Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DIABETES MELLITUS TIPE I PADA HEWAN MENCIT (MUS MUSCULUS) Taufan Citra Darmawan
Bahasa Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v10i1.265

Abstract

Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Di Indonesia fenomena diabetes melitus terkini tidak hanya menyerang lansia tapi juga rentang usia lainnya. Salah satu solusi alternatif yang dapat dicoba yaitu pengobatan tradisional dengan daun jambu biji. Penelitian sebelumnya terkait daun jambu biji mengatakan bahwa dalam daun jambu biji terdapat zat yang berdampak menurukan gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung pengaruh rebusan daun jambu biji terhadap kadar glukosa darah. Metode: penelitian ini adalah true experiment Desain penelitian yang digunakan yakni pre post test control group design. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah hewan mencit sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil dan Analisa: Dengan menggunakan uji chi - square didapatkan hasil yang signifikan ρ < α = 0,00 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh pada rebusan air daun jambu biji terhapat penurunan glukosa darah pada mencit. Hasil penelitian 16 ekor mencit yang dilakukan uji coba didapatkan bahwa seluruh mencit mengalami penurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan: air rebusan daun jambu biji (psidium guajava) dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit jenis (mus muculus). Penelitian ini masih merupakan penelitian tahap awal dimana perlu dilakukan uji coba lebih lanjut terhadap spesimen hewan mamalia jenis lainnya sebelum dilakukan kepada manusia.
Combination of Storytelling and Music Therapy to Reduce Stress in Children with HIV/AIDS and Discrimination in Surabaya Taufan Citra Darmawan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan (Journal of Health Sciences)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.721 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v14i1.1749

Abstract

   Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) in Indonesia are deadly infectious diseases. This disease will always be a problem at the national and global levels. The impact that often occurs, especially in children with HIV/AIDS, is psychological changes, namely stress. Efforts to overcome its disturbance are storytelling and music therapy. This research aims to apply storytelling and music therapy to reduce stress in children with HIV/AIDS.    This research method was a quasi-experiment with a research design involving 1 group (one group pre-post test), containing 30 respondents aged 6-10 years with HIV/AIDS by purposive sampling. The independent variable was storytelling and music therapy, while the dependent variable was stress levels. The instrument used Hamilton Anxiety Questionaire (HAM-A). The results of the study showed that 26 samples (86.7%) experienced decreased stress levels. Analysis of  Wilcoxon sign rank test obtained α=0.009, which means there was a difference before and after therapy.    The combination of music therapy and storytelling can be a better alternative in reducing stress in children – by considering age, environment, and children's emotions to have an optimal effect.
PENGETAHUAN TENTANG PENULARAN HIV TERHADAP PERILAKU AKTIVITAS SEKSUAL PENDERITA HIV Taufan Citra Darmawan; Lina Mahayaty; Retty Nirmala
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.1902

Abstract

Program pemerintah terkait peningkatan pengetahuan masyarakat melalui edukasi HIV banyak dilakukan akan tetapi pada faktanya masih banyak peningkatan populasi HIV dari tahun ke tahun. Penderita HIV justru berakhir acuh terhadap penyakitnya dengan melakukan seks bebas. Hal tersebut akan berdampak pada makin meluasnya penularan HIV atau dapat berdampak pada makin rendahnya kualitas hidup pasien HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan tentang penularan HIV dengan perilaku aktivitas seksual penderita HIV. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional yang dilakukan pada 50 orang sampel penelitian. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi meliputi 1) ODHA yang menderita HIV > 1 tahun 2) ODHA yang telah memiliki keluarga 3) ODHA berusia 26 - 45 tahun. 4) ODHA yang sudah berkeluarga / menikah. Instrument penelitian ini mengukur pengetahuan dan perilaku ODHA. Lokasi penelitian berada di LSM di Surabaya dengan lama waktu penelitian 2 bulan. Pelaksanaan pengukuran dilakukan secara tatap muka langsung tanpa melibatkan pihak ketiga. Hasil uji cross tab data didapatkan nilai signifikansi 0.009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang penularan HIV terhadap perilaku HIV. Dari hasil pengukuran juga didapatkan nilai coef corelasi 0.389, nilai ini menunjukkan kekuatan hubungan antar variable berada pada tingkat sedang (kurang kuat). Pengetahuan tentang penularan HIV memiliki pengaruh terhadap perilaku pasien HIV dalam berhubungan seksual akan tetapi nilai hubungan yang dimiliki tidak cukup kuat dikarenakan perilaku yang positif tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tapi juga beberapa faktor lainnya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang membandingkan masing-masing faktor yang berpengaruh.
Pemberdayaan Kader Lansia Melalui Pelatihan Kesehatan Dan Pelatihan Hidroponik Taufan Citra Darmawan; Saut Horas Hamonangan Nahampun; Dianita Primihastuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i2.379

Abstract

Special challenges for the elderly in the health sector such as the emergence of degenerative problems, non-communicable diseases, and mental health problems as well as economic problems in the form of reduced work productivity, limited employment opportunities, and poverty are the biggest threats to the welfare of the elderly. Most of the elderly in the Mojotengah, Menganti, Gresik areas only do their daily activities at home. Many elderly people experience health problems but do not seek treatment due to distance and financial constraints. Therefore it can be said that the area has the potential to develop the potential of the elderly. The purpose of this activity is to form elderly cadres and conduct training on health checks and pioneering a hydroponic business as a means to improve the standard of living of the elderly The implementation method is carried out by forming elderly cadres aged over 55 years. 30 residents were selected to become elderly cadres who then carried out 2 trainings consisting of training on inspection and use of medical devices as well as hydroponic training. Activities are carried out once a month. The results of the implementation of the empowerment of the elderly in the Mojotengah area replace Gresik, namely that cadres have been formed. Cadres are not only at the RW level but also representatives of each RT. After training on the use of medical devices in collaboration with the puskesmas, the elderly cadres who had been trained were able to apply these activities. Besides that, after the hydroponic training, most of the plants managed to grow quite well, the plants produced can be consumed, only the quality of the plants produced is still not optimal due to differences in temperature and air quality, so that in the future it is hoped that further programs can be carried out related to the problem of hydroponic planting and marketing.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DALAM TATANAN MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT Alfid Tri Afandi; Prestasianita Putri; Taufan Citra Darmawan; Anisah Ardiana
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v12i1.478

