawah oprit jembatan didominasi oleh lanau kelempungan dengan nilai SPT sekitar 10 pada kedalaman sekitar 5 m. Pada Tugas Akhir (TA) ini, struktur bawah jembatan Ngabungan direncanakan terletak diatas dua abutment dengan menggunakan dua alternatif pondasi yaitu pondasi sumuran dan pondasi tiang. Dinding penahan tanah di bawah jembatan direncanakan menggunakan sheet pile beton. Sisi timbunan oprit jembatan direncanakan memiliki dua variasi kemiringan yaitu tegak dan miring. Timbunan oprit sisi miring diperkuat dengan geotextile, sedangkan timbunan sisi tegak diperkuat dengan bronjong. Pemilihan alternatif perencanaan yang akan dipakai akan ditinjau berdasarkan biaya material yang ekonomis. Dalam (TA) ini, bangunan atas jembatan tidak direncanakan. Dari hasil perencanaan diketahui bahwa diperlukan 24 buah pondasi tiang dengan diameter 50 cm dan kedalaman 18 m. Apabila pondasi sumuran dipilih sebagai alternative maka diperlukan sumuran dengan diameter 200 cm sebanyak 8 buah dengan kedalaman 6 m. Perkuatan timbunan oprit miring perlu diperkuat dengan geotextile sebanyak 4 lapis, sedangkan untuk timbunan sisi tegak membutuhkan bronjong 27 buah dengan ukuran 2,0mx1,0mx0,5 m. Berdasarkan biaya material, perencanaan pondasi dan perkuatan timbunan oprit yang dipilih adalah masing-masing pondasi sumuran dan sisi timbunan tegak dengan perkuatan bronjong. Selain itu, sheet pile beton dengan kedalaman 9,1 m diperlukan sebagai dinding penahan tanah dibawah jembatan.
Perencanaan Timbunan dan Perbaikan Tanah Dasar pada Proyek Jalan Tol Balikpapan - Samarinda STA 9+550 s/d STA 9+850 Savira Sanya Kirana Aswanda; Suwarno Suwarno; Putu Tantri Kumala Sari
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54285

Abstract

Demi mewujudkan perkembangan ekonomi, Pemerintah Indonesia membangun jalan tol Balikpapan – Samarinda sepanjang 97,99 km. Tanah dasar pada lokasi proyek jalan tol Balikpapan – Samarinda tersebut cenderung merupakan tanah keras. Namun, pada lokasi tertentu terdapat tanah lunak dengan kedalaman yang cukup dalam mencapai 22,5 m s/d 24 m yaitu pada STA 9+550 s/d STA 9+850. Pada STA 9+550 s/d STA 9+850 ini akan dilakukan pekerjaan penimbunan jalan dengan ketinggian timbunan 5 – 8 m. Dalam tugas akhir ini direncanakan dua alternatif material timbunan, yaitu material tanah dan material EPS geofoam. Untuk timbunan tanah dilakukan perbaikan tanah dengan metode preloading yang dikombinasikan dengan PVD. Pada timbunan tanah juga diperlukan perkuatan agar timbunan tidak mengalami kelongsoran. Terdapat dua alternatif perkuatan yang digunakan pada tugas akhir ini, yaitu geotextile dan micropile. Dari hasil analisis dapat diketahui kebutuhan setiap material sehingga dapat dihitung total biaya untuk setiap alternatif. Kemudian dapat dipilih alternatif yang paling ekonomis yaitu alternatif timbunan tanah yang dikombinasikan dengan PVD dengan digunakan perkuatan tanah geotextile.
Perencanaan Konstruksi Penahan Tanah dan Pondasi yang Efisien pada Apartemen X dengan Memperhatikan Penjadwalan Mobilisasi Material Dikky Prasetyo; Suwarno Suwarno; Retno Indryani
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58419

