Ellya Zulaikha
Departemen Desain Produk Fakultas Desain Kreatif Dan Bisnis Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengembangan Desain Kerajinan Manik-Manik Kaca sebagai Tas Wanita Rachmadhana Insan Chandravialissa; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.349 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i1.29436

Abstract

Kerajinan manik-manik kaca merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat di Desa Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur yang pernah berkembang sangat pesat satu setengah dekade yang lalu. Namun karena kurangnya inovasi desain, industri ini terus mengalami penurunan. Hampir seluruh manik-manik kaca hanya menjadi produk perhiasan. Di sisi lain, keahlian pengrajin untuk membuat manik-manik dengan berbagai bentuk dan corak dapat dikembangkan menjadi produk seperti tas dan apparel lainnya. Berdasarkan situasi tersebut, penulis melakukan pengembangan desain melalui eksperimen bentuk dan manik-manik kaca untuk diterapkan pada produk tas, serta melakukan eksperimen aplikasi perangkaian manik-manik pada produk tas wanita. Ekplorasi bahan pada desain manik untuk tas ini adalah bahan kayu, kulit, dan rotan. Berdasarkan eksplorasi tersebut diketahui bahwa tas wanita berbahan rotan manik dengan konsep modern memiliki potensi kuat untuk dikembangkan lebih lanjut.
Eksperimen Sistem Sambungan Tanpa Penggunaan Sekrup dan Baut Untuk Display Pameran Ninik Rini Haryani; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.36320

Abstract

Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu. Sambungan memenuhi fungsi kekuatan, teknologi dan operasional-estetis yang penting dalam konstruksi furnitur. Saat ini fungsi sambungan mengalami pergeseran. Mulai muncul produk-produk yang mengangkat sambungan sebagai point of interest. Dengan sistem sambungan, fleksibilitas dalam konstruksi bisa dicapai. Konsep pengembangan sistem sambungan untuk konstruksi fleksibel tersebut dapat diaplikasikan pada berbagai produk seperti display pameran. Terdepat peluang untuk mengaplikasikan sambungan pada display pameran karena display pameran membutuhkan dimensi yang cukup besar sehingga proses pembawaannya pun sulit. Dengan menerapkan sistem sambungan pada display pameran, dapat memudahkan sistem perakitan dan pembongkaran dalam display pameran yang bersifat sementara dan portable. Tidak hanya itu konstruksi dalam display pameran akan lebih fleksibel sesuai kebutuhan dengan sistem sambungan serta mudah dan ringkas saat dibawa. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, diperlukan beberapa percobaan dan analisis. Percobaan meliputi variabel dan prinsip sambungan, eksperimen sambungan kepada material serta eksperimen struktur dan konstruksi untuk mencari inovasi baru. Sedangkan analisis-analisis yang diperlukan adalah analisis terkait pasar, meliputi peluang pasar, target konsumer, target user, dan market position. Pada akhir penelitian ditemukan beberapa varian sambungan meliputi, prinsip sambungan, material yang akan disambung dan dijadikan diplay pameran, serta struktur konstruksi yang bisa dicapai menggunakan sistem sambungan yang dapat mempermudah user dalam perakitan dan fleksibel sesuai kebutuhan user.
Pengembangan Material Serat Sabut Kelapa untuk Home Decor Elna Wahyuning Tyas; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.208 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.36573

Abstract

Indonesia adalah penghasil kelapa terbesar di dunia sebesar 18.3 juta ton pertahunnya. Sabut kelapa merupakan hasil samping dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian maka terdapat sekitar 6,4 juta ton limbah sabut kelapa yang dihasilkan dan belum termanfaatkan. Sejauh ini, sabut kelapa merupakan bahan baku untuk industri otomotif, home appliancedan kerajinan seperti sapu dan keset khususnya di Indonesia. Penelitian dimulai dengan melakukan survey lapangan dan wawancara dengan distributor dan pengrajin serat sabut kelapa yang dilanjutkan dengan eksperimen material. Lalu penulis melakukan analisis terhadap eksperimen material tersebut, analisis luaran produk, dan studi bentuk melalui moodboard, studi user melalui persona, studi market melalui tinjauan produk sejenis dan studi pasar melalui segmentasi pasar dan positioning product. Melalui hasil eksperimen dan penelitian ini diperoleh bahwa produk serat sabut kelapa dapat dibentuk se-fleksibel mungkin dengan menganyam sabut kelapa pada rangka baja, sehingga bentuk yang diperoleh tidak hanya terbatas menjadi bentuk persegi empat seperti yang biasa diterapkan pada keset. Konsep produk yang dikembangkan pada penelitian ini adalah konsep rustic, karena menyesuaikan dengan karakter sabut kelapa yang cenderung kaku dan kasar.Sebagai langkah awal, produk yang dihasilkan adalah home décoruntuk di café atau hotel.
Eksplorasi Material Alami: Bahan Anti Semut untuk Produk Dinnerware Indana Ulfah Sitopmul; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.163 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v7i2.36582

