Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kualitas Taman Cerdas Trunojoyo Malang Dengan Pendekatan Kriteria Layak Anak Anthea Putri Yasmin; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka memenuhi hak anak, UNICEF membuat kebijakan berupa CFCI (Child-Friendly City Initiative). Kota Malang telah memenuhi indikator ramah anak dengan peringkat Madya yang memenuhi 60-70% dari Indikator Kota Ramah Anak. Kota Malang memiliki taman bermain anak di ruang publik, salah satunya berada di Taman Cerdas Trunojoyo. Namun, terdapat beberapa permasalahan seperti pemeliharaan fasilitas dan aksesibilitas yang dapat memengaruhi keramahan anak di taman. Karena itu, timbul pertanyaan apakah Taman Cerdas Trunojoyo ramah anak atau tidak? Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil apakah Taman Cerdas Trunojoyo ramah anak atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode gabungan (mixed-method) dengan responden penelitian orang tua/wali anak dan anak-anak. Metode kuantitatif digunakan untuk menentukan persepsi responden terhadap kualitas taman. Metode kualitatif digunakan untuk mengevaluasi taman melalui perbandingan kondisi eksisting dengan literatur. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan faktor yang paling mempengaruhi kualitas taman adalah Fasilitas Taman. Berdasarkan hasil analisis gabungan, ditemukan kualitas ramah anak di Taman Cerdas Trunojoyo cukup layak menurut orang tua/wali anak-anak dan anak-anak. Aspek dengan kualitas tertinggi adalah fasilitas penunjang dan ruang alam, sedangkan aspek dengan kualitas terendah adalah aksesibilitas dan fasiltias rekreatif, kreatif, dan olahraga. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa Taman Cerdas Trunojoyo cukup layak anak.
Analisis Keberlanjutan Aspek Sosial Ekonomi Pada Kampung Topeng, Tlogowaru di Kota Malang Pasca Pandemi Covid-19 Magvira Ardhia Pratiwi; Novi Sunu Sri Giriwati
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 2 (2022): October 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.151 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i02.p02

Abstract

The vast and rapid viral spread during the Covid-19 pandemic in Indonesia urged the government to impose a Large-Scale Social Restriction Regulation. One significant impact of this restriction is the closure of vast tourist destinations, including Kampung Topeng, in the Tlogowaru District of Malang City. The development of this kampung into a tourist destination is one of the Desaku Menanti Program’s initiatives, which aims at improving the living standard of the homes-less members of the community by providing them with opportunities to work within their kampung which has been now developed into a tourist destination. It had headed toward achieving this objective till the Covid-19 pandemic arrived at the end of 2019. Tourism-related activities have stopped, and so has its economic contribution. Focusing its discussion on the socio-economic issues, this study examines the development practices at the Kampung Topeng in the aftermath of the Covid-19 pandemic. It bases its analysis on indicators outlined by the Sustainable Development Goals (SDGs). The study implemented a qualitative descriptive method in which data were obtained from observations and interviews with relevant stakeholders and residents. Overall, the study result shows that Kampung Topeng tourist development is unsustainable. Having examined how each SDGs is reflected in development practices, this study finds that three SDGs are accommodated in a ‘sustainable’ manner, two SDGs are reflected in a ‘quite sustainable’ ways, and six SDGs are embedded in an ‘unsustainable’ degree. It is expected that these review results will assist relevant local governments in instigating a guideline for socio-economically sustainable tourism; thus, its goal to halt the return of the homeless group to the street and enhance its welfare is achievable. Keywords: village tourism; social, economy; SDGs, post Covid-19 Abstrak Persebaran virus secara luas dan cepat di masa pandemi Covid-19 di Indonesia memicu pemberlakuan Peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Salah satu dampak dari pembatasan ini adalah penutupan tempat wisata, seperti halnya yang terjadi di Kampung Topeng, Kelurahan Tlogowaru di Kota Malang. Pembangunan Kampung ini sebagai destinasi wisata merupakan salah satu inisiatif dari Program Desaku Menanti yang bertujuan meningkatkan taraf hidup para gelandangan dengan membuka kesempatan kerja di kampungnya sendiri yang sekarang telah dibangun sebagai destinasi wisata. Pada awalnya usaha ini sudah mengarah pada pencapaian tujuan sampai tibanya pandemi Covid-19 di akhir tahun 2019. Kegiatan kepariwisataan terhenti, begitu pula halnya dengan kontribusi ekonomi. Dengan memfokuskan kajian pada aspek sosial-ekonomi, penelitian ini mengkaji beragam praktek pembangunan di Kampung Topeng pasca pandemi Covid-19. Analisa dalam studi ini didasari oleh indikator-indikator yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Studi ini menerapkan metode deskriptif kualitatif. Data didapatkan dari observasi dan wawancara dengan stakeholder dan warga. Hasil studi menunjukkan bahwa pembangunan di Kampung Topeng belum berkelanjutan. Dengan mengkaji sejauh mana SDGs direfleksikan dalam praktek pembangunan, penelitian ini menemukan jika tiga item SDGs sudah diakomodasi pada level ‘berkelanjutan,’ dua SDGs direfleksikan dalam kategori ‘cukup berkelanjutan,’ dan enam SDGs dirangkul pada klasifikasi ‘belum berkelanjutan.’ Diharapkan jika temuan ini akan menjadi acuan dalam penyusunan panduan pembangunan industri wisata yang secara sosial ekonomi berkelanjutan, sehingga upaya menstop kembalinya para gelandangan ke jalan, dan peningkatan kesejahteraannya bisa tercapai. Kata kunci: kampung wisata; sosial; ekonomi; SDGs; pasca Covid-19
Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Objek Wisata Pulau Kumala di Kutai Kartanegara Ema Dwi Arsita; Novi Sunu Sri Giriwati
RUAS Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : RUAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.9

