Articles
Analisa Kegagalan Liner High Austenitic Manganese Steel Compartment-1 Rawmill Pada Industri Pengolahan Semen
Achmad Fachrudin;
Rochman Rochiem
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1417.617 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2219
Liner merupakan komponen yang sangat penting pada rawmill untuk proses pengecilan dimensi dan mixing material di industri semen. Rawmill IIIB Indarung IV PT.Semen Padang telah mengalami kegagalan pada komponen ini. Tipe material yang digunakan yaitu FEM A (1110 4 RI C) ialah baja austenitik paduan tinggi mangan (High Austenic Manganese Steel) sesuai seri ASTM 2004 A 128_A 128M_93 yang dicor dalam proses manufakturnya. Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kegagalan material ini maka, dilakukan analisis kegagalan dalam aspek metalurgi berupa mikro visual, makro visual, uji kekerasan, uji impak, SEM, dan uji komposisi kimia. Dari hasil penelitian ini diperoleh data sifat mekanik berupa nilai kekerasan pada material yang mengalami kegagalan, yang telah mengalami perlakuan quench 940oC dan temper 400oC, dan material hasil normalizing 940oC. Analisa struktur mikro dan makro pada baja austenitik paduan tinggi mangan ASTM 2004 A 128_A 128M_93 dan analisa SEM/EDX menunjukkan penyebaran unsur yang terdapat pada permukaan patahan.
Analisa Kegagalan pada Fuel Intake Manifold Pesawat Terbang Boeing 737-500
Jeffri Malau;
Rochman Rochiem
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (802.045 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2230
Fuel intake manifold merupakan komponen yang sangat penting di pesawat terbang dimana fuel intake manifold berfungsi sebagai penyalur bahan bakar yang akan dibawa ke engine. Pada tanggal 3 Agustus 2011 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ditemukan crack sehingga terjadi kebocoran fuel pada saat refueling pesawat terbang Boeing 737-500 maskapai Garuda Indonesia. Pesawat terbang ini telah bekerja selama 27937 flight hours dan 25992 flight cycle. Maka dilakukan penelitian untuk menganalisa kegagalan fuel intake manifold yang bertujuan untuk mengetahui penyebab, mekanisme, dan meminimalisir kegagalan yang sama. Penelitian dimulai dengan analisa material dengan uji komposisi kimia, pengujian makroskopik dan mikroskopik, uji fraktografi, uji SEM-EDX, metalografi dan uji micro vickers hardness serta analisa data pendukung. Setelah melakukan pengujian dan analisa data, komponen yang terbuat dari die aloy casting A 360 dengan yield sebesar 170 MPa dan UTS 350 MPa. Hasil fractography dari analisis permukaan retakan didapat kegagalan dari fuel intake manifold adalah kegagalan fatigue fracture (kelelahan). Kegagalan fatigue dengan ciri-ciri retakan melewati batas butir , adanya striasi dan dimple (cekungan). Inisiasi retak terjadi saat refueling bahan bakar terjadi dipermukaan fuel intake manifold kemudian perambatan retaknya menjalar ke bawah.
