Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MEKANISME KERJA MESIN SHREDDER DAN ANALISIS KEGAGALAN PADA OPERASI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT MATERIAL TERKONTAMINASI ajrieh setyawan; Hendro Hendro; Purwanta Purwanta
Reaktor : Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir VOL 18, NO 1 (2021)
Publisher : Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) RSG-GAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/bprn.2021.18.1.6301

Abstract

MEKANISME KERJA MESIN SHREDDER DAN ANALISIS KEGAGALAN PADA OPERASI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT MATERIAL TERKONTAMINASI. Mesin Shredder adalah mesin pencacah atau penghancur, dalam penerapannya di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) mesin shredder digunakan untuk mencacah limbah radioaktif padat material terkontaminasi yang memiliki dimensi besar. Limbah radioaktif padat seperti jerigen, drum High-density polyethylene (HDPE), drum korosi dan lainnya. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi terkait alat shredder dan mengetahui hubungan antara mekanisme kerja proses pengoperasi mesin shredder, serta analisis kegagalan dalam proses pengolahan limbah radioaktif padat material terkontaminasi. Metode yang digunakan meliputi pengoperasi alat, pengamatan dan analisis kegagalan operasi alat. Hasil kegiatan diperoleh bahwa kapasitas produksi operasi mesin shredder sebesar 288 kg/jam untuk material Drum HDPE. Untuk menjaga agar operasi mesin dapat berjalan dengan baik diperlukan perawatan secara berkala. Analisis kegagalan dalam proses operasi alat shredder dipengaruhi oleh : operator, sistem operasi mesin, metode operasi, dan material bahan yang diolah. 
Identification of Anthrax in Endemic Areas in South Sulawesi Province Sartika Juwita; Purwanta Purwanta; Muflihanah Muflihanah; Titis Furi Djatmikowati
Jurnal Riset Veteriner Indonesia (Journal of The Indonesian Veterinary Research) VOLUME 2 NO. 2, JULY 2018
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jrvi.v2i2.4423

Abstract

Anthrax is a strategic and important disease because it is a zoonotic disease which caused death and difficult to eradicate because it produces spores. The aim of the study was to identify anthrax in endemic areas in South Sulawesi Province. Soil samples obtained from Gowa and Pinrang regency were examined by bacterial culture test and then positive results from bacterial culture followed by multiplex PCR. Based on the results of the isolation of 52 soil samples show 35 samples from Pinrang regency show all negative anthrax, while from 17 soil samples from Gowa regency show 2 positive samples of anthrax. Positive samples of anthrax were from Timbuseng village, Patallasang district, Gowa regency. The results continued with PCR technique using Bacillus anthracis colonies derived from positive soil samples. It showed the virulent strain of Bacillus anthracis. A virulent strain is indicated by a DNA fragment of a pXO1 plasmid encoding a toxin lethal factor (Lef) of 385 bp and a DNA fragment of a pXO2 plasmid encoding a capsule of anthrax (Cap) of 264 bp and also common bacterial markers of the Bacillus genome chromosome (Ba183) of 152 bp.
Kecernaan dan Produksi Gas In Vitro Silase Pelepah Kelapa Sawit dengan Penambahan Inokulan Bakteri Purwanta Purwanta; Bangkit Lutfiaji Syaefullah; Okti Widayati; Hotmauli Febriana Pardosi
JURNAL TRITON Vol 16 No 2 (2025): JURNAL TRITON (Issue in Progress)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i2.1311

Abstract

Pelepah kelapa sawit berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia karena tersedia melimpah, akan tetapi perlu pengolahan untuk meningkatan kualitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio penggunaan jenis bakteri dan komposisi hijauan silase pelepah kelapa sawit dengan menggunakan teknik produksi gas secara in vitro. Rancangan percobaan penelitian menggunakan pola faktorial 3x3, dengan menggunakan 3 jenis bakteri asam laktat (EM4, Bacillus sp., dan Lactobacillus sp.) dan 3 formulasi hijauan yang berbeda (28,35% pelepah sawit + 50% Mucuna bracteata; 39,17% pelepah sawit + 39,17% Mucuna bracteata; dan 50% pelepah sawit + 28,35% Mucuna bracteata). Adapun bahan pakan lain penyusun silase adalah 20% dedak, 1% molases, 0,3 % premix, 0,3% garam serta 0,05 % bakteri asam laktat. Silase dievaluasi menggunakan in vitro gas tes yang diinkubasi selama 48 jam. Produksi gas dari hasil pengamatan mulai dari jam ke 0, 2, 4, 6, 12, 24, 36, dan 48 jam yang akan digunakan untuk dianalisis menggunakan program fit curve. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat interaksi yang nyata antara perbedaan penggunaan jenis bakteri asam laktat dengan proporsi hijauan silase terhadap produksi gas dan kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro. Perlakuan jenis bakteri memberikan pengaruh nyata pada fraksi b, fraksi a+b, nilai pH, dan NH3 cairan rumen, sedangkan perlakuan proporsi pelepah sawit dan Mucuna bracteate memberikan pengaruh pada fraksi a, fraksi b, dan fraksi a+b. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interaksi penggunaan bakteri Lactobacillus sp. dan penggunaan 28,35% pelepah sawit + 50% Mucuna bracteate menghasilkan produksi gas dan kecernaan yang paling tinggi.