Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analysis of Lift and Drag of Mono-foil Hysucat due to Longitudinal Foil-placement Variation Suastika, Ketut; Dikantoro, Regi Y.; Purwanto, Dedi B.; Setyawan, Dony; Putra, Wing H. A.
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.417 KB) | DOI: 10.12962/j25481479.v2i2.3655

Abstract

CFD simulations were conducted to study the effects of a hydrofoil and its relative placement in the longitudinal direction on the total resistance of a mono-foil hysucat (hydrofoil supported catamaran). Three foil positions were considered: (i) precisely below the vessel’s center of gravity, (ii) 3 chord-lengths aft from position 1 and (iii) 6 chord-lengths aft from position 1. At relatively low speed (volumetric Froude number FnV < 1.8), the hydrofoil results in an increase of the total resistance of the hysucat (up to 4.43%). At relatively high speed (FnV > 1.8), the hydrofoil results in a decrease of the total resistance (up to 34.86%). The resistance coefficient first increases, takes a maximum value and then decreases with increasing Froude number. The maximum value is observed at FnV ≈ 1.4 (or Fn ≈ 0.5), consistent with previous observations. The most optimum foil placement is that precisely below the center of gravity of the vessel.
Perancangan Aplikasi Perhitungan dan Optimisasi Konstruksi Profil pada Midship Kapal Berdasar Rule Biro Klasifikasi Indonesia Aditya Rachman; Totok Yulianto; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.599 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29732

Abstract

Perhitungan konstruksi kapal pada umumnya akan menghasilkan modulus penampang midship yang nilainya jauh diatas batas minimum. Kelebihan nilai ini berdasarkan peraturan bukanlah suatu masalah. Namun dari segi ekonomi akan dibutuhkan biaya lebih yang sebenarnya dapat dihemat. Salah satu cara untuk mengurangi perbandingan modulus penampang midship dengan batas minimum yaitu dengan melakukan optimisasi ukuran profil-profil. Perhitungan dan optimisasi konstruksi profil akan terbantu dengan menerapkan teknologi dalam prosesnya, seperti memanfaatkan aplikasi Solver dan pemrograman Visual Basic for Applications (VBA) dalam Excel. Dengan menggunakan pemrograman VBA pada Excel untuk otomatisasi perhitungan dan optimisasi, dapat diciptakan aplikasi untuk perhitungan konstruksi profil pada midship. Optimisasi menggunakan Solver dengan metode GRG Nonlinear menghasilkan perubahan nilai modulus penampang midship terhadap geladak dari 20.71% menjadi 19.55% terhadap batas minimal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Untuk modulus penampang midship terhadap alas dari 51.92% menjadi 51.43% terhadap batas minimal BKI.
Analisis Fatigue Life Konstruksi Kapal Tanker 17500 DWT Menggunakan Metode Simplified Fatigue Analysis Aryo Pangestu; Mohammad Nurul Misbah; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.706 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.41804