Analisa Kegagalan Baut Piston Vvcp Gas Kompresor Gemini Ds-504 Emp Malacca Strait Sa
Ilham Khoirul Ibad;
Rochman Rochiem
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (455.561 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6608
Berawal dari kegagalan baut piston VVCP gas kompresor Gemini DS-504 maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan tersebut. Tahapan investigasinya meliputi pengamatan makro, uji SEM, uji tarik, uji hardness, uji komposisi dan uji metalography selain itu dilakukan perhitungan manual analisa tegangan yang diterima baut. Dari pengamatan makro terlihat indikasi retak,daerah perambatan retak dan daerah patah akhir. Dalam uji komposisi terdapat beberapa unsur yang seharusnya tidak ada dalam baut. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa baut mempunyai kekuatan tarik yang tinggi melebihi spesifikasi yang seharusya begitupun dari hasil uji hardness nilai kekerasannya juga lebih tinggi dari yang seharusnya. Hasil metalography menunjukkan bahwa struktur mikro yang terbentuk yaitu temper martensit hal ini sesuai dengan standardnya sedangkan hasil uji SEM menunjukkan di daerah perambatan retak terdapat striasi dan di daerah patah akhir morfologinya terlihat kasar. Dalam perhitungan analisa tegangan menunjukkan baut masih aman terhadap kriteria kegagalan fatigue akibat beban kompresi tetapi dalam perhitungan teori buckling baut tidak sesuai. Dari hasil investigasi baut mengalami kegagalan dengan tipe patahan unidirectional bending, disebabkan tidak mampunya baut menerima beban kompresi sehingga terjadi buckling dan mnyebabkan baut mengalami kegagalan.
Pengaruh Jarak Nozzle dan Tekanan Gas pada Proses Pelapisan FeCrBMnSi dengan Metode Wire Arc Spray terhadap Ketahanan Thermal
Muhammad Suchaimi;
Rochman Rochiem;
Hariyati Purwaningsih
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (882.33 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21102
Low Temperature Hot Corrosion (LTHC) merupakan jenis hot corrosion yang terjadi pada temperatur 700-800°C dan biasa terjadi pada sudu-sudu turbin uap. Akibatnya material pada sudu turbin tersebut mengalami keretakan maupun penurunan efisiensi putaran. Perlindungan terhadap hot corrosion dengan cara memberikan penghalang antara substrat dengan lingkungan salah satunya menggunakan metode pelapisan permukaan logam yaitu wire arc spray. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak nozzle dan tekanan gas pada pelapisan FeCrBMnSi dengan metode wire arc spray terhadap ketahanan thermal. Dari parameter jarak nozzle dan tekanan gas yang digunakan, didapatkan parameter terbaik yaitu pada jarak 400 mm dan tekanan gas 3 bar yang mempunyai kekuatan lekat sebesar 22,58 MPa dengan persentase porositas 5,93% dan nilai kekasaran permukaan sebesar 16,36 μm. Sedangkan pada pengujian thermal cycle yang dilakukan dengan cara pemanasan dan pendinginan secara kontinyu, pada permukaan coating terbentuk senyawa oksida Fe3O4 yang menyebabkan perambatan retak dan delaminasi. Selain itu kekerasan lapisan coating meningkat akibat adanya senyawa precipitate boride (Fe9B)0,2.
Analisis Pengaruh Variasi Waktu Tahan dan Temperatur Tempering terhadap Sifat Kekerasan Material Crossbar yang Di Hardening sebagai Solusi Kegagalan pada Crossbar
Dony Prasetya;
Rochman Rochiem;
Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (665.261 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21232
Clinker cooler adalah alat yang berfungsi mentrasportasikan clinker menuju hammer crusher. Salah satu bagian dari clinker cooler adalah Crossbar. Crossbar sering mengalami crack sehingga mengurangi umur pakai dari clinker cooler. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis kegagalan dari Crossbar dan solusi dari kegagalan tersebut berupa hardening dan tempering. Pengujian yang dilakukan untuk menganalisis material ini adalah uji komposisi, uji streomikroskop, uji SEM, metalografi, dan uji kekerasan Berdasarkan pengujian OES dan kekerasan, faktor yang kegagalan adalah kesalahan dalam pemilihan material yang ditinjau dari komposisi material, kekerasan material. Solusi dari kegagalan ini yaitu perlakuan panas yang dapat menghasilkan kekerasan yang sesuai dengan standar kekerasan ASTM A48 adalah hardening dan tempering 300oC dengan waktu tahan 120 menit, hardening dan tempering 350oC dengan waktu tahan 120 menit, hardening dan tempering 400oC dengan waktu tahan 120 menit, dan hardening dan tempering 300oC dengan waktu tahan 60 menit.
