Mohammad Nurul Misbah
Departemen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisa Kekuatan Memanjang Floating Dock Konversi Dari Tongkang Demgan Metode Elemen Hingga Dwi Rendra Pramono; Asjhar Imron; Mohammad Nurul Misbah
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.003 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17084

Abstract

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan memanjang dari floating dock yang merupakan hasil konversi dari tongkang dengan panjang 91.3 m dengan mengacu pada kriteria untuk kekuatan memanjang yang telah ditentukan oleh BKI (Biro Klasifikasi Indonesia). Pengecekan harga tegangan dilakukan pada tiga kondisi pembebanan yaitu (1) kondisi muatan kosong, (2) kondisi floating dock tercelup, dan (3) kondisi muatan penuh dengan ada kapal docking diatasnya (kondisi kerja). Analisa dilakukan menggunakan program Finite Element Analysis (FEA) dengan membuat pemodelan keseluruhan floating dock dan pembebanannya. Pemodelan struktur berdasarkan data construction profile dan pemodelan dilakukan dengan surface model untuk pelat, penumpu dan line model untuk penegar. Kondisi batas menggunakan 3-2-1 Minimal Supports berdasarkan Guideline DNV-GL. Hasil dari pemodelan dilakukan validasi dengan uji konvergensi. Dari hasil analisa tersebut didapatkan deformasi sebesar 19.955 mm dan tegangan max sebesar 78.827 MPa untuk kondisi muatan kosong, deformasi sebesar 21.572 mm dan tegangan max sebesar 196.34 MPa untuk kondisi floating dock tercelup, deformasi sebesar 18.189 mm dan tegangan max sebesar 137.54 MPa untuk kondisi kerja. Kekuatan memanjang floating dock telah terpenuhi karena hasil tegangan pada kondisi kerja sebesar 137.54 MPa lebih kecil daripada tegangan izin yaitu sebesar 160 MPa dan tegangan pada kondisi muatan kosong sebesar 78.827 MPa lebih kecil daripada tegangan izin yaitu sebesar 120 MPa. Meskipun pada kondisi tercelup tegangan yang dihasilkan tidak memenuhi aturan dari klas namun hasil tersebut dapat diterima karena kondisi tersebut hanya terjadi sesaat pada kondisi nyata floating dock dan harga tegangan sebesar 196.34 MPa tersebut tidak melebihi yield strength dari material yang digunakan yaitu sebesar 235 MPa.
Analisis Fatigue Life Pada Konversi LCT Menggunakan Metode Spectral Fatigue Raja Andhika Rizki Ramadhani; Mohammad Nurul Misbah; Septia Hardy Sujiatanti
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34419

Abstract

Kapal yang beroperasi di Indonesia tentunya sangat beragam, salah satunya yaitu landing craft tank atau LCT. Kapal tersebut LCT banyak yang telah dikonversi menjadi kapal penumpang yang beroperasi pada Selat Bali. Kapal tersebut beroperasi dan mengalami beban berulang. Beban berulang tersebut merupakan momen lengkung vertikal dan horizontal yang beroperasi acak terhadap gelombang yang terjadi. Beban lengkung tersebut akan mengakibatkan suatu bagian konstruksi mendapatkan beban lelah atau fatigue. Karena beban berulang tersebut terus terjadi dan akan membahayakan keselamatan kapal, maka diperlukan perhitungan fatigue. Tujuan dari penelitian ini ialah memprediksi umur struktur kapal. Terdapat banyak metode perhitungan fatigue yang salah satunya yaitu dengan metode spectral fatigue. Analisis kapasitas lelah dengan spectral fatigue menggunakan variasi sudut hadap, kasus pembebanan, dan spektrum gelombang pada tiap sea state. Penggunaan software elemen hingga untuk membantu mendapatkan tujuan dengan skenario variasi yang telah disebutkan. Software yang digunakan yaitu software yang menganalisis respon gerak dan beban kapal terhadap variasi dengan bentuk elemen surface. Dari software tersebut akan didapatkan tegangan yang terjadi yang nantinya akan digunakan pendekatan statistik dalam ruang frekuensi untuk menghitung kapasitas lelah. Hasil analisis menunjukkan tegangan terbesar terjadi pada sudut hadap 135° atau quartering sea. Akibat tegangan tersebut didapatkan umur lelah dari masing-masing kasus pembebanan yaitu 20,13 tahun dan 31,30 tahun secara beruturut-turut untuk muatan penuh dan muatan kosong. Sehingga, umur lelah kombinasi tegangan yaitu 28,83 tahun. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa umur struktur dari kapal tersebut yaitu 28 tahun dan memenuhi kriteria yang ada dengan margin 8 tahun dari tahun desainnya yatu 20 tahun.
Studi Kepecahan Moda Kegagalan Material A36 dengan Variasi Panjang Retak Terpusat Muhammad Alif Budiman; Mohammad Nurul Misbah; Totok Yulianto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.768 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.38648

