Antoni Antoni
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PEMBUATAN PASTA RINGAN GEOPOLIMER CELLULER LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC) BERBASIS CAMPURAN LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH Febrina Ekaputri Susanto; Alvin Adiputra Widjaja; Antoni .; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015): AGUSTUS 2015
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.537 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas upaya pemanfaatan lumpur Sidoarjo dan sisa pembakaran batubara berupa fly ash agar dapat bermanfaat untuk dunia konstruksi sebagai pengganti semen. Penelitian ini menggunakan bahan dasar lumpur Sidoarjo, fly ash, NaOH, sodium silikat, dan foam agent. Variasi kadar sodium silikat yang digunakan pada percobaan sebesar 30%, 40%, 50% dan 60% dari massa campuran lumpur dan fly ash,dengan memperhatikan perbandingan massa larutan sodium silikat dengan larutan NaOH. Variasi molaritas NaOH yang digunakan pada percobaan sebesar 5M, 6M, 7M dan 8M.Untuk menghasilkan berat jenis yang lebih kecil maka ditambahkan foam agent. Perbandingan volume foam agent dengan air yang digunakan adalah 1:50. Pada masing-masing penelitian tersebut diberikan variasi pemberian foam sebesar 0.5 liter, 1 liter, dan 1.5 liter yang dikonversi menjadi perbandingan massa foam dengan massa binder (campuran lumpur Sidoarjo, fly ash, NaOH padat, sodium silikat dan air). Pengujian yang dilakukan adalah tes kuat tekan pada benda uji berukuran 5×5×5 cm3, dan uji berat jenis.Hasil terbaik dari penelitian ini, yaitu campuran fly ash murni dengan komposisi larutan sodium silikat 480 gram (60%), NaOH 5M, dan penambahan foam 1.5 liter.Hasil kuat tekan umur 7 hari sebesar 1.44 MPa dan berat jenis sebesar 0.61 gr/cm3.
PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER Andi Widjaya; Chrysilla Natallia; , Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.463 KB)

Abstract

Penelitian terhadap pemanfaatan lumpur Sidoarjo telah banyak dilakukan sebelumnya. Salah satu cara usaha pemanfaatan yang dilakukan adalah menggunakan lumpur Sidoarjo sebagai bahan pembuatan mortar geopolimer. Pada penelitian kali ini lumpur Sidoarjo yang digunakan digiling selama 12 jam dan fly ash digiling selama 6 jam. Ketika kedua material ini lebih halus, maka luas permukaan partikel bertambah sehingga partikel menjadi lebih reaktif dan juga mortar akan semakin padat. Pada penelitian ini menggunakan variasi water to binder ratio (w/b) dari 0,25; 0,3; 0,35; 0,4. Dari hasil yang didapat, dipilih komposisi campuran dengan w/b yang memiliki kuat tekan dan kelecakan yang bagus yaitu w/b 0,3 dan 0,35. Lumpur Sidoarjo dan fly ash digunakan bersama-sama, dengan perbandingan massa lumpur Sidoarjo yang digunakan mulai dari 0%, 25%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggilingan lumpur Sidoarjo dan fly ash, mortar memiliki berat jenis yang lebih tinggi, tetapi penggilingan fly ash tidak memberikan tambahan kuat tekan pada mortar geopolimer. Perbandingan massa lumpur Sidoarjo dan fly ash yang menghasilkan kuat tekan paling tinggai adalah 50% : 50%. Kemudian nilai kuat tekan mortar geopolimer dengan massa lumpur Sidoarjo dari 60% hingga 90% memiliki nilai yang tidak jauh berbeda.
PENELITIAN AWAL PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH PLTU SURALAYA DALAM PEMBUATAN BETON DI LINGKUNGAN PANTAI Kurniawati Ester Ghozali; Albertus Yonathan; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.498 KB)

Abstract

PLTU Suralaya merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia. PLTU Suralaya ini menghasilkan limbah batu bara sebesar 1750 ton setiap harinya yang berupa fly ash dan bottom ash. Sama halnya dengan fly ash, bottom ash juga merupakan residu yang berasal dari proses pembakaran batu bara. Namun, pemanfaatan bottom ash di Indonesia masih sangat jarang. Hal ini dikarenakan bentuk partikelnya yang tidak teratur dan porous sehingga mengurangi workability beton segar. Dalam penelitian ini dilakukan pemanfaatkan fly ash dan bottom ash untuk pembuatan beton break water atau bangunan pemecah ombak. Struktur beton break water berfokus pada durabilitas, permeabitas dan berat volumenya bukan kekuatannya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pemakaian fly ash PLTU Suralaya dapat meningkatkan kelecakan pada beton. Sehingga membantu melawan sifat bottom ash yang mengurangi kelecakan beton segar. Dengan memperhatikan gradasi ukuran bottom ash, mortar HVFA yang menggunakan bottom ash 100% sebagai agregat halus dapat mencapai kekuatan 36.6 MPa pada umur 28 hari dengan w/cm sebesar 0.35. Sedangkan beton yang menggunakan bottom ash sebagai pengganti agregat halus dapat mencapai kekuatan 24.8 MPa pada umur 28 hari. Durabilitas beton yang menggunakan fly ash dan bottom ash di dalam lingkungan sulfat juga menunjukkan performa yang cukup baik.
BETON RENDAH SEMEN DENGAN KONSEP KEPADATAN PARTIKEL Erianto Hardi; Ricky Darius Tandean; Antoni Antoni
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): AGUSTUS 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.42 KB)

Abstract

Pemakaian semen dipengaruhi antara lain oleh particle packing agregat, dimana semakin padat kombinasi partikel agregat dengan ukuran yang berbeda, maka pemakaian semen akan semakin minim. Secara teoritis, volume pasta (Vp) sepenuhnya mengisi volume void (Vv) di antara agregat dalam beton, atau (Vp/Vv) sebesar 100%. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan rasio Vp/Vv pada campuran beton yang belum jadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mix design yang memaksimalkan metode particle packing untuk meminimalkan pemakaian semen dengan mempertimbangkan rasio volume pasta dan volume void (Vp/Vv) serta pemakaian superplasticizer sebagai variabel yang menentukan workability beton.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pemakaian agregat kasar dengan ukuran yang beragam (multi-sized) menghasilkan void ratio terkecil sebesar 23.5% . Dengan metoda particle packing, perhitungan kebutuhan jumlah semen terendah secara teoritis berada pada w/c 0.5, yaitu sebesar 287 kg/m3. Namun setelah pengecoran, hasil yang didapatkan masih memiliki kebutuhan semen yang kurang lebih sama dengan penggunaan semen minimum pada beton konvensional (±310 kg/m3). Pemakaian superplasticizer dapat menyebabkan terjadinya bleeding dan tidak meningkatkan workability beton dengan kadar semen yang rendah. Penggantian semen dengan fly ash sebesar 50% sebagai binder dapat meningkatkan workability beton dan mengurangi pemakaian semen hingga di bawah standar penggunaan semen minimum
KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH Juan Satria; Agung Sugiarto; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2016): FEBRUARI 2016
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.555 KB)

Abstract

Beton geopolimer merupakan beton geosintetik yang tidak menggunakan semen sebagai bahan dasar, tetapi menggunakan bahan pozzolan berupa fly ash yang banyak mengandung unsur alumina (Al) dan silika (Si) dimana unsur ini sangat memegang peranan penting dalam mempengaruhi karakteristik beton geopolimer. Oleh karena itu, dilakukan pengambilan fly ash sebanyak sepuluh kali untuk mengetahui perbedaan ukuran partikel, nilai pH, dan kandungan kimia pada tiap-tiap fly ash. Dari variasi fisik dan kandungan kimia fly ash, peneliti ingin mengetahui setting time dan kuat tekan dari geopolimer. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ukuran partikel, nilai pH, dan kandungan kimia fly ash turut mempengaruhi dalam setting time dan kuat tekan beton. Kandungan kimia fly ash yang sangat mempengaruhi adalah kadar kalsium. Semakin tinggi kadar kalsium fly ash, maka fly ash tersebut tergolong fly ash yang bagus karena menghasilkan setting geopolimer yang jauh lebih cepat dan kuat tekan geopolimer yang lebih tinggi dibanding dengan fly ash yang memiliki kadar kalsium yang lebih rendah. Kadar kalsium juga turut mempengaruhi nilai pH fly ash, semakin tinggi kadar kalsium fly ash, maka semakin tinggi juga nilai pH fly ash.
PENGARUH PENAMBAHAN BORAKS DAN KALSIUM OKSIDA TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C Austin Purwantoro; Widya Suyanto; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2016): AGUSTUS 2016
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.898 KB)

Abstract

Beton geopolimer merupakan beton yang berbahan dasar material yang kaya akan unsure alumina (Al) dan silica (Si). Salah satu material yang bisa digunakan adalah fly ash. Namun, penggunaan fly ash dengan tipe C bisa berakibat pada situasi flash set di mana beton mengeras dengan cepat. Mengatasi masalah ini, digunakan boraks sebagai bahan tambahan dalam larutan alkali agar memperlambat setting time dan juga menggunakan kalsium oksida (CaO) agar membantu peningkatan kuat tekan beton geopolimer. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa penambahan boraks pada larutan alkali memberi pengaruh terhadap setting time. Penambahan boraks bisa memperlambat setting time sesuai dengan jumlah kadar boraks yang ditambahkan. Penambahan boraks cenderung menurunkan kuat tekan beton namun, bergantung pada karakteristik fly ash yang digunakan. Penggantian sebagian fly ash dengan kalsium oksida (CaO) memberi pengaruh peningkatan kuat tekan pada beton geopolimer.
KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH TANPA AKTIVATOR Ryan Renaldo Wijaya; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2017): FEBRUARI 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.644 KB)

Abstract

Penggunaan bahan sisa seperti fly ash pada beton sebagai pengganti semen semakin meningkat karena bahan sisa menyebabkan murahnya biaya konstruksi dan meningkatkan beberapa sifat fisik, mekanik, dan ketahanan pada beton di lingkungan yang ekstrim. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah daya tahan beton HVFA (High Volume Fly Ash) pada jangka waktu lama. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap ketahanan di lingkungan asam, kuat tekan dan penyusutan terhadap beton HVFA dengan penambahan boraks dan kalsium hidroksida. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada penambahan boraks dan kalsium hidroksida berperan positif baik ketahanan pada lingkungan asam maupun pada kekuatan tekan HVFA sampai umur beton 90 hari tetapi penambahan boraks hanya dapat meningkatkan kekuatan tekan beton sampai suatu titik tertentu. Selain itu penambahan boraks juga dapat meminimalkan penyusutan pada beton. Lebih dari itu, ketahanan beton HVFA pada lingkungan asam ternyata lebih baik dari beton dengan semen
EFEK MATERIAL PENGISI KALSIUM KARBONAT DAN WASTE MARBLE DUST TERHADAP SIFAT MEKANIK MORTAR Gregorius Franky Tanggu; Geraldo Theodore Santoso; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.777 KB)

Abstract

Semen merupakan material utama dalam mengikat campuran dalam campuran beton, namun penggunaan yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi lingkungan sehingga banyak penelitian yang telah dilakukan agar penggunaan material lain digunakan sebagai material pengganti semen ataupun sebagai material tambahan. Kalsium karbonat dan WMD (limbah debu marmer) bisa digunakan sebagai material tambahan dalam campuran beton. Kalsium karbonat yang digunakan memiliki ukuran butiran yang halus (15μm, 12μm, 8μm) sehingga bisa mengisi celah-celah kosong. Sedangkan WMD berasal dari batu marmer yang merupakan batuan yang terbentuk dari kristalisasi batuan Gamping (CaCO3). Pada penelitian ini kalsium karbonat dan WMD (Waste Marble Dust) akan digunakan sebagai material tambahan ke dalam campuran mortar yang terdiri dari binder (semen, fly ash, dan silica fume) dan agregat halus berupa pasir silika. Material pengisi ini akan digunakan sebanyak 5%, 10% dan 15%. Kemudian dilakukan beberapa variasi campuran terhadap material pengisi. Pencampuran kalsium karbonat menghasilkan nilai kuat tekan sebesar 67.47 MPa dan pada WMD sebesar 64.27 MPa
PENGARUH METODE PEMBUATAN DAN KOMPOSISI ALKALI ACTIVATOR TERHADAP KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C Michael Benjamin Honny; Joshua Wilson Thiofilus; Djwantoro Hardjito; Antoni Antoni
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.823 KB)

Abstract

Penggunaan fly ash tipe C pada pembuatan beton geopolimer dapat menyebabkan terjadinya flash set. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai pengaruh metode pembuatan, perbandingan komposisi alkali activator serta metode curing terhadap karakteristik beton geopolimer berbahan dasar fly ash tipe C. Alkali activator yang digunakan berupa larutan Na2SiO3 dan larutan NaOH dengan molaritas sebesar 8M. Perbandingan alkali activator yang digunakan sebesar 0.66, 1.5, dan 2.5. Pengujian yang dilakukan yaitu initial setting time, workability, dan kuat tekan beton geopolimer. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode pembuatan dan perbandingan komposisi alkali activator mempengaruhi initial setting time dan workability beton geopolimer. Pembuatan beton geopolimer dengan metode pencampuran terpisah yaitu mencampurkan larutan NaOH dengan fly ash terlebih dahulu dapat mengatasi flash set. Selain itu semakin kecil perbandingan alkali activator hingga 0.66, maka akan semakin lama initial setting time yang terjadi. Penggunaan curing oven dapat meningkatkan kuat tekan beton geopolimer. Akan tetapi curing tanpa menggunakan oven masih dapat menghasilkan kuat tekan beton geopolimer yang cukup tinggi sebesar 29 MPa pada umur 28 hari.
PENGGUNAAN BOTTOM ASH DARI SISTEM PEMBAKARAN CIRCULATED FLUIDIZES BED BURNING DAN DARI BOILER SEBAGAI AGREGAT HALUS DALAM PEMBUATAN MORTAR Wangsa Hioewono Chandra; Kevin Saputra Yusuf; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): FEBRUARI 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.995 KB)

Abstract

PLTU Ngoro adalah PLTU yang menggunakan sistem pembakaran CFBD (Circulated Fluidzied Bed Burning) terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Terdapat juga perusahaan M yang menggunakan boiler dengan sistem pembakaran PCC (Pulverized Coal Combustion). Batu bara yang digunakan menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash. Karena bottom ash memiliki permukaan yang kasar dan berpori, pemanfaatannya sebagai agregat halus akan mengakibatkan penurunan workability campuran. Tetapi penggunaan fly ash berkualitas baik dapat membantu melawan sifat bottom ash yang menurunkan workability campuran. Bottom ash yang didapat dari PLTU Ngoro dengan sistem pembakaran CFBD dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berwarna lebih terang dinamakan bottom ash Ngoro cerah, dan yang berwarna lebih gelap dinamakan bottom ash Ngoro gelap, sedangkan bottom ash dari perusahaan M yang menggunakan boiler dengan sistem pembakaran PCC bersifat homogen. Dari penelitian ini, penggunaan bottom ash Ngoro cerah dengan kadar fly ash hingga 50 % dapat mencapai kuat tekan 52,27 MPa pada umur 56 hari. Penggunaan bottom ash Ngoro gelap menghasilkan rata - rata kuat tekan tertinggi yaitu 38 MPa pada umur 7 hari, 55 MPa pada umur 28 hari, dan 58 MPa pada umur 56 hari. Sedangkan penggunaan bottom ash dari perusahaan M memiliki rata – rata kuat tekan yang relatif rendah.