Abstract

Aktivitas makan merupakan aktivitas primer sehari-hari yang tak lepas dari kerawanan permasalahan gangguan semut. Semut yang datang tersebut ada kemungkinan membawa bakteri yang dapat mengkontaminasi kualitas makanan. Salah satu cara yang sering digunakan untuk mengantisipasi semut adalah menggunakan bahan kimia seperti kapur semut atau obat semprot. Namun penggunaan bahan kimia mengandung potensi bahaya, terutama jika bahan tersebut tidak termasuk kategori food grade. Adapun cara lain untuk mengantisipasi datangnya semut adalah menggunakan bahan alami seperti kayu manis, cengkeh, kopi dan teh. Bahan-bahan tersebut dapat mengacak sistem sensor pada semut untuk menemukan makanan. Pada penelitian ini penggunaan bahan kayu manis dan cengkeh diekplorasi menjadi produk dinnerware, karena produk dinnerware anti semut masih belum banyak dikembangkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen untuk menemukan komposisi yang tepat agar diperoleh dinnerware yang rigid. Selanjutnya, dilakukan eksplorasi bentuk. Akhirnya dilakukan uji ketahanan produk terhadap semut untuk mengetahui seberapa lama dan seberapa kuat produk dinnerware anti semut alami ini dapat mengantisipasi datangnya semut.
Desain Flexible Floor Workstation Berkonsep Budaya Jawa Yoga Priyadi Elda; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.57768

Abstract

Beraktivitas dengan duduk di lantai adalah kebiasaan masyarakat atau budaya yang telah mengakar di Asia. Cerminan budaya duduk di lantai tersirat dari kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa mengenai pose-pose duduk di lantai antara lain : simpuh, sila, ‘ngleseh’, ‘ndeprok’, ‘selonjor’, jongkok, ‘leyeh-leyeh’, terlentang, tengkurap, rangkak, sujud, sembah, sungkem, ‘ngesot’, ‘mlungker’. Pose duduk bawah dalam jangka waktu panjang akan rawan menimbulkan ketidak-nyamanan. bahkan dapat berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengembangan desain untuk menunjang aktivitas duduk bawah dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan dan kesehatan. Melalui observasi perilaku pengunjung di lobby perpustakaan ITS lantai 1 selama tidak kurang dari 2 jam, pengamatan dilakukan dengan penekanan pada bagaimana alur pekerjaan target mulai dari datang, persiapan bekerja, ketika bekerja, dan setelah bekerja yang kemudian dianalisis dalam bentuk affinity diagram. Selain menganalisis perilaku pengguna saat bekerja di lantai, peneliti juga melakukan analisis terhadap produk penunjang aktivitas di lantai yang sudah ada terutama perbandingan fiturnya, sehingga dapat diketahui fitur apa yang belum banyak diakomodir pada desain yang sudah ada, sehingga perlu dikembangkan desainnya. Analisis-analisis tersebut menjadi dasar dalam penentuan konsep desain. Hasil analisis merekomendasikan konsep desain produk penunjang aktivitas bekerja di lantai yang fleksibel, mengakomodir budaya Jawa (yang menjadi latar belakang perilaku pengguna), serta praktis. Berdasarkan konsep desain tersebut, dilakukan pengembangan alternatif desain mulai dari sketsa hingga pembuatan model 3 dimensi dalam bentuk digital. Model digital 3 dimensi tersebut dianalisis kekuatannya. Pada saat bersamaan juga dilakukan pembuatan model berskala 1:5 dari bahan karton untuk menguji apakah mekanisme dan strukturnya bisa bekerja. Terdapat 4 model yang diuji, kemudian diseleksi dan diperoleh desain final yang dibuat purwa rupanya dalam skala 1:1. Langkah terakhir adalah pengujian pengguna (usability test) untuk mengetahui keberhasilan produk yang dirancang dalam menunjang aktivitas di lantai.
Pengembangan Desain Kursi Adaptable pada Area Ruang Terbuka Coworking Space Syawalrizqi Iqbal Abdurrahim; Ellya Zulaikha
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373520.v9i2.58108

