Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan 
                    
                    Jane Malinda; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 1 (2018) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (706.043 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Berkurangnya sumber daya alam dan kerusakan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan papan merupakan salah satu permasalahan dunia yang kini marak terjadi yang merupakan dampak dari Global Warming. Pembangunan yang berkonsep bangunan hijau merupakan salah satu solusi untuk mencegah hal tersebut. Di Indonesia Kota Bintaro telah menggagas konsep ramah lingkungan yaitu ecommunity namun hanya untuk hunian perumahan dan taman kota. Sedangkan pembangunan marak dilakukan secara vertikal. Penelitian mengkaji hunian vertikal di Bintaro yaitu Kondominium The Accent untuk menetahui konsep bangunan hijau yang diterapkan sesuai standar GBCI. Standar Greenship yang digunakan merupakan Greenship Bangunan Baru versi 1.2 dengan enam kategori dan masing-masing kriteria di dalamnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan hasil analisis berupa total poin dan peringkat yang didapatkan objek sesuai standar. Serta rekomendasi dalam bidang arsitektur maupun non arsitektur yang harus ditambahkan agar mencapai peringkat GBCI yang lebih baik. Sehingga objek penelitian mampu menjadi hunian vertikal yang memiliki konsep bangunan hijau.   Kata kunci: global warming, GBCI, bangunan hijau
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Evaluasi Konsep Bangunan Hijau pada Bangunan Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat 
                    
                    Maudy Latuconsina; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (911.604 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Global warming is getting worse also accompanied by climate change makes human habit have to change too. Eco-friendly lifestyles are being implemented in many countries, including Indonesia. This is evidenced by the emergence of eco-friendly buildings (green buildings). In DKI Jakarta still not optimal in implementation of the Governor Regulation number 38. To solve the problem, the government undertakes a commitment to make DKI Jakarta as the Center of Excellence in Indonesia in 2030. The study assesses vertical dwelling in the super blocks of Pesakih, Rusunawa Pesakih to know the concept green buildings that implemented according to GBCI standard. The standard used is Greenship Existing Building version 1.1 with six categories and each criterion in it. The method used descriptive qualitative. As the result of the existing evaluation, the Rusunawa Pesakih earned 47 points which categorized SILVER rating. Then from the results of existing evaluation made recommendations. Recommendations are divided into two: architectural and non-architectural recommendations. The total points after the recommendation are 80 points and get the PLATINUM rating.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Konsep Mandiri Energi dengan Air-Curing di dalam Gudang Atag sebagai Bangunan Vernakular Pengering Tembakau di Jember 
                    
                    Daning Herawati; 
Andika Citraningrum, ST., M.Sc                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Gudang Atag merupakan salah satu bangunan yang telah ada di Indonesia sejak lama.Bangunan ini merupakan ciri khas dari daerah perkebunan yang menanam tembakaujenis Na-Oogst, yang merupakan bahan baku rokok cerutu. Gudang Atag ini bekerjadengan konsep mandiri energi yang sepenuhnya menggunakan pendinginan pasif untukmengeringkan tembakau di dalamnya yang disebut dengan air-curing. Hal lain yangmempengaruhi proses air-curing yaitu konsep ventilasi silang, pemilihan materialselubung gudang dan juga manual control yang dilakukan oleh penjaga gudang. Gudangini bisa bekerja dengan baik meskipun tanpa bantuan energi buatan seperti energi listrik.Keseluruhan kinerja bangunan didukung oleh material, ukuran, energi angin dan tenagamanusia, oleh sebab itu bangunan ini tergolong bangunan yang mandiri energi. Dan daripenelitian yang dilakukan, beberapa konsep dari kinerja Gudang Atag tersebut mungkinbisa diadaptasi ke bangunan kontemporer.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Optimalisasi Facade Untuk Mengurangi Penerimaan Panas Pada Ruang Tunggu Terminal Bandara 
                    
                    Ilham Fakhrurrozy; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Bandar udara merupakan pemegang peranan penting dalam suatu simpul antar moda transportasi, sebagai gerbang masuk suatu daerah bandara selalu memiliki ciri khas yang menggabarkan budaya setempat dimana bangunan tersebut berdiri. Bandara juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Bandara Internasional Kualanamu merupakan Pintu gerbang masuk menuju Provinsi Sumatera Utara, Bandara ini juga menjadi salah satu Bandara terbesar dan tercanggih di Indonesia . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif  eksperimen dengan taktik simulasi , yaitu memperoleh data eksisting di lapangan dan dilakukan perhitungan nilai OTTV (Overall Thermal Transfer Value)dengan menggunakan rumus OTTV yang akan menghasilkan indeks perpindahan panas matahari sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia), dan melakukan simulasi penerimaan radiasi matahari pada aplikasi Autodesk ecotect. Penelitian ini merupakan studi kasus tentang upaya optimalisasi melalui rekayasa facade pada selubung bangunan guna mencari solusi dan pemecahan masalah menyangkut kenyamanan termal yang disebabkan oleh Radiasi matahari.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengaruh Luas Bukaan Ventilasi Terhadap Lingkungan Termal Pada Masjid Ulul Albab Insan Cendikia Mandiri 
                    