Abstract

Apartemen X merupakan salah satu hunian vertikal tingkat tinggi dengan ketinggian mencapai 53 lantai yang dibangun di pusat kota Surabaya yang padat lalu lintas. Oleh karenanya, mengingat lokasi apartemen yang berada di lahan terbatas, diperlukan kebutuhan lahan parkir bagi para pengunjung dan pemilik dengan perencanaan 3 lantai basement, dengan elevasi -12.50 meter di bawah tanah. Dalam perencanaannya, lantai basement membutuhkan konstruksi penahan tanah. Apartemen X dibangun diatas tanah lempung lunak mencapai kedalaman 18 m, dan memiliki kondisi muka air tanah yang cukup tinggi, yaitu pada kedalaman -1 m s/d 2 m. Pada perencanaan eksisting, menggunakan pondasi bored pile yang dipergunakan untuk podium, dan pondasi raft on pile untuk hunian towernya, sedangkan perencanaan eksisting konstruksi penahan tanah, menggunakan jenis secant pile dengan diameter 1,2 m dengan memiliki kedalaman 25 m dan 27 m. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap perencanaan pondasi bored pile dan evaluasi konstruksi penahan tanah secant pile dan dengan soldier pile. Konstruksi penahan yang terpilih adalah yang biayanya lebih efisien. Setelah itu dilakukan penjadwalan mobilisasi material untuk alternatf terpilih. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi pondasi menggunakan bored pile dengan diameter 1200 mm, serta didapatkan konstruksi penahan tanah yang memiliki biaya lebih efisien menggunakan secant pile dengan diameter 1200 mm. Dari hasil penjadwalan diperoleh durasi pengangkutan material beton adalah 38 hari, dan durasi pengangkutan tanah pekerjaan penggalian tanah penahan tanah adalah 62 hari.
Analisis Penyebab Kelongsoran dan Alternatif Perkuatan Tanah Timbunan Ruas Jalan Tol Batang-Semarang STA 383+100-STA 383+900 Ryan Gihlang Ramadhan; Suwarno Suwarno; Noor Endah Mochtar
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.741 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47064

Abstract

Jalan Tol Batang-Semarang merupakan salah satu rangkaian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang. Pada proses pelaksanaan Jalan Tol BSTR seksi 2 terdapat beberapa kendala, salah satunya yaitu terdapat suatu kondisi tanah dasar pada STA 383+100 sampai STA 383+900 yang terletak di area persawahan dengan rata-rata kedalaman tanah lunak sampai 15,0 meter, sementara tinggi tanah timbunan yang direncanakan adalah 4,72 sampai 8,27 meter. Pada lokasi tersebut, desain awal yang digunakan oleh perencana untuk perbaikan tanah dasar hanya dilakukan replacement setebal 1,50 meter. Ditengah proses pelaksanaan terjadi kelongsoran saat tahap timbunan tinggi 3,50 meter. Hasil analisis dari penyebab kelongsoran yaitu stabilitas timbunan yang direncanakan belum cukup aman terhadap kelongsoran mengingat nilai safety factor setelah di cek ulang ternyata masih kurang dari 1,0. Besar pemampatan yang sudah terjadi saat longsor (selama 6 bulan) pada tiap zona bervariasi yaitu 4 cm hingga 6 cm. Perubahan parameter tanah dasar yang diakibatkan oleh pemampatan terlalu kecil sehingga perubahan parameter tanah dapat diabaikan atau dianggap tidak berubah. Metode perbaikan tanah dasar yang digunakan untuk menghilangkan pemampatan dan meningkatkan daya dukung tanah adalah metode preloading sistem surcharge serta untuk mempercepat waktu proses pemampatan dilakukan dengan memasang PVD dengan pola pemasangan segiempat dan jarak atar PVD 1,0 meter. Ada 3 alternatif perkuatan yang ditawarkan untuk menjaga stabilitas tanah timbunan terhadap kelongsoran yaitu Cerucuk, Encapsulated Stone Column (ESC) dan Counterweight. Hasil dari perhitungan alternatif perkuatan menggunakan cerucuk memerlukan biaya Rp. 112,6 milyar dengan waktu pelaksanaan 73 hari, perkuatan menggunakan Encapsulated Stone Column memerlukan biaya Rp. 22,1 milyar dengan waktu 198 hari dan perkuatan menggunakan Counterweight memerlukan biaya Rp. 51,1 milyar dengan waktu 87 hari. Dari hasil analisis perbandingan alternatif perkuatan yang dipakai adalah menggunakan cerucuk.
Pengaruh Temperatur Austenisasi dan Proses Pendinginan Terhadap Strukturmikro dan Proses Pendinginan Baja Paduan 05CCrMnSi Kharisma Yuko Rasyidy; Suwarno Suwarno
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.527 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26796

