This Author published in this journals
All Journal Widya Teknik
Herman Hindarso
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ekstraksi Pektin Dari Berbagai Macam Kulit Jeruk Irene Perina; . Satiruiani; Felycia Edi Soetaredjo; Herman Hindarso
Widya Teknik Vol. 6 No. 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v6i1.1227

Abstract

Tanaman jeruk merupakan tanaman asli Indonesia dan hampir seluruh wilayah Indonesia dapat ditanami jeruk. Buah jeruk dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar ataupun hasil olahan. Limbah dari buah jeruk yang berupa kulit jeruk selain dapat dibuat manisan, juga dapat diekstrak pektinnya. Jeruk mempunyai kandungan pektin yang cukup tinggi, sekitar 30%. Pektin juga terdapat pada buah–buah lainnya seperti pisang, apel dan papaya. Pektin merupakan bahan aditif yang memiliki aplikasi luas pada industri makanan karena kemampuannya membentuk gel seperti untuk membuat jelly, se lai, desert dan sebagai penghalus tekstur. Selain itu, pektin juga dapat digunakan dalam bidang bakery fillings, yaitu pada penyiapan buah. Dalam bidang produksi susu, digunakan pada pengasaman susu dan minuman berprotein serta yogurt. Pektin dapat juga digunakan dalam bidang produk kesehatan dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pelarut dan zat terlarut yang diperlukan untuk mendapatkan yield pektin dengan jumlah yang maksimum. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa yield pektin meningkat seiring dengan kenaik an kecepatan pengadukan dan besarnya perbandingan berat kulit jeruk:volume pelarut. Semua kulit jeruk termasuk kedalam golongan high metoksil pektin. Kadar metoksil dan kekuatan pembentukan gel Jeruk manis> Jeruk Lokam> Jeruk Shantang> Jeruk Nipis. Kadar abu pektin dari berbagai macam kulit jeruk memenuhi standar mutu kering pektin.
Kinerja Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) Dalam Penjernihan Air Sungai Kalimas Surabaya Menjadi Air Bersih Anton Budiman; Candra Wahyudi; Wenny Irawati; Herman Hindarso
Widya Teknik Vol. 7 No. 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v7i1.1258

Abstract

Poly Aluminium Chloride (PAC) sebagai koagulan dalam proses penjernihan air telah dilakukan penelitiannya dalam skala laboratorium untuk mengetahui kinerja PAC ini. Proses penjernihan air dilakukan pada sampel air sungai Kalimas Surabaya yang diambil di dekat lokasi Monumen Kapal Selam Surabaya. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pH, turbiditas, Total Suspended Solid (TSS), dan Total Dissolved Solid (TDS) dari air sungai. Koagulan PAC yang digunakan memiliki karakteristik pH 4,35; basisitas 31,22%; kadar Al2O3 4,5726%; kadar Cl 4,24%; densitas 1,095 gram/mL. Dari penelitian di laboratorium didapat hasil penelitian terbaik pengolahan air sungai Kalimas Surabaya pada musim hujan kadar PAC 75 ppm, waktu pengadukan 10 menit, dan kecepatan pengadukan 100 rpm di mana nilai turbiditas air sungai hasil penjernihan 0,8 NTU, TSS 141,8 mg/L, pH larutan 5,86, dan TDS-mg/L. Pada musim kemarau hasil penelitian terbaik pada kadar PAC 50 ppm, waktu pengadukan 10 menit, dan kecepatan pengadukan 100 rpm di mana nilai turbiditas hasil penjernihan air sungai 0,7 NTU, TSS 96,4 mg/L, pH larutan 6,53, dan TDS-mg/L.
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung dengan Menggunakan Katalis Berbasis Kalsium Natalia Christina; Edwin Sungadi; Herman Hindarso; Yohanes Kurniawan
Widya Teknik Vol. 12 No. 2 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v12i2.1456

Abstract

Konsumsi minyak bumi di Indonesia semakin lama semakin meningkat yaitu 88 juta barrel/hari, angka tersebut lebih banyak 0,7% dibandingkan pada tahun 2010 tetapi cadangan minyak bumi semakin menurun yaitu 7,73 milyar barrel pada tahun 2011. Oleh sebab itu, banyak penelitian yang merujuk pada bioenergi yang berasal dari minyak tanaman. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel adalah minyak nyamplung. Tanaman nyamplung banyak ditemui di Indonesia khususnya daerah sekitar pantai, selain itu pemanfaatan dari minyak nyamplung belum terlalu banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu reaksi dan kadar katalis yang digunakan pada proses transesterifikasi terhadap yield biodiesel dan mengetahui karakterisasi biodiesel pada yield terbesar serta membandingkannya dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Biji nyamplung pertama-tama diekstraksi dengan menggunakan pelarut heksana, selanjutnya minyak yang didapat didegumming untuk mengurangi pengotornya. Kemudian minyak tersebut dilakukan proses esterifikasi untuk menurunkan kadar Free Fatty Acid (FFA) sampai batas yang diijinkan. Selanjutnya minyak tersebut ditransesterifikasi menggunakan katalis CaO yang dipreparasi dari tulang sapi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar katalis yang digunakan semakin tinggi yield biodiesel yang dihasilkan hingga mencapai titik optimumnya yaitu 2% b/b dengan yield biodiesel sebesar 85,94%. Sedangkan semakin tinggi suhu reaksi yang digunakan, semakin tinggi pula yield biodiesel yang dihasilkan hingga mencapai titik optimumnya yaitu 60°C dan setelah itu mengalami penurunan yield biodiesel. Karakterisasi biodiesel yang diuji meliputi: viskositas biodiesel yaitu 5,8804 mm2/s, densitas biodiesel yaitu 872,0393 kg/m3, flash point biodiesel yaitu 160°C, cetane number biodiesel yaitu 61,3. Biodiesel yang dihasilkan sudah sesuai dengan SNI, dimana viskositas biodiesel berkisar 2,3-6 mm2/s, densitas biodiesel berkisar 850-890 kg/m3, flash point biodiesel ≥ 100°C, cetane number ≥ 51.