Abstract

Kecelakaan kapal sering terjadi diakibatkan kerusakan pada lambung. Lambung kapal merupakan susunan dari beberapa material baja yang dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi suatu kesatuan utuh. Salah satu penyebab kerusakan lambung adalah timbulnya initial crack pada material penyusun lambung. Pada penelitian ini, pelat baja A36 yang sering digunakan pada lambung kapal dijadikan dalam skala ukuran spesimen pengujian. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan fracture toughness dan tegangan kritis baja A36. Spesimen diberikan beban statis yang diperoleh dari hasil pengujian tarik. Beban tarik pada spesimen uji menghasilkan faktor intensitas tegangan digunakan untuk mengevaluasi fracture toughness dan tegangan kritis yang dapat diterima akibat initial crack. Pemodelan dilakukan sesuai spesimen uji tarik dengan 9 variasi initial crack menggunakan software Finite Element Analysis. Berdasarkan variasi tersebut didapatkan beberapa hasil yang dibandingkan untuk mengevaluasi faktor intensitas tegangan, fracture toughness dan tegangan kritis akbiat intial crack. Untuk mengevaluasi dilakukan pengujian tarik (eksperimen) serta dua pendekatan yaitu XFEM setiap K mode I dan J-Integral. Didapatkan hasil fracture toughness material A36 dari eksperimen sebesar 1413.7154 MPa√mm; metode XFEM setiap K mode I mengahasilkan fracture toughness A36 sebesar 1412.6214 MPa√mm dan J-Integral menghasilkan fracture toughness A36 sebesar 1414.7809 MPa√mm. Perbedaan nilai fracture toughness terhadap eksperimen diperoleh eror sebesar 0.077% (XFEM setiap K mode I) dan 0.075% (J-Integral).
Analisis Fatigue Life Konstruksi Kapal Tanker 17500 DWT Menggunakan Metode Simplified Fatigue Analysis Aryo Pangestu; Mohammad Nurul Misbah; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.706 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.41804

Abstract

Kebutuhan minyak dunia diprediksi akan mengalami peningkatan pada tahun 2023 menjadi 100.4 juta barel. Peningkatan kebutuhan minyak dunia ini diikuti dengan peningkatan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak. Maka dibutuhkan fasilitas penunjang proses eksplorasi dan eksploitasi minyak, seperti kapal oil tanker. Diharapkan kapal oil tanker sebagai fasilitas penunjang mampu beroperasi dalam jangka waktu yang optimal. Selama kondisi operasional, kapal mengalami beban kerja berulang yang disebabkan oleh kondisi lingkungan pelayarannya yang dapat membahayakan struktur konstruksi kapal. Oleh karena itu, dibutuhkan perhitungan fatigue terhadap konstruksi kapal yang salah satunya dengan menggunakan metode simplified fatigue analysis. Analisis fatigue dilakukan pada sambungan pembujur sisi, pembujur alas dalam, dan pembujur alas terhadap sekat melintang akibat pengaruh dari tekanan dinamis gelombang dan tekanan sloshing muatan searah melintang kapal yang dihitung menggunakan rumus pada Common Structural Rules for Double Hull Oil Tanker (CSR). Analisis menggunakan variasi kondisi operasional muatan, yaitu 0.5hfilling, 0.7hfilling, dan 0.85hfilling di mana untuk tiap masing-masing besar pembebanan diaplikasikan pada model tiga ruang muat. Proses analisis dibantu menggunakan software elemen hingga untuk mendapatkan hasil analisis dari variasi pembebanan. Berdasarkan hasil analisis, tegangan terbesar untuk sambungan pembujur sisi terjadi ketika kondisi muatan 0.85hfilling, yaitu sebesar 56.3 MPa. Sambungan pembujur alas dalam pada kondisi 0.7hfilling, yaitu sebesar 53.4 MPa. Sambungan pembujur alas pada kondisi 0.85hfilling, yaitu sebesar 59.1 MPa. Dari hasil tegangan tersebut, didapatkan fatigue life untuk tiap sambungan adalah 26.6 tahun untuk sambungan pembujur sisi, 42.5 tahun untuk sambungan pembujur alas dalam, dan 30.4 tahun untuk sambungan pembujur alas.
Analisis Umur Kelelahan Sambungan Bracket Topside Module FPSO Menggunakan Fracture Mechanics Tyo Dwiki Prakoso; Mohammad Nurul Misbah
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.915 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.44734