Abstract

Penelitian ini mencari pengaruh temperatur austenisasi dan proses pendinginan terhadap baja paduan 05CcrMnSi. Baja paduan ditempa terlebih dahulu untuk mengurangi cacat porositas yang diakibatkan oleh proses pengecoran. Perlakuan panas pada penilitian ini meliputi pemanasan spesimen sampai temperatur austenit stabil (800oC, 850oC, dan 900oC) dan ditahan selama 1 jam kemudian didinginkan dengan tiga cara yaitu, pendinginan di air, udara, dan dapur. Pengujian terhadap spesimen meliputi pengamatan strukturmikro, pengujian kekerasan, dan ketangguhan impak. Hasil penempaan menunjukkan bahwa intensitas porositas dan ukuran porositas berkurang. Pengamatan strukturmikro menunjukkan bahwa dengan pendinginan di udara ditemukan strukturmikro martensit. Didapatkan strukturmikro perlit dan ferit pada proses pendinginan di dapur sedangkan pada proses pendinginan di air didapatkan strukturmikro martensit dan austenit sisa. Pada pendinginan di air, jumlah austenit sisa mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya temperatur austenisasi. Nilai kekerasan tertinggi didapatkan dari proses pendinginan di air, baik pada temperatur austenisasi 800oC, 850oC, maupun 900oC. Sementara itu nilai kekerasan terendah didapatkan oleh proses pendinginan di dapur. Pada ketiga proses pendinginan, tingginya temperatur austenisasi tidak berpengaruh terhadap nilai kekerasan spesimen. Dalam pengujian ketahanan impak, nilai impact strength dimiliki oleh spesimen dengan proses pendinginan di air kemudian diikuti oleh spesimen dengan proses pendinginan dapur dan udara.
Pengaruh Temperatur Penempaan pada Baja 0.5CCrMnSi dan JIS SUP 9 terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Ayu Suprapto; Suwarno Suwarno
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29615

Abstract

Pada dasarnya kualitas dari sebuah pisau ditentukan oleh bahan dan proses pembuatan. Untuk pisau dengan bahan dasar logam dibuat dengan proses tempa. Proses penempaan menghaluskan struktur butir dan mengurangi proses permesinan. Butir yang halus searah dengan penempaan dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan pisau. Sebagai upaya untuk mengetahui pengaruh komposisi kimia dan temperatur penempaan terhadap kekerasan baja dan struktur mikro dari pisau, penelitian ini dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan proses penempaan pada baja 0.5CCrMnSi dan JIS SUP 9. Penempaan dilakukan dalam tiga tahap siklus dengan dua variasi temperatur. Pada tahap pertama dan kedua penempaan dilakukan pada temperatur 1000oC sampai 700oC. Penempaan pada tahap 3 diberikan variasi, 750oC sampai 600oC untuk variasi 1 dan 650oC sampai 500oC untuk variasi 2. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pisau dengan penempaan temperatur variasi kedua memiliki peningkatan kekerasan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan variasi satu.  Struktur mikro dengan variasi temperatur kedua memiliki ukuran butir yang lebih kecil bila dibandingkan dengan variasi temperatur pertama. Terdapat pola pada permukaan pisau dengan bahan JIS SUP 9 dan 0.5CCrMnSi.
Pengaruh Lipatan Baja JIS SUP 9 dan 0,5 CCrMnSi Terhadap Nilai Kekerasan, Struktur Mikro dan Pattern Pada Permukaan Pisau Luthfan Natakesuma Lamoni; Suwarno Suwarno
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.486 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34022