Abstract

Kebutuhan minyak dunia diprediksi akan mengalami peningkatan pada tahun 2023 menjadi 100.4 juta barel. Peningkatan kebutuhan minyak dunia ini diikuti dengan peningkatan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak. Maka dibutuhkan fasilitas penunjang proses eksplorasi dan eksploitasi minyak, seperti kapal oil tanker. Diharapkan kapal oil tanker sebagai fasilitas penunjang mampu beroperasi dalam jangka waktu yang optimal. Selama kondisi operasional, kapal mengalami beban kerja berulang yang disebabkan oleh kondisi lingkungan pelayarannya yang dapat membahayakan struktur konstruksi kapal. Oleh karena itu, dibutuhkan perhitungan fatigue terhadap konstruksi kapal yang salah satunya dengan menggunakan metode simplified fatigue analysis. Analisis fatigue dilakukan pada sambungan pembujur sisi, pembujur alas dalam, dan pembujur alas terhadap sekat melintang akibat pengaruh dari tekanan dinamis gelombang dan tekanan sloshing muatan searah melintang kapal yang dihitung menggunakan rumus pada Common Structural Rules for Double Hull Oil Tanker (CSR). Analisis menggunakan variasi kondisi operasional muatan, yaitu 0.5hfilling, 0.7hfilling, dan 0.85hfilling di mana untuk tiap masing-masing besar pembebanan diaplikasikan pada model tiga ruang muat. Proses analisis dibantu menggunakan software elemen hingga untuk mendapatkan hasil analisis dari variasi pembebanan. Berdasarkan hasil analisis, tegangan terbesar untuk sambungan pembujur sisi terjadi ketika kondisi muatan 0.85hfilling, yaitu sebesar 56.3 MPa. Sambungan pembujur alas dalam pada kondisi 0.7hfilling, yaitu sebesar 53.4 MPa. Sambungan pembujur alas pada kondisi 0.85hfilling, yaitu sebesar 59.1 MPa. Dari hasil tegangan tersebut, didapatkan fatigue life untuk tiap sambungan adalah 26.6 tahun untuk sambungan pembujur sisi, 42.5 tahun untuk sambungan pembujur alas dalam, dan 30.4 tahun untuk sambungan pembujur alas.
Analisis Kekuatan V-Core Sandwich Panel Pada Geladak Kapal Menggunakan Metode Elemen Hingga Hilda Dwi Febriani; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.658 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.41918

Abstract

Sandwich panel adalah suatu struktur terdiri dari dua pelat yang relatif tipis disatukan dengan inti (core) dapat berupa material komposit atau material berbahan baja. Penggunaan material sandwich pada struktur bertujuan untuk membuat struktur lebih ringan. Kelebihan ini tentunya sangat bermanfaat terutama konstruksi pada kapal yang membutuhkan bahan penyusun yang ringan sehingga kecepatan kapal dan jumlah muatan yang dapat diangkut meningkat. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sandwich panel pada kapal adalah dari segi keamanannya sehingga didapatkan desain dimana tegangan dan deformasi memenuhi aturan kelas tetapi memiliki berat yang ringan. Salah satu tipe sandwich panel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah v-core sandwich panel yang seluruh materialnya berbahan baja dan akan dibandingkan dengan pelat berpenegar. V-core sandwich panel adalah dua pelat yang disebut face dan disatukan dengan core berbentuk v. Terdapat 3 model v-core sandwich panel yang dibedakan dari ketinggian core-nya. Model 1 memiliki tinggi core 110 mm, model 2 memiliki tinggi core 55 mm dan model 3 memiliki ketinggian core 220 mm. Ketiga model tersebut memiliki variasi ketebalan yang sama yang dibagi lagi menjadi variasi A sampai dengan variasi F. Variasi A dan Variasi D memiliki variasi ketebalan face dan core yang sama yaitu dari tebal 1 mm sampai 6 mm. Variasi B, variasi C, variasi E dan variasi F memiliki variasi ketebalan face dan core yang berbeda-beda. Hasil percobaan didapatkan desain v-core sandwich panel yang paling optimal adalah desain pada model 1 dengan tinggi core 110 mm, ketebalan face 5 mm, ketebalan core 5 mm, jarak antar core 62 mm dan lebar core 120 mm dengan besar tegangan yaitu 44,8 Mpa dimana nilai ini sudah kurang dari tegangan ijin dan kurang dari tegangan pelat berpenegar dengan besar deformasi 3,921 mm dan berat 28, 5827 ton.
Analisis Tegangan Sekat Memanjang Tanker akibat Beban Sloshing menggunakan Metode Elemen Hingga Ardan Nagra Coutsar; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.603 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.42052