Analisa Pengaruh Lama Waktu Tahan Tempering pada Perlakuan Panas Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Coupler Baja AAR-M201 Grade E
Rinelda Nena Sagita;
Rochman Rochiem;
Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (703.142 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21248
Coupler adalah penyambung pada gerbong kereta api satu dengan gerbong yang lainnya. Material coupler adalah baja AAR-M201 Grade E yang spesifikasinya sesuai dengan standar AARManual of Standards and Recomended Practices Couplers and Freight Car Draft Components. Penelitian ini membahas perlakuan panas disertaitempering dan hardening. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh lama waktu tahan terhadap struktur mikro dan sifat mekanik pada baja AAR-M201 Grade E. Proses perlakuan panas yang dilakukan adalah hardening pada temperatur 925oC dengan waktu tahan 3 jam, kemudian di tempering pada temperatur 600oC dengan variasi waktu tahan 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Pengujian yang dilakukan pada penilitian ini adalah uji tarik untuk mengetahui kekuatan maksimum, keuletan dan ketangguhan baja. Hasil pengujian metalografi pada tempering menghasilkan struktur mikro asikular ferrit, dan hasil sifat mekanik paling optimal didapat dari proses hardening-tempering pada lama waktu tahan 3 jam, menghasilkan nilai kekuatan tarik 870 MPa, kekuatan luluh 782 MPa, elongasi 14%, reduksi area 38%, kekerasan 264 BHN, kekuatan impak sebesar 35 Joule pada temperatur -40°C dan nilai fatigue life 5100 cycle. Nilai yang dihasilkan seluruhnya memenuhi standar AAR, kecuali nilai elongasi yang hampir memenuhi standar AAR.
Analisa Pengaruh Desain Gritcone terhadap Pola Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill dengan simulasi Explicit Dynamic (LS-DYNA)
Andika Rizaldy;
Mas Irfan P Hidayat;
Rochman Rochiem
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (601.084 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21642
Polysius Vertical Roller Mill adalah coal mill yang digunakan PT Holcim Indonesia untuk menggiling batubara bituminous untuk bahan bakar rotary kiln. Dalam pengoperasiannya, salah satu komponen dari Vertical Roller Mill mengalami kegagalan aus yaitu gritcone. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perseberan ketebalan dari komponen gritcone dengan disimulasikan secara dinamis eksplisit dan berdasarkan kondisi operasional. Ketebalan dinding dipetakan karena permukaan yang terkena abrasi terdapat patahan mikro di permukaannya. Penelitian dilakukan dengan variasi ketebalan 0.01 m, dan 0.02 m serta variasi desain gritcone dengan radius bawah sebesar 0.165 m, 0.215 m, 0.265 m, 0.315 m, dan 0.365 m. Hasil penelitian menunjukkan pengurangan ketebalan paling besar terjadi pada desain gritcone dengan radius 0.165 m dengan ketebalan 0.01 m dan 0.02 m, dengan pengurangan sebesar 1.423x10-5 m dan 2.45x10-5 m.
Analisa Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Patahan Gritcone pada Vertical Roller Mill Dengan Simulasi Explicit Dynamic (Ls-Dyna)
Muhammad Arsyad Putra Pratama;
Mas Irfan P Hidayat;
Rochman Rochiem
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (625.135 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21736
Polysius vertical roller mill (Polysius VRM) adalah alat penggiling yang digunakan di PT Holcim Indonesia Tuban Plant untuk menggiling batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar kiln pada tahap produksi semen. Pada pengoperasiannya sering terjadi kegegalan pada bagian Gritcone. Komponen ini mengarahkan batu bara yang ukurannya tidak sesuai lolos penyaringan oleh separator kembali ke grinding table untuk digiling kembali. Dengan menggunakan simulasi Explicit Dynamuc Ls- Dyna melalui software ANSYS dapat diketahui ketebalan Gritcone setelah satu siklus. Pada simulasi kali ini diperoleh ketebalan gritcone setelah satu kali siklus dengan hasil sebagai Ketebalan gritcone minimum pada Persebaran 75 % dan 100 % adalah 0.00998403 m dan 0.00999324 m. Ketebalan gritcone maksimum pada Persebaran 75 % dan 100 % adalah 0.00998715 m dan 0.0099775 m.