Abstract

Pisau sebagai salah satu jenis alat potong terus berkembang seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan manusia. Kualitas pisau yang tinggi ditinjau dari segi kekerasan, ketangguhan, maupun ketajamannya ditentukan oleh bahan dan proses pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pisau tempa manual tradisional yang ada di indonesia. Dengan memanfaatkan metode penempaan welded forging. Pada penelitian ini digunakan lembaran plat baja JIS SUP 9 dan baja cor 0,5CCrMnSi yang disusun membentuk 2 benda kerja yaitu B1 dan B2 dengan dimensi 75 x 30 x 15 mm yang terdiri dari 7 lapisan. Benda kerja kemudian ditempa secara manual dengan beberapa tahap penempaan. Pada setiap tahap terjadi beberapa siklus yang membentuk dimensi ketebalan akhir 3 mm. Pada penelitian ini didapatkan nilai kekerasan pada penampang pisau B1 sebesar 351 HV. Pada permukaan pisau B1 nilai kekerasannya sebesar 339,8 HV. Sedangkan pada penampang pisau B2 nilai kekerasannya sebesar 434,9 HV, pada permukaannya sebesar 383,8 HV. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukan ukuran butir yang terbentuk setelah proses penempaan lebih kecil dan halus. Batas2 antara material yang berbeda tetap terlihat dan tidak berdifusi antara satu dengan yang lainnya. Fase yang terbentuk adalah pearlite, ferrite, dan martensite tempered.
Perencanaan Pondasi Abutment Jembatan dan Perkuatan Timbunan Tanah Untuk Oprit Jembatan Di Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Seksi 1 Paket 1.1 STA 0+550 s/d STA 1+150 Rewin Alif Bagus Wicaksono; Suwarno Suwarno; Yudhi Lastiasih
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.95156

Abstract

Solusi untuk mengurangi penggunaan energi fosil, yaitu dengan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan, salah satunya adalah Gasifikasi Biomassa. Dari proses Gasifikasi akan menghasilkan synthetic gas, dan akan digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil pada mesin diesel dual–fuel. Penelitian ini menggunakan dua analisa, yaitu analisa energi dan analisa eksergi, untuk mengetahui unjuk kerja dari gasifier. Penelitian ini bersifat simulasi dan eksperimen. Untuk metode simulasi menggunakan software Aspen Plus V10, sedangkan pada eksperimen reaktor yang digunakan untuk proses gasifikasi adalah reaktor tipe downdraft. Terdapat 3 variasi T inlet zona oksidasi yaitu 30°C, 50°C, dan 75°C, sedangkan untuk 5 variasi ER yaitu 0,2; 0,25; 0,3; 0,35; 0,4; sehingga menghasilkan nilai AFR aktual tertentu. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai LHV tertinggi untuk hasil simulasi, yaitu pada ER 0,2 dengan T inlet 30°C sebesar 5052,65 kJ/kg, dan tertinggi untuk hasil eksperimen sebesar 3736,67 kJ/kg. Hasil cold gas efficiency tertinggi untuk hasil simulasi pada ER 0,35 dengan T inlet 30°C yaitu sebesar 36,47%, dan hasil eksperimen yaitu pada ER 0,35 dengan T inlet 30°C didapatkan 53,84%. Sedangkan nilai efisiensi eksergi tertinggi untuk hasil simulasi yaitu pada ER 0,2 dan T inlet 30°C, didapatkan nilai 34,06%, dan untuk hasil eksperimen yaitu 25,45% pada ER 0,2 dengan T inlet 30°C.