                    Andiavi Gilang Pradana; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 3 (2021) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
 Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten yang dekat dengan Surabaya, dan kota pahlawan adalah sebutan dari kota Sidoarjo. Sidoarjo merupakan daerah perbatasan Surabaya dan Gresik, Letak Geografis Sidoarjo berada di daerah yang memiliki daratan rendah dan berada pada dua aliran sungai yang besar, yaitu Kali Mas dan Kali Porong, asal mula keduanya sungai itu merupakan pecahan dari kali Brantas. Oleh karena itu, Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota Delta. Kota Sidoarjo memiliki beberapa masjid yang memiliki desain yang modern untuk memfasilitasi pengguna sekitar untuk beridadah. Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa masjid yang telah menggunakan desain modern dengan ramah lingkungan dan tidak menggunakan AC, namun letak geografi Sidoarjo dalah dataran rendah dan memeiliki suhu udara yang bisa dikatan hangat – panas. Pada beberapa masjid yang terletak di Kota Sidoarjo tentunya memiliki desain khusus untuk mengatasi dan mengaptasi bangunan dilingkungan hawa panas. Sehingga dengan desain khusus pada daerah yang memiliki suhu rata-rata hangat – panas bisa terasa sejuk dan nyaman saat digunakan untuk beribadah.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengaruh Elemen Selubung Tembus Cahaya Terhadap Lingkungan Termal pada CG Artspace di Jakarta Selatan 
                    
                    Nadya Iftinan; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Iklim tropis lembab identik dengan keadaan suhu panas yang dipengaruhi oleh radiasi matahari. Untuk mengantisipasi kendala lingkungan termal bangunan di iklim tropis lembab harus tanggap dalam mengurangi perolehan radiasi panas matahari. Bagian pada bangunan yang tekena dampak langsung pepindahan panas adalah material terutama kaca memiliki nilai transmisi panas tinggi. Penggunaan kaca untuk mendapatkan view dan lingkungan termal yang nyaman rasio 20% - 30%. Jenis kaca insulated glass unit dengan coating Low E dan argon gas dapat membantu nilai transmisi panas dan letak yang harus dihindari adalah bagian barat dan yang baik bagian selatan dan tenggara. Terdapat bangunan dengan konsep keterbukaan dengan menggunakan kaca pada ketiga sisinya pada tiap lantainya dengan rasio besar ±100%, penggunaan rasio yang luas dan pada ketiga sisi ruang dapat meningkatkan transmisi panas ke dalam ruang. Sehingga perlu diteliti lingkungan termal terutama temperatur udara pada kondisi tersebut, dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan simulasi. Untuk memaksimalkan penggunaan kaca rasio besar di ketiga sisinya yakni penggantian insulated glass unit dengan jenis double insulated glass low E with argon gas (4 mm – 20 mm – 4 mm) dapat membantu menurunkan dan didukung dengan keadaan kondisi bukaan dan pembayangan yang baik dalam memberikan penghawaan alami untuk mencapai standar kenyamanan.Kata kunci: Fasad kaca, lingkungan termal, temperature udara
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Evaluasi Soundscape Pada Alun-alun Merdeka Kota Malang 
                    
                    Ralita Hibatul Wafi; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Salah satu jenis RTH adalah taman kota. Keberadaan taman kota sangat membantu ditengah kepadatan kehidupan perkotaan. Saat ini kehidupan suatu perkotaan tidak terlepas dari kesibukan dan kebisingan yang diakibatkan oleh manusia ataupun kendaraan. Kenyamanan audial dan ketenangan menjadi hal yang sulit didapatkan di kehidupan perkotaan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kenyamanan fisik dan psikis manusia. Dengan adanya taman kota tersebut setidaknya dapat menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Taman kota bisa dijadikan tempat oasis dari kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan perkotaan. Alun-alun Merdeka Kota Malang merupakan taman kota yang cukup aktif dan belum pernah dikaji mengenai kondisi soundscapenya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-evaluatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi soundscape yang ada sudah baik atau belum dengan mengukur kebisingan yang ada pada alun-alun, pengamatan soundwalk dan penyebaran kuesioner. Selain itu untuk mengetahui apakah ada pengaruh anatara elemen lanskap di Alun-alun Merdeka Kota Malang terhadap kondisi soundscape. Hasil penelitian evaluasi soundscape yang dilakukan selama empat hari yaitu pada Minggu dan Senin menunjukkan kebisingan yang ada melebihi baku mutu tingkat kebisingan untuk RTH yaitu > 50 dB. Selain itu elemen lanskap yang ada belum secara maksimal dalam mengurangi kebisingan. Namun sudah efektif dalam menghadirkan suasana alam seperti suara burung dan suara jangkrik.   Kata kunci: soundscape, kebisingan, tata lanskap
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Evaluasi Konsep Green Building pada Gedung Layanan Bersama Universitas Brawijaya 
                    