Abstract

Salah satu tantangan dalam mendesain struktur FPSO adalah struktur antara topside structure dan hull structure. Struktur tersebut harus mempunyai kekuatan yang cukup akibat beban siklis seperti topside inertia loads dan hull girder bending moment akibat beban gelombang pada kondisi lingkungan dan sea states. Beban siklis tersebut menyebabkan terjadinya kelelahan yang memicu terjadinya fatigue cracking sehingga dapat mempengaruhi production integrity. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui umur kelelahan topside interface structure menggunakan dua pendekatan yaitu metode cumulative fatigue damage untuk menganalisis umur kelelahan akibat inisiai retak dan metode pendekatan fracture mechanics untuk menganalisis perambatan retak dan pengaruh perambatan retak terhadap umur kelelahan topside interface structure. Pemodelan struktur dilakukan dengan pemodelan elemen hingga secara global dan lokal. Dari analisis tegangan global didapatkan lokasi kritis yaitu sambungan TS10 untuk selanjutnya ditinjau dalam analisis tegangan lokal. Hasil tegangan normal (sumbu Z) yaitu 29,489 MPa. Setelah itu nilai tegangan tersebut diaplikasikan pada pemodelan retak untuk menentukan nilai stress intensity factor (SIF), laju perambatan retak, jumlah siklus dan umur kelelahan struktur. Dengan itu didapatkan nilai stress intensity factor (SIF) retak awal dari topside interface structure yaitu 1,469 MPa√m dan laju perambatan retak awal yaitu 2,2 x 10-11 m/cycle. Setelah itu didapatkan jumlah siklus dari retak awal sampai retak kritis yaitu 2,3 x 105 cycle. Umur kelelahan topside interface structure menggunakan pendekatan fracture mechanics yaitu 101,028 tahun dengan nilai safety factor adalah 5,05. Sedangkan dengan menggunakan  metode SN Cuve didapatkan umur yaitu 151,72 tahun.
Optimasi Berat Konstruksi Sekat Melintang Kapal dengan Variasi Penegar Sekat Alfath Lathiful Ikhwan; Mohammad Nurul Misbah
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.881 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.48071

Abstract

Sekat merupakan salah satu konstruksi di kapal yang secara umum berfungsi sebagai pemisah antara kompartemen atau ruangan di kapal. Menurut aturan konstruksi standar IACS, ada beberapa sekat yang wajib dipasang pada kapal, seperti sekat tubrukan, sekat kamar mesin, dan sekat buritan (stern tube). Dalam mendesain konstruksi sekat yang optimal, haruslah dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan direct calculation untuk mengetahui kekuatan struktur sekat tersebut, untuk selanjutnya dapat diputuskan apakah optimasi masih dapat dilakukan dengan mengecilkan ukuran penegar sekat atau merubah susunan struktur sekat tersebut. Apabila konstruksi sekat optimal, maka berat sekat menjadi minimum, sehingga akan menurunkan biaya produksi juga. Hal ini dapat menguntungkan terutama bagi industri galangan kapal. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan optimasi berat konstruksi sekat melintang. Metode optimasi yang digunakan adalah “optimization by design trial and error”, yaitu dengan menentukan variasi dan batasan optimasi dari pertimbangan desainer sendiri. Dalam penentuan variasi dan batasan tersebut, akan berpedoman pada ilmu di bidang teknik perkapalan. Dan untuk direct calculation dalam proses optimasi, akan menggunakan metode elemen hingga (FEM) dibantu software. Dari hasil penelitian optimasi sekat melintang, didapatkan bahwa variasi struktur sekat melintang yang paling ringan adalah sekat dengan variasi jarak penegar 600 mm, 1 penumpu horizontal, dengan ukuran profil desain custom, yaitu seberat 9045,4 kg, dengan tegangan maksimum yang terjadi sebesar 174,6 MPa dan berat yang lebih ringan sebesar 1,47% (134,7 kg) dari konstruksi sekat melintang data asli. Adapun sekat tersebut menggunakan profil bulb yang dapat menurunkan berat konstruksi sekat hingga 3,26% lebih ringan jika dibandingkan profil unequal legs angles dan 5,96% jika dibandingkan profil equal legs angles dengan susunan struktur konstruksi sekat yang sama