Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MASS BALANCE APPROACH AT PALM CARBON CYCLE Abdul Kahar
Konversi Vol 11, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v11i2.13340

Abstract

Development of Indonesian palm oil industry, not only contributes positively to economic sector. Biggest challenge lies in the negative issues of oil palm development, namely environmental issues. Land use change, forest clearing, deforestation, peat land for palm plantation expansion are environmental issues because they are considered to disturb the balance of greenhouse gases. The use of non-standard fertilizers and POME processing can also increase CO2 emissions, which in turn will reduce carbon storage in vegetation and soil. Soil is the most potent organic carbon sink compared to plants. Soil is an organic carbon pool (reservoir) that accumulates organic carbon in and organic carbon out. The accumulated carbon is influenced by aboveground biomass, belowground biomass, necromass, litter and soil organic matter. So that the development of oil palm is accused of being one of the factors that play a role in soil organic carbon (SOC), soil carbon loss (SCL), net carbon balance (NCB), or greenhouse gasses (GHG) emissions. Where this is a very important component in the palm carbon cycle that has an impact on the global climate. The mass balance approach to the palm carbon cycle obeys the law of conservation of mass. The mass of palm carbon before and after processing is constant. This means that the total mass of palm carbon during the process does not change, only a phase change occurs, namely solid, liquid, and gas.
Social innovation of Kampung Kopi Luwak Prangat Baru Village (Kapak Prabu) East Borneo Muhammad Busyairi; Abdul Kahar; Akhmad Rafii; Dharma Saputra; Asih Soenarih; Vivi Apriliyani; Dita Aprilia; Muthia Andriani; Aulia Miftahul Jannah
Community Empowerment Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.8034

Abstract

Prangat Baru Village is located in a hilly area, with rainfall of 194.5 and an altitude of 150 meters above sea level. The majority of the community work as garden farmers. Farmers are encouraged to innovate in search of other plantation crop commodities, namely the cultivation of liberika coffee plants by naturally fermenting coffee beans by civets. The main objective of this program is to increase the economic level of the members of the Kopi Luwak Village farmer group through 3 (three) basic foundations, namely (1) liberika coffee cultivation, (2) civet care which pays attention to animal welfare, and (3) edutour of Kampung Kopi Luwak with various educational tourism activities. Through deliberations on the preparation of the 2021 Renja with the management of Pertamina Hulu East Borneo, it was agreed upon the activities of the Kapak Prabu 2021. Among them are a comparative study of coffee cultivation in Pangalengan Malabar, West Java, assistance for PIRT powder & coffee beans with more marketable packaging, procurement and development of liberika coffee seeds, as well as the addition of cages and pandanus civet. Based on the results of the implementation of assistance in the kapak prabu social innovation program, the basic problems of the Prangat Baru Village community were resolved and the need for social innovation had been properly achieved.
POTENSI SAMPAH YANG BERNILAI EKONOMI DARI TIMBULAN SAMPAH PASAR DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) Ryaas Ma'arif; Abdul Kahar; Fahrizal Adnan
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v6i2.8117

Abstract

Besarnya jumlah penduduk berperan dalam peningkatan jumlah sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berasal dari berbagai aktivitas serta tidak adanya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang mengakomodir semua timbulan sampah. Salah satu sumber sampah dari Kabupaten Kutai Kartanegara adalah non-permanen yaitu pasar. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul, angkut, dan buang, menjadi pengolahan, pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan dan komposisi sampah pasar serta mengetahui potensi dan nilai ekonomi sampah pasar menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Berdasarkan penelitian, data timbulan sampah pasar yang dihasilkan sebesar 1.493,8 kg dan dengan volume rata-rata secara keseluruhan sebesar 0,0567 liter/m2/hari. Dimana untuk sampah makanan dengan persentase terbesar mencapai 42,33%. Sampah daun/ranting/kayu dengan persentase sebesar 33,45%. Plastik tidak bernilai ekonomi dengan persentase mencapai 9,48%, selanjutnya plastik bernilai ekonomi dengan persentase sebesar 5,68%. Komposisi lainnya memiliki persentasi dibawah 5%. Dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA), maka diperoleh besaran dari dampak ekonomi, timbulan, serta komposisi sampah pasar sebesar Rp. 27.000/hari, Rp. 809.900/bulan dan Rp. 9.718.500/tahun. Dalam analisis ini, timbulan sampah pasar yang dihasilkan berkurang dari 1.493,8 kg menjadi 115,9 kg.
POTENSI SAMPAH YANG BERNILAI EKONOMI DARI TIMBULAN SAMPAH FASIITAS UMUM DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) Eldifa Auliaputri Kustiawan; Fahrizal Adnan; Abdul Kahar
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v6i2.8365