                    Saiful Adi Kurniawan; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (874.997 KB)
                            
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Fenomena kerusakan alam dan pemanasan global yang sedang melanda bumi ini menghadirkan konsep green building untuk memecahkan permasalahan tersebut. Green building didefinisikan sebagai pendekatan sebuah perencanaan dan perancangan bangunan melalui sebuah proses yang memperhatikan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsep green building pada Gedung Layanan Bersama Universitas Brawijaya. Evaluasi menghasilkan rating dan rekomendasi yang menjadi acuan kedepannya. Penelitian ini menggunakan standar GREENSHIP NB 1.2 pada pengukurannya. Hasil dari evaluasi, Gedung Layanan Bersama mendapatkan 40 poin dan mendapatkan peringkat BRONZE. Kategori yang menghasilkan poin terbanyak adalah kategori Tepat Guna. Kemudian dari hasil pengukuran kondisi eksisting bangunan dilakukan rekomendasi. Rekomendasi dibagi mejadi dua yaitu rekomendasi desain (arsitektural) dan rekomendasi manajemen (non arsitektural). Total poin setelah dilakukan rekomedasi adalah 74 poin dan mendapatkan peringkat PLATINUM.Kata kunci: Green Building, GREENSHIP NB 1.2, Gedung Layanan Bersama
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Rekayasa Bukaan Penghawaan Alami pada Rumah Susun Puspa Agro Sidoarjo 
                    
                    Rahadito Baskara Lazuardi; 
Andika Citraningrum, ST., M.Sc                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Dengan suhu rata-rata tahunan 27oC, karakter suhu pada wilayah kabupaten Sidoarjo berada di ambang batas atas dalam kategori kenyamanan termal. Berdasarkan data pengukuran suhu oleh BMKG pada tahun 2014, suhu rata-rata tersebut dapat mencapai hingga 34,6oC pada bulan desember. Hal ini merupakan sebuah permasalahan yang dihadapi bagi 2 juta populasi penduduk yang tinggal di dalamnya. Permasalahan mengenai kenyamanan termal tersebut berkaitan secara langsung terhadap kegiatan atau aktifitas penduduk, yang kemudian berkaitan dengan tempat tinggal dimana aktifitas berlangsung untuk jangka waktu terlama. Dengan sebagian penduduk di Sidoarjo memiliki tempat tinggal yang berada di rumah susun, dibutuhkan peninjauan mengenai kinerja termal di dalamnya yang hal itu telah diatur juga dalam SNI 03-6572-2001 sebagai standar. Salah satu aspek utama yang diteliti adalah bukaan yang berfungsi sebagai penghawaan alami dalam menghasilkan kenyamanan termal. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimental untuk mengetahui kinerja bukaan pada unit rumah susun yang berada di Puspa Agro Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bukaan masih harus dimaksimalkan untuk mendapatkan kecepatan dan persebaran angin yang cukup dalam menghasilkan kenyamanan termal di dalam ruangan unit rumah susun.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Modifikasi Elemen Bukaan Untuk Meningkatkan Kenyamanan Termal di Ta–Mi Sunan Kalijaga Malang 
                    
                    Rendy Eko Setyawan; 
Andika Citraningrum                    
                     Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 4 (2019) 
                    
                    Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                    
                    
                        
                            
                            
                                
Ta-Mi Sunan Kalijaga merupakan bangunan pendidikan yang terletak di kawasan pemukiman padat. Kondisi ini membuat  suhu  di  dalam bangunan lebih tinggi dari  suhu di luar bangunan. Oleh karena itu perlu strategi untuk menurunkan suhu di dalam bangunan melalui modifikasi elemen bukaan pada ruang kelas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan eksperimental dengan software Autodesk Ecotect Analisys 2011. Data primer berupa data  pengukuran  suhu,  kelembapan,  kecepatan angin, dan pengukuran fisik bangunan melalui survey langsung. Modifikasi  yang dilakukan berupa dimensi, tipe, dan posisi.  Setelah  dilakukan  modifikasi  suhu mengalami penurunan suhu sebesar 2,52°C.