Abstract

Coworking space adalah area kerja yang dapat disewa untuk beragam aktivitas kerja baik secara individu maupun berkelompok seperti diskusi, seminar atau acara lainnya. Ragam aktivitas kerja tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga furnitur yang dibutuhkan pun berbeda. Oleh karena itu ada coworking space yang menyediakan beberapa area dengan furnitur yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya. Namun hal ini kerap mengakibatkan inefisiensi, terutama karena ragam furnitur yang tersedia tidak dapat digunakan secara fleksibel. Penelitian ini mengeksplorasi kemungkinan satu jenis furnitur untuk digunakan memenuhi ragam kebutuhan di coworking space tersebut. Metode penelitian diawali dengan pengambilan data primer berupa observasi ke coworking space untuk mengamati aktivitas pengguna pada konteksnya. Hasil dari pengamatan tersebut dianalisis dan dihasilkan konsep desain kursi adaptable yang dapat menyesuaikan kebutuhan kerja baik secara individu maupun berkelompok. Dapat digunakan untuk berbagai posisi baik saat bekerja secara individual maupun saat berdiskusi, bekerja berkelompok, mengikuti seminar atau even lainnya. Selanjutnya dilakukan pengembangan desain, hingga permodelan digital secara 3 Dimensi.
Pengembangan Desain Cincin Kinetik berdasarkan Gerak Ikan Katarina Dayinta Prameswari; Ellya Zulaikha
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1305.918 KB) | DOI: 10.12962/iptek_desain.v18i2.6209

Abstract

Secara global, terutama di negara negara maju seperti Amerika Serikat dan negara negara di Eropa perhiasan kinetik telah berkembang sejak lama. Sedangkan di Indonesia, perhiasan kinetik belum banyak berkembang.  Padahal perhiasan kinetik berpotensi dan memliki pasarnya tersendiri. Lalu melalui pengamatan gerak sederhana yg sudah familiar di sekitar kehidupan masyarakat, maka dilakukan pengembangan desain cincin pada arah kinetik berdasarkan gerak ikan. Selain itu juga ikan sendiri telah memliki estetika dan gerak kinetik sendiri sebagai makhluk hidup. Penelitian ini menerapkan eksplorasi adaptasi gerak ikan pada perhiasan melalui beberapa metode analisis, yaitu analisis sistem kinetik perhiasan, analisis gerak jari dan tangan, analisis sistem, analisis gerak ikan, analisis pasar, serta analisis dan eksperimen prototype. Dengan ini menghasilkan perhiasan dengan sistem kinetik yang selaras dengan gerak ikan. Dengan ini perhiasan kinetik menjadi arah bentuk perhiasan yang baru di Indonesia.
Konsep Two-in-One pada Desain Trandem, Sliding Tandem, Air Purifier, dan Portable Commuter Bikes Bambang Iskandriawan; Primaditya Primaditya; Hertina Susandari; Ellya Zulaikha; Bambang Tristiyono
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/iptek_desain.v20i2.11592

Abstract

Abstrak—Fungsi ekstra produk sepeda untuk dapat memenuhi kebutuhan baru yang semakin beragam berikut permasalahan lingkungan yang timbul akan memantik ide segar untuk membuat desain sepeda lebih kreatif lagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut. Tujuan dibuatnya desain sepeda yang tidak hanya berfungsi tunggal tersebut akan dapat lebih memenuhi kebutuhan pengguna produk. Konsep two-in-one pada sebuah sepeda mengakibatkan fungsi sepeda menjadi tidak hanya sebagai alat transportasi semata. Inovasi desain produk sepeda yang dihasilkan merupakan sebuah solusi yang ditunggu oleh masyarakat. Metode yang dipergunakan adalah dengan mengimplementasikan secara intens design thinking: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Pada setiap aktivitas riset sangat mungkin dilaksanakan sub-aktivitas yang akan dapat memperkuat hasil desain. Analisa struktur sepeda dengan simulasi numerik dapat mengontrol desain alternatif sepeda. Dari empat buah desain dan prototipe sepeda yang telah diwujudkan selanjutnya dapat disusun program hilirisasi produk hasil riset. Dimana fitur-fitur andalannya adalah sebuah konsep two-in-one yang melekat pada setiap produk sepeda tersebut.Abstract—The extra function of bicycle products to meet new, increasingly diverse needs along with environmental problems that arise will bring up fresh ideas to make bicycle designs more creative according to the needs of the community. The purpose of making a bicycle design that does not only have a single function will be able to better meet the needs of product users. The concept of two-in-one on a bicycle resulted in the function of the bicycle being not only as a means of transportation. The resulting bicycle product design innovation is a solution that is awaited by the community. The method used is to implement design thinking intensely: empathize, define, ideate, prototype, and test. In each research activity, it is possible to carry out sub-activities that will strengthen the design results. Structure analysis of bicycles with numerical simulation can control alternative designs of bicycles. From the four bicycle designs and prototypes that have been realized, a downstream program for research products can be arranged. Where the flagship features are a two-in-one concept that is attached to each of these bicycle products.
Eksperimen Sistem Sambungan Rotan Untuk Pengembangan Sarana Duduk Rotan Ihsan Biantoro; Ellya Zulaikha
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.199 KB) | DOI: 10.12962/iptek_desain.v16i1.2833