Abstract

Sloshing merupakan pergerakan fluida secara bebas dalam sebuah wadah. Sloshing terjadi akibat pergerakan dari kapal itu sendiri. Beban atau gaya yang terjadi akibat muatan cair yang mengalami sloshing perlu dianalisis dan dianggap penting, terutama pada kapal-kapal yang memiliki ruang muat besar seperti super tanker atau kapal LNG berukuran besar. Kemungkinan sloshing yang terjadi pada ruang muat tersebut akan lebih besar apabila terjadi resonansi dengan gerakan kapal. Tegangan yang terjadi pada tangki dihitung dengan menggunakan pendekatan numerik untuk mengetahui respon hidrodinamis yang terjadi akibat muatan cair dalam tangki ruang muat. Pengaruh sloshing yang terjadi pada tegangan sekat memanjang tangki ruang muat didapatkan dengan perhitungan numerik. Hasil yang didapat antara lain tegangan maksimum yang terjadi pada saat ketinggian cairan terisi 10% adalah sebesar 15.962 Mpa, saat ketinggian cairan terisi 30% adalah sebesar 30.852 Mpa, saat cairan terisi 50% adalah sebesar 47.049 Mpa, serta saat cairan terisi 80% adalah sebesar 50.968 Mpa. Sehingga terdapat kenaikan tegangan yang cukup signifikan saat kondisi ruang muat terisi dengan ketinggian rendah. Kenaikan tegangan yang terjadi hingga mencapai 93.28% saat ruang muat terisi dari 10% ke 30%.
Optimasi Konstruksi Pilar Penyangga Helideck KP Yudistira 73 Meter Albert Caesario; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.44470

Abstract

Produk teknologi pada dasarnya harus bisa mempermudah kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara umum ataupun khusus. Kapal patroli Yudistira 8003 adalah salah satu produk teknologi perkapalan dalam negeri yang didesain khusus untuk penjagaan ketertiban dan keamanan negara dengan fitur utama kecepatan jelajah 18 Knot, kemampuan angkut 62 personel, sebuah helideck dan dilengkapi oleh meriam tempur haluan. Setiap fitur yang disematkan harusnya dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan bagi penggunanya, memenuhi standar teknis dan legal serta memperhatikan nilai ekonomis KP. Yudistira 8003 didefinisikan overdesign dan tidak memuaskan kebutuhan bagi pengguna ataupun pemilik kapal berdasarkan konfigurasi konstruki pilar penyangga helideck pada bagian buritan yang dianggap terlalu banyak. Area tersebut seharunysa difungsikan untuk area apel personel. Untuk memverifikasi sekaligus mencari solusi akan permasalahan tersebut peneliti melakukan pengujian dan optimasi konstruksi dengan cara mengurangi jumlah pilar penyangga. Penelitian diawali dengan pengujian kondisi tegangan struktur dengan konfigurasi pilar existing, pengurangan jumlah pilar satu-persatu dengan sejumlah skenario konfigurasi pilar, pengujian setiap skenario, penentuan skenario dan pengujian ulang dengan berbagai variasi pembebanan. Pengujian dilakukan dengan metode elemen hingga secara numerik dan hasil pengujian akan dibandingkan dengan standar teknis klas. Hasil pengujian menunjukan tegangan maksimum yang terjadi dengan konstruksi existing adalah sebesar 42,83 MPa untuk tegangan Von Misses dan tegangan kompresi maksimum pada pilar sebesar 9,38 MPa. Struktur existing terdapat 20 pilar penyanggah. Setelah dilakukan optimasi didapatkan jumlah pilar penyangga sebanyak 4 buah pilar dengan dimensi pilar yang sama. Tegangan Von Misses yang terjadi sebesar 95,83 MPa dan tegangan kompresi pilar maksimum sebesar 22,58 MPa dengan batasan tegangan izin maksimum sebesar 175 MPa untuk tegangan Von Misses dan 165 MPa untuk tegangan kompresi.
Analisis Kekuatan Konstruksi Alas Kapal Akibat Grounding Iqbal Permana; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.873 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.45135