Abstract

Komunikasi terapeutik merupakan kegiatan yang dilakukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Mekanisme dalam melakukan komunikasi terapeutik tidak lepas dari tuntutan pelayanan kepada pasien dan keluarga. Masalah utama ketika pasien dan keluarga menerima pelayanan di Rumah Sakit yaitu kurangnya pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik dan tingkat kecemasan dari pasien. Penelitian ini memiliki 118 responden dan menggunakan teknik sampling purposive. Desain penelitian ini menggunakan jenis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini yaitu memiliki hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien dengan nilai p = 0,036 (p<0,05). Komunikasi perawat mayoritas hasilnya adalah cukup (55,9%) dan tingkat kecemasan pasien mayoritas cemas ringan (56,8%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi perawat dan kecemasan pasien memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Meningkatnya komunikasi perawat secara maksimal dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien dalam menjalani pengobatan selama di Rumah Sakit. Sehingga hasil akhir yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di tatanan klinik.
SIKAP REMAJA DALAM PERILAKU PENCEGAHAN HIV/AIDS Lina Mahayati; Taufan Citra Darmawan; Retty Nirmala Santiasari
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v12i1.485

Abstract

HIV merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang yang disebabkan oleh suatu virus dan dapat menyebabkan AIDS. Penyakit ini muncul tidak mengenal usia karena dapat menyerang siapa saja ketika kekebalan tubuh seseorang melemah khususnya pada remaja. Pendidikan kesehatan akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan sikap pemahaman tentang seksual secara sehat dan mencegah terjadinya perilaku menyimpang seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 36 dengan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden penelitian adalah sebanyak 36 responden kelas 11 SMA di Sidoarjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Total Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisoner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap remaja tentang pencegahan HIV/AIDS sebanyak 25 remaja (70%) memiliki sikap yang tidak baik dalam pencegahan perilaku HIV/AIDS. Hal ini dapat disimpulkan bahwa remaja perlu mendapatkan edukasi tentang upaya pencegahan perilalu HIV/AIDS, Pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan sikap remaja dalam berperilaku baik dalam mencegah HIV/AIDS melalui edukasi dalam mencegah HIV/AIDS dengan cara mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu & memberikan edukasi tambahan kepada siswa-siswi mengenai penularan & stigma HIV/AIDS.
HIPNOCARING SEBAGAI SUPPORT MODEL DALAM UPAYA PENINGKATAN PERILAKU ADAPTIF DAN PENANGANAN STRESS PADA PASIEN HIV AIDS (ODHA) Taufan Citra Darmawan; Hendro Djoko Tjahjono; Lina Mahayati
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1456

Abstract

Masalah psikologis yang terjadi pada penderita HIV seperti stress, depresi, hingga gangguan adaptasi sering terjadi. Salah satu cara yang dapat digunakan meredakan stress adalah dengan merubah pola pikir. Perubahan pola pikir dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh positif yang dapat dilakukan dengan metode hipnocaring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat hipnocaring dalam upaya menurunkan stress dan meningkatkan perilaku adaptif pasien HIV. Metode penelitian ini Quasy eksperimen, desain penelitian melibatkan 2 kelompok berisi 30 orang sampel penelitian (Two group Pre-Post Test). Populasi penelitian ini yaitu ODHA di wilayah Surabaya. Sampel penelitian yaitu penderita HIV berusia 21 – 50 tahun. Metode sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Kriteria Inklusi yaitu : Pasien yang baru terdiagnosa antara 3-6 bulan HIV,  Pasien yang masih mengalami gangguan stress. Instrument penelitian ini menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS) untuk mengukur stress dan Adaptation Behavior Scale (ABS) untuk mengukur perilaku adaptif. Penelitian dilakukan dengan 4 kali pemberian hipnocaring yang dilakukan 1 minggu 1x dengan durasi maksimal 60 menit. Hasil Analisa diukur dengan uji Mann Whitney dan Wilcoxon. Hasil penelitian terhadap 2 kelompok didapatkan data bahwa kelompok perlakuan mengalami perubahan signifikan. Perubahan pada kelompok perlakuan terjadi pada 29 sampel yang mengalami perubahan penurunan stress sedangkan 1 orang tidak mengalami perubahan. Sedangkan pada kelompok kontrol 3 orang mengalami penurunan stress 26 mengalami peningkatan stress dan 1 orang mengalami tingkat stress yang tetap. Sedangkan untuk perilaku adaptif pada kelompok perlakuan didapatkan 27 orang mengalami peningkatan perilaku yang dimiliki sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan 6 orang justru mengalami penurunan perilaku adaptif, dan sisanya berada pada level perilaku adaptif yang tetap. Terapi Hipnocaring dapat digunakan dalam menurunkan stress dan memperbaiki perilaku pasien HIV dari maladaptif menjadi adaptif. Perubahan stress tidak serta merta membuat perubahan perilaku seseorang. Seseorang yang sudah mengalami penurunan stress juga perlu dukungan lingkungan agar dapat berperilaku dengan adaptif terhadap lingkungannya. DOI: 10.5281/zenodo.6006682