Abstract

Pada tahun 2021, penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 729.382 jiwa. Pesatnya perkembangan penduduk menyebabkan besarnya timbulan sampah yang masuk ke TPA. Salah satu sumber sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah fasilitas umum. Dalam UU No. 18 tahun 2008 terdapat gagasan bahwa pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali memiliki nilai ekonomi. Untuk mengetahui potensi sampah bernilai ekonomi tersebut dapat dilakukan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah fasilitas umum serta mengetahui potensi dan nilai ekonomi sampah fasilitas umum. Penelitian ini menggunakan metode LCA terdiri atas 4 tahapan, Goal and Scope, Inventory analysis, Impact Assessment dan Interpretation untuk mengetahui potensi sampah bernilai ekonomi dari timbulan sampah fasilitas umum. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil rata-rata timbulan sampah 0,9662 kg/m2/hari dan rata-rata volume sampah 0,3751 liter/m2/hari dengan komposisi sampah 3 terbesar yaitu sampah makanan 34,2%; plastik tidak bernilai ekonomi 19,8%; kertas lainnya 16,5%. Berdasarkan analisis menggunakan metode life cycle assessment besaran dampak ekonomi dari timbulan dan komposisi sampah fasilitas umum yang bernilai ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Rp. 24.985/hari; Rp. 749.535/bulan; Rp. 9.119.346/tahun. Sampah yang dimanfaatkan sebesar 338,118 kg dan sampah yang masuk ke TPA sebesar 12,484 kg.
PEMANFAATAN LIMBAH RAJUNGAN UNTUK MEMPRODUKSI KITOSAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR DALAM PENENTUAN VOLUME OPTIMUM PADA TANAMAN BAWANG DAYAK Frandes Atwa Zwagery; Fahrizal Adnan; Abdul Kahar
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v6i1.7163

Abstract

Sumber daya laut yang sangat melimpah dan beragam dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi kesejahteraan manusia. Organisme laut berpotensi tinggi sebagai bahan bermanfaat. Dalam pemanfaatan sumber daya laut tersebut, terdapat limbah padat yang berasal dari hasil perikanan. Umumnya pemanfaatan kembali limbah padat sebatas pernak-pernik atau hiasan semata. Padahal pemanfaatan limbah padat perikanan sangat beragam mulai dari pengolahan tulang ikan menjadi tepung tulang ikan, sisik ikan menjadi lem, sebagai sumber kalsium, hingga cangkang udang dan kepiting atau rajungan dapat digunakan kembali untuk memproduksi kitin dan kitosan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah cangkang rajungan melalui isolasi dan karakterisasi kitosan, yang kemudian digunakan sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi kimia kitosan dari pemanfaatan limbah cangkang rajungan dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), untuk mengetahui volume optimum pupuk organik cair kitosan yang digunakan pada tanaman bawang dayak. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengisolasi kitosan yaitu demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Data dianalisis berdasarkan hasil uji FTIR untuk melihat ada tidaknya kitosan dan menentukan besarnya derajat deasetilasi dengan cara baseline. Kitosan yang telah diperoleh dari isolasi, diambil 200 gram dilarutkan kedalam asam asetat 99% 160 mL dan ditambahkan 3,7 liter air, maka disebut dengan kitosan cair 5%. Karakterisasi kitosan dengan menggunakan analisis FTIR pada penelitian ini berdasarkan spektrum FTIR menunjukkan adanya pita serapan gugus N-H amina ditunjukkan pada puncak 3415, pita serapan C-N terlihat pada puncak 2324,22, pita serapan N-H amida 1654,92 dan pita serapan C-O alkohol 1058,92. Dengan nilai derajat deasetilasi sebesar 62,62% yang diperoleh secara baseline. Pengaruh volume penyiraman pupuk organik cair kitosan 60% pada tanaman bawang dayak dengan volume 0 mL, 10 mL, 20 mL, 30 mL, 40 mL, dan 50 mL memiliki data pengukuran berat yang beragam dan data pengukuran tinggi yang paling tinggi ada pada volume 30 mL.
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH PERUMAHAN DAN NON PERUMAHAN WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (STUDI KASUS: KECAMATAN ANGGANA) M. Andrie Fahreza Rakhman; Muhammad Busyairi; Abdul Kahar
Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL
Publisher : Mulawarman University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtlunmul.v6i2.8109