Abstract

Industri mebel rotan terus meningkat dalam 3 tahun terakhir, terutama setelah Peraturan Menteri Perdagangan tentang pelarangan ekspor bahan baku mentah ini dikeluarkan. Sejak tahun 2012, nilai ekspor pada mebel rotan meningkat 57% dibandingkan tahun 2011 dan telah memberikan dampak positif bagi industri rotan di Indonesia. Kementerian Perdagangan merilis bahwa sebanyak 80% kebutuhan rotan dunia dipenuhi oleh Indonesia. Dengan perkembangan ini, diharapkan ada lebih banyak inovasi pada mebel rotan, baik dari segi desain maupun dari proses produksi.Desain mebel rotan pada saat ini mengalami stagnansi pada inovasi. Berbeda dengan era 90-an di mana era tersebut adalah era kejayaan mebel rotan di Indonesia. Dengan dasar tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk menemukan inovasi baru penggunaan rotan pada mebel. Langkah atau metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan eksperimen. Observasi yang pertama dilakukan untuk mengetahui desain yang sedang berkembang dan selera pasar pada saat ini melalui pengamatan pada beberapa pameran. Observasi yang kedua dilakukan untuk mengetahui proses produksi dan kemampuan produksi industri mebel rotan. Wawancara dilakukan pada ekspert yang bekerja dalam bidang mebel rotan dan sudah mendapatkan beberapa penghargaan tentang desain rotan yang membuktikan kompetensinya dalam bidang ini. Setelah itu dilakukan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan berupa eksplorasi sistem joining dan struktur utama, untuk mencari kemungkinan kebaruan yang nantinya mampu menghasilkan kemungkinan desain yang baru.Pada akhir penelitian ini, dihasilkan beberapa jenis join baru yang memberikan kesan dan desain baru pada mebel rotan. Join baru yang dihasilkan lebih bersih dari sisi desain dan memiliki komposisi bentuk baru yang tergolong menarik secara pasar.
Eksplorasi Teknik Membuat Pola Pattern Die Cut Pewarnaan dan Finishing Kulit Ikan Nila sebagai Kombinasi Material pada Produk Tas Wanita Bambang Tristiyono; Ellya Zulaikha; Hertina Susandari; Ari Dwi Krisbianto; MY Alief Samboro; Aarifatun Nurul Ilmi
Jurnal Desain Idea: Jurnal Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/iptek_desain.v20i1.9333

Abstract

Tren fashion berubah dengan cepat, dan merupakan tantangan bagi brand lokal untuk terus berinovasi agar dapat bersaing pada pasar nasional dan internasional. Beberapa inovasi produk dapat dengan menggunakan material yang unik, dan penggunaan teknik produksi yang berbeda. Seperti halnya penggunaan material kulit ikan untuk diaplikasikan pada produk fashion dan lifestyle yang belum banyak diketahui oleh penikmat produk fashion. Kulit ikan adalah material kulit hewan dengan karakter kulit yang berbeda tiap spesies ikan. Seperti kulit ikan Nila, yang memiliki tekstur dan motif sisik pada penampang kulit, dengan ketebalan kulit kurang dari 1 mm. Ikan Nila sendiri merupakan jenis ikan yang mudah dibudidayakan, dan tidak termasuk satwa endemik di Indonesia. Ini merupakan sebuah potensi bagi ikan Nila untuk dapat diaplikasikan pada produk-produk kerajinan kulit. Artikel ini membahas mengenai eksperimental material kulit ikan Nila, untuk membentuk ragam hias, sebagai kombinasi material produk tas wanitaFashion trends change rapidly, and it is a challenge for local brands to continue to innovate in order to compete in national and international markets. Some product innovations can use unique materials, and use different production techniques. Like the use of fish skin material to be applied to fashion and lifestyle products that are not widely known by fashion product connoisseurs. Fish skin is an animal skin material with different skin characteristics for each fish species. Like Tilapia fish skin, which has a texture and scale motif on the skin, with a skin thickness of less than 1 mm. Tilapia itself is a type of fish that is easily cultivated, and is not endemic to Indonesia. This is a potential for tilapia to be applied to leather handicraft products. This journal discusses the experimental material of Tilapia fish skin, to form decorations, as a material combination for women's handbags.