Abstract

Jumlah kecelakaan kapal di dunia, sejak tahun 2007 hingga tahun 2016, sebanyak 1186 kasus dengan 249 kasus berada di Lautan China, Indonesia, dan Phillipines. Dari semua kasus kecelakaan yang terjadi, kecelakaan yang terjadi akibat  karam sebanyak 598 kasus dan akibat grounding sebanyak 244 kasus. Grounding merupakan salah satu penyebab kecelakaan yang sering terjadi pada kapal. Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis tegangan yang diterima konstruksi alas kapal akibat grounding. Analisis dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan studi kasus konstruksi alas kapal tanker 17500 tonnes deadweight. Pemodelan dilakukan dengan software Finite Element Method (FEM). Hasil yang didapatkan berupa nilai tegangan von mises dan deformasi. Simulasi dilakukan dengan 3 skenario yaitu saat karang menabrak solid floor, open floor, dan watertight floor. Lokasi tempat karang mengenai konstruksi alas saat terjadinya grounding memengaruhi besar tegangan yang dihasilkan. Maka respon setiap komponen utama konstruksi alas akan berbeda. Besar tegangan maksimum dan deformasi maksimum global, bottom plate, side girder, transverse construction pada waktu 0,02 detik untuk skenario 1; skenario 2; dan skenario 3 adalah 1050 MPa; 965 MPa; dan 645 MPa, 62,1 MPa; 696 MPa; dan 94,4 MPa, 268 MPa; 366 MPa; dan 337 Mpa, 1050 MPa; 965 MPa; dan 645 Mpa dan 16,2 mm; 15,3 mm; dan 13,5 mm, 9 mm; 11,7 mm; dan 13,3 mm, 7 mm; 9,15 mm dan 6,98 mm, 16,2 mm; 15,3 mm dan 11,6 mm. Konstruksi alas kapal tidak mampu menerima beban akibat grounding dikarenakan tegangan yang dihasilkan pada respon konstruksi alas melebihi ultimate tensile strength.
Analisa SCF (Stress Concentration Factor) Menggunakan Pendekatan Numerik Pada Pelat dengan Fillet Asimetris Akibat Beban Tarik Muhammad Dzaky Bestari; Dony Setyawan; Muhammad Nurul Misbach
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i1.59243

Abstract

Tegangan akan terkonsentrasi pada daerah-daerah yang megalami perubahan bentuk yang sangat drastis atau diskontinuitas. Terdapat beberapa macam diskontinuitas pada material seperti fillet, notch, hole, dan lain lain. Dalam penelitian ini model pelat asimetris yang digunakan memiliki diskontinuitas yaitu fillet. Bentuk pelat fillet sering dijumpai pada bagian-bagian kapal seperti bracket, Web Frame, Cantilever, dan lain lain. Pada penelitian ini perhitungan nilai SCF menggunakan pendeketan numerik yang dilakukan menggunakan software berbasis elemen hingga. Ukuran model pelat SS400 yang akan dianalisa yaitu 300mm x 60mm x 5mm. Jumlah model pada penelitian ini berjumlah 9 buah untuk 3 variasi H/h yaitu H/h=2, H/h=2.5, dan H/h=3. Masing – masing rasio H/h memiliki 3 variasi r/h yaitu sebesar r/h=0.4, r/h=0.6, dan r/h=0.8. Besar beban yang digunakan pada penelitian ini adalah 2700 N atau 2,7 KN untuk setiap model berdasarkan dari yield stress material. Tahapan konvergensi didapatkan pada ukuran mesh 0,75mm untuk setiap model. Nilai Faktor Konsentrasi tegangan pada pendekatan numerik untuk rasio H/h=2 adalah 1.427 pada radius 12 mm, 1.314 pada radius 18mm, dan 1.253 pada radius 24 mm. Nilai Faktor Konsentrasi tegangan pada pendekatan numerik untuk rasio H/h=2.5 adalah 1.436 pada radius 9.6mm, 1.325 pada radius 14.4mm, dan 1.253 pada radius 24 mm. Nilai Faktor Konsentrasi Tegangan pada pendekatan numerik untuk rasio H/h=3 adalah 1.434 pada radius 8 mm, 1.38 pada radius 12 mm, dan 1.27 pada radius 26 mm. Distribusi tegangan terbesar terdapat pada model rasio H/h=3 dengan radius 8 mm. pada rasio H/h yang sama, semakin besar rasio r/h maka nilai Faktor Konsentrasi Tegangannya semakin kecil. Pada rasio r/h yang sama, semakin besar rasio H/h maka nilai Faktor Konsentrasi Tegangannya semakin besar.
Optimasi Cantilever Kapal Sesuai Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Menggunakan Bahasa Pemrograman C# Wina Kurnia Fitri Salsabila; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.80227