Abstract

Salah satu permasalahan yang terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu permasalahan sampah. Frekuensi dan cakupan layanan persampahan yang terbatas di Kabupaten Kutai Kartanegara disebabkan oleh minimnya sarana-prasarana pengangkutan yang dimiliki. Adapun persentase sampah yang berserakan atau tidak terangkut disekitar lingkungan permukiman 45,3%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan dan komposisi sampah perumahan dan non-perumahan di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Objek penelitian berupa sampah dari sumber perumahan dan non perumahan. Dari hasil data tersebut, akan diketahui dampak potensi dari timbulan dan komposisi sampah yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan pengelolaan sampah yang tepat di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanagera. Hasil yang didapatkan ialah berat rata-rata timbulan sampah di Anggana per-jiwa sebesar 0,0573 kg/jiwa/hari serta volume rata-rata sebesar 0,00079 m3/jiwa/hari. Berdasarkan proyeksi potensi berat sampah per komposisi tahun 2021-2041 di wilayah Anggana, potensi berat sampah mengalami kenaikan, dikarenakan setiap tahun adanya kenaikan jumlah jiwa. potensi sampah yang dominan adalah sampah anorganik. Pada tahun 2021 dengan jumlah jiwa 51.392 jiwa potensi sampah yang dihasilkan oleh sampah anorganik sebesar 1.381,014 kg/hari dan pada tahun 2041 dengan jumlah jiwa 114.488 jiwa potensi anorganik sebesar 3.076,541 kg/hari. Berdasarkan hal tersebut, rekomendasi pengelolaan persampahan yang tepat untuk Kecamatan Anggana ialah pembentukkan bank sampah.
Inovasi Sosial, Rantai Nilai, dan Dampak Ekonomi Program Menara Marina pada Pemanfaatan Limbah Aluminium dan Polyurethane Foam PT Badak NGL: Social Innovation, Value Chain, and Economic Environmental Impact of the Menara Marina Program on the Utilization of Aluminum and Polyurethane Foam Waste at PT Badak NGL Abdul Kahar; Muhammad Busyairi; Aulia Miftahul Jannah; Marista Sihombing; Yuli Gunawan; Dwi Thia Putri; Restra Sewakotama; M. Yahdi Urfan
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 10 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i10.7795

Abstract

PT Badak NGL's operations generate non-hazardous waste in the form of aluminum and polyurethane foam (PUF), which accumulates over time. Furthermore, the coastal and island people near Bontang experience low income, diminishing fish harvests, declining seaweed productivity, and high rates of unemployment and poverty. This rubbish is used commercially, socially, and environmentally in the Menara Marina Programme. The Menara Marina Program began with program initiation, capacity building, production trials, non-hazardous waste management and usage, product innovation creation, capital growth, and improved financial management. It focuses on social innovation, value chain development, and economic impact assessments for community organizations. Social innovation successfully encouraged community groups to add value by shifting the value chain between groups through mutually beneficial distribution and manufacturing higher-quality, longer-lasting products. The Telihan Recycle group produces boat propellers from aluminum insulation waste materials, which are then sold throughout Bontang and East Kalimantan. The Tanjung Mamat Fiberglass group utilizes PUF to make fishing boats, which have a durability ratio 1:10.625 compared to wood boats. The Marina Tihi-Tihi group uses PUF to produce floats to replace wasted mineral water bottles, with PUF floats lasting 15 years compared to 3 months.
Innovative social approaches to enhance the ecological sustainability of Kopi Luwak Village in Prangat Baru, East Borneo Muhammad Busyairi; Abdul Kahar; Dharma Saputra; Asih Soenarih; Vivi Apriliyani; Dita Aprilia; Azis Rahmat Pratama; Marista Sihombing; Aulia Miftahul Jannah
Community Empowerment Vol 9 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.11182

Abstract

Nestled in the hilly region of Marangkayu District, Prangat Baru Village experiences an annual rainfall of 194.5 mm and sits at an elevation of 150 meters above sea level. The Kopi Luwak Village Ecology Strengthening Program in Prangat Baru is an expansion of a previous initiative. Its primary objective is to enhance the economic standing of the village’s coffee farmers through a three-pronged approach, aiming for program self-sufficiency by 2024. These pillars include cultivating Liberica coffee, conserving the Asian palm civet, and promoting Kopi Luwak Village as an educational tourism destination. The program employs a strategy of socialization, training, and mentorship for the local coffee farmers. Implementation results have demonstrated a significant improvement in the economic well-being of the participating farmers and their community. Moreover, the program’s successful practices have inspired other farmer groups to replicate the initiative.
Semur cendawan: Mushroom cultivation innovation for food security in Waru, East Kalimantan Abdul Kahar; Muhammad Busyairi; Dharma Saputra; Asih Soenarih; Andita Hayuning Kurnia; Mada Marhaenesia; Muthia Andriani; Aulia Miftahul Jannah; Marista Sihombing
Community Empowerment Vol 9 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.11183

Abstract

The Semur Cendawan Program was initiated in response to limited agricultural land ownership in Waru Village, Waru District, Penajam Paser Utara Regency. The program aims to shift community mindset towards sustainable agriculture, enhancing food security through intensified land use, and creating new income streams for farmers via mushroom cultivation. Implemented through training and mentorship for the Dahlia Women's Farmers Group and other farmer groups, the program has successfully improved farmers' mushroom cultivation knowledge and skills. Consequently, the community's income has increased through independent mushroom production and marketing. The program has fostered new business opportunities and inspired replication among other farming groups.