Abstract

East Borneo has a lot of potential and natural resources that have not been fully developed, including in the tourism sector. Kutai Kartanegara Regency is experienced rapid progress in the tourism sector and continues to be developed until now. One of the popular tourist objects is Kumala Island as a cultural tourism object. However, within one year this tourist attraction experienced a decrease in the number of visitors because the management was considered less than optimal. Therefore, there is a need for a study of the level of visitor satisfaction at a tourist attraction to see what facilities must be improved in order to attract visitors again. This study uses a descriptive qualitative method with a Likert scale to see the level of satisfaction of visitors to Kumala Island tourism. From the research results, the Attractions and Accessibility aspects in Kulau Kumala have been satisfactory, but the amenities are still unsatisfactory so they must be addressed to attract visitors again.
Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Objek Wisata Pulau Kumala di Kutai Kartanegara Ema Dwi Arsita; Novi Sunu Sri Giriwati
RUAS Vol. 20 No. 2 (2022)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.9

Abstract

East Borneo has a lot of potential and natural resources that have not been fully developed, including in the tourism sector. Kutai Kartanegara Regency is experienced rapid progress in the tourism sector and continues to be developed until now. One of the popular tourist objects is Kumala Island as a cultural tourism object. However, within one year this tourist attraction experienced a decrease in the number of visitors because the management was considered less than optimal. Therefore, there is a need for a study of the level of visitor satisfaction at a tourist attraction to see what facilities must be improved in order to attract visitors again. This study uses a descriptive qualitative method with a Likert scale to see the level of satisfaction of visitors to Kumala Island tourism. From the research results, the Attractions and Accessibility aspects in Kulau Kumala have been satisfactory, but the amenities are still unsatisfactory so they must be addressed to attract visitors again.
Pasar Wisata Tepian Air Dengan Konsep Placemaking di Waduk Selorejo Kabupaten Malang Novia Dewantari; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waduk Selorejo merupakan waduk buatan di Kabupaten Malang yang direncanakan akan dikembangkan menjadi salah satu wisata unggulan di Malang. Meskipun menyuguhkan keindahan pemandangan yang menawan, Waduk Selorejo mengalami penurunan jumlah wisatawan secara drastis, terutama saat masa pandemi Covid-19. Penurunan wisatawan ini juga dilatarbelakangi oleh beberapa faktor lain seperti kurangnya fasilitas bagi pengunjung, kurangnya kerja sama masyarakat dalam pemeliharaan tempat wisata, adanya permasalahan sampah dan limbah, serta kurang menariknya kondisi waduk saat air surut. Untuk mengatasi berbagai permasalah ini, dibutuhkan suatu fasilitas yang dapat menarik minat pengunjung dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada, serta melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya agar tempat wisata dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dengan menghadirkan pasar wisata yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan sarana rekreasi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan mengatasi berbagai permasalahan pada tempat wisata ini. Dengan memanfaatkan perairan waduk Selorejo, menghadirkan pasar wisata tepian air akan memberikan keunikan tersendiri, yaitu menawarkan pengalaman unik berwisata air di daerah pegunungan yang biasanya identik dengan wisata daratnya. Pasar wisata ini dapat dijadikan sebagai sarana bagi masyarakat lokal untuk menjual hasil perkebunan, peternakan, dan kerajinan, sarana pengembangan wisata kuliner, wisata air, serta berbagai wisata lain. Untuk meningkatkan nilai tempat wisata, placemaking digunakan sebagai konsep perancangan yang mengacu pada aspek dan kriteria palcemaking dalam membuat suatu tempat. Menggunakan pendekatan intuisionisme melalui proses induksi intuitif, menjadikan desain pasar wisata ini memiliki esensi ruang yang lebih bermakna dengan memperhatikan aspek fisik maupun non fisiknya. Kata kunci: Pasar wisata, tepian air, induksi intuitif, placemaking
Pengembangan Museum Kenangan Semeru dengan Konsep Resilient Tourism di Kabupaten Lumajang Mochamad Husni Hakiki; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terletak di Cicin Api Pasifik, menjadikan salah satu daerah dengan aktivitas seisimik dan vulkanik di dunia. Pada tanggal 4 Desember 2021 Gunung Semeru mengalami erupsi yang menimbulkan 62 korban jiwa dan sejumlah 10.395 warga mengungsi, hal ini mengakibatkan tingginya risiko korban jiwa dan harta benda. Pasca bencana erupsi Gunung Semeru Pemerintah Kabupaten Lumajang yang berkerja sama dengan mahasiswa KKN dari Universitas Jember mendirikan Museum Kenangan Semeru. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung adanya pengembangan Museum Kenangan Semeru menjadi sarana memorial dan edukasi terkait mitigasi bencana gunung berapi. Karena letaknya yang berada di kawasan rawan bencana 3 (KRB III) maka konsep resilient tourism diterapkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terkait bencana yang sedang dihadapi di tapak tersebut. Dalam proses pengembangan desain Museum Kenangan Semeru digunakan pendekatan intuisionisme melalui proses induksi intuitif, sehingga selain menghasilkan desain yang solutif namun juga diimbangi dengan esensi ruang yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat umum dan sekitarnya dengan memperhatikan aspek fisik dan non fisiknya. Kata kunci: Museum, resilient tourism, intuisionisme
Peranan Partisipasi Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kotalama, Kota Malang Azis, Indy; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 13 No. 3 (2024): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v13i3.377

Abstract

Pemukiman kumuh menjadi salah satu permasalahan utama yang kini sedang dihadapi oleh banyak kota-kota besar di Indonesia. Kelurahan Kotalama menjadi salah satu permukiman kumuh di Kota Malang yang sampai saat ini permasalahan sampahnya menjadi perhatian banyak orang. Penelitian ini mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Kotalama, Kota Malang. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi warga masih tergolong rendah. Upaya untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh telah menunjukkan dampak positif, namun peningkatan partisipasi masyarakat diperlukan untuk keberlanjutan program.
Partisipasi Berbasis Masyarakat dalam Pembangunan di Pantai Watukarung Pacitan Irfan Maulana Ashgaf; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 13 No. 3 (2024): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v13i3.381

Abstract

Pembangunan dan transformasi di pedesaan merupakan dampak modernisasi yang perlu diwaspadai. Sebuah desa mengandung nilai-nilai budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial dan lingkungan binaan. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkatan partisipasi masyarakat dan mengetahui metode pemberdayaan masyarakat yang digunakan dalam pengembangan kawasan Watukarung. Temuan artikel ini terdapat dua hal utama antara lain pertama, tingkat partisipasi masyarakat kawasan pantai Watukarung berada pada tahap partisipasi dengan kolaborasi antar tiga pihak yaitu pemerintah sebagai kontrol peraturan perundangan dan kebijakan, pihak swasta sebagai pemilik modal usaha utama, dan masyarakat sebagai pelaku utama dalam menggerakkan roda investasi yang telah disepakati Bersama. Kedua, metode partisipasi yang digunakan oleh masayarkat setempat terbentuk oleh dua hal dasar yaitu kesadaran dan kemauan dengan bertumpu pada satu titik kebersamaan hegemoni sosial yaitu tercermin dengan metode partisipasi gotong royong. Kontribusi penelitian ini digunakan sebagai pedoman dalam membuat kebijakan pembangunan sehingga dapat terealisasi tepat guna antara program pemerintah terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat untuk berkembang secara spesifik sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan keberlanjutan ekologi.
Partisipasi Masyarakat Dalam Keberlanjutan Kampung Wisata Industri Keripik Tempe Sanan Prastiwi, Arindi Eka; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 13 No. 3 (2024): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v13i3.384

Abstract

Industri pariwisata pada bidang pangan yang dikembangkan dengan baik, dapat berpotensi menjadi suatu tujuan daerah wisata tersendiri yang memberikan peluang bisnis pariwisata berkelanjutan. Daerah yang memiliki daya tarik dan potensi dalam wisata kuliner oleh-oleh salah satunya adalah Kampung Wisata Industri Keripik Tempe Sanan yang berada di pusat kota Malang, Jawa Timur. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu kriteria penting untuk mencapai tujuan pariwisata berkelanjutan. Penelitian kualitatif-deskriptif dengan pendekatan partisipasif melalui studi kasus dilakukan untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam keberlanjutan kampung wisata industri kripik Tempe Sanan. Analisis data secara deskriptif didasari pada tinjauan studi literatur dari jurnal terkait mengenai desa wisata dan partisipasi sosial yang dilakukan untuk menjelaskan secara narasi tingkatan partisipasi masyarakat pada objek studi kasus. Hasil analisis menunjukkan bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk suatu wadah perkumpulan masyarakat yang disebut kelompok sadar wisata (pokdarwis) Sanan. Tingkatan partisipasi masyarakat Kampung Sanan berada pada level sedang yaitu Partisipasi Untuk Imbalan Materi dan Partisipasi Fungsional. Masih terdapat persaingan yang cukup ketat antar pelaku usaha dikarenakan perbedaan visi misi dengan fokus utama menitikberatkan pada keuntungan pribadi. Keterlibatan masyarakat yang cukup tinggi terlihat pada antusiasme untuk pengembangan produk olahan dan juga promosi produk melalui kegiatan Festival Kuliner Tempe.
Keberlanjutan Kampung Heritage Kayutangan melalui Implementasi Konsep Green Infrastructure Evana Elirica Aliyah; Novi Sunu Sri Giriwati
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 14 No. 2 (2025): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v14i2.424

Abstract

Studi ini meneliti keberlanjutan Kampung Heritage Kayutangan dengan menerapkan konsep green infrastructure (GI). Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi eksisting kampung sebagai destinasi wisata melalui aspek amenities, attraction, dan accessibility serta something to do, something to see, dan something to buy sembari mengusulkan strategi berbasis GI. Adapun metode pengumpulan data dilakukan melalui  observasi dan metode penulisan melalui metode deskriptif kualitatif. Sementara itu, analisis penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif melalui analisis SWOT dan metode perancangan berupa konsep GI. Temuan menunjukkan bahwa elemen GI seperti taman hujan, permeable paving, dan kanopi pohon dapat mengatasi masalah lingkungan seperti banjir dan terbatasnya ruang hijau sembari meningkatkan nilai estetika dan ekologi kawasan tersebut. Keterlibatan komunitas melalui pendidikan dan partisipasi juga disarankan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan menawarkan solusi pelestarian warisan budaya dengan pengelolaan lingkungan. Hal berfungsi sebagai panduan bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan pengalaman pengunjung dan mempromosikan inisiatif keberlanjutan oleh komunitas.