Abstract

Cantilever merupakan konstruksi pada kapal yang dapat menggantikan fungsi pillar. Dalam peraturan BKI tidak terdapat rumus perhitungan cantilever secara langsung sehingga dibutuhkan pendekatan untuk menghitung modulus cantilever yang memenuhi persyaratan tegangan ijin serta ukuran cantilever yang optimum dari modulus tersebut. Penelitian ini merancang sebuah program komputer mengenai optimasi cantilever kapal menggunakan bahasa pemrograman C#. User perlu memasukkan nilai data kapal seperti ukuran utama dan kondisi persyaratan lain agar program dapat menghitung secara urut mulai dari beban dinamis, beban geladak cuaca, beban geladak muatan, tebal pelat geladak, lebar pelat efektif, modulus minimum, modulus desain, hingga bracket. Modulus minimum yang diperlukan untuk memenuhi tegangan ijin dihitung menggunakan konsep reaksi tumpuan pada 11 titik kelipatan 0,1 x/L. Iterasi dilakukan pada tinggi web cantilever. Validasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan program. Pengujian program dilakukan menggunakan variasi rasio ujung cantilever 1:1, 1:2, dan 1:3, serta variasi tebal cantilever 6mm, 8mm, 10mm, 12mm, 14mm, dan 16mm. Selisih modulus desain yang didapatkan dari hasil pengujian bervariasi antara 0-5% dengan selisih modulus desain rata-rata sebesar 0.984%. Hasil Pengujian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar tebal pelat yang digunakan maka tinggi web yang dihasilkan menjadi lebih kecil dan berat cantilever yang dihasilkan semakin besar.
Optimasi Web Frame dan Senta Kapal Sesuai Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) Dengan Bahasa Pemrograman Gea Ihza Miliniati; Dony Setyawan
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.80474

Abstract

Konstruksi kapal terdiri dari tiga jenis utama yaitu sistem konstruksi melintang ,sistem konstruksi memanjang, dan sistem konstruksi campuran. Sistem konstruksi melintang digunakan frame atau gading untuk menyangga konstruksi dibagian sisi kapal. Gading dipasang melintang pada sisi kapal mulai dari bilga sampai geladak atau dari geladak sampai geladak berikutnya. Sebagian dari gading ini digantikan dengan gading besar (web frame) yang pada umunya berjarak 3 sampai 5 jarak gading. Senta sisi merupakan penumpu pembujur yang terbuat dari profil baja atau pelat bilah dan pelat hadap, yang dipasang pada kedua sisi kapal sebelah dalam diatas bilga. Seringkali ukuran profil web frame dan senta tersebut terlalu besar sehingga berat kapal menjadi bertambah dan dapat mengurangi stabilitas kapal. Pengoptimasian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran profil optimum web frame dan senta kapal pada cargo hold dan engine room kapal. tug ini menggunakan software Visual Studio untuk menghitung dan mengoptimasi profil web frame dan senta sesuai dengan peraturan BKI dengan batasan merupakan nilai modulus desain. Berdasarkan hasil optimasi dengan software menunjukkan bahwa aplikasi dapat melakukan optimasi ukuran profil web frame dan senta kapal kargo 10000 DWT sesuai dengan modulus minimum berdasarkan perhitungan dan tidak melebihi batasan selisih modulus profil desain dengan modulus perhitungan BKI yaitu <10%. Perhitungan optimum kapal kargo 10000 DWT ukuran web frame pada modulus 1583.808 cm3 untuk bagian cargo hold adalah 170x510x10 mm dan perbandingan 1:3 adalah perbandingan paling optimum. Ukuran optimum web frame dengan 2632.858 cm3 pada bagian engine room adalah ukuran 325x650x8 mm,dan perbandingan 1:2 adalah perbandingan paling optimum dengan berat per meter paling ringan. Perhitungan optimum ukuran senta pada modulus 799.91 cm3 untuk bagian cargo hold adalah 210x420x6 mm, dan perbandingan 1:2 adalah perbandingan paling optimum. Perhitungan optimum ukuran senta pada bagian engine room sama nilainya dengan perhitungan optimum ukuran web frame pada engine room.