Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Efek Temperature Humidity Index terhadap Konsumsi Air Minum dan Performans Ayam Kampung Super dengan Pemberian Enkapsulasi Fitobiotik Minyak Buah Merah Syaefullah, Bangkit Lutfiaji; Herawati, Maria; Timur, Ni Putu Vidia Tiara; Widayati, Okti
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.167

Abstract

Ayam kampung super merupakan salah satu ayam kampung yang ditingkatkan performannya dengan perkawinan silang. Akan tetapi, perkawinan silang tidak serta merta memperbaiki performan. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi performan yaitu lingkungan dan feed additive. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Temperature Humidity Index dan pemberian enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap konsumsi air minum dan performans ayam kampung super. Materi yang digunakan adalah alat ekstraksi, alat dan bahan enkapsulasi, buah merah, kandang individu dan ayam kampung super serta pakan starter. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Pemeliharaan dilakukan selama 56 hari dengan Temperature Humidity Index yaitu 24,44 - 35,21 oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enkapsulasi buah merah tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05), feed conversion ratio (P>0,05) dan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dilokasi penelitian (Papua) relatif ekstrim dilihat dari selisih THI. Selain itu, berdasarkan uji lanjut bahwa penambahan enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap penambahan bobot badan menghasilkan perlakuan terbaik pada penambahan 2,5% enkapsulasi minyak buah merah.
Bacteriocin Activity of Lactic Acid Bacteria Isolated from Rumen Fluid of Thin Tail Sheep Okti Widayati; Zaenal Bachruddin; Chusnul Hanim; Lies Mira Yusiati; Nafiatul Umami
Buletin Peternakan Vol 43, No 3 (2019): BULETIN PETERNAKAN VOL. 43 (3) AUGUST 2019
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v43i3.36837

Abstract

The objective of this study was to determine the activity and the stability of bacteriocin from lactic acid bacteria (BAL) isolated from rumen fluid of thin-tail sheep under the temperature (80, 100, and 121°C), pH (3, 7, and 10), and the length of storage (for 2 weeks under the temperature -8, 11, and 29°C). Lactic acid bacteria obtained by isolation, selection, and identification of thin-tailed sheep rumen fluid were used for bacteriocin production. The crude bacteriocin was partially purified using 70% ammonium sulfate, then was dialysis for 12 hours. The obtained bacteriocin then tested its inhibitory activity against E.coli (representing Gram-negative) and S. aureus (representing Gram-positive) under temperature (80, 100, and 121°C), pH (3, 7, and 10), and the length of storage (for 2 weeks under the temperature -8, 11, and 29°C). The data of bacteriocin activity based on pH, temperature, and the length of storage were analyzed with factorial, then when there was a significant difference of variable because treatment was continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) test. The results showed that the bacteriocin activity of the three types of BAL against S.aureus is greater than E.coli. The highest activity was shown in pH 3, while the lowest activity was shown at pH 10 (P<0.01). The highest activity was shown at a heating temperature of 100°C, while the lowest activity was shown at a heating temperature of 80°C (P<0.01). The activity of bacteriocin produced by BAL 0 A, BAL 1 A, and BAL 4 C tended to be stable to the heating temperature of 80, 100, and 121°C but decreased with increasing pH value (pH 3, 7, and 10). The best of bacteriocin activity was found at pH 3 (acid), heating at 100°C, and stored at -8°C for 14 days.
Efek Temperature Humidity Index terhadap Konsumsi Air Minum dan Performans Ayam Kampung Super dengan Pemberian Enkapsulasi Fitobiotik Minyak Buah Merah: Effect of Temperature Humidity Index on Drinking Water Consumption and Performance of Super Native Chickens by Addition of Phytobiotics Red Fruit Oil Encapsulation Bangkit Lutfiaji Syaefullah; Maria Herawati; Ni Putu Vidia Tiara Timur; Okti Widayati
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.167