Analisa Pengaruh Variasi Arus terhadap Kualitas Sambungan Hasil Pengelasan GTAW pada Material SA 266 Gr 2N with Clad Inconel 625 (Tube Sheet) dengan SA 213 TP 304 (Tube)
Praditya Hadi Prabowo;
Rochman Rochiem;
Wikan Jatimurti
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (599.604 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23616
HP Heater adalah sebuah peralatan Heat Exchanger yang terdiri dari Shell & Tube yang digunakan untuk menaikkan temperatur feed water sesuai temperatur yang dipersyaratkan oleh Boiler.Material yang cocok digunakan SA 213 TP 304 dan Inconel 625 dipilih Karena yang memiliki ketahanan korosi yang baik. Sifat ketahanan korosi,ketahanan terhadap panas dan tekanan material muncul Karena adanya nickel dan chrom. Kedua material ini dilas menggunakan metode GTAW(Gas Tungstan Arc Welding),akan tetapi sering di jumpai di lapangan terjadi kebocoran pada material ini.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh heat input (arus) terhadap sifat mekanik dan struktur mikro pada hasil pengelasan SA 266 GR2N Inconel 625 dengan SA 213 TP 304. Pada penelitian ini material dilas menggunakan GTAW. Proses pengelasan yang dilakukan menggunakan variasi heat input dengan arus 65A,70A,75A,80A,85A,Pengujian yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah uji makro,uji mikro,uji XRD,uji kekerasan.Dari pengujian tersebut didapatkan bahwa parameter aman untuk dilakukan pengelasan pada arus 65A dan 70A.Ditemukan persipitat karbida pada parameter 75A dan 80A
Analisis Pengaruh Variasi Temperatur dan Waktu Tahan Tempering pada Proses Hardening terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Material Hamer Crusher
Argyabrata Argyabrara;
Rochman Rochiem;
Dian Mughni Felicia
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (413.092 KB)
|
DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28120
Clinker Cooler adalah salah satu peralatan yang memiliki fungsi sangat penting dalam industri semen. Clinker cooler berfungsi untuk mendinginkan terak (clinker) yang diproduksi oleh kiln sebelum terak diproses lagi sebagai bahan baku pembuat semen. Terak yang dihasilkan oleh kiln didinginkan di dalam clinker cooler, kemudian ukuran terak tersebut diperkecil dengan hammer crusher yang ada di dalam clinker cooler . Hammer crusher merupakan alat penghancur clinker di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Hammer crusher mengalami keausan yang cepat dan tidak sesuai dengan umur pakainya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi dengan menganalisis pengaruh variasi temperatur dan waktu tahan tempering pada proses hardening terhadap sifat mekanik dan struktur mikro material hammer crusher. Spesimen uji dipanaskan pada temperatur 1000°C dengan waktu tahan 60 menit dan di-quench mengunakan oli, dilanjutkan tempering pada temperatur 200°C, 250°C, dan 300°C dengan variasi waktu tahan 2 jam dan 3 jam pada masing-masing variasi temperatur. Hasil proses perlakuan panas kemudian diuji kekerasan, metalografi, keausan, dan XRD (X-ray diffraction). Nilai kekerasan optimum dari material hammer crusher paduan krom tinggi adalah sebesar 699,60 HVN, yang dihasilkan dari proses hardening pada temperatur tempering 200 °C dan waktu tahan 2 jam. Tingginya harga kekerasan yang dihasilkan dari proses tersebut adalah akibat terbentuknya fasa martensit dan karbida Cr7C3.