Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

VALIDASI METODE AANC UNTUK PENGUJIAN UNSUR Mn, Mg DAN Cr PADA CUPLIKAN SEDIMEN DI SUNGAI GAJAHWONG Wisjachudin Faisal; Elin Nuraini
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 13 Nomor 1 Januari 2010
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.122 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2010.13.1.44

Abstract

VALIDASI METODE AANC UNTUK PENGUJIAN UNSUR Mn, Mg DAN Cr PADA CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAIGAJAHWONG. Telah dilakukan validasi unsur Mn, Mg dan Cr menggunakan metoda AANC. Sebagai standardigunakan SRM NBS 8704 (Bufallo River Sediment), dengan kondisi operasi generator neutron optimum padategangan pemercepat 110 kV. Kalibrasi energi dan nomer salur dengan sumber standar diperoleh persamaan y =1,034x + 151,21. Dari hasil analisis kualitatif menunjukkan puncak Cr dan Mn terjadi penimbrungan (interferensi),sehingga hanya unsur Mg yang dapat dianalisis. Hasil analisis kandungan unsur Mg (SRM) diperoleh harga presisi =95,53 % dan akurasi = 94,88%, sedangkan harga rerata ketidakpastian diperluas untuk berbagai lokasi = 0,233 ± 0,012. Hasil analisis kandungan Mg pada berbagai lokasi di sepanjang sungai Gajahwong berkisar antara 85,41 -103,55 ppm. Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan kandungan unsur Fe, Al dan Si jauhlebih tinggi dibanding kandungan Mg.
INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD Suyamto Suyamto; Sutadi Sutadi; Elin Nuraini
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 15 Nomor 2 Juli 2012
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.088 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2012.15.2.17

Abstract

INSTALASI DAN EVALUASI GROUNDING UNTUK MBE INDUSTRI LATEKS PTAPB MENGGUNAKAN MULTIPLE ROD. Telah dilakukan instalasi dan evaluasi grounding pada MBE untuk industri lateks PTAPB menggunakan multiple rod. Instalasi didasarkan pada kebutuhan nilai tahanan pentanahan Rp yang kecil dengan cara pemilihan bentuk, ukuran dan jumlah elektrode serta lokasi penanaman elektrode. Agar diperoleh resistivitas tanah  yang rendah, sumur ditimbun tanah liat pada bagian di sekitar elektrode. Instalasi dilakukan dengan menanam elektrode-2 batang tembaga (Cu) pejal diameter 16 mm pada 2 buah sumur, masing-2 berjumlah 4 buah @ 2 meter dan 8 buah @ 1 meter, menembus 2 lapisan tanah. Dengan konfigurasi elektrode yang telah ditentukan, diperoleh Rp terukur rata-rata 3,99  pada sumur I dan 5,82  pada sumur II atau Rpt = 2,36  jika dirangkai paralel, sedangkan dari pengukuran setelah keduanya dikopel diperoleh nilai rata-rata Rpt = 1,97 . Dari perhitungan secara trial and error dengan memvariasi , diperoleh tahanan tanah bagian atas R1 = 6,53  dan tahanan tanah bagian bawah R2 = 10,41  atau jika diparalel RpI = 4,01  untuk sumur I, sedangkan untuk sumur II diperoleh R1 = 7,72  dan R2 = 23,64  yang jika diparalel diperoleh Rp2 = 5,81 . Bila tahanan pada sumur I dan II diparalel diperoleh Rpt = 2,37 . Perbedaan Rpt antara pengukuran dan perhitungan 0,40  sangat dimungkinkan karena pengukuran Rpt sulit dilakukan dan sangat dipengaruhi oleh inhomogenitas resistivitas tanah antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dari evaluasi diketahui bahwa pengaruh panjang dan kedalaman penanaman lebih dominan dibanding dengan jumlah elektrode. Dengan perbedaan kedalaman elektrode 0,55 m dibanding dengan jumlah elektrode 2 kali diperoleh perbedaan tahanan yang sangat besar yaitu 18,47 Ω.Kata kunci : MBE, tahanan pentanah, batang banyak
Aplikasi Mesin Berkas Elektron (MBE) sebagai Alternatif Fiksator pada Pewarnaan Batik Warna Alam Lilin Indrayani; Wiwien Andriyati; Elin Nuraini; Mutiara Triwiswara
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i1.6199

Abstract

ABSTRAK Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Hal ini mempengaruhi peningkatan industri batik di Indonesia dengan berbagai ragam motif dan ciri khas daerah. Namun seiring dengan berkembangnya industri batik maka semakin marak pula isu beban pencemaran lingkungan akibat limbah yang ditimbulkan oleh zat warna sintetis dari proses pewarnaan batik. Dalam upaya mewujudkan batik ramah lingkungan maka potensi sumberdaya alam Indonesia dapat dikembangkan melalui pemanfaatan zat warna alam sebagai pengganti zat warna sintetis. Namun penggunaan logam berat sebagai bahan fiksator pada zat warna alam menjadi persoalan yang harus diselesaikan agar tidak menambah beban pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi berkas elektron sebagai substitusi proses fiksasi dengan logam berat sebagai bahan fiksator pada batik yang menggunakan pewarnaan zat warna alam. Metode yang digunakan adalah aplikasi energi radiasi berkas eletron pada kain batik tanpa proses fiksasi dan dengan proses fiksasi dengan menggunakan tiga jenis bahan fiksator yaitu kapur (CaO), tawas (Al2(SO4)3) dan tunjung (FeSO4). Adapun zat warna alam yang digunakan adalah secang (Caesalpinia sappan), mahoni (Swietenia mahagoni). tegeran (Cudrania javanensis) dan tingi (Ceriops tagal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi berkas elektron dapat mempengaruhi hasil proses pewarnaan batik yang ramah lingkungan dengan kualitas yang baik sesuai standar SNI Batik dan dapat mengurangi konsentrasi logam berat dalam limbah batik sehingga mewujudkan industri batik yang berkelanjutan.