Abstract

Ayam kampung super merupakan salah satu ayam kampung yang ditingkatkan performannya dengan perkawinan silang. Akan tetapi, perkawinan silang tidak serta merta memperbaiki performan. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi performan yaitu lingkungan dan feed additive. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Temperature Humidity Index dan pemberian enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap konsumsi air minum dan performans ayam kampung super. Materi yang digunakan adalah alat ekstraksi, alat dan bahan enkapsulasi, buah merah, kandang individu dan ayam kampung super serta pakan starter. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Pemeliharaan dilakukan selama 56 hari dengan Temperature Humidity Index yaitu 24,44 - 35,21 oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enkapsulasi buah merah tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05), feed conversion ratio (P>0,05) dan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dilokasi penelitian (Papua) relatif ekstrim dilihat dari selisih THI. Selain itu, berdasarkan uji lanjut bahwa penambahan enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap penambahan bobot badan menghasilkan perlakuan terbaik pada penambahan 2,5% enkapsulasi minyak buah merah.
Evaluation of the Growth and Yield of Organic Corn Fodder under Various Watering Times and Concentrations of Rabbit Urine Fertilizers Okti Widayati; Bangkit Lutfiaji Syaefullah; Sritiasni Sritiasni; Nani Zurahmah; Aswandi Aswandi; Irma Irma
Buletin Peternakan Vol 47, No 4 (2023): BULETIN PETERNAKAN VOL. 47 (4) NOVEMBER 2023
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v47i4.84194

Abstract

Organic Fodder System is a planting system without using soil as its main medium. The use of fertilizers can be regulated in quantities and concentrations that correspond to the needs of plants during the plant growth season to obtain optimal results with good quality. The study was conducted to determine corn fodder's growth productivity and nutrient content under the treatment of differences in watering time and rabbit urine fertilizer concentration. The treatment was carried out on the difference in the soaking solution of corn kernels and the difference in the watering time of corn seedlings. Soaking was carried out by 5 solutions namely L0: water, L1: AB mix (commercial fertilizer) 1%, L2: rabbit urine fertilizer 1%, L3: rabbit urine fertilizer 2.5%, L4: rabbit urine fertilizer 5%, as treatment, and 5 (five) replication groups. Watering was carried out at three different time intervals (W1: 6 hours/day, W2: 9 hours/day, W3: 12 hours/day) with five replication groups. The variables observed were germination percentage, normal sprout percentage, corn fodder height, fresh fodder production, fodder dry matter production, fodder protein content, fodder crude fiber content, fodder crude fat content, Non-Nitrogen Free Extract (NNFE), and corn fodder ash content. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design of factorial patterns. Differences in rabbit urine fertilizer concentration and watering time impact germination percentage, normal germination percentage, plant height, fresh matter production, dry matter production, protein content, and crude fiber.
Evaluasi Penyuluhan Pemanfaatan Ampas Sagu dan Daun Pisang Kering sebagai Media Tanam Jamur Tiram (Pleurotus osteoratus) Widayati, Okti; Mual, Carolina Diana; Tanduk, Mesak
AgriHumanis: Journal of Agriculture and Human Resource Development Studies Vol. 5 No. 1 (2024): AgriHumanis: Journal of Agriculture and Human Resource Development Studies
Publisher : Balai Pelatihan Pertanian Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46575/agrihumanis.v5i1.201

Abstract

Limbah pertanian berupa ampas sagu dan daun pisang kering yang melimpah di Manokwari, Papua Barat dapat dimanfaatkan sebagai komponen media tanam jamur tiram. Melalui uji coba, diperoleh hasil proporsi media tanam yang sesuai untuk penumbuhan jamur tiram terdiri dari 7,5 kg ampas sagu dan 2,5 kg daun pisang. Hasil percobaan kemudian diedukasikan ke masyarakat melalui proses penyuluhan. Tujuan dari penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan petani tentang media tanam budidaya jamur tiram di Kampung Sidey Baru, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Hasil evaluasi penyuluhan berupa pretest dan postest dianalisis menggunakan paired T-test. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan seperti tingkatan umur dan pendidikan dianalisis menggunakan anaisis korelasi Rank Spearman. Perolehan skor pada tes awal sebesar 212 point, dengan rata-rata 16,30 poin berada pada kategori cukup. Perolehan skor pada tes akhir sebesar 255 point, dengan rata-rata 19,31 poin berada pada kategori baik. Faktor umur petani dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan petani dan sasaran penyuluhan. Tingkat umur dan pendidikan petani tidak mempengaruhi hasil peningkatan pengetahuan.
Pemanfaatan Ampas Sagu dan Daun Pisang Kering sebagai Media Tanam Jamur Tiram (Pleurotus osteoratus): Utilization of Sago Pulp and Dried Banana Leaves as Growing Media for Oyster Mushrooms (Pleurotus osteoratus) Widayati, Okti; Tanduk, Mesak; Mual, Carolina Diana
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51852/jaa.v8i2.657

Abstract

Oyster mushrooms are one type of mushroom that is widely cultivated for consumption by Indonesians. Oyster mushrooms can generally grow on agricultural waste containing cellulose and lignin. The content can be obtained and found in materials in the surrounding environment such as sago pulp waste and dried banana leaves. The purpose of the study was to determine the effect of the comparison of sago pulp planting media with dried banana leaves on the growth of oyster mushrooms. Experiment design using Completely Randomized Design with 5 treatments with 4 replications consist of P0 (10 kg of sago pulp and 0 kg of banana leaves), P1 (7,5 kg of sago pulp and 2,5 kg of banana leaves), P2 (5 kg of sago pulp and 5 kg of banana leaves), P3 (2,5 kg of sago pulp and 7,5 kg of banana leaves), and P4 (0 kg of sago pulp and 10 kg of banana leaves). Variables measured include mycelium growing speed, pinhead growing time and number of fruit bodies. The results showed that the comparison of sago pulp planting media and dried banana leaves had a significant effect on the growth speed of mycelium, pinhead growing time, and the number of oyster mushroom fruit bodies.The best results for mycelium growth rate were found in P1 treatment which was 12,13 cm/day, pinhead growth time in P3 treatment was 47,75, and the most fruit bodies in P1 treatment was 6,75 fruit bodies.
Potential of Goletrak Grass (Borreria alata) as Suplementation on Hay Multinutrient Waffle and Its Nutrition Value to Improve Growth Performance in Rabbit (Oryctolagus cuniculus) Widayati, Okti; Syaefullah, Bangkit Lutfiaji; Isty, Gallusia Marhaeny Nur; Cahyo, Hendra Nur
Buletin Peternakan Vol 49, No 1 (2025): BULETIN PETERNAKAN VOL. 49 (1) FEBRUARY 2025
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v49i1.100294

Abstract

The aim of this study was to determine the effects of goletrak grass (Borreria alata) as suplementation in hay multinutrient waffle on the growth performance in rabbit (Oryctolagus cuniculus). The experiment was carried out in 2 stages consisting of hay multinutrient waffle (HMW) production and feeding application in rabbit. The HMW was produced in three formulations: H1 was used 5% Boreria alata; H2 10% Boreria alata; and H315% Boreria alata. Physical and chemical assessment of HMW were performed to evaluate the feed quality prior to feeding application. A total of 18 local rabbit males (Oryctolagus cuniculus) were assigned to 6 dietary treatments, 3 animals each, consisted: T01 = 100% benggala grass; T02 = 60% commercial pellet + 40% benggala grass; T1 = 60% commercial pellet + 40 % HMW; T2 = 40% commercial pellet + 60 % HMW; T3 = 20% commercial pellet + 80 % HMW; and T4 = 100 % HMW. The addition of goletrak grass (Boreria alata) had no significant effect (p>0.05) on physical propertiesincluding colours, texture, aroma, hardness, and durability index. However, significant effects (p<0.05) were observed on the chemical quality such as fat and nitrogen free extract. The effect of HMW feeding had significant effects (p<0.05) on feed conversion ratio (FCR), body weight gain and average daily gain (ADG), but it had no significant effect (p>0.05) on feed consumption. In conclusion, 15% inclusion of Boreria alata into HMW formulation, with 40% HMW in the diet, resulted in improved FCR, along with increased total weight gain and ADG. These findings suggest a beneficial impact of Boreria alata inclusion of performance and feed efficiency in rabbit.
Analisis Ekonomis Usaha Kelinci Ras Rex dengan Pemberian Hijaun Makanan Ternak yang Berbeda Bangkit Lutfiaji Syaefullah; Lukas Lami Mai; Susan Carolina Labatar; Sritiasni Sritiasni; Purwanta Purwanta; Okti Widayati; Poppy Latifah
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 2 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i2.521

Abstract

Latar belakang: Usaha ternak kelinci di Manokwari belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat sehingga belum banyak masyarakat yang membudidayakan ternak kelinci dengan tujuan komersialisasi, umumnya masyarakat memelihara ternak kelinci sebagai hewan kesenangan. Metode: Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental dengan menggunakan kelinci jenis ras rex sebanyak 15 (lima belas) ekor. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan pemeliharaan kelinci dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan, selanjutnya hasil pemeliharaan dianalisis ekonominya. Hasil: Hasil penelitian eksperimental untuk pemeliharan kelinci tidak berbeda nyata (P>0,05) pada konsumsi, pertumbuhan dan konversi pakan setiap perlakuan, sedangkan pada analisis ekonomi setiap perlakuan menunjukan nilai yang sama pada biaya, penerimaan, pendapatan, break even point, R/C, rentabilitas, IOFC dan Harga Pokok Produksi. Kesimpulan: Pemberian pakan hijauan makanan ternak yang berbeda pada kelinci tidak berpengaruh terhadap produktifitas kelinci, akan tetapi berdasarkan hasil analisis ekonomi usaha kelinci dinyatakan layak.
Evaluasi Penyuluhan Pengaruh Pemberian Pakan Komersial Terhadap Performa Babi Jantan Periode Starter Di Kampung Sairo Distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari Okti Widayati; Anton Bida Degey; Nurtania Sudarmi; Petrus Dominikus Sadsoeitoeboen
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 2 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i2.617

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penyuluhan tentang Pengaruh Pemberian Pakan Komersial Terhadap Performa Babi Jantan Periode Starter. Pelaksanaan penyuluhan ini perlu dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh peternak khususnya peternak babi. Metode: . Pelaksanaan penyuluhan ini dilakukan di Balai Kampung Sairo Distrik Manokwari Utara dengan menggunakan metode ceramah,diskusi dan demostrasi cara. Metode ini bertujuan untuk merangsang peternak agar bisa aktif bertanya selama kegiatan berlangsung, dengan menggunakan alat bantu yaitu folder untuk memperjelas materi yang disuluhkan. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dilakukan tes sebelum penyuluhan (tes awal/pre test) dan tes setelah penyuluhan (tes akhir/post test), dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Kriteria tingkat pengetahuan yang digunakan yaitu rendah (10 – 16,7), sedang (16,8 – 23,5) dan tinggi (23,6 – 30). Hasil: Rata-rata nilai yang diperoleh responden pada test awal (pre test) yaitu 13,6 yang berada pada kriteria tingkat pengetahuan rendah, sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh responden pada tes akhir (post test) yaitu 26,6 yang berada pada kriteria tingkat pengetahuan tinggi. Kesimpulan: Setelah dilaksanakan penyuluhan dengan menerapkan rancangan penyuluhan yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan responden dari kriteria rendah menjadi kriteria tinggi.
Tindakan Rasional Instrumental Peternak Lokal Dalam Penanganan Penyakit Newcastle Disease Pada Ternak Ayam: Instrumental Rational Action of Local Farmers in Handling Newcastle Disease in Chicken Livestock Widayati, Okti; Purwanta, Purwanta; Ampnir, Toni Alex
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 28 No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiiip.v28i1.40190

Abstract

Background: Newcastle Disease (ND), also known as Tetelo disease, is one of the important viral diseases in poultry that causes high morbidity and mortality. This disease case attacks poultry which is widely kept by the community. Newcastle Disease can be prevented and treated when the public has knowledge about ND disease. Purpose: This study aims to determine the instrumental rational actions of local farmers against Newcastle Disease or tetelo in chicken livestock and the level of knowledge of farmers on the handling and management of Newcastle Disease or tetelo in chickens. Methods: The research used a qualitative approach. The variables and indicators of measuring farmers' instrumental rational action strategies against Newcastle Disease are about health handling, treatment, prevention, cage sanitation, and quarantine measures. The data sources were primary and secondary data which obtained by means of observation, interviews, and filling out questionnaires. The level of knowledge of farmers is measured by providing pretest and post-test questionnaires. The counseling activity was attended by 30 respondents using a folder tool. Qualitative data was presented in descriptive form, while data on improving farmers' knowledge was analyzed using the T-test. Results: Based on the results, 43.33% separated sick chickens, 66.67% treated sick chickens, 43.33% treated dead chickens, and 43.33% took preventive measures against ND disease. The results of the extension evaluation showed an increase in knowledge (p<0.05) with the results of the effectiveness of increasing knowledge in the category of quite effective. Conclusion: Most of local breeder have implemented measures to handle ND disease according to standards. With counseling about ND disease, it